Anda di halaman 1dari 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Guru : Muhamad Dopir


Sekolah : SMP Al Fath BSD
Tema Pembelajaran : Mengaplikasikan Peluang /Probabilitas untuk
menghambat sebaran Covid-19
Sub Tema Belajar : keluarga ruang inspirasi teman belajar

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu mengaplikasikan peluang dalam kehidupan sehari-hari
(menghambat sebaran Covid-19).
2. Siswa mampu menganalisis sebuah artikel terkait penanganan Covid.
Menumbuhkan kesadaran sikap solidaritas pada siswa.
3. Meneguhkan fungsi keluarga untuk : berperan sebagai guru, mengajarkan
empati, peran Spiritual, dan melatih kepemimpinan

Kegiatan Pembelajaran :

Di awal pertemuan, saya sebagai guru menyapa hangat dan memberikan motivasi
kepada siswa bahwa kondisi pandemi Covid-19 memberikan pelajaran untuk kita
saling mendukung proses belajar daring agar tetap menyenangkan. Saya
menjelaskan pula bahwa pembelajaran daring perlu didukung oleh orangtua.

Selanjutnya saya menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada tema
pembelajaran ini. Selain itu, siswa diberikan kesempatan memberikan usulan tujuan
pembelajaran yang ingin mereka peroleh menurut sudut pandang mereka terhadap
pembelajaran ini.

Untuk stimulus pembelajaran, saya menanyakan pertanyaan berikut sebagai


1 2 4 7
pengantar. Berikut ini, bilangan manakah yang terbesar? , , , . Saya berharap
2 3 5 8
7
anak-anak akan menjawab benar, bilangan terbesar adalah . Tujuan pertanyaan ini
8

akan dikaitkan dengan nilai sebuah peluang kejadian. Saya kembali bertanya kepada
siswa dengan pertanyaan selanjutnya. Berikut ini, bilangan manakah yang terkcil?
75 35 155 65 55
, , , , . Saya berharap anak-anak menjawab benar, bilangan yang
200 100 450 120 110
155
terkecil adalah 450.

Rangsangan pembelajaran masih saya teruskan dengan pertanyaan ini : Seseorang


memiliki harta warisan sebesar 2 milyar Rupiah, akan dibagi pada ketujuh anaknya
dengan pembagian berturut-turut dari anak pertama hingga ketujuh sebagai berikut :
1 1 1 5 1 1 1
, , , , , , 𝑑𝑎𝑛 . Dari pembagian tersebut, anak ke berapakah mendapat
6 12 4 24 8 81 24

warisan palin banyak dan paling sedikit? Kali ini saya berharap siswa akan menjawab
benar, anak ketiga mendapatkan bagian terbesar dan anak ketujuh memperoleh
bagian paling kecil.

Pertanyaan pemantik masih saya lanjutkan untuk lebih mendekatkan murid ke


pembelajaran peluang. Pertanyaan itu adalah : Andai kamu inginsekolah ke luar
negeri dengan beasiswa, tapi harus mengikuti seleksi karena banyak juga yang punya
keinginan sama dengan kamu. Jika banyaknya pendaftar sebagai berikut : Amerika =
5540 orang, Inggris = 4500 orang, Australia = 750 orang, Jepang = 1500 orang, China
= 1200 orang dan Canada = 3500 orang. Ke negara manakah kalian memiliki peluang
besar agar beruntung mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Tentu saya ingin siswa
menjawab beasiswa ke Australia.

Dari pertanyaan-pertanyaan itu, saya ingin peserta didik menganalisis nilai peluang
pada suatu peristiwa. Dari contoh, ada peristiwa pembagian warisan dan peristiwa
memilih beasiswa ke luar negeri. Melalui contoh itu pula, anak memahami bahwa pada
fenomena yang positif pasti kita memilih peluang yang besar sementara pada
peristiwa yang tidak menguntungkan kita dijamin memilih peluang yang kecil.

Setelah ini saya akan menunjukkan sebuah data dari WHO yang dikutip oleh
detiknews per tanggal 17 maret 2020. Datanya sebagai berikut :
Negara Positif covid-19 Meninggal Peluang (indeks
kematian
San marino 102 9 …
Indonesia 227 19 …
Italia 27.980 2.158 …
Irak 154 11 …
Al Jazair 60 4 …
Iran 16.169 988 …
Spanyol 11.178 491 …
China 82.007 3.338 …
Jepang 829 28 …
Amerika 3.536 58 …

Dengan bantuan kalkulator, saya meminta siswa menghitung peluang (indeks


kematian) dari tiap negara yang disajikan dalam tabel tersebut. Saya bermaksud agar
anak-anak memahami sendiri bahwa negara kita termasuk memiliki peluang (indeks
kematian) yang cukup tinggi. Sehingga mengikuti imbauan pemerintah untuk belajar,
bekerja, dan beribadah di rumah merupakan pilihan logis yang patut dipatuhi.

Untuk melekatkan aktivitas literasi siswa, saya membuat artikel pendek berjudul
“Pentingnya Diam Di Rumah”. Artikel itu merupakan simulasi matematis sederhana
penyebaran Covid-19. Jika kita tidak turut berperan memperlambatnya, betapa korban
semakin masif bias berjatuhan. Artikelnya di bawah ini,

Pentingnya diam di rumah.

Misalkan A dan B adalah orang yang terpapar virus covid - 19. Si A mengikuti anjuran
pemerintah diam di rumah sementara si B tidak mau melakukan himbauan pemerintah
untuk tetap di rumah mengisolasi diri.

Andai peluang penularan virus 30%, dan di rumah ada 3 anggota keluarga, maka si
A yang diam di rumah hanya berpotensi menulari 1 anggota keluarga.

Sementara si B, keluar dari rumah ia pergi ke warung kopi, di sana bertemu dengan
10 orang yang sedang kongkow di warung kopi. Habis itu si B pergi ke kantor, di mana
ada 30 temennya yang juga sedang bekerja. Dari kantor si B pergi ke tempat ibadah
dan di sana ada 10 jamaah yang juga sedang beribadah.
Karena peluang penularan virus adalah 30%, maka si B berpotensi menulari 1
anggota keluarga, lalu berpotensi menyebarkan virus ke 3 orang di warung kopi, lalu
berpotensi menyebarkan virus ke 10 orang di kantor, terakhir si B berpotensi
menularkan virus ke 3 orang di tempat ibadah. Total orang yang berpotensi ditulari si
B ada 16 orang. Jika 16 orang yang telah tertular virus perilakunya sama dengan si
B, jika 1 orang bisa menulari 16 korban, maka 16 orang akan menjalarkan virus itu
kepada sejumlah 16 x 16, jadi totalnya 256 orang. Jika 256 orang yang telah tertular
tingkahnya juga sama dengan si B, maka orang yang berpotensi tertular selanjutnya
adalah 256 x 256.

Kita tidak ingin menjadi si A atau si B, tapi simulasi di atas menunjukkan betapa
pentingnya menghambat laju persebaran virus dengan sementara mengisolasi diri di
rumah.

Simulasi matematis ini agar bisa dipahami. Sehingga atas kesadaran sendiri kita tahu
bahwa betapa pentingnya menghambat laju persebaran virus yang belum ada
penawarnya ini. Dengan tetap sabar mengisolasi di rumah berarti kita telah peduli
dengan sesama.

Artikel itu juga diilustrasikan dalam gambar berikut ini :


Assessment/Evaluasi Pembelajaran

Setelah memahami itu semua, mulai dari mengingat kembali arti peluang,
mengaplikasikannya memahami sebaran Covid-19, tingginya peluang (indeks
kematian) di Indonesia dan simulasi sederhana sebaran covid-19 yang sangat masif
jika tidak dihambat. Saya memberikan tugas sebagai bahan assessment (evaluasi
pembelajaran).

Pertama : peserta didik mempresentasikan apa yang telah mereka pelajari serta
membuat simulasi matematis sederhana sebaran Virus covid-19 menurut
pendapatnya sendiri (tidak mencontek simulasi yang saya berikan pada mereka).
Setelah anggota keluarga memahaminya, minta setiap keluarga menjelaskan kembali
hasil presentasi anaknya kepada teman atau saudara lainnya, demikian seterusnya
sebanyak-banyaknya. Penilaian akan dilakukan dengan metode guru menanyakan ke
orangtua apakah memahami apa yang dipresentasikan anaknya dan berapa banyak
presentasi itu telahj dijelaskan ulang pada orang lain (teman atau saudara lainnya)

Kedua : siswa membuat salah satu dari dua pilihan berikut : membuat infografik atau
artikel dengan tema “beberapaa negara yang dianggap berhasil menangani Covid-19
dengan cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai