Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUDI
Kp. Cigumelor No.1 RT 02 RW08 Desa Sudi Kec. Ibun Kab. Bandung 40384
Email : pkmsudi.bandungkab@yahoo.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa
yang berkaitan dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi
atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan
kesehatan.
Lingkungan sehat mencangkup pencegahan terhadap penurunan
kualitas lingkungan melalui upaya promotif, preventif, penyelidikan,
pemantauan dan pengawasan terhadap tempat tempat umum,
lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, lingkungan
lainya terhadap substansi yaitu air, udara, tanah, limbah padat, Limbah
cair, gas, kebisingan, pencahayaan, pengendalian vector penyakit,
radiasi, kecelakaan makanan, minuman dan bahan berbahaya.
Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu
utama derajat kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan,
pencatatan, penyuluhan, pendokumentasian secara verbal dan visual
menurut prosedur standar terhadap satu atau beberapa komponen
lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai
tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal dan terkendali
dalam satu siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada
sumber ambien (lingkungan Pemaparan dan dampak pada manusia).
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
perlu diatur dalam pedoman pelayanan kesehatan lingkungan sebagai
acuan bagi petugas Puskesmas dan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan tersebut.
B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan dari pedoman ini adalah sebagai acuan dalam menjalankan
kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas
Cilengkrang.

C. SASARAN
1. Tenaga Kesehatan Lingkungan Puskesmas dan Tenaga Kesehatan
lainnya di Puskesmas Sudi
2. Pengelola Program Kesehatan dan Lintas Sektor terkait

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini mencakup :
1. Latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup, dan batasan
operasional.
2. Standar ketenagaan mencakup kualifikasi SDM, distribusi ketenagaan
dan jadwal kegiatan.
3. Standar fasilitas mencakup denah ruangan dan standar fasilitas.
4. Tata laksana pelayanan mencakup lingkup kegiatan, metode dan
langkah kegiatan.
5. Logistik
6. Keselamatan sasaran kegiatan
7. Keselamatan kerja
8. Pengendalian mutu
9. Penutup

E. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan kesehatan lingkungan didalam Permenkes No 13 tahun 2015
adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi , maupun social guna mencegah penyakit dan atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Setiap
puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan
yang dilakukan dalam bentuk :
1. Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan
Lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam
rangka pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu
yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat
serta tindakan penyehatan, pengamanan, dan pengendalian untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial.
3. Intervensi kesehatan lingkungan adalah tindakan penyehatan,
pengamanan dan pengendalian untuk meningkatkan mutu kualitas
lingkungan. Intervensi Kesehatan Lingkungan mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial, yang dapat berupa :
a) Komunikasi, informasi, dan edukasi, serta pergerakan/
pemberdayaan masyarakat.
b) Perbaikan dan pembangunan sarana
c) Pengembangan teknologi tepat guna
d) Rekayasa lingkungan
Lingkup pekerjaan tenaga sanitarian merupakan pelayanan kesehatan
lingkungan, antara lain :
a) Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan.
b) Jamban sehat, adalah suatu bangunan yang digunakan untuk
tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang
lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran tersebut disimpan
dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau
penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Kotoran
manusia yang dibuang dalam praktek sehari-hari bercampur dengan
air, maka pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya sama
dengan pengolahan air limbah
c) Sarana air bersih, adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air
yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk
dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari
termasuk diantaranya adalah sanitasi. Tujuan di bangunnya sarana
air bersih untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan
penggunaan air maka kualitas badan air harus dijaga sesuai dengan
baku mutu air.
d) Air Minum, adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
e) Air Bersih adalah air yang dapat dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air
bersih dan dapat diminum apabila dimasak.
f) Air Limbah adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal
dari kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif
yang berbahaya bagi kesehatan.
g) Limbah cair atau air buangan (waste water) adalah cairan buangan
yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri
maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
h) Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3
adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
i) Limbah padat medis adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah beda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbah kimiawi, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi.
j) Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan puskesmas di luar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali
apabila ada tehnologinya.
k) Sarana pembuangan air limbah (SPAL) adalah bangunan yang
digunakan untuk mengumpulkan air buangan sisa pemakaian dari
kran / hidran umum, sarana cuci tangan, kamar mandi, dapur, dan
lain-lain, sehingga air limbah tersebut dapat tersimpan atau meresap
ke dalam tanah dan tidak menyebabkan penyebaran penyakit serta
tidak mengotori lingkungan sekitarnya.
l) Ventilasi adalah sarana penghawaan pada bangunan yang
memungkinkan terjadinya aliran udara segar yang memadai di dalam
ruang sekolah untuk menjamin kesehatan penghuninya.
m) Kebisingan adalah intensitas bunyi yang mengganggu kegiatan
di sekolah.
n) Pencahayaan adalah jumlah penyinaran yang terdapat pada suatu
bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
efektif.
o) TTU (Tempat-Tempat Umum) adalah suatu bangunan atau tempat
yang dipergunakan untuk sarana pelayanan umum. Suatu tempat
yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti: hotel, terminal,
pasar, rumah sakit, pertokoan, depot air minum isi ulang, bioskop,
tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran, rumah makan
,jasaboga (Catering), kaki lima.
p) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat
STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan
saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
Pemicuan adalah metode pendekatan kepada masyakat agar terjadi
perubahan perilaku.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAN SUMBER DAYA MANUSIA


Di dalam Permenkes No.43 tahun 2021 tentang Puskesmas bahwa
sumber daya manusia Puskesmas terdiri dari tenaga Kesehatan dan
tenaga Non Kesehatan. Dan tenaga kesehatan lingkungan merupakan
salah satu tenaga yang harus ada di Puskesmas.
Kualifikasi tenaga kesehatan lingkungan adalah D III Kesehatan
lingkungan atau S1 kesehatan lingkungan dan sesuai dengan
kompetensinya, sedangkan SDM lain yang terlibat di dalam kegiatan
Kesehatan Lingkungan adalah dokter dan seluruh tenaga kesehatan.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Setiap puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan lingkungan merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan paripurna yang diberikan kepada pasien.
Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

C. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan di dalam maupun
di luar Puskesmas dilaksanakan setiap hari kerja mulai dari Senin-Sabtu
Pukul 07.30 sampai pukul 14.00 WIB.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Koordinator kegiatan Kesehatan Lingkungan dilakukan oleh Sanitarian.

B. STANDAR FASILITAS
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Sudi memiliki sarana penunjang antara lain :

Pelayanan Kesehatan
Sarana Prasana
Lingkungan
 Meja , kursi
(Dalam Gedung)  Media informasi cetak, alat tulis kantor (ATK)
Konseling  Buku Panduan, SOP, Kerangka Acuan
Pengawasan Kebersihan  Instrumen IKL , buku catatan kegiatan
 Laptop
 Sanitarian KIT
 Senter
(Luar Gedung)  Media informasi cetak , alat tulis kantor (ATK)
Inspeksi Sanitasi  Buku Panduan, SOP, Kerangka Acuan
Intervensi / Tindakan  Instrumen IKL, buku catatan kegiatan
 Buku catatan kegiatan.
 Sanitarian KIT
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko
Lingkungan dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan
perawatan pengobatan
3) Dalam hal Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan tidak
memungkinkan untuk menerima Konseling, konseling dapat
dilakukan terhadap keluarga yang mendampingi.
4) Konseling juga dilakukan kepada klien yang datang ke puskesmas
5) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, media
cetak atau elektronik.
b. Pemeriksaan Kebersihan
1) Pemeriksaan kebersihan dilakukan oleh tenaga Kesehatan
Lingkungan
2) Pemeriksaan kebersihan mencakup seluruh bagian Puskesmas
baik dalam gedung maupun luar gedung
3) Pemeriksaan kebersihan dengan melihat checklist kebersihan
c. Pengumpulan sampah medis
1) Pengumpulan sampah medis dilakukan oleh petugas kebersihan
lingkungan.
2) Pengumpulan sampah medis dilakukan setiap hari dari setiap
ruang pelayanan.
3) Pengambilan sampah medis dikumpulkan di TPS limbah B3.
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Luar Gedung
a. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
1) Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh Tenaga
Kesehatan Lingkungan (sanitarian).
2) Dalam pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenaga
Kesehatan Lingkungan sedapat mungkin mengikutsertakan
petugas Puskesmas yang menangani program terkait atau
mengajak petugas lainnya.
3) Kegiatan meliputi inspeksi rumah sehat (termasuk hasil
konseling) dan tempat-tempat umum.
b. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
social.
c. Pemicuan STBM
1) Pemicuan STBM dilakukan oleh petugas Kesehatan Lingkungan
(sanitarian) dengan melibatkan Bidan Desa, Promkes serta
kader.
2) Pemicuan STBM dilakukan di setiap RW yang masih memiliki
warga yang belum stop buang air besar sembarangan untuk
meningkatkan derajat kesehatan manusia dengan cara memicu
masyarakat untuk merubah perilaku buang air besar
sembarangan dan berperilaku hidup bersih dan sehat.
3) Perbaikan dan pembangunan sarana
4) Pengembangan teknologi tepat guna
5) Rekayasa lingkungan

B. METODE
1. Metode Konseling
a. Mengidentifikasi prilaku/kebiasaan dengan melakukan wawancara
b. Mengidentifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. Melakukan dugaan sementara /penyebab;
d. Memberiakan saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
a. Melakukan observasi / pengamatan fisik media lingkungan;
b. Melakukan pengukuran media lingkungan di tempat;
c. Melakukan uji laboratorium apabila diperlukan
d. Melakukan analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
a. Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi
b. Melakukan pemberdayaan
c. Melakukan perbaikan dan pembangunan sarana
d. Melakukan pengembangan teknologi tepat guna
e. Melakukan rekayasa Lingkungan

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
 Perencanaan
a). Membuat Jadwal
b) Persiapan
 Menyiapkan ruangan
 Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan
 Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan
seperti poster, leaflet (rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain).
 Penggerakan dan Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali
data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai
berikut :
a). umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
b). khusus, meliputi:
 identifikasi perilaku/kebiasaan
 identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan
 dugaan penyebab
 saran dan rencana tindak lanjut.
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa
disingkat dengan "SATU TUJU" yaitu :
SA = Salam, Sambut:
a) Beri salam, sambut Pasien / klien dengan hangat.
b) Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan
dan keperluannya, bersedia menolongnya dan mau
meluangkan waktu.
c) Tunjukkan sikap ramah.
d) Perkenalkan diri dan tugas Anda.
e) Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga
kerahasiaan percakapan anda dengan Pasien.
f) Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.
T - tanyakan :
a) Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien / klien untuk
menyampaikan masalahnya pada anda.
b) Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
c) Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
d) Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.

U-Uraikan :
Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda
menganggap perlu diketahuinya agar lebih memahami dirinya,
keadaan dan kebutuhannya untuk memecahkan masalah.
Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk
menolong mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi
pasien / klien .Dalam menguraikan anda bisa menggunakan
media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) supaya lebih
mudah dipahami.

TU – Bantu :
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai
kemungkinan yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki
keadaannya atau mengatasi masalahnya.

J - Jelaskan :
Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi
permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif
serta diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang
mungkin terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.

U - Ulangi:
Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya.
Yakinkan bahwa anda selalu bersedia membantunya. Kalau
Pasien memerlukan percakapan lebih lanjut yakinkan dia bahwa
anda siap menerimanya.
 Pengawasan Pengendalian Penilaian
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
a) Melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir
tindak lanjut konseling) yang telah diisi dan ditandatangani
untuk mengambil keputusan yang disarankan, dan besaran
masalah yang dihadapi;
b) Menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan
Lingkungan sesuai hasil Konseling; dan
c) Menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.

2. Kegiatan di Luar Gedung


b. Inspeksi Kesehatan Lingkungan (sanitasi)
 Perencanaan
a) Membuat jadwal Inspeksi Sanitasi baik dari hasil Konseling
maupun hasil tahun sebelumnya
b) Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan
rumah dan lingkungannya dengan Pasien dan keluarganya
apabila dari hasil konseling memerlukan tindak lanjut.
c) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan
kelengkapan lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi
Kesehatan Lingkungan, formulir pencatatan status
kesehatan lingkungan, media penyuluhan, alat pengukur
parameter kualitas lingkungan)
d) Melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas
sektor.
 Penggerakan dan Pelaksanaan
1) Melakukan pengamatan media / pemeriksaan :
a) Lingkungan sarana usaha / pasien dan perilaku pelaku
usaha / masyarakat sekitar.
b) Pengukuran media lingkungan di tempat, uji
laboratorium, dan analisis risiko sesuai kebutuhan (Jika
diperlukan).
c) Melakukan penemuan penderita lainnya (Jika dari
Konseling)
d) Melakukan pemetaan populasi berisiko (Jika dari
Konseling )
2) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (TFU,
keluarga pasien dan keluarga sekitar). Saran tindak lanjut
dapat berupa Intervensi Kesehatan Lingkungan yang bersifat
segera. Saran tindak lanjut disertai dengan pertimbangan
tingkat kesulitan, efektifitas dan biaya.
 Pengawasan Pengendalian Penilaian
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
1) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil
kegiatan
2) Petugas menganalisa hasil kegiatan
3) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti

b. Intervensi Kesehatan Lingkungan


 Perencanaan ( P1)
1) Membuat jadwal dengan dasar hasil Konseling dan hasil
Inspeksi Sanitasi
2) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan
kelengkapan lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi
Kesehatan Lingkungan, formulir pencatatan status kesehatan
lingkungan, media penyuluhan, alat pengukur parameter
kualitas lingkungan)
3) Melakukan koordinasi dengan lintas rogram dan lintas sector
 Penggerakan dan Pelaksanaan
1) Intervensi Kesehatan Lingkungan harus mempertimbangkan
tingkat risiko berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan
Lingkungan.
2) Intervensi Kesehatan Lingkungan dilakukan oleh Pasien
sendiri.
3) Dalam hal cakupan Intervensi Kesehatan Lingkungan
menjadi luas, maka pelaksanaannya dilakukan bersama
pemerintah, dan masyarakat/swasta
 Pengawasan Pengendalian Penilaian
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
1) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2) Petugas menganalisa hasil kegiatan
3) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti
Adapun untuk kegiatan pemantauan evaluasi upaya kesehatan
lingkungan :
1) Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk meningkatkan
mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
2) Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungan
dilakukan pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas.
3) Pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas mencakup Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas dan pelaksanaan pengawasan kualitas media
lingkungan dalam rangka program kesehatan.
4) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dibahas
dalam pertemuan integrasi lintas program Puskesmas secara
berkala.
5) Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur
kinerja Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang
sekaligus menjadi indikator dalam penilaian akreditasi
Puskesmas.

c. Pemicuan
1) Pengantar pertemuan
2) Pencairan suasana
3) Identifikasi istilah-stilah yang terkait dengan sanitasi
4) Pemetaan sanitasi
5) Trasnsect walk (penelusuran wilayah)
6) Diskusi
a) Alur kontaminasi
b) Simulasi air yang terkontaminasi
7) Menyusun rencana program sanitasi
8) Opsi teknologi
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program


penyehatan lingkungan direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metode pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam setiap kegiatan program Penyehatan Lingkungan perlu


diperhatikan keselamatan pasien dan petugas, yakni dengan melakukan
identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi sebelum
pelaksanaan atau Failure Mode Effect Analysis (FMEA), pada saat
pelaksanaan kegiatan atau Root Cause Analysis (RCA). Upaya pencegahan
risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan dan tercatat dalam register risiko
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan


kesehatan lingkungan perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan
puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi risiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan terhadap risiko harus dilakukan untuk tiap-
tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang


dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian
mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan
pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang
dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Kesling
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan
yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan Puskesmas Sudi


khususnya sanitarian dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan dan
pembinaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dengan tetap
memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan Pelayanan Lingkungan tergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak dalam upaya meningkatkan
kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang
kesehatan.

Sudi , Januari 2023


Sanitarian Puskesmas Sudi

Anti Oktaviati,A.Md.KL
NIP. 199310112022032011

Anda mungkin juga menyukai