Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUDI
Kp. Cigumelor No.1 RT 02 RW08 Desa Sudi Kec. Ibun Kab. Bandung 40384
Email : pkmsudi.bandungkab@yahoo.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
PUSKESMAS SUDI TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai


STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi
melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Sanitasi
total adalah kondisi ketika suatu komunitas Tidak buang air besar (BAB)
sembarangan, Mencuci tangan pakai sabun, Mengelola air minum dan
makanan yang aman, Mengelola sampah dengan benar, dan Mengelola
limbah cair rumah tangga dengan aman.

B. LATAR BELAKANG

Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum,


higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation
Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47%
masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam,
kebun dan tempat terbuka. Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS)
di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan
adalah (i) setelah buang air besar 12%, (ii) setelah membersihkan tinja bayi
dan balita 9%, (iii) sebelum makan 14%, (iv) sebelum memberi makan bayi
7%, dan (v) sebelum menyiapkan makanan 6 %. Sementara studi BHS
lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga
menunjukan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi
47,50 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli.
Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare
di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada tahun
2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16 provinsi
mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate
(CFR) sebesar 2,52. Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui
intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan
melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32%
dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45%
dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan39% perilaku
pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan
mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare
menurun sebesar 94%.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi
masyarakat berbasis masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan masyarakat:
a. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan
b. Mencuci tangan pakai sabun
c. Mengelola air minum dan makanan yang aman
d. Mengelola sampah dengan benar
e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Identifikasi
Merupakan kegiatan observasi kondisi penerapan 5 pilar STBM di wilah
kerja
2. Analisa
Merupakan tahapan pengelolaan data hasil identifikasi penerapan 5
pilar STBM dan menetapkan wilayah yang diprioritaskan untuk di
intervensi.
3. Rekayasa / Intervensi
Merupakan tahapan tindak lanjut dari hasil analisa data berupa
pemicuan, intervensi, verifikasi dan deklarasi setiap pilar STBM
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Petugas membuat surat pemberitahuan ke desa


2. Petugas membuat surat tugas
3. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
4. Petugas kesehatan lingkungan melaksanakan kegiatan pemicuan
dengan susunan kegiatan sebagai berikut :
 Perkenalan
 Penyampaian maksud dan tujuan
 Pencairan suasana
 Pemetaan situasi wilayah sasaran
 Transect jika diperlukan
 Pembuatan dan penjelasan alur kontaminasi
 Membuat komitmen perubahan perilaku untuk membuat jamban
sehat dan stop BAB sembarangan
 Membuat RTL
 Menutup acara
5. Membuat laporan dan dokumentasi
Tahapan kegiatan
1. Pemicuan
Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku
higiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran
sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan
kebiasaan individu atau masyarakat.
2. Pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan STBM dilakukan
untuk mengukur perubahan dalam pencapaian program serta
mengidentifikasi pembelajaran yang ada dalam pelaksanaannya,
mulai pada tingkat komunitas masyarakat di desa/kelurahan.
3. Verifikasi
Verifikasi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengetahui
kebenaran informasi atas laporan yang disampaikan serta
memberikan pernyataan atas keabsahan dari laporan tersebut.
F. SASARAN

Sasaran Pemicuan adalah komunitas masyarakat (RW/dusun/desa),


bukan perorangan/keluarga, yaitu
1. Semua keluarga yang belum melaksanakan salah satu atau lima pilar
STBM.
2. Semua keluarga yang telah memiliki fasilitas sanitasi tetapi belum
memenuhi syarat kesehatan.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Jadwal Pelaksanaan program ini dilaksanakan sebagai berikut :

Jadwal
NO Kegiatan Pelaksana
Kegiatan
1 Pendataan kondisi
penerapan 5 pilar Insidental

STBM
2 Sosialisasi Pemicuan
Insidental
STBM
Petugas
3 Orientasi Fasilitator
Insidental Sanitarian
STBM
4 Pemicuan STBM Pilar Maret dan
Ke-2 Juli
5 Pemicuan STBM Pilar Maret dan
Ke-2 Juli

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi ketepatan jadwal pelaksanaan dilakukan setiap triwulan yang


dilakukan oleh Penanggung jawab Program dimana akan dilakukan
tindakan korektif jika terjadi ketidaktepatan jadwal pelaksanaan yang
ditujukan kepada Kepala Puskesmas.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan ini merupakan Laporan


dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan, yang pada dasarnya berisi tanggal
pelaksanaan, tempat yang dituju, kendala yang dihadapi yang sekaligus
merupakan bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan
dilakukan setiap kali selesai melakukan kegiatan dan ditujukan kepada
Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.

Kepala Puskesmas Koordinator Pelayanan Kesling

Asep Hegantara, S.Kep, M.K.P Anti Oktavianti, A.Md,KL


NIP: 19801231 200501 1 018 NIP: 19931011 202203 2 011

Anda mungkin juga menyukai