Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

MESIN BUBUT

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri yang semakin pesat dizaman sekarang ini memotivasi


pihak-pihak industri untuk terus melakukan riset kembali di bagian
pengerjaan atau produksi barang agar mendapatkan hasil yang baik dan
maksimal. Pada saat ini, proses pengerjaan dengan memanfaatkan mesin telah
menjadi peran utama pada dunia industri. Proses permesinan sangat berperan
penting dalam membantu setiap pekerjaan manusia, khususnya di dunia
industri. Permesinan merupakan suatu proses untuk membuat suatu produk
dengan melewati beberapa proses Panjang dari bahan baku mentah yang di
proses dengan cara sistematis untuk menghasilkan produk yang memilliki
fungsi dan nilai jual tinggi.

Dalam dunia industri, peran mesin-mesin perkakas sangat berpengaruh dalam


mendukung berjalannya suatu proses produksi. industri mesin konstruksi dan
perusahaan pengerjaan logam,biasanya mesin-mesin ini sering digunakan
dalam memproduksi atau maintenance komponen tertentu dalam suatu mesin.
Proses permesinan yang dimaksud berupa proses pengelasan, pengeboran,
pembubutan,pengefraisan dan proses permesinan lainnya.Mesin Bubut adalah
salah satu mesin perkakas yang digunakan suatu perusahaan atau indusri
untuk memotong benda,pembuatan ulir dan lain sebagainya. Bubut sendiri
merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan
dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakan
translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Pembubutan adalah salah satu proses pemotongan yang yang melibatkan
mesin perkakas untuk memproduksi benda berbentuk silindris, pengeboran,
bisa digunakan untuk membuat ulir, meratakan benda putar dengan cara
memotong benda kerja yang berputar pada spindel dengan pemotong (pahat)
yang memiliki tingkat kekasaran lebih tinggi dari pada benda kerja.Proses
pembubutan memiliki gerakan utama berputar yang mempunyai fungsi untuk
merubah bentuk dan ukuran benda kerja. Benda kerja dicekam dan berputar
disumbunya, sedangkan alat pemotong (cuting tool) bergerak memotong
sepanjang benda kerja sehingga terjadi penyayatan atau pemotongan oleh
pahat. Proses bubut adalah proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat
yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.

Begitu pula dalam bidang permesinan baik mesin perkakas, mesin


pembangkit, mesin produksi, metalurgi, konstruksi dan sebagainya juga
berperan penting dalam jalannya proses kegiatan industri. Seperti dalam
bidang permesinan, khususnya untuk jenis mesin perkakas atau mesin
produksi kita telah mengenal adanya mesin bubut yang digunakan untuk
pekerjaan pembubutan, mesin frais untuk pekerjaan pengefraisan, mesin bor
untuk mengeboratau melubangi benda kerja, mesin sekrap untuk mengurangi
dan juga memperhalus benda kerja, dan mesin gerinda untuk pekerjaan
pengasahan ataupun pengikisan selain itu gerinda juga bisa digunakan untuk
memotong benda kerja.

1.2 Tujuan Praktikum


Berikut ini merupakan beberapa tujuan yang ada dalam praktikum mesin
bubut dan diharapkan dapat dicapai oleh praktikan. Adapun tujuan praktikum
yaitu sebagai berikut :

a. Tujuan Umum
Berikut ini adalah tujuan umum praktikum secara keseluruhan dari
yang ingin dicapai oleh praktikan. Adapun tujuan umum dari praktikum
kali ini adalah :
I. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
II. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan tentang mesin-mesin
perkakas.
III. Pengenalan pada bagian bagian mesin bubut secara keseluruhan
IV. Peningkatan Pengetahuan mahasiswa mengenai jenis jenis mesin bubut
V. Pengetahuan mahasiswa mengenai alat keselamatan kerja dalam mesin
bubut

b. Tujuan Khusus
Berikut ini adalah tujuan dari praktikum yang lebih spesifik dan detail.
Adapun tujuan khusus pada praktikum kali ini adalah :
I. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin.
II. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin
bubut.
III. Mengetahui serta memahami cara pembuatan poros bertingkat dan ulir.
IV. Mengetahui jenis jenis pahat pada mesin bubut
V. Mampu mengoperasikan alat mesin bubut baik secara manual atau
otomatis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Perkakas


Mesin perkakas adalah mesin yang digunakan untuk membentuk logam
menjadi bentuk tertentu. Mesin ini terdiri dari berbagai jenis tergantung
proses yang dibutuhkan. Awalnya, peralatan mesin dikerjakan secara manual,
dan hasil yang diperoleh tergantung pada keterampilan operator. Dengan
perkembangan industri yang pesat, diperlukan hasil produk yang cepat
dengan dimensi yang tepat. Mesin konvensional belum mampu melakukan
proses pemesinan dengan kecepatan tinggi dan hasil yang akurat, terutama
dari segi geometri dan akurasi. Hal ini karena keterampilan mesin dan
operator.

Proses pemesinan pada umumnya dengan menggunakan prinsip pemotongan


logam dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitu proses pemotongan dengan
mesin pres, proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas, dan
proses pemotongan non konvensional . Proses pemotongan dengan
menggunakan mesin pres meliputi shearing (pengguntingan), pressing
(pengepresan) dan penarikan. Proses pemotongan konvensional dengan
menggunakan mesin perkakas meliputi proses turning , proses milling, dan
proses shaping. Proses pemotongan logam ini biasanya dinamakan proses
pemesinan, yang dilakukan dengan cara membuang sebagian dari benda
kerja yang tidak digunakan menjadi geram (chips) sehingga terbentuk benda
kerja yang ingin di buat. (Widarto, 2008)

Dunia industri zaman sekarang sangat memerlukan yang namanya mesin


perkakas ,dalam mesin perkakas ada yang namanya Proses pembubutan,
dimana proses ini diperuntukan untuk produksi yang sangat memperhatikan
hasil produksi tersebut menghasilkan produk yang maksimal, produk tersebut
harus benar-benar presisi atau sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
Kecepatan putar pada mesin bubut mempunyai jenis tingkatan putaran
(spindle) yang digunakan sesuai kebutuhan produksi dimana kecepatan putar
yang dapat diubah-ubah tingkat putaran mesinnya, guna untuk menentukan
tingkat kekasaran permukaan pada proses produksi. (hindom, poeng, &
lumintang, 2009)

2.2 Mesin Bubut


Proses pembentukan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut adalah
pengertian dari proses pembubutan. Mesin bubut merupakan salah satu jenis
mesin perkakas yang digunakan untuk membentuk benda kerja dengan gerak
utama berputar. Gerakan putar pada mesin bubut inilah yang mempengaruhi
terjadinya penyayatan atau pengikisan oleh alat potong terhadap benda kerja.
Pada dasarnya, prinsip kerja dari mesin bubut ialah gerak potong yang
dilakukan oleh benda kerja yang ditempelkan pada alat bubut yang kemudian
berputar (bergerak secara rotasi) dengan gerak pemakanan oleh pahat yang
bergerak translasi dan dihantarkan menuju benda kerja. Umumnya
penggunaan mesin bubut digunakan untuk mengenakan bidang-bidang
silindris luar dan dalam , bidang rata , bidang tirus, bentuk lengkung , dan
membubut ulir.

Mesin bubut merupakan suatu mesin perkakas yang Gerakan mesinnya diatur
dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar
yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi
translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir,
Gambar 2.1 Mesin bubut
Sumber (Laboratorium Proses Manufaktur)

Proses pembubutan pada benda kerja dikaitkan oleh pencekam atau penahan
benda kerja yang dipasang diujung poros utama dengan mengatur lengan
pengatur yang terdapat pada kepala diam sesuai dengan kebutuhan masing
masing, pada putaran poros utama dimana pahat dipasangkan pada dudukan
pahat dan kedalaman potong diatur dengan menggeserkan peluncur silang
melalui roda pemutar skala pada pemutar menunjukan selisih ukuran
diameter, dengan demikian kedalaman gerak translasi bersama-sama dengan
kereta dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda
gigi. Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-
bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin
bubut.

Mesin bubut konvensional hanya dapat mengerjakan bentuk yang


sederhana saja. Apabila kita akan membuat bentuk tertentu, kita harus
membentuk pahat bubut atau menggunakan komponen tambahan yang biasa
digunakan untuk mengkopi bentuk tersebut. Masalah yang sering terjadi pada
hasil bubut konvensional adalah dimensi yang kurang tepat, bentuk yang tidak
standar apabila satu benda dibuat berulang, dan lain lain. Hal tersebut sangat
bergantung pada kemahiran operator dalam menggunakan mesin bubut.
(Nugroho, Ridhuan, & Suraya, 2017)

2.3 Jenis-jenis mesin bubut


Dibawah ini merupakan pembagian pembagian mesin bubut yang mana
dalam setiap jenisnya dipengaruhi oleh dimensi atau ukurannya.dalam
pembagiannya berdasarkan dimensi ukuran alat bubutya dibedakan menjadi 4
jenis yaitu sebagai berikut :

a. Mesin Bubut Ringan


Mesin Bubut ini biasanya digunakan untuk mengerjakan suatu pekerjaan
ringan.pada mesin bubut ringan ini digunakan untuk memotong benda
kecil dan keperluan rumah tangga.dilihat dari dimensi dari mesin ini yang
relatif kecil dan cukup ringan. Bahkan panjang dari mesin ini kurang 1200
mm / 1,2 meter. Bentuk dari mesin ini juga sangat sederhana dan mudah
dalam dipahami cara menggunakannya bahkan berat mesin bubut jenis ini
bisa diangkat satu orang saja

Gambar 2.2 Mesin Bubut Ringan


Sumber (https://alihamdan.id/mesin-bubut/)

b. Mesin bubut sedang


Mesin bubut jenis ini biasanya untuk memproduksi material dengan
diameter hingga 200 mm & panjang 100 mm Mesin ini jauh lebih besar
dari mesin bubut ringan.pada mesin ini juga dilengkapi dengan bagian dan
bahan yang lebih kompleks dan detail dari jenis mesin bubut ringan.
dengan kelebihan Konstruksinya yang lebih detail dan dilengkapi
dengan peralatan khusus. alat ini dapat Diperuntukan untuk pekerjaan
yang mempunyai banyak variasi dan membutuhkan ketelitian khusus.
Gambar 2.3 Mesin Bubut Sedang
Sumber ( https://alihamdan.id/mesin-bubut/)

c. Mesin Bubut Standar


Mesin bubut ini mempunyai bagian kontrukti yang lebih lengkap daripada
jenis mesin bubut ringan dan sedang. Konstruksi dari mesin ini dilengkapi
dengan lampu kerja, pendingin mesin, rem hingga tempat untuk
menampung kotoran hasil kerja bubut. Untuk daya yang dihasilkan oleh
mesin ini juga jauh lebih besar dibanding jenis sebelumnya. Mesin ini
memiliki dimensi lebih besar dan berat, sehingga jenis ini biasanya
digunakan didunia industri rumahan, industri kecil ataupun pabrik.

Gambar 2.4 Mesin Bubut Standar


Sumber ( https://alihamdan.id/mesin-bubut/)

d. Mesin Bubut Meja Panjang


Pada jenis ini mesin bubut yang memiliki dimensi lebih besar dan jauh
lebih panjang diantara mesin bubut lainnya di karenakan untuk dimensi
pada meja kerjanya jauh lebih Panjang dari jenis yang lain. pada mesin ini
dilengkapi dengan roda gigi dan daya yang dihasilkan juga jauh lebih
besar dan kompleks dari mesin bubut jenis sebelumnya melihat dimensi
dari alat bubut ini lebih besar dan lebih kompleks pada bagian bagiannya.
Dengan kelebihan Mesin bubut ini yang cukup banyak dan kompleks
maka jenis mesin ini biasanya dipergunakan untuk benda kerja yang relatif
berdimensi besar dan Panjang terkhusus untuk digunakan di pabrik
maupun industri besar.

Gambar 2.5 Mesin Bubut Meja Panjang


Sumber (https://alihamdan.id/mesin-bubut/)

2.4 Jenis-Jenis Mesin Bubut Berdasar Prinsip Kerjanya


Dibawah ini merupakan pembagian pembagian mesin bubut yang mana
dalam setiap jenisnya dipengaruhi oleh prinsip kerjanya. dalam
pembagiannya berdasarkan prinsip kerja alat bubutnya dibedakan menjadi 4
jenis yaitu sebagai berikut :

a. Mesin bubut boring miling dan vertical turning


Prinsip kerja pada mesin bubut jenis ini sangat mudah dan dapat berjalan
secara otomatis. Sebelum menggunakan mesin ini operator hanya perlu
mengatur bentuk akhir dari potongan melalui pc atau monitor dari alat ini.
Lalu mesin ini akan bekerja sesuai dengan perintah dengan operator hanya
menunggu hasil akhirnya dan mengawasi jalannya proses mesin.
Melihat pengoperasian mesin yang otomatis membuat mesin ini sangat
laris digunakan dalam dunia industri dan pabrik pabrik besar,
Gambar 2.6 Mesin Bubut Boring Miling Dan Vertical Turning
Sumber(https://www.pengelasan.net/jenis-mesin-bubu)

a. Mesin Bubut Center ( Centre Lathe)


Prinsip Kerja dari mesin ini yaitu memanfaatkan sebuah poros
spindle. pengoperasian mesin bubut yang satu ini juga cukup simpel .Poros
spindle tersebut mempunyai suatu chuk yang berahang dan di satu sisi
berfungsi sebagai alat untuk mencengkram material. Chuk yang berahang
menjadi inti pusat sumbu poros . Untuk sisi lain yang berfungsi sebagai
alat pemutar benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindle dengan
bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya, yaitu pada
pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan
center lain Fungsi utama dari mesin Centre Lathe yaitu untuk membentuk
benda dengan berbagai macam bentuk dan berbagai dimensi benda sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan operator ny . Tak heran, jika mesin ini
banyak digunakan oleh berbagai industri ,perusahaan dan pabrik pabrik
besar karena kelebihan dari alat ini .

Gambar 2.7 Mesin Bubut Center (Centre Lathe)


Sumber ( https://tugasmahasiswateknik99.blogspot.com/2017/11/jenis-
jenis-mesin-bubut-berdasarkan_13.html)

b. Mesin bubut Turret


Mesin ini mempunyai suatu kemampuan khusus untuk
mengerjakan suatu material dengan identik maksudnya adalah mesin ini
dapat bekerja dengan sendirinya sesuai dengan setting / pengaturan mesin
secara urut. Dengan berbagi macam jenis pekerjaan yang dapat dilakukan
hanya dengan mesin ini tergantung operator yang menggunakan sesuai
kebutuhan masing masing.

Gambar 2.8 Mesin bubut Turret


Sumber (https://www.pengelasan.net/jenis-mesin-bubut/)

c. Mesin Bubut Facing Lathe


Prinsip kerja mesin bubut ini dimana mesin bubut hanya dapat
digunakan pada material yang berbentuk piringan atau bentuk datar.
Melhat bentuk dan dimensi mesin ini tidak dapat digunakan pada material
dengan bentuk balok atau silinder. Pada mesin ini mempunyai suatu
cakram yang terletak di atas piringan yang berupa pelat dengan ukuran
lumayan besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan cakar-cakar
yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak
terdapat kepala lepas.
Gambar 2.9 Mesin Bubut Facing Lathe
Sumber (https://www.pengelasan.net/jenis-mesin-bubut/)
d. Mesin bubut turret vertical
pada mesin ini yaitu dalam memegang pahatan menggunakan
pengaturan turret. Mesin ini terdiri dari mana putar / pencengkram dengan
posisi horizontal. Lalu sebagai tambahan, pada bagian turret dipasang di
atas rel penyilang. Mesin ini minimal mempunyai satu buah kepala
samping dan telah dilengkapi dengan suatu turret yang berbentuk bujur
sangkar sebagai alat untuk memegang pahatan. Lalu masing – masing
turret mempunyai suatu perangkat penghenti.

Gambar 2.10 Mesin Bubut Turret Vertical


Sumber ( https://www.pengelasan.net/jenis-mesin-bubut/)

e. Mesin Bubut Turret Sadel


Pada dasarnya prinsip kerja mesin ini hampir sama dengan mesin
bubut yang lain karena sangat simple serta mudah dalam
pengoperasiannya. pada mesin ini terdapat sebuah sadel yang mempunyai
fungsi khusus dalam pengaturan hingga pengoperasian material secara
terus menerus . mesin ini dapat bergerak maju dan mundursecara fleksibel
tergantung operator yang menjalankan

Gambar 2.11 Mesin Bubut Turret Sadel


sumber ( https://www.pengelasan.net/jenis-mesin-bubut/)

f. Mesin Bubut Sabuk


Pada mesin bubut jenis ini mempunyai ciri khusus yang terdapat
suatu bagian guna memutar roda gigi pada mesin bubut yang mana sering
disebut sabuk penggerak . sabuk tersebut mempunyai fungsi yang penting
yaitu memutar roda gigi. Letak dari sabuk melingkar pada roda gigi.Serta
dapat berputar dengan putaran poros yang berasal dari spindle yang telah
dikaitkan dengan sabuk. putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak
translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir (Widarto, 2008)
Gambar 2.12 Mesin Bubut Sabuk
Sumber ( https://sindunesia.com/jenis-jenis-mesin-bubut/)

b. Proses Bubut
Proses permesinan yang dilakukan pada mesin bubut berbeda dengan
proses yang dilakukan pada mesin freis. Pada proses bubut, benda kerja
dipegang oleh pcncekam (chuck) yang dipasang pada ujung poros utama
(spindle) sehingga benda kerja ikut berputar dengan poros utama mesin,
sedangkan pahat dipegang oleh dudukan pahat (Toolpost) dan pahat hanya
bergerak ke arah sumbu X dan Z sesuai. Sementara itu, proses yang dilakukan
oleh mesin frais benda kerja dicekam pada meja mesin dan bergerak ke arah
sumbu X dan Y, sedangkan pahat dipasang pada poros utama (spindle) yang
dapat bergerak ke arah sumbu Z

Bubut merupakan proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian


mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin
Bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan
permukaan luar benda silindris atau bubut :
A. Benda kerja yang berputar
B. Satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool)
C. Gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.

Proses bubut permukaan (surface turning ) adalah proses bubut yang


identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus (taper turning) sebenarnya
identik dengan proses bubut rata di atas,. Pada proses bubut kontur, dilakukan
dengan cara memvariasi kedalaman potong,sehingga menghasilkan bentuk
yang diinginkan. Selain pembubutan kontur ada juga operasi pembubutan
memanjang (longitudinal turning), pembubutan muka (facing), pembubutan
tirus (taper turning), pembubutan kontur (contour turning), pembubutan
bentuk (form turning), chamfering, pembubutan potong (cutoff), pembubutan
ulir (threading), memperbesar lubang (boring), membuat lubang / proses
gurdi (drilling) dan membubut kartel (knurling). (Abimayu & Nurdin , 2019)

Gambar 2.13 Proses Pembubutan


Sumber (https://www.sekolahtehnik.com/2020/10/mesin-bubut-
pengertian-kegunaan-serta.html)

c. Parameter-parameter yang ada pada Mesin Bubut


Pada setiap proses pembubutan memiliki beberapa parameter yang dapat
diatur salah satunya adalah kecepatan putar spindel , gerak makan dan
kedalaman potong. Selain itu ada juga Faktor yang lain yang dapat
mempengaruhi proses mesin bubut yaitu seperti bahan spesimen dan jenis
pisau pahat yang digunakan juga memiliki pengaruh yang cukup besar,
namun parameter di atas merupakan bagian yang bisa diatur oleh operator
langsung pada mesin bubut (Paridawati, 2015)

a. Kecepatan Pemakanan
Pada proses pemakanan kecepatan potong dipengaruhi oleh diameter
benda kerja. faktor bahan benda kerja dan bahan pahat juga menentukan
harga kecepatan pemakanan. kecepatan potong sudah ditentukan
misalnya untuk benda kerja pengaruh pisau juga sangat mempengaruhi ke
efisiensian pada waktu dan kecepatan pemakanannya, maka daidapat
persamaan rumus untuk mencari kecepatan pemakanan adalah sebagai
berikut:

vf =f x n (mm/menit) ……………………..(1)
Keterangan :
vf = Kecepatan Pemakanan (mm/menit)
f = Gerak makan (mm)
n = Kecepatan Putar (rpm)

b. Kedalaman pengerjaan
Kedalaman pengerjaan a (depth of cut), adalah tebal bagian benda
kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang
dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong Untuk mendapatkan
kedalaman potong dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

d m−d 0
a= (mm)………………………………….....(2)
2

Keterangan :
a = Kedalaman potong (mm)
d0 = Diameter awal (mm)
dm = Diameter akhir (mm)

c. Kecepatan potong
Kecepatan potong dinotasikan sebagai putaran per menit (rpm). namun
yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong atau v atau
kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat atau keliling benda kerja. Secara
sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda
kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau dapat dihitung dengan
persamaan dibawah ini:

π ×d×n
v= ………………………………….(3)
1000
Dimana :
v = kecepatan putar (rpm)
𝜋 = nilai koefisien (3.14)
𝑑 = diameter benda kerja (mm)
𝑛 = putaran benda kerja (putaran/menit )

d. Kecepatan Pengurangan Volume Benda


Kecepatan pengurangan volume benda merupakan volume logam dari
benda kerja yang dipotong. Dibawah ini persamaan rumus yang dapat
digunakan untuk menghitung kecepatan pengurangan volume benda :

Z=f x a x vf (mm3 /menit)………………...……(4)

Dimana :
Z = Kecepatan pengurangan volume benda (mm3/menit)
f = Gerak makan (mm)
a = Kedalaman potong (mm)
vf = Kecepatan pemotongan (mm/menit)

e. Waktu Pemotongan
Untuk mendapatkan waktu pemotongan dari suatu proses
pembentukan benda kerja pada mesin bubut menggunakan persamaan
dibawah ini :

tc= ¿ (menit) ……………………………….(5)


Vf
Keterangan :
tc = Waktu Pemotongan (menit)
¿ = Panjang pemotongan (mm)
Vf = Kecepatan makan (mm/menit)
f. Gerakan Makan
Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda
kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan
yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya
dengan kedalaman potong a. Gerak makan tersebut berharga sekitar 1/3
sampai 1/20 a, atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang
dikehendaki. (Paridawati, 2015)

d. Jenis Jenis Pahat Bubut


Ada berbagai jenis pahat bubut yang biasa digunakan baik di perumahan
industri atau perusahaan yang mana disetiap mata pahatnya memiliki
kelebihan dan kekurangan masing masing berikut adalah macam macam jenis
mata pahat dalam proses pembubutan : (Paridawati, 2015)

A. Jenis Pahat Bubut Sisi/Muka


Pahat bubut sisi/muka digunakan untuk membubut pada
permukaan pada posisi melintang diameter benda kerja. Prinsip kerja dari
penggunaan pahat bubut sisi/muka adalah dengan menyayatkan pahat dari
ujung luar benda kerja ke arah titik pusat diameter benda kerja atau
sebaliknya tergantung arah putaran spindel mesin. Pergerakan apahat
biasanya menggunakan eretan lintang mesin bubut.

B. Pahat Bubut Dalam


Beberapa proses pembubutan ada yang dikerjakan pada sisi
diameter dalam, mata pahat dalam ini digunakan untuk memakan benda
kerja bagian dalam ,bentuk nya yang menyesuaikan bentuk dari benda uji
membuat alat ini sangat membantu dalam pembuatan benda bagian dalam.

C. Pahat Bubut Ulir


Pahat bubut ulir digunakan untuk membuat ulir pada permukaan
benda kerja, baik pembuatan ulir dalam maupun ulir luar. Penggunaan
pisau pahat yang akan digunakan menyesuaikan benda kerja yang akan
diproduksi

D. Pahat Bubut Alur


Pahat bubut alur digunakan untuk membentuk profil alur pada
permukaan benda kerja. Bentuk hasil dan ukuran alur menyesuaikan
dengan bentuk dan dimensi dari benda uji yang akan dibuat.

E. Pahat Bubut Potong


Pahat bubut potong digunakan khusus untuk memotong suatu
benda kerja hingga ukuran panjang tertentu pisau ini digunakan untuk
mempermudah pekerjaan untuk memotong atau mengurangi spesimen
benda uji

F. Pahat Bubut Champer


Pahat bubut champer ini digunakan untuk menchamper pada
ujung permukaan benda kerja.pisau pahat ini sangat membantu perusahaan
industri dalam hal champer benda kerja. Besar sudut champer pada
umumnya adalah 45º tergantung dari besar dan jenis bahan benda kerja.
(Paridawati, 2015)

Gambar 2.14 Jenis Jenis Pisau Pahat


sumber( https://www.etsworlds.id/2018/04/klasifikasi-dan-jenis-pahat-
mesin-bubut.html)

e. Bagian bagian mata pahat


berikut merupakan pembagian elemen elemen bagian pada mata pahat
yang sering kita jumpai ,berikut penjelasannya :

A. Badan (body) : Bagian pahat yang dibentuk menjadi mata potong atau
tempat untuk sisipan pahat (dari karbida atau keramik).
B. Lubang pahat (tool bore) : Lubang pada pahat melalui mana pahat dapat
dipasangkan pada poros utama (spindel) atau poros pemegang pada mesin
perkakas.
C. Pemegang (shank) : Bagian pahat untuk dipasangkan pada mesin
perkakas. Bila bagian ini tidak ada maka fungsinya diganti oleh lubang
pahat.
D. Dasar (base) : Bidang rata pada pemegang untuk meletakkan pahat
sehingga mempermudah proses pembuatan, pengukuran ataupun
pengasahan pahat.
E. Sumbu pahat (tool axis) : Garis maya yang digunakan untuk
mendefinisikan geometri pahat. Umumnya merupakan garis tengah dari
punggung atau lubang pahat. (Paridawati, 2015)

Gambar 2.15 Pisau Pahat


sumber (https://www.bursabajaringan.com/pahat-bubut/)
f. Penjepit Benda Kerja
Penjepit benda kerja atau chuck adalah sebuah alat yang berfungsi
sebagai penjepit benda kerja yang akan di produksi. Chuck berfungsi sebagai
untuk menjepit benda kerja yang berbentuk selindris, persegi dan benda kerja
yang permukaan rata lainnya. Ada beberapa jenis pembagian berdasarkan
fungsi dan juga kegunaanya yaitu :

A. Chuck dengan Tiga Rahang


Cekam adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pencekam benda
kerja. Untuk memegang benda kerja yang akan dikerjakan dalam mesin
bubut diperlukan alat pencekam yang kokoh. Alat ini dipasang pada
spindle utama pada alat penjepit dengan tiga pencengkam artinya pada
bagian pencengkamnya alat ini memiliki tiga tangan pencengkam yang
mana setiap tangan berfungsi untuk menjepit benda kerja. (Ratlalan, 2019)

Gambar 2.16 Chuck dengan Tiga Rahang


Sumber (https://www.belajarmesinbubut.com/2011/07/chuck-rahang-
tigaaksesoris-utama-mesin.html)

B. Chuck Pelat Rata


Chuck pelat rata umumnya digunakan untuk menjepit benda kerja
yang lebar dan tipis, bentuknya tidak beraturan dan tidak dapat dijepit
dengan alat lain kekurangan pada jenis ini adalah dalam proses
Penyetelannya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan
penyetelan jenis lainnya ,dikarenakan bentuk cekam yang datar atau rata
membuat lama prosesnya. (Ratlalan, 2019)

Gambar 2.17 Chuck Pelat Rata


Sumber (https://teknikece.com/mesin-bubut/perlengkapan-mesin-bubut/)

C. Chuck dengan Empat Rahang


Rahang pada cekam ini umumnya bergerak secara independen
(sendiri-sendiri) dan memiliki 4 tangan untuk mencengkap benda
kerja .jenis ini biasanya bergerak secara otomatis seperti pada cekam
rahang tiga.Cekam ini cocok untuk mencekam benda silinder atau bersisi
habis dibagi empat. Keuntungan menggunakan cekam rahang empat
adalah operator bisa memasang kembali benda kerja sesuai senternya
meski sudah pernah melepas benda kerja. (Ratlalan, 2019)

Gambar 2.18 Chuck Empat Rahang


Sumber (https://www.belajarmesinbubut.com/2018/03/apa-kelebihan-
chuck-bubut-rahang-3-dan-4.html)

g. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan menjamin proses produksi agar berlangsung secara aman,
efisien dan produktif. Prosedur Keselaman kerja banyak diterapkan dalam
industri maupun sekolah, dan bisanya bersifat aturan atau anjuran yang baik.
Mesin-mesin modern sudah dilengkapi pelindung dandirancang untuk
melindungi keselamatan operator, serta menjamin semua perlengkapan dalam
proses pengerjaan menjadi aman. Tetapi statistik kecelakaan yang terjadi di
sekolah dan industri menunjukkan hanya sekitrar 15% yang dapat dijamin oleh
alat-alat keselamatan tersebut. Sekitar 85% kecelakaan yang terjadi di sekolah
dan industri dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak dapat terjangkau oleh alat-
alat keselamatan kerja tersebut. Jadi unsur kelalaian manusia merupakan faktor
yang paling banyak mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Kekurang
hati-hatian, sedikit pengetahuan/informasi dan kurang pertimbangan dalam
memutuskan sesuatu dengan benar mungkin dapat dicegah dengan
membiasakan berfikir sebelum bekerja.
Dalam kegiatan praktek dibengkel atau industri, keselamatan kerja adalah
hal utama yang perlu mendapat perhatian serius oleh pihak pengelola. Oleh
karena itu sebelum kita melaksanakan praktek kita harus mampu
mengidentifikasikan (mengelompokkan keselamatan kerja) antara lain :
1) Keselamatan operator
2) Keselamatan mesin
3) Keselamatan alat-alat pendukung seperti: pahat, alat ukur (jangka sorong,
mikro meter dll) serta alat pendukung pelaksanaan kerja.
4) Keselamatan benda kerja Keempat hal diatas adalah urutan keselamatan
kerja yang harus benar-benar kita perhatikan sebelum kita bekerja.
(Widarto, 2008)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

1. Waktu dan Tempat


Pada praktikum kali ini mengenai modul mesin bubut dilaksanakan pada
kamis, 27 Oktober 2022 pada pukul 07:30 WIB s.d selesai di laboratorium
proses manufaktur program studi Teknik Mesin jurusan Teknologi produksi
dan industri Institut Teknologi Sumatera.

2. Alat dan Bahan


Adapun alat-alat perlengkapan dan bahan yang digunakan pada praktikum
modul mesin bubur kali ini adalah sebagai berikut :
A. Mesin bubut
Gambar 3.1 Mesin bubut
(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

Berfungsi untuk membuat/memproduksi benda-benda berpenampang


silindris, misalnya poros lusu, poros bertingkat , poros tirus , poros
beralur, poros berulir dan berbagai bentuk bidang permukaan silindris
lainnya. Bagian-bagian mesin bubut dapat dibagi menjadi beberapa
bagian diantaranya sebagai berikut :

55 6 8

1
4

Gambar 3.2 Bagian-bagian mesin bubut


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

a. Alas mesin
Kerangka utama mesin yang diatasnya terdapat eretan serta kepala
lepas. Adapun jalur landasan ini berbentuk v datar atau rata.
b. Kepala tetap
Kepala tetap berfungsi untuk menempatkan chuck atau pencekam
benda kerja.
c. Kepala lepas
Berfungsi Untuk memegang atau sebagai tempat senter tetep senter
putar senter drill.
d. Eretan
Terdiri dari : sadel/pelana, eretan melintang , eretan kombinasi,
pemegang pahat, kotak apron untuk sebagai tempat atau kedudukan
dari mata pahat dan penggerak mata pahat dalam saat proses
pemakanan benda kerja.
e. Chuck
Chuck berfungsi sebagai untuk menjepit benda kerja yang
berbentuk selindris, persegi dan benda kerja yang permukaan rata.

f. Tool Post
Merupakan alat yang terpasang pada mesin bubut dan digunakan
Untuk memegang pahat bubut.
g. Monitor
Monitor digunakan untuk melihat ukuran pemakanan benda kerja
Dengan dua sumbu x dan sumbu z.
h. Kaca Pelindung
Kaca pelindung berfungsi untuk melindungi tubuh dari percikan
api dan gram pada saat pemakanan benda kerja.
10

9 12

13

11 14

15
16
17

Gambar 3.3 Bagian-bagian kepala tetap


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

i. Tabel kecepatan
Tabel kecepatan berfungsi sebagai patokan dalam menentukan
percepatan putran mesin.
j. Tuas kecepatan
Terdapat 3 tuas kecepatan berfungsi untuk mengatur RPM dari
putaran mesin.
k. Tuas ulir
Berfungsi untuk mengubah putaran biasa ke putran khusus ulir.
l. Tuas otomatis feeding dan ulir
Tuas otomatis feeding dan ulir Berfungsi untuk mengaktifkan
otomatis feeding (pengerjaan pengurangan volume benda dan ulir)
m. Tombol emergency
Berfungsi untuk hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada saat
menjalankan mesin.
n. Tombol uji coba
Berfungsi untuk menguji coba putaran mesin.
o. Tombol coolant pump
Berfungsi untuk menghidupkan coolant pump.
p. Tombol switch on/off
Berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin.
q. Break stop
Berfungsi untuk menghentikan laju putaran mesin bubut dengan
cara menginjaknya.
20
23
22
19

21
18

24a 24

Gambar 3.4 Bagian-bagian eretan


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

r. Tuas sumbu z bawah


Berfungsi untuk menggerakkan tool post kearah sumbu z.
s. Tuas sumbu x
Berfungsi untuk menggerakkan tool post kearah sumbu x.
25
t. Tuas sumbu z atas
Berfungsi untuk menggerakkan tool post kearah sumbu z dengan
ketelitian lebih kecil.
u. Tuas otomatis feeding
Berfungsi untuk mengaktifkan otomatis. Tuas ini digunakan untuk
menggerakkan eretan sumbu x dan z secara otomatis
v. Switch oli
Tombol yang berfungsi untuk menyemprotkan oli.
w. Tuas tool post
Berfungsi Untuk mengarahkan gerak tool post ke benda kerja.
x. Tuas ulir
Berfungsi untuk menggerakkan eretan dengan system ulir.
24a) Tuas otomatis feeding sumbu x/z
Berfungsi untuk menggerakan feeding secara otomatis ke sumbu
x/z
y. Tuas otomatis
Tuas feeding berfungsi untuk mengaktifkan otomatis

27

26

28

Gambar 3.5 Bagian-bagian kepala lepas


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

z. Handle kepala lepas


Berfungsi untuk memajukan atau memundurkan ujung kepala
lepas.
aa. Pengunci handle kepala lepas
Mengunci handle kepala lepas berfungsi untuk mengunci kepala
lepas agar tidak bergerak bebas.

bb. Pengunci kepala lepas


Pengunci kepala lepas berfungsi untuk mengunci kepala lepas agar
tidak bergerak.

