Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

GERAKAN CEGAH STUNTING

I. Pendahuluan
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun
(balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial
yang tidak memadai terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu
dari janin hingga anak berusia dua tahun. Anak tergolong stunting apabila
panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi
panjang atau tinggi anak seumurnya (Kementerian Kesehatan, 2018).

Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK,
disamping berisiko menghambat pertumbuhan fisik dan rentan terhadap penyakit,
juga menghambat perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat
kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Kondisi ini diperkirakan dapat
menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 3 persen per tahun (World
Bank, 2014).

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementrian


Kesehatan, prevalensi Balita stunting sebesar 21,6% pada tahun 2022. Namun
demikian, angka tersebut lebih rendah dibanding 2021 yang diperkirakan
mencapai 24,4%. Pemerintah menargetkan stunting di Indonesia akan turun
menjadi hanya 14% pada tahun 2024. Agar dapat mencapai target tersebut, perlu
upaya inovasi dalam menurunkan jumlah balita stunting 2,7% per tahunnya.

Penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, salah satunya


dengan cara perbaikan gizi. Perbaikan gizi yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya stunting adalah konsumsi zat gizi yang baik dan cukup oleh
ibu pada saat kehamilan. Salah satu indikator terpenting dalam pertumbuhan
anak adalah pada saat 1000 HPK dimulai dari masