Anda di halaman 1dari 3

PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN

DAN PROSEDUR PENANGANAN BAHAN


BERBAHAYA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 1/2

Asep Hegantara.,S.Kep.,M.K.P
PUSKESMAS SUDI NIP. 198012312005011018

Pemantauan pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan bahan


1. Pengertian berbahaya adalah kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan bahan
berbahaya, penanganan, bukti pemantauan dan tindak lanjut.
Sebagai langkah-langkah untuk Pemantauan pelaksanaan kebijakan dan

2. Tujuan prosedur penanganan bahan berbahaya

Berdasarkan Surat keputusan Kepala Puskesmas


3. Kebijakan Nomor .../.../..../../2023/Pusk tentang Inventarisasi, Pengelolaan,
Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Berbahaya di Puskesmas Sudi.
1. Peraturan menteri Negara Lingkungan Hidup No 30 tahun 2009
tentang pengawasan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
3. Permen-LH No. 56 tahun 2015 tentang tata cara dan persyaratan teknis
4. Referensi
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas
pelayanan kesehatan (fasyankes)
4. Peraturan Menteri Kesetan Nomor 52 Tahun 2018 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Fasyankes.
5. Permenkes No 2 Tahun 2023 Pelaksanaan PP 66/2014 Tentang
Kesehatan Lingkungan
5. Prosedur Langkah-langkah
1. Petugas mendata Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang
terdapat di ruangan laboratorium;
2. Petugas mengelola bahan berbahaya dengan penggolongan
bahan berbahaya untuk memudahkan pengenalan cara
penanganan B3 dengan cara penyimpanannya yang benar,
yaitu:
a. Stok B3 disimpan dalam ruang khusus
b. Stok B3 yang mudah terbakar harus disimpan ditempat
terpisah.
3. Penggunaan B3 harus sesuai dengan instruksi dan prosedur
yang ditetapkan di label.
4. Apabila terjadi tumpahan B3 di dalam laboratorium, dapat
dilakukan dengan menggunakan spill kit dengan cara
penanganan sebagai berikut:
a. Netralisasi
Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti
Ca(OH)2. Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan
dengan asam seperti HCL. Parameter netralisasi adalah pH
meter sebagai indikator
b. Pengendapan / sedimentasi
Kontaminasi dalam cairan diendapkan dengan tawas /
FeCI3
c. Reduksi / Oksidasi
Terhadap zat organik toksik dalam limbah dilakukan reaksi
reduksi oksidasi
d. Untuk tumpahan sampel bisa ditambahkan klorin 0,5 %
biarkan selama 10 menit terlebih dahulu sebelum
dibersihkan, kemudian diserap dengan bahan yang dapat
menyerap dan langsung dibuang.
Petugas laboratorium selalu menggunakan APD lengkap saat
menggunakan B3 maupun mengolah limbah B3.
1. Pokja UKP
6. Unit Terkait 2. Mutu
3. Audit Internal
Tanggal
No. Yang dirubah Isi Perubahan
Mulai Diberlakukan

7. Rekaman Histori
Perubahan
2/2

Anda mungkin juga menyukai