Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PENGEMBANGAN DIRI
PELATIHAN KOMITE PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN PUSAT KEUNGGULAN

OLEH
ADRITA GUSDILA, S.Pd
NIP. 19870825 201101 2 009

DINAS PEDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT


SMKN 3 KOTA SOLOK
2022

iv
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

Judul Laporan : Laporan Pengembangan Diri


Nama : Adrita Gusdila, S.Pd
NIP : 19870825 201101 2 009
Pangkat / Golongan : Penata / IIIc
NUPTK : 8157765666210093
Tempat Tugas : SMK Negeri 3 Solok
Jabatan Guru : Produktif Perhotelan
Isi Kegiatan :

1. Pelatihan Komite Pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan Pusat


Keunggulan

Membenarkan bahwa semua isi dalam Laporan Kegiatan Pengembangan Diri ini adalah
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan hasil tulisan asli yang bersangkutan.

Mengetahui, Solok, Juli 2022


Kepala SMKN 3 SOLOK Koordinator PKB

IDASRIL, S.Pd ADRITA GUSDILA, S.Pd


NIP. 19641203 198602 1 002 NIP. 19870825 201101 2 009

iv
IDENTITAS GURU

1. Nama Sekolah SMK N 3 KOTA SOLOK


2 Nama Guru ADRITA GUSDILA, S.Pd
3 NIP 19870825 201101 2 009
4 Jabatan/Golongan PENATA /III.C
5 Alamat Sekolah JL.MUCHTAR KEL. LAING KEC.
TANJUNG HARAPAN
6 Mengajar Mata Pelajaran PRODUKTIF PERHOTELAN
7 SK Pengangkatan
Sebagai PNS Kota Solok
Pejabat yang mengangkat Walikota Solok
Nomor SK 188.45/15/821.13/KPTS/WSL-2012
Tanggal SK 17 September 2012
Pangkat Terakhir III/c
Pejabat yang mengangkat Gubernur Sumatra Barat
Nomor SK 823.3/0472/BKD-2020
Tanggal SK 10 Februari 2020
8 Alamat Rumah JL. LINTAS SUMATERA NO. 412
BANDALIKO SUMANI KEC. X KOTO
SINGKARAK KAB. SOLOK
PROVINSI SUMATERA BARAT

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan
Pengembangan Diri “Pelatihan Komite Pembelajaran pada Sekolah Menengah
Kejuruan Pusat Keunggulan”.
Dengan segala kerendahan hati penulis juga menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
moril maupun material sehingga penulisan laporan ini dapat terselesaikan. Terlebih lagi
ucapan terima kasih ini dihaturkan kepada :
1. Bapak Kepala SMK N 3 Kota Solok
2. Segenap Panitia Penyelenggara (BBPPMPV BBL MEDAN)
3. Team Narasumber
4. Bapak/Ibuk Pengawas Sekolah
5. Bapak KACABDIN, Kepala dinas Pendidikan
6. Bapak dan Ibu staf pengajar SMKN 3 SOLOK
Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis panjatkan
semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal ibadah yang
mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan, untuk
itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
membangun akan sangat membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan
selanjutnya.

Solok, Juli 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
COVER
Halaman Pengesahan ............................................................................................i
Identitas Diri ........................................................................................................ii
Kata Pengantar ....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Landasan Hukum ...................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................2

BAB II. ISI


A. Waktu pelaksanaan......................................................................................4
B. Uraian Materi..............................................................................................4

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………...................14
B. Saran…………………………………………………………..................14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan adalah
program yang berfokus pada pengembangan serta peningkatan kualitas dan kinerja
SMK dengan bidang prioritas yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan
dengan dunia kerja, untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau
menjadi wirausaha dan menjadi SMK rujukan dan pusat peningkatan kualitas dan
kinerja SMK lainnya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi
Nomor 464/M/2021 Tahun 2021 tentang Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat
Keunggulan, secara khusus bertujuan untuk :
a. Memperkuat kemitraan antara Kemendikbudristek dan pemerintah daerah dalam
pendampingan Program SMK Pusat Keunggulan;
b. Memperkuat kualitas sumber daya manusia SMK, antara lain kepala SMK,
pengawas sekolah, dan guru untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran
berbasis dunia kerja;
c. Memperkuat kompetensi keterampilan nonteknis (soft skills), dan keterampilan
teknis (hard skills), peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, serta
mengembangkan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila;
d. Mewujudkan perencanaan yang berbasis data melalui manajemen berbasis
sekolah;
e. Meningkatkan efisiensi dan mengurangi kompleksitas pada sekolah
denganmenggunakan platform digital;
f. Peningkatan sarana dan prasarana praktik belajar siswa yang berstandar dunia
kerja;dan
g. Memperkuat kemitraan dan kerja sama antara Kemendikbudristek dengan dunia
kerja dalam pengembangan dan pendampingan Program SMK Pusat Keunggulan

Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi pada tingkat satuan pendidikan


dilakukan dengan menguatkan SDM sekolah melalui pelatihan dan pendampingan.
Pelatihan dan pendampingan pada Program SMK Pusat Keunggulan tahun 2022

iv
mencakup tentang pembelajaran, asesmen, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi
sekolah dalam bentuk pendampingan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

B. TUJUAN
Tujuan kegiatan ini adalah peserta diharapkan memiliki:
1. Persepsi yang sama tentang Program SMK Pusat Keunggulan.
2. Pengetahuan dan pemahaman tentang Pelatihan Komite Pembelajaran pada
Program SMK Pusat Keunggulan.
3. Keterampilan dalam memfasilitasi In House Training di sekolah penyelenggara
program SMK Pusat Keunggulan

C. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Perbukuan Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
PeraturanPemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan
9. Peraturan Pemeritah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan;
10. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2020 tentang
PraktikKerja Lapangan bagi Peserta Didik;
12. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun
2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset,dan Teknologi;

iv
13. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
464/M/2021 tentang Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan;
14. Rencana Strategis BBPPMPV BBL 2019-2024; 15. Program Kerja BBPPMPV
BBL 2022

iv
BAB II
PENGEMBANGAN DIRI

A. Waktu Pelaksanaan& Jadwal Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan dari tanggal 4-14 Juli 2022

B. Uraian Materi
1. Perencanaan Berbasis Data
Salah satu metode untuk menemukan akar masalah adalah dengan metode 5
W. Metode 5 Why atau 5 Mengapa adalah teknik tanya - jawab sederhana untuk
menyelidiki hubungan sebab akibat dari suatu permasalahan. Teknik ini adalah
praktik bertanya, mengapa sebanyak lima kali, mengapa sebuah masalah terjadi
dalam upaya menentukan akar penyebab dari suatu masalah. Seringkali akar
masalah ditemukan tidak sampai 5 pertanyaan mengapa.
Permasalahan perencanaan di satuan Pendidikan meliputi Sumber Daya Manusia,
Data, anggaran dan kebijakan:
a. SDM
1) Kurang memahami indicator dalam laporan mutu
2) Kurang kompeten menganalis akar masalah
3) Solusi perbaikan parsial
4) Monitoring dan evaluasi belum dilakukan
5) Kegiatan perencanaan belum dilakukan optimal
6) Pergantian pimpinan memerlukan proses adaptasi

iv
b. Data
1) Data tidak valid
2) Akses sumber informasi yang utuh terbatas
c. Anggaran
1) Tergantung bantuan pemerintah
2) Belum melibatkan pemangku kepentingan secara menyeluruh
d. Kebijakan
1) Kebijakan daerah belum selaras dengan kebijakan pusat dan satuan
pendidin lebih mengutamakan kebijakan daerah
2) Laporan dan dokumen yang harus diasiapkan untuk syarat kepatuhan
memakan tenaga dan waktu.

Perencanaan di satuan Pendidikan merupakan suatu siklus yang


menghubungkan antara analisis akar masalah dengan pelaksanaan program
penyelesaiannya. Siklus perencanaan di mualai dengan menganalisis data dalam
lporan untuk menetapkan masalah, menganalisis akar masalah, Menyusun
program kerja, melaksanakan program kerja yang sudah dianggarkan da
memonitor pelaksanaan sera evaluasi hasil pelaksanaan program kerja tersebut.
Menyusun program kerja peningkatan mutu dalam dokumen perencanaan:
a. Rekomendasikan solusi
Analisis dan susun rekomendasi solusi dalam bentuk program
b. Bangun komitmen Bersama
Dapatkan komitmen semua pemangku kepntingan untuk mendukung program
peningkatan mutu
c. Tuangkan komitmen dalam dokumen perencanaan sekolah
Tuangkan program peningkatan mutu dalam dokumen perencanaan sekolah
(RKS/RKAS)

2. Fasilitasi
Mengapa program SMK PK ini memerlukan seorang “fasilitator” dan
mengapa PIP perlu menjadi seorang “fasilitator”? SMK PK menggunakan konsep
fasilitator/pendamping dalam programnya karena yang diharapkan terjadi pada
sekolah dampingan bukan hanya perubahan pada kurun program, namun juga

iv
“pemberdayaan” atau “perubahan perilaku secara berkelanjutan”, melampaui
kurun programnya sendiri. Pembiasaan refleksi diharapkan dapat menumbuhkan
budaya organisasi pembelajar di sekolah sendiri, termasuk di antara aktor-aktor di
dalam sekolah.
Apa prinsip yang perlu dipegang dalam menjalankan peran sebagai
fasilitator ini? Jawaban peserta bisa agak luas, namun selaras dengan prinsip-
prinsip pemberdayaan, seperti: partisipasi (pelibatan semua pemangku
kepentingan), keterbukaan terhadap umpan balik, kesalahan dianggap sebagai
sumber pembelajaran.
Apa nilai-nilai yang perlu Anda pegang untuk menjalankan prinsip
tersebut? Apakah ada nilai Anda saat ini yang perlu diselaraskan? Jawaban
peserta juga bisa agak luas, seperti: terbuka (sehingga tidak anti umpan balik,
termasuk sebagai fasilitator), menjunjung kesetaraan (sehingga dapat mendorong
partisipasi), gigih (sehingga sabar dengan proses). Peserta bisa merefleksikan
apakah nilai-nilai mereka saat ini ada yang perlu diselaraskan; misalnya, ada
orang yang cenderung “liberal”, membebaskan orang lain melakukan apa yang
mereka mau. Sebagai pendamping/fasilitator, kita harus menyeimbangkan
kecenderungan kita untuk “liberal” dengan kegigihan untuk mendorong sekolah
dampingan melakukan refleksi secara tajam.
Menurut International Association of Facilitators (IAF) fasilitasi adalah
sebuah falsafah, sebuah keterampilan, sebuah proses atau sebuah profesi.
Fasilitasi adalah keyakinan mendasar pada kemampuan alamiah manusia untuk
berkolaborasi.. Ini adalah pilar filosofis dari semua masyarakat beradab dan
sebagian besar gerakan politik. Ini merupakan kepercayaan pada kearifan dan
kemampuan orang-orang ini juga keyakinan bahwa dua kepala tidak hanya lebih
baik daripada satu kepala, namun bahwa ketika dua orang berbagi ide, 1+1+1≠3.
Ini adalah pemahaman bahwa ketika tiga orang berbagi ide mereka, mereka akan
membangun di atas konsep satu sama lain, mengembangkan pemikiran mereka
dan satu sama lain, dan menciptakan ide-ide baru. Ini adalah keyakinan yang
mendalam bahwa 1+1+1=tak berbatas.
Fasilitasi adalah sebuah proses untuk membantu orang melakukan
kemampuan fasilitatif alamiah mereka, proses-proses spesifik telah ditemukan
dan terus diciptakan, untuk mendukung orang berpikir Bersama. Proses-proses

iv
tersebut didasarkan pada pemahaman dari proses kreatif, dinamika kelompok, dan
kekuatan dari pertanyaan-pertanyaan orisinal untuk menghasilkan ide-ide lebih
lanjut.
Individu-individu yang memegang falsafah fasilitasi, kadang-kadang seperti
agama, telah menciptakan profesi dengan pengetahuan, kode etik, kompetensi dan
sertifikasi profesional, dengan sebuah badan internasional yaitu International
Association of Facilitators (IAF)
Fasilitator profesional adalah spesialis dalam mendapatkan kekuatan
fasilitasi untuk membantu individu, kelompok, organisasi, masyarakat terlibat
dalam percakapan yang disengaja, memecahkan masalah-masalah yang tidak bisa
dipecahkan, memecahkan konflik yang sudah berakar mendalam, berinovasi,
berkembang, dan tumbuh. Ketika berhadapan dengan isu yang lebih rumit, lebih
kompleks, dan menuntut tindakan yang tidak rutin, rapat/pertemuan akan mulai
menantang. Proses memberikan masukan pun, akan menyumbang pada
peningkatan kepedulian atas masalah yang dihadapi dan membangun rasa
kepemilikan atas solusi bersama yang akhirnya disepakati. Proses seperti inilah
yang membutuhkan keterampilan fasilitasi.

3. Peran Pengawas Sekolah


Tugas Pokok Pengawas Sekolah, Berdasarkan tugas pokoknya, pengawas
sekolah berperan sebagai pembina, pemantau, penilai, pembimbing dan pelatih.
Sebagai pembina, pengawas sekolah melakukan pembinaan terhadap guru dan
kepala sekolah. Ketika pengawas sekolah melakukan pembinaan terhadap guru,
kepala sekolah wajib hadir karena yang akan mendamping guru sehari-hari. Hal
ini penting, agar hasil pembinaan pengawas sekolah terhadap guru ditindaklanjuti
oleh kepala sekolah.
Sebagai pemantau, pengawas melakukan pemantauan keterlaksanaan
pemenuhan delapan standar nasional pendidikan. Sebagai penilai, pengawas
melakukan penilaian terhadap kinerja guru/kepala sekolah. Sebagai pembimbing
dan pelatih, pengawas melakukan pembimbingan dan pelatihan berupa kegiatan
pengawasan dalam peningkatan kemampuan guru/kepala sekolah untuk
melaksanakan tugas pokoknya. Pelaksanaan peran pengawas sekolah sebagai
pembina, pemantau, penilai, pembimbing dan pelatih harus mampu

iv
memberdayakan sekolah. Menurut Wiles dan Bondi (1996) salah satu peran peran
pengawas adalah memberdayakan orang, pengawas memerlukan sensitivitas pada
fakta bahwa sekolah memiliki bermacammacam masyarakat belajar.
Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dan KBBI “memberdayakan”
berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber menjadi kata”berdaya”
artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya berarti
memiliki kekuatan. Kata “berdaya” apabila diberi awalan pe- dengan mendapat
sisipan –m- menjadi “pemberdaya” artinya orang yang membuat orang/fihak lain
menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan.
Kata “berdaya” apabila diberi awalan pe- dengan mendapat sisipan –m- dan
akhiran –an manjadi “pemberdayaan” artinya upaya/proses untuk membangun
daya atau kekuatan. Kata “berdaya” apabila diberi awalan me- dengan mendapat
sisipan –m- dan akhiran –kan menjadi “memberdayakan” artinya membuat
sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan.
Agar pengawas sekolah mampu melaksanakan perannya sebagai
pemberdaya, maka pengawas sekolah harus berdaya, yaitu mempunyai daya atau
kekuatan. Indikator pengawas sekolah berdaya dapat dilihat dari kategori:
a. pengembangan diri dan orang lain;
b. kepemimpinan pembelajaran;
c. kepemimpinan manajemen sekolah; dan
d. kepemimpinan pengembangan sekolah (Peraturan Dirjen GTK Nomor
6565/B/GT/2020).

4. Komunitas Praktisi
Lingkungan yang positif adalah aspek penting dalam belajar, tidak hanya
bagi murid tetapi juga bagi orang dewasa karena dapat menimbulkan aman dan
nyaman saat belajar. Lingkungan belajar yang positif akan mendorong anggota
komunitas dapat terbuka menunjukkan rasa ingin tahu dan nyaman
mengemukanan pemikiran yang berbeda dari anggota komunitas yang lain. Selain
itu, berada dalam lingkungan belajar yang positif membuat anggota terbuka
terhadap kegagalan dan tantangn yang dialami sehingga memungkinkan bagi
komunitas praktisi Bersama-sama mencari solusi yang tepat.
Budaya positif di komunitas praktisi antara lain:

iv
a. Pembelajaran yang relevan bagi anggota komunitas
Motivasi belajar orang dewasa akan meningkat jika topik pembelajaran
relevan bagi kebutuhan profesionalnya sehari-hari. Anggota komunitas
praktisi perlu mengidentifikasi tujuan dan alas an belajarnya dengan jelas
sehingga dapat tergambarkan dampak hasil belajarnya bagi dirinya sendiri
dan hal-hal yang dianggap penting
b. Membangun nilai-nilai Bersama
Anggota komunitas praktisi perlu menyepakati nilai-nilai Bersama agar
interaksi antara anggota dapat berjalan dengan nyaman. Menentukan nilai
dan kode etik yang perlu ada di dalam komunitas, bisa denganmenanyakan
kepada para anggota bagaimana mereka ingin diperlakukan satu sama lin atau
bagaimana suasana yang mereka ingin rasakan saat belajar di dalam
komunitas. Nilai dan kode etik dalam komunitas perlu dibangun melalui
dialog yang positif agar dapat dijalankan dengan nyaman oleh selurh anggota
komunitas
c. Melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan
Orang dewasa adalah pembelajar yang mandiri yang ingin turut mengelola
proses belajarnya. Oleh karena itu, anggota komunitas juga perlu dilibatkan
dalam pengambilan keputusan-keputusan dalam komunitas praktisi.
Menentukan topik pertemuan komuntas atau menentukan pembagian peran di
komunitas dengan dialog adalah contoh proses pengambilan keputusan yang
dapat dilakukan Bersama anggota
d. Membangun relasi yang positif antar anggota
Hubungan anggota di dalam komunitas praktisi perlu dibangun secara positif.
Guru penggerak dapat menfasilitasi aktifitas-aktifitas yang memberi
kesempatan kepada anggota untuk saling mengenal lebih dekat satu sama
lain. Realsi yang positif antara anggota juga meningkatkan rasa percaya dan
aman saat belajar di dalam komunitas. Relasi yang positif juga dapat
diciptakan dengan membangun sikap saling mendukung dan mengapersiasi
setiap capaian kecil yang terjadi di antara anggota komunitas
e. Menjadikan refleksi dan umpan balik menjadi bagian dari proses rutin
Lingkungan belajar yang positif dapat dibangun dengan menjadikan refleksi
sebagai bagian dari proses rutin di komunitas praktisi sehingga anggota

iv
komunitas terbiasa melakukan refleksi secara mandiri, begitu pula dengan
memberikan dan menerima umpan balik. Terbuka terhadapa umpan balik
adalah karakteristik guru-guru yang dapat terus berkembang.

5. Coaching
Coaching adalah Kemitraan dengan individu dalam suatu proses kreatif,
dengan tujuan memaksimalkan potensi pribadi dan profesionalnya.
Proses coaching merupakan proses menghantarkan seseorang dari tempat dia
berada saat ini ke tempat lain yang menjadi tujuannya.
Makna definisi coaching:
a. Bermitra
Seorang coach harus membangun rasa setara. Kemitraan ditunjukkan
dengan mengedepankan tujuan coachee.
b. Proses kreatif
Proses kreatif dilakukan melalui percakapan yang memicu berpikir
coachee. Percakapan dilakukan unutk memetakan situasinya dan nantinya
menhasilkan pemikiran atau ide-ide baru. Percakapan dilakukan dua arah.
c. Memaksimalkan potensi
Percakapan coaching harus diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang
diputuskan oleh coachee, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar
kemungkinan berhasilnya

iv
Mindset coaching:
a. Focus pada pembelajar
Coach memusatkan perhatian pada orang yang dicoachingnya, bukan pada
"topik" yang dibawanya dalam percakapan. Fokus diletakkan pada
bagaimana topik apa pun yang dibawa oleh coachee, dapat membawa
kemajuan pada coachee, sesuai keinginan coachee.
b. Bersikap terbuka
Coach memiliki pikiran yang terbuka terhadap pemikiran-pemikiran
coachee. Ditandai dengan minimnya pelabelan atau analisa tentang
baik/buruk atau benar/salahnya pemikiran tersebut. Ditandai juga dengan
kemampuan menerima pemikiran dengan tenang, dan tidak menjadi
emosional
c. Bersikap ingin tahu lebih banyak
Seorang coach memelihara rasa ingin tahu (curiosity) yang besar terhadap
apa yang membuat coacheenya memiliki pemikiran/pendapat/perasaan
tertentu.
d. Memiliki kesadaran diri yang kuat
Kesadaran diri yang kuat membantu coach untuk bisa menangkap adanya
perubahan yang terjadi selama pembicaraan. Juga mampu menangkap
adanya emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik
dari dalam diri maupun dari coachee.
e. Melihat peluang baru dan masa depan
Coach harus mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan juga bisa
membawa coachee melihat masa depan.

6. Belajar.id
Teknologi tidak akan menggantikan guru hebat, tapi teknologi di tangan
guru yang hebat akan menjadi transformasional. Dasar hukum akun pembelajaran
ada pada Peraturan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Nomor 16 tahun 2021
tentang Petunjuk teknis pemanfaatan data pokok Pendidikan untuk akun akses
layanan pembelajaran.

iv
Dalam rangka menjamin kelancaran proses pembelajaran, memudahkan
pendidik dan peserta didik mengakses layanan pembelajaran sebagai langkah
antisipasi pada mas covid-19, KemendikbudRistek melalui Pusat Data dan
Teknologi Informasi (Pusdatin) meluncurkan Akun Pembelajaran dengan domain
belajar.id. Akun Pembelajaran dibuat dalam bentuk akun google dengan domain
@belajar.id. Ada beberapa alasan mengapa dibuat dalam bentuk akun google.
Diantaranya:
Pertama, Akun Pembelajaran otomatis mendapatkan akses ke
layanan pendukung pembelajaran dalam Google Suite for Education yang siap
pakai dan telah banyak digunakan publik.
Kedua, pembuatan dan penggunaan Akun Pembelajaran bebas biaya.
Ketiga, penggunaan layanan pendukung pembelajaran dalam G Suite for
Education bebas biaya.
Keempat, sistem Google mampu mengelola puluhan juta akun sekaligus dengan
keamanan tingkat tinggi.
Kelima, akun yang sama dapat digunakan untuk mengakses layanan lain milik
Kemendikbud, serta berbagai layanan pembelajaran lainnya di luar ekosistem
Google.

Lalu apa bedanya Belajar.id dengan akun google biasa? Kapasitas memori
google drive pada akun pribadi 15 GB, sementara pada akun belajar.id kapasitas
memorinya unlimited sehingga tidak terbatas. Ini sangat menguntungkan pemilik
akun belajar.id karena bisa menyimpan file apapun di google drive tanpa
khawatir melebihi batas penyimpanan. Google drive akun pribadi tidak ada fitur
drive bersama sedangan akun G suite mempunyai fitur drive bersama. Drive
bersama ini memungkinkan pemilik akun untuk mengelola file secara bersama,
bisa diakses dan diedit secara bersama. Hal ini akan memudahkan dalam
menyelesaikan pekerjaan dalam tim walau masing-masing tidak bersama dalam
satu tempat.
Pada fitur google classroom, jika menggunakan akun pribadi maka tidak
akan terhubung langsung ke google meet, tetapi jika menggunakan akun
belajar.id bisa terhubung langsung dengan link google meet jika akan melakukan

iv
tatap maya dengan peserta didik, jadi ini akan memudahkan guru maupun siswa
karena tidak perlu membuka device baru untuk mengakses google meet.
Google Meet akun pribadi tidak ada fitur angkat tangan dan merekam,
sedangkan akun belajar.id (G Suite) ada fitur angkat tangan dan merekam. Fitur
merekan khusus bagi pembuat rapat dan rekaman akan otomatis tersimpan di
Google Drive.

iv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang dilakanakan maka diperoleh kesimpulan yaitu:
1. Dengan adanya pengembangan diri diharapkan dapat merubah warna pendidikan
yang ada di Indonesia.
2. Dengan pengembangan diri, materi pelajaran yang akan diajarkan lebih terarah.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka terdapat saran-saran
yang perlu disampaikan sebagai berikut :
1. Menganggarkan dalam RKAS kegiatan Pengembangan diri untuk membantu
kesulitan yang dihadapi guru.
2. Ilmu yang diperoleh dapat diimplikasikan guna kemajuan sekolah.

iv
iv

Anda mungkin juga menyukai