Laporan Praktikum Mesin Bubut
Laporan Praktikum Mesin Bubut
MESIN BUBUT
2022
BAB I
PENDAHULUAN
a. Tujuan Umum
Berikut ini adalah tujuan umum praktikum secara keseluruhan dari
yang ingin dicapai oleh praktikan. Adapun tujuan umum dari praktikum
kali ini adalah :
I. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
II. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan tentang mesin-mesin
perkakas.
III. Pengenalan pada bagian bagian mesin bubut secara keseluruhan
IV. Peningkatan Pengetahuan mahasiswa mengenai jenis jenis mesin bubut
V. Pengetahuan mahasiswa mengenai alat keselamatan kerja dalam mesin
bubut
b. Tujuan Khusus
Berikut ini adalah tujuan dari praktikum yang lebih spesifik dan detail.
Adapun tujuan khusus pada praktikum kali ini adalah :
I. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin.
II. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin
bubut.
III. Mengetahui serta memahami cara pembuatan poros bertingkat dan ulir.
IV. Mengetahui jenis jenis pahat pada mesin bubut
V. Mampu mengoperasikan alat mesin bubut baik secara manual atau
otomatis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mesin bubut merupakan suatu mesin perkakas yang Gerakan mesinnya diatur
dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar
yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi
translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir,
Gambar 2.1 Mesin bubut
Sumber (Laboratorium Proses Manufaktur)
Proses pembubutan pada benda kerja dikaitkan oleh pencekam atau penahan
benda kerja yang dipasang diujung poros utama dengan mengatur lengan
pengatur yang terdapat pada kepala diam sesuai dengan kebutuhan masing
masing, pada putaran poros utama dimana pahat dipasangkan pada dudukan
pahat dan kedalaman potong diatur dengan menggeserkan peluncur silang
melalui roda pemutar skala pada pemutar menunjukan selisih ukuran
diameter, dengan demikian kedalaman gerak translasi bersama-sama dengan
kereta dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda
gigi. Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-
bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin
bubut.
b. Proses Bubut
Proses permesinan yang dilakukan pada mesin bubut berbeda dengan
proses yang dilakukan pada mesin freis. Pada proses bubut, benda kerja
dipegang oleh pcncekam (chuck) yang dipasang pada ujung poros utama
(spindle) sehingga benda kerja ikut berputar dengan poros utama mesin,
sedangkan pahat dipegang oleh dudukan pahat (Toolpost) dan pahat hanya
bergerak ke arah sumbu X dan Z sesuai. Sementara itu, proses yang dilakukan
oleh mesin frais benda kerja dicekam pada meja mesin dan bergerak ke arah
sumbu X dan Y, sedangkan pahat dipasang pada poros utama (spindle) yang
dapat bergerak ke arah sumbu Z
a. Kecepatan Pemakanan
Pada proses pemakanan kecepatan potong dipengaruhi oleh diameter
benda kerja. faktor bahan benda kerja dan bahan pahat juga menentukan
harga kecepatan pemakanan. kecepatan potong sudah ditentukan
misalnya untuk benda kerja pengaruh pisau juga sangat mempengaruhi ke
efisiensian pada waktu dan kecepatan pemakanannya, maka daidapat
persamaan rumus untuk mencari kecepatan pemakanan adalah sebagai
berikut:
vf =f x n (mm/menit) ……………………..(1)
Keterangan :
vf = Kecepatan Pemakanan (mm/menit)
f = Gerak makan (mm)
n = Kecepatan Putar (rpm)
b. Kedalaman pengerjaan
Kedalaman pengerjaan a (depth of cut), adalah tebal bagian benda
kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang
dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong Untuk mendapatkan
kedalaman potong dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:
d m−d 0
a= (mm)………………………………….....(2)
2
Keterangan :
a = Kedalaman potong (mm)
d0 = Diameter awal (mm)
dm = Diameter akhir (mm)
c. Kecepatan potong
Kecepatan potong dinotasikan sebagai putaran per menit (rpm). namun
yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong atau v atau
kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat atau keliling benda kerja. Secara
sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda
kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau dapat dihitung dengan
persamaan dibawah ini:
π ×d×n
v= ………………………………….(3)
1000
Dimana :
v = kecepatan putar (rpm)
𝜋 = nilai koefisien (3.14)
𝑑 = diameter benda kerja (mm)
𝑛 = putaran benda kerja (putaran/menit )
Dimana :
Z = Kecepatan pengurangan volume benda (mm3/menit)
f = Gerak makan (mm)
a = Kedalaman potong (mm)
vf = Kecepatan pemotongan (mm/menit)
e. Waktu Pemotongan
Untuk mendapatkan waktu pemotongan dari suatu proses
pembentukan benda kerja pada mesin bubut menggunakan persamaan
dibawah ini :
A. Badan (body) : Bagian pahat yang dibentuk menjadi mata potong atau
tempat untuk sisipan pahat (dari karbida atau keramik).
B. Lubang pahat (tool bore) : Lubang pada pahat melalui mana pahat dapat
dipasangkan pada poros utama (spindel) atau poros pemegang pada mesin
perkakas.
C. Pemegang (shank) : Bagian pahat untuk dipasangkan pada mesin
perkakas. Bila bagian ini tidak ada maka fungsinya diganti oleh lubang
pahat.
D. Dasar (base) : Bidang rata pada pemegang untuk meletakkan pahat
sehingga mempermudah proses pembuatan, pengukuran ataupun
pengasahan pahat.
E. Sumbu pahat (tool axis) : Garis maya yang digunakan untuk
mendefinisikan geometri pahat. Umumnya merupakan garis tengah dari
punggung atau lubang pahat. (Paridawati, 2015)
g. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan menjamin proses produksi agar berlangsung secara aman,
efisien dan produktif. Prosedur Keselaman kerja banyak diterapkan dalam
industri maupun sekolah, dan bisanya bersifat aturan atau anjuran yang baik.
Mesin-mesin modern sudah dilengkapi pelindung dandirancang untuk
melindungi keselamatan operator, serta menjamin semua perlengkapan dalam
proses pengerjaan menjadi aman. Tetapi statistik kecelakaan yang terjadi di
sekolah dan industri menunjukkan hanya sekitrar 15% yang dapat dijamin oleh
alat-alat keselamatan tersebut. Sekitar 85% kecelakaan yang terjadi di sekolah
dan industri dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak dapat terjangkau oleh alat-
alat keselamatan kerja tersebut. Jadi unsur kelalaian manusia merupakan faktor
yang paling banyak mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Kekurang
hati-hatian, sedikit pengetahuan/informasi dan kurang pertimbangan dalam
memutuskan sesuatu dengan benar mungkin dapat dicegah dengan
membiasakan berfikir sebelum bekerja.
Dalam kegiatan praktek dibengkel atau industri, keselamatan kerja adalah
hal utama yang perlu mendapat perhatian serius oleh pihak pengelola. Oleh
karena itu sebelum kita melaksanakan praktek kita harus mampu
mengidentifikasikan (mengelompokkan keselamatan kerja) antara lain :
1) Keselamatan operator
2) Keselamatan mesin
3) Keselamatan alat-alat pendukung seperti: pahat, alat ukur (jangka sorong,
mikro meter dll) serta alat pendukung pelaksanaan kerja.
4) Keselamatan benda kerja Keempat hal diatas adalah urutan keselamatan
kerja yang harus benar-benar kita perhatikan sebelum kita bekerja.
(Widarto, 2008)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
55 6 8
1
4
a. Alas mesin
Kerangka utama mesin yang diatasnya terdapat eretan serta kepala
lepas. Adapun jalur landasan ini berbentuk v datar atau rata.
b. Kepala tetap
Kepala tetap berfungsi untuk menempatkan chuck atau pencekam
benda kerja.
c. Kepala lepas
Berfungsi Untuk memegang atau sebagai tempat senter tetep senter
putar senter drill.
d. Eretan
Terdiri dari : sadel/pelana, eretan melintang , eretan kombinasi,
pemegang pahat, kotak apron untuk sebagai tempat atau kedudukan
dari mata pahat dan penggerak mata pahat dalam saat proses
pemakanan benda kerja.
e. Chuck
Chuck berfungsi sebagai untuk menjepit benda kerja yang
berbentuk selindris, persegi dan benda kerja yang permukaan rata.
f. Tool Post
Merupakan alat yang terpasang pada mesin bubut dan digunakan
Untuk memegang pahat bubut.
g. Monitor
Monitor digunakan untuk melihat ukuran pemakanan benda kerja
Dengan dua sumbu x dan sumbu z.
h. Kaca Pelindung
Kaca pelindung berfungsi untuk melindungi tubuh dari percikan
api dan gram pada saat pemakanan benda kerja.
10
9 12
13
11 14
15
16
17
i. Tabel kecepatan
Tabel kecepatan berfungsi sebagai patokan dalam menentukan
percepatan putran mesin.
j. Tuas kecepatan
Terdapat 3 tuas kecepatan berfungsi untuk mengatur RPM dari
putaran mesin.
k. Tuas ulir
Berfungsi untuk mengubah putaran biasa ke putran khusus ulir.
l. Tuas otomatis feeding dan ulir
Tuas otomatis feeding dan ulir Berfungsi untuk mengaktifkan
otomatis feeding (pengerjaan pengurangan volume benda dan ulir)
m. Tombol emergency
Berfungsi untuk hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada saat
menjalankan mesin.
n. Tombol uji coba
Berfungsi untuk menguji coba putaran mesin.
o. Tombol coolant pump
Berfungsi untuk menghidupkan coolant pump.
p. Tombol switch on/off
Berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin.
q. Break stop
Berfungsi untuk menghentikan laju putaran mesin bubut dengan
cara menginjaknya.
20
23
22
19
21
18
24a 24
27
26
28
B. Jangka sorong
Gambar 3.6 Jangka sorong
(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)
Berfungsi untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara
diapit untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa
lubang dengan cara diulur untuk mengukur kedalaman celah/lubang
pada suatu benda.
C. Stopwatch
E. Kunci toolpost
Kunci tool post digunakan untuk mengencangkan atau melepas
pahat pada tool post
F. Pahat
Pahat berfungsi untuk memakan benda kerja. Terdapat dua pahat
yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu pahat untuk pembubutan
rata dan ulir. Material mata pahat yang digunakan terbuat dari karbida.
Holder yang digunakan pada mata pahat pembubutan rata menggunakan
tipe SDJCR1616H07.
Gambar 3.10 Pahat pembubutan rata
(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)
G. Kunci Pahat
J. Kacamata safety
Gambar 3.15 Kacamata safety
Sumber(https://www.kemika.co.id/produk/alat-pelindung-diri-apd/
kacamata-apd/)
K. Sepatu safety
L. Masker
M. Sarung tangan
Sarung tangan adalah sejenis pakaian yang menutupi tangan, baik
secara sebagian ataupun secara keseluruhan. Fungsi sarung tangan ialah
untuk melindungi sang pemakai dari pengaruh lingkungan sekitarnya atau
melindungi lingkungan sekitar dari tangan sang pemakai.
3. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur percobaan pada Praktikum ini adalah sebagai berikut:
A. Sebelum proses pembubutan / persiapan
1) Memeriksa mesin yang akan digunakan .
2) Menyiapkan alat–alat, bahan, dan gambar kerja yang dibutuhkan
dalam praktikum.
3) Mengukur dimensi benda kerja sebelum dipasang pada chuck serta
ditandai bagian-bagian yang akan dibubut.
4) Memasang benda kerja pada chuck dengan bantuan kunci chuck dan
senterkan.
5) Menyenter benda kerja menggunakan dial indicator atau center
gauge.
6) Memasang pahat pada Tool Holder/tool post dan kedudukannya
disenterkan terhadap titik pusat benda kerja dengan bantuan tail stock .
7) Memilih kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja
dengan mengatur posisi kedua tuas Spindle Change lever ( Tuas A,B,C
dan 1,2,3 ). Tabel kecepatan putar berdasarkan posisi tuas A,B,C dan
1,2,3 dapat dilihat pada mesin (menempel pada headstock). Gunakan
kecepatan yang lebih tinggi serta kedalaman pemakanan yang kecil
pada proses finishing.
8) Menyalakan mesin dapat dengan memutar switch on pada mesin
terlebih dahulu.
9) Mengatur titik nol dan pengaturan kedalaman pemakanan dengan cara
menggoreskan ujung pahat pada benda kerja yang berputar.