B. Jangka sorong
Gambar 3.6 Jangka sorong
(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

Berfungsi untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara
diapit untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa
lubang dengan cara diulur untuk mengukur kedalaman celah/lubang
pada suatu benda.

C. Stopwatch

Gambar 3.7 Stopwatch


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

Stopwatch berfungsi untuk mengukur lamanya waktu yang


dibutuhkan.
D. Kunci chuck
Kunci chuck digunakan untuk mengatur pencekaman pada saat
menggunakan chuck

Gambar 3.8 Kunci Chuck


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

E. Kunci toolpost
Kunci tool post digunakan untuk mengencangkan atau melepas
pahat pada tool post

Gambar 3.9 Kunci pahat


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

F. Pahat
Pahat berfungsi untuk memakan benda kerja. Terdapat dua pahat
yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu pahat untuk pembubutan
rata dan ulir. Material mata pahat yang digunakan terbuat dari karbida.
Holder yang digunakan pada mata pahat pembubutan rata menggunakan
tipe SDJCR1616H07.
Gambar 3.10 Pahat pembubutan rata
(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

Pada mata pahat pembutuan ulir menggunakan tipe SER1616H16.

Gambar 3.11 Pahat pembubutan ulir


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

G. Kunci Pahat

Gambar 3.12 Kunci Pahat


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

Kunci pahat berfungsi untuk memasang atau melepas mata pahat


dari holder.
H. Penjepit Holder Pahat
Pada gambar 3.13 dibawah, no 1 adalah penjepit holder pahat
digunakan untuk menjepit holder pahat agar tidak bergeser supaya
pembututan dapat dilakukan dengan akurat.

Gambar 3.13 Kunci tool post


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

I. As S45C ST60 AISI 1045 CARBON STEEL ,ASTM A2 ASSENTAL


Diameter 30 mm
As S45C ST60 AISI 1045 CARBON STEEL ,ASTM A2
ASSENTAL Diameter 30 mm digunakan sebagai spesimen dalam
pengujian mesin bubut.

Gambar 3.14 As S45C ST60 AISI 1045 CARBON STEEL ,ASTM A2


ASSENTAL Diameter 30 mm
(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

J. Kacamata safety
Gambar 3.15 Kacamata safety
Sumber(https://www.kemika.co.id/produk/alat-pelindung-diri-apd/
kacamata-apd/)

Kacamata pelindung atau disebut juga kacamata safety adalah


kacamata yang berfungsi melindungi area mata dari pengaruh yang
berbahaya bagi kesehatan indera penglihatan kita saat berada atau bekerja
di dalam area tertentu.

K. Sepatu safety

Gambar 3.16 Sepatu safety


(Sumber https://teknikece.com/sepatu-safety/)

Sepatu Safety (Safety Shoes) adalah salah satu alat pelindungan


diri yang harus dipakai oleh seseorang ketika bekerja guna menghindari
resiko kecelakaan. Bukan sekedar membuat perlindungan bagian tubuh
pekerja pada adanya resiko kecelakaan saja, tetapi dengan memakai sepatu
Safety pekerja akan lebih leluasa bergerak hingga dapat meningkatkan
efektivitas dan hasil produksi yang diharapkan.

L. Masker

Gambar 3.17 Masker


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

Masker dipakai oleh seorang pekerja untuk membuat perlindungan


atau menghindari dan mengurangi kemungkinan dirinya akan tercemar
debu yang membahayakan pernafasan

M. Sarung tangan
Sarung tangan adalah sejenis pakaian yang menutupi tangan, baik
secara sebagian ataupun secara keseluruhan. Fungsi sarung tangan ialah
untuk melindungi sang pemakai dari pengaruh lingkungan sekitarnya atau
melindungi lingkungan sekitar dari tangan sang pemakai.

Gambar 3.18 Sarung Tangan


(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

3. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur percobaan pada Praktikum ini adalah sebagai berikut:
A. Sebelum proses pembubutan / persiapan
1) Memeriksa mesin yang akan digunakan .
2) Menyiapkan alat–alat, bahan, dan gambar kerja yang dibutuhkan
dalam praktikum.
3) Mengukur dimensi benda kerja sebelum dipasang pada chuck serta
ditandai bagian-bagian yang akan dibubut.
4) Memasang benda kerja pada chuck dengan bantuan kunci chuck dan
senterkan.
5) Menyenter benda kerja menggunakan dial indicator atau center
gauge.
6) Memasang pahat pada Tool Holder/tool post dan kedudukannya
disenterkan terhadap titik pusat benda kerja dengan bantuan tail stock .
7) Memilih kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja
dengan mengatur posisi kedua tuas Spindle Change lever ( Tuas A,B,C
dan 1,2,3 ). Tabel kecepatan putar berdasarkan posisi tuas A,B,C dan
1,2,3 dapat dilihat pada mesin (menempel pada headstock). Gunakan
kecepatan yang lebih tinggi serta kedalaman pemakanan yang kecil
pada proses finishing.
8) Menyalakan mesin dapat dengan memutar switch on pada mesin
terlebih dahulu.
9) Mengatur titik nol dan pengaturan kedalaman pemakanan dengan cara
menggoreskan ujung pahat pada benda kerja yang berputar.
10) Melakukan proses pembubutan bisa sesuai gambar benda kerja yang
direncanakan.

Catatan :
a) Memastikan benda kerja terpasang dengan erat pada chuck
b) Memastikan benda kerja benar benar dalam kondisi center,
gunakan bantuan alat center gauge
c) Memastikan pahat dalam keadaan baik, terpasang dengan benar
dan erat pada toolpost.
d) Mengubah kecepatan spindle dan pengaturan pitch and feed
selector lever hanya dapat dilakukan jika mesin dalam keadaan
mati. Jika dilakukan dalam keadaan hidup akan menyebabkan
kerusakan serius pada sistem transmisinya.

B. Selama proses pembubutan


1) Mengatur kedalaman pemakanan (depth of cut ) pada tiap tahapan
pemotongan hendaknya tidak terlalu besar untuk menghindari
kerusakan pada benda kerja dan pahat.
2) Menggerakkan pahat secara manual maka Carriage Longitudinal
Feed Handwheel ataupun Cross Slide Handwheel harus digerakkan
dengan perlahan sehingga didapat permukaan benda kerja
3) Melakukan pelumasan harus secara teratur.
4) Mematikan mesin dan membuka chuck protecting cover jika hendak
melakukan pengukuran, merubah kecepatan, atau jika terjadi
gangguan pada mesin saat bekerja.

C. Setelah proses pembubutan


1) Mematikan Mesin.
2) Melepaskan benda kerja dari chuck , dan pahat dilepaskan dari tool
post.
3) Membersihkan mesin dan alat yang digunakan dari chips (Geram) .
4) Mengembalikan alat –alat ke tempat semula.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Data dan Perhitungan


A. Data Pengamatan
Benda uji terlebih dahulu dikecilkan diameternya menggunakan mesin
bubut dengan kecepatan pemakanan 400 rpm dengan diameter awal 20mm
.melalui Pemakanan pada sumbu-z dan berakhir dengan diameter sebesar
15 mm sepanjang 28 mm. Diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data pembubutan awal
Kedalaman Waktu Pengerjaan Panjang
Pengerjaan (mm) Pengerjaan (mm)

1 0,8 1 menit 28

2 1,6 1 menit 34 detik 28

3 2,4 1 menit 3 detik 28

4 3,2 1 menit 25 detik 28

5 4 1 menit 32 detik 28

6 4,8 1 menit 34 detik 28

7 5 2 menit 30 detik 28

Setelah mengecilkan diameter benda uji. Langkah selanjutnya adalah


membuat neck dengan kecepatan pemakanan 400 rpm. diameter
pemakanan benda di mulai dari diameter 15 mm dasar sepanjang 5 mm
kekanan dan dengan kedalaman 2 mm . Diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.1.2. Data pembuatan neck
Kedalaman Waktu Pengerjaan Panjang
Pengerjaan (mm) Pengerjaan (mm)

1 0,50 37detik 5

2 1 36 detik 5

3 1,50 42 detik 5

4 2 50 detik 5

setelah pembuatan neck proses selanjutnya adalah pembuatan ulir dengan


jarak pitch 2 mm kemudian dengan kedalaman 1,75 mm pada diameter
spesimen 15 mm dengan proses pemakanan setiap urutanya adalah 0,25
mm berurutan, maka didapati data sebagai berikut :

Tabel 4.1.2. Data pembuatan ulir


Kedalaman Waktu Pengerjaan Panjang
Pengerjaan (mm) Pengerjaan (mm)

1 0,5 17 detik 23

2 0,75 17 detik 23

3 1 17 detik 23

4 1,25 18 detik 23

5 1,5 18 detik 23

6 1,75 18 detik 23

7 1,75 19 detik 23
Table 4.1.3. Data perhitungan
Rata Kedalaman Waktu Pengerjaan Panjang Pengerjaan
-rata Pengerjaan (mm) (mm)

Rata 1,96 52 detik 20,94


-rata

Rumus-rumus yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :


1) Diameter rata-rata

d= ( d m +d o
2 )
Dimana :
d = diameter rata-rata (mm)
dm = diameter akhir (mm)
do = diameter awal (mm)

2) Kecepatan potong
π ×d×n
v=
1000
Dimana :
v = kecepatan potong (m/menit)
π = konstanta (3,14)
d = diameter rata-rata (mm)
n = putaran chuck (rpm)

3) Kecepatan pemakanan
v f =f ×n
Dimana :
Vf = kecepatan pemakanan (m/menit)
f = kedalaman pengerjaan (mm)
n = putaran chuck (rpm)

4) Waktu pemakanan
lt
t c=
vf
Dimana :
tc = waktu pemakanan (detik)
lt = panjang pengerjaan (mm)
Vf = kecepatan pemakanan (m/menit)

5) Kecepatan pengurangan volume benda


Z=f × d × v
Dimana :
Z = kecepatan pengurangan volume benda (cm3/menit)
f = kedalaman pengerjaan (mm)
d = diameter rata-rata (mm)
v = kecepatan potong (m/menit)

B. Perhitungan
Setelah melakukan praktikum maka diperuleh data dari hasil
pengamatan. Selanjutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Diketahui :
Diameter akhir (dm) = 15 mm
Diameter awal (do) = 20mm
Putaran benda kerja awal (no) = 400 rpm
Putaran benda kerja akhir (nm) = 35 rpm
n o+ nm 400 rpm+35 rpm
Putaran benda kerja rata-rata (n)= = =217 , 5 rpm
2 2
Rata-rata diameter akhir (lt) = 20,94 mm
Gerakan pemakanan (f) = 1,96 mm

Ditanya :
1) Diameter rata-rata (d) =?
2) Kecepatan potong (v) =?
3) Kecepatan pemakanan (vf) =?
4) Waktu pemakanan =?
5) Kecepatan pengurangan volume benda (Z) =?
Dijawab :
1) Diameter rata-rata

d= ( 2 )(
d m +d o
=
15 mm+20 mm
2 )
=¿ 17,5 mm

2) Kecepatan potong
π × d × n 3 , 14 × 17 ,5 mm × 217 ,5 mm
v= =
1000 1000
11951,625 mm/menit
¿ 11, 95 m/menit
1000

3) Kecepatan pemakanan
v f = ( f ×n )=1 , 96 mm ×217 , 5 rpm=426 ,3 mm /menit

4) Waktu pemakanan
lt 20 , 94 mm
t c= = =0,0491menit
v f 426 ,3 mm /menit

5) Kecepatan pengurangan volume benda


Z=( f × d × v )
¿ 1 , 96 mm ×1 , 75 mm× 11, 95 mm/menit
= 40,9885 mm3/menit
¿ 0,409885 cm3/menit
Tabel 4.1.4 Hasil perhitungan
Perhitungan Hasil Keterangan Hasil

Diameter rata rata


diperoleh dari diameter
awal ditambah diameter
d
( 15 mm+20
2
mm
) 17,5
mm
akhir dibagi 2 maka
didapatkan hasil
perhitungan sebesar
17,5 mm

Kecepatan potong
diperoleh dari perkalian
3,14, diameter rata-rata
dan kecepatan chuck
kemudian dibagi 1000,
V 3 ,14 × 17 , 5 mm× 217 , 5 mm 11,95
1000 maka didapatkan hasil
m/me
perhitungan sebesar
nit
11,95 m/menit

Kecepatan pemakanan
diperoleh dari feeding
dikali dengan putaran
vf 1 , 96 mm ×217 , 5 rpm 426,3 chuck maka didapatkan
m/me hasil perhitungan
nit sebesar 426,3 m/menit

Waktu pemakanan
diperoleh dari Panjang
rata-rata dibagi
tc 20 , 94 mm 0,049 kecepatan pemakanan
426 , 3 mm
1 maka diperoleh hasil
menit perhitungan sebesar
0,0491menit
Kecepatan pengurangan
diperoleh dari feeding
dikali kedalaman
Z 1 , 96 mm ×1 , 75 mm× 0,409 pengerjaan dikali
885c kecepatan potong maka
11, 95 mm /menit
m3/ diperoleh hasil
menit perhitungan sebesar
0,409885 cm3/menit