10) Melakukan proses pembubutan bisa sesuai gambar benda kerja yang
direncanakan.
Catatan :
a) Memastikan benda kerja terpasang dengan erat pada chuck
b) Memastikan benda kerja benar benar dalam kondisi center,
gunakan bantuan alat center gauge
c) Memastikan pahat dalam keadaan baik, terpasang dengan benar
dan erat pada toolpost.
d) Mengubah kecepatan spindle dan pengaturan pitch and feed
selector lever hanya dapat dilakukan jika mesin dalam keadaan
mati. Jika dilakukan dalam keadaan hidup akan menyebabkan
kerusakan serius pada sistem transmisinya.
1 0,8 1 menit 28
5 4 1 menit 32 detik 28
7 5 2 menit 30 detik 28
1 0,50 37detik 5
2 1 36 detik 5
3 1,50 42 detik 5
4 2 50 detik 5
1 0,5 17 detik 23
2 0,75 17 detik 23
3 1 17 detik 23
4 1,25 18 detik 23
5 1,5 18 detik 23
6 1,75 18 detik 23
7 1,75 19 detik 23
Table 4.1.3. Data perhitungan
Rata Kedalaman Waktu Pengerjaan Panjang Pengerjaan
-rata Pengerjaan (mm) (mm)
d= ( d m +d o
2 )
Dimana :
d = diameter rata-rata (mm)
dm = diameter akhir (mm)
do = diameter awal (mm)
2) Kecepatan potong
π ×d×n
v=
1000
Dimana :
v = kecepatan potong (m/menit)
π = konstanta (3,14)
d = diameter rata-rata (mm)
n = putaran chuck (rpm)
3) Kecepatan pemakanan
v f =f ×n
Dimana :
Vf = kecepatan pemakanan (m/menit)
f = kedalaman pengerjaan (mm)
n = putaran chuck (rpm)
4) Waktu pemakanan
lt
t c=
vf
Dimana :
tc = waktu pemakanan (detik)
lt = panjang pengerjaan (mm)
Vf = kecepatan pemakanan (m/menit)
B. Perhitungan
Setelah melakukan praktikum maka diperuleh data dari hasil
pengamatan. Selanjutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Diketahui :
Diameter akhir (dm) = 15 mm
Diameter awal (do) = 20mm
Putaran benda kerja awal (no) = 400 rpm
Putaran benda kerja akhir (nm) = 35 rpm
n o+ nm 400 rpm+35 rpm
Putaran benda kerja rata-rata (n)= = =217 , 5 rpm
2 2
Rata-rata diameter akhir (lt) = 20,94 mm
Gerakan pemakanan (f) = 1,96 mm
Ditanya :
1) Diameter rata-rata (d) =?
2) Kecepatan potong (v) =?
3) Kecepatan pemakanan (vf) =?
4) Waktu pemakanan =?
5) Kecepatan pengurangan volume benda (Z) =?
Dijawab :
1) Diameter rata-rata
d= ( 2 )(
d m +d o
=
15 mm+20 mm
2 )
=¿ 17,5 mm
2) Kecepatan potong
π × d × n 3 , 14 × 17 ,5 mm × 217 ,5 mm
v= =
1000 1000
11951,625 mm/menit
¿ 11, 95 m/menit
1000
3) Kecepatan pemakanan
v f = ( f ×n )=1 , 96 mm ×217 , 5 rpm=426 ,3 mm /menit
4) Waktu pemakanan
lt 20 , 94 mm
t c= = =0,0491menit
v f 426 ,3 mm /menit
Kecepatan potong
diperoleh dari perkalian
3,14, diameter rata-rata
dan kecepatan chuck
kemudian dibagi 1000,
V 3 ,14 × 17 , 5 mm× 217 , 5 mm 11,95
1000 maka didapatkan hasil
m/me
perhitungan sebesar
nit
11,95 m/menit
Kecepatan pemakanan
diperoleh dari feeding
dikali dengan putaran
vf 1 , 96 mm ×217 , 5 rpm 426,3 chuck maka didapatkan
m/me hasil perhitungan
nit sebesar 426,3 m/menit
Waktu pemakanan
diperoleh dari Panjang
rata-rata dibagi
tc 20 , 94 mm 0,049 kecepatan pemakanan
426 , 3 mm
1 maka diperoleh hasil
menit perhitungan sebesar
0,0491menit
Kecepatan pengurangan
diperoleh dari feeding
dikali kedalaman
Z 1 , 96 mm ×1 , 75 mm× 0,409 pengerjaan dikali
885c kecepatan potong maka
11, 95 mm /menit
m3/ diperoleh hasil
menit perhitungan sebesar
0,409885 cm3/menit
2. Pembahasan
Pada praktikum modul mesin bubut ini kelompok ini melakukan
praktikum tentang proses Turning atau pembubutan. Dalam melakukan
praktikum kali ini melakukan beberapa tahap dalam proses pembubutan.