2. Pembahasan
Pada praktikum modul mesin bubut ini kelompok ini melakukan
praktikum tentang proses Turning atau pembubutan. Dalam melakukan
praktikum kali ini melakukan beberapa tahap dalam proses pembubutan.
Tahap awal yaitu proses pengurangan diameter pada benda uji yang mana
proses pertama yaitu proses pememasangan spesimen benda uji pada cekam
di mesin bubut. selanjutnya proses mengencangkan cekam dengan kunci
chuck. Langkah selanjutnya dilakukan pengukuran benda uji dan didapat hasil
nya adalah 20 mm untuk diameter awalnya. Selanjutnya pada benda uji
dilakukan pembubutan dengan Panjang pengerjaan adalah 28 mm dengan
kedalaman 5 mm hingga diameter benda uji mencapai 15 mm. Pengurangan
material setiap proses menggunakan kedalam 0.8 mm dengan 7 kali proses
pembubutan dengan proses ke 7 hanya dilakukan pembubutan sedalam 0,2
mm. Hal tersebut dilakukan bertahap agar pahat atau pisau tidak patah dan
rusak saat pembubutan.
Gambar 4.1 Proses Tahap 1
Sumber (laboratorium proses manufaktur)

Pada tahap 2 pada praktikum kali ini melakukan proses pembuatan neck
dengan cara melakukan pembubutan Kembali dengan Panjang pengerjaan 2
mm dengan mengurangi diameter awal 15 mm menjadi 13 mm. dengan jarak
Panjang pengerjaan dari ujung dasar benda kerja sebelah kiri atau dasar benda
kerja sepanjang 5 mm. dalam proses pengerjaan secara bertahap setiap
panjang pengerjaan menggunakan 0,50 mm sebanyak 4 kali percobaan.sampai
menjadi benda yang diinginkan.

Gambar 4.2 Proses Tahap 2


Sumber (laboratorium proses manufaktur)
Pada tahap 3 pada proses pembubutan dilakukan proses selanjutnya yaitu
pembuatan ulir. Pada pembuatan ulir dilakukan secara otomatis. Hal ini untuk
membuat keakuratan dan kepresisian dari proses ulir. Pembuatan ulir dilakukan
dengan panjang pengerjaan sejauh 23 mm. Jarak pitch pada ulir 2 mm dengan
kedalaman 1,75 mm. Pada tahap ini pengurangan diameter setiap pengerjaan
adalah 0.25 mm yang dilakukan sebanyak 7 kali yang mana pada proses ke 7
dilakukan proses finishing . Setelah selesai, dibuat dilanjutkan proses pelepasan
benda uji pada alat cekam . kemudian dilanjutkan pada proses selanjutnya yaitu
pada mesin miling dan band saw

Gambar 4.2.1 Hasil akhir

(Sumber Laboratorium Proses Manufaktur)

Setelah melakukan ke tiga proses mesin bubut diatas didapatkan data


hasil perhitungan yang mana agar mempermudah perhitungan maka dicari
untuk diameter awal diameter akhir dan putaran chuck dari 3 tahap yang
dikerjakan maka didapatkan diameter awal sebesar 20 mm diameter akhir
sebesar 15 mm dan putaran chuck sebesar 217,5 rpm, setelah mendapatkan
rata rata maka didapati hasil diameter rata rata sebesar 𝑑 = 17,5 𝑚𝑚 setelah
mendapatkan diameter rata rata dilanjut dengan menghitung kecepatan
potong dengan hasil sebesar 𝑣 = 11,95 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 setelah mendapatkan
kecepatan pemotong selanjutnya adalah menghitung kecepatan pemakan
didapatkan hasil sebesar 𝑣𝑓 = 426,3 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. kemudian menghitung
waktu pemakan didapatkan hasil sebesar 𝑡𝑐 = 0,0491 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 lalu yang
terakhir adalah menghitung kecepatang pengurangan volume benda yang
didapatkan hasil sebesar 𝑍 = 0,409885 cm3/menit
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapatkan setelah melakukan praktikum mengenai
mesin bubut ini antara lain :
A. Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda kerja yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
B. Operator atau praktikan mengerti dan paham fungsi dari setiap part pada
mesin bubut. Hal ini agar tidak terjadi kecelakan kerja atau hal lain yang
tidak diinginkan.
C. Saat proses pembubutan berikan tekanan yang sesuai agar tidak terjadi
crack antara benda kerja dengan pahatannya.
D. Kecepatan putaran benda kerja harus di jaga agar benda kerjanya tidak
bermasalah dengan bentuknya.
E. Pendingin atau air sebagai pendingin sangat diperlukan apabila terjadi
panas berlebihan saat proses pembubutan.

2. Saran
Adapun saran yang dapat di berikan setelah melakukan praktikum
mengenai mesin bubut antara lain :
A. Praktikan atau operator saat mengoperasikan mesin wajib menggunakan
alat keselamatan kerja , seperti sarung tangan,kacamata, masker dan
sepatu safety agar proses praktikum berjalan dengan lancar
B. Dalam melakukan praktikum peserta selalu menjaga kebersihan
laboratorium
C. Praktikum harus selalu fokus dan serius dalam melakukan praktikum
supaya tidak terjadinya kesalahan pada saat pengerjaannya.
D. Setelah melaksanakan praktikum sebaiknya asisten praktikum menjelaskan
mengenai prosedur ataupun format pada laporan akhir agar tidak terjadi
kekeliruan .
E. Membaca modul sebelum melaksanakan praktikum supaya paham dalam
pengoperasian alatnya
DAFTAR PUSTAKA

Abimayu, D., & Nurdin , H. (2019). PENGARUH GERAK MAKAN DAN


KECEPATAN PUTARAN SPINDLE TERHADAP TINGKAT
KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM PADA PROSES
PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL,
784-785.

hindom, s. d., poeng, r., & lumintang, r. (2009). PENGARUH VARIASI


PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP GAYA POTONG
PADA MESIN BUBUT KNUTH DM-1000A, 38.

Nugroho, E., Ridhuan, K., & Suraya. (2017). PENGARUH JENIS PAHAT DAN
VARIABLE PEMOTONG DENGAN MENGGUNAKAN TOOLPOST
SEGMENTASI PADA MESIN BUBUT KNUTH TIPE TURNADO
230TERHADAP EFISIENSI PEMBUBUTAN , 63-64.

Paridawati. (2015). PENGARUH KECEPATAN DAN SUDUT POTONG


TERHADAP KEKERASAN BENDA KERJA PADA MESIN BUBUT , 56.

Ratlalan, R. M. (2019). Variasi kecepatan putaran dan kedalaman gaya potong


mesin bubut gedee weiler LZ 330 G Terhadap permukaan baja karbon ST
37, 114-115.

Widarto. (2008). jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Anda mungkin juga menyukai