Tahap awal yaitu proses pengurangan diameter pada benda uji yang mana
proses pertama yaitu proses pememasangan spesimen benda uji pada cekam
di mesin bubut. selanjutnya proses mengencangkan cekam dengan kunci
chuck. Langkah selanjutnya dilakukan pengukuran benda uji dan didapat hasil
nya adalah 20 mm untuk diameter awalnya. Selanjutnya pada benda uji
dilakukan pembubutan dengan Panjang pengerjaan adalah 28 mm dengan
kedalaman 5 mm hingga diameter benda uji mencapai 15 mm. Pengurangan
material setiap proses menggunakan kedalam 0.8 mm dengan 7 kali proses
pembubutan dengan proses ke 7 hanya dilakukan pembubutan sedalam 0,2
mm. Hal tersebut dilakukan bertahap agar pahat atau pisau tidak patah dan
rusak saat pembubutan.
Gambar 4.1 Proses Tahap 1
Sumber (laboratorium proses manufaktur)
Pada tahap 2 pada praktikum kali ini melakukan proses pembuatan neck
dengan cara melakukan pembubutan Kembali dengan Panjang pengerjaan 2
mm dengan mengurangi diameter awal 15 mm menjadi 13 mm. dengan jarak
Panjang pengerjaan dari ujung dasar benda kerja sebelah kiri atau dasar benda
kerja sepanjang 5 mm. dalam proses pengerjaan secara bertahap setiap
panjang pengerjaan menggunakan 0,50 mm sebanyak 4 kali percobaan.sampai
menjadi benda yang diinginkan.
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapatkan setelah melakukan praktikum mengenai
mesin bubut ini antara lain :
A. Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda kerja yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
B. Operator atau praktikan mengerti dan paham fungsi dari setiap part pada
mesin bubut. Hal ini agar tidak terjadi kecelakan kerja atau hal lain yang
tidak diinginkan.
C. Saat proses pembubutan berikan tekanan yang sesuai agar tidak terjadi
crack antara benda kerja dengan pahatannya.
D. Kecepatan putaran benda kerja harus di jaga agar benda kerjanya tidak
bermasalah dengan bentuknya.
E. Pendingin atau air sebagai pendingin sangat diperlukan apabila terjadi
panas berlebihan saat proses pembubutan.
2. Saran
Adapun saran yang dapat di berikan setelah melakukan praktikum
mengenai mesin bubut antara lain :
A. Praktikan atau operator saat mengoperasikan mesin wajib menggunakan
alat keselamatan kerja , seperti sarung tangan,kacamata, masker dan
sepatu safety agar proses praktikum berjalan dengan lancar
B. Dalam melakukan praktikum peserta selalu menjaga kebersihan
laboratorium
C. Praktikum harus selalu fokus dan serius dalam melakukan praktikum
supaya tidak terjadinya kesalahan pada saat pengerjaannya.
D. Setelah melaksanakan praktikum sebaiknya asisten praktikum menjelaskan
mengenai prosedur ataupun format pada laporan akhir agar tidak terjadi
kekeliruan .
E. Membaca modul sebelum melaksanakan praktikum supaya paham dalam
pengoperasian alatnya
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, E., Ridhuan, K., & Suraya. (2017). PENGARUH JENIS PAHAT DAN
VARIABLE PEMOTONG DENGAN MENGGUNAKAN TOOLPOST
SEGMENTASI PADA MESIN BUBUT KNUTH TIPE TURNADO
230TERHADAP EFISIENSI PEMBUBUTAN , 63-64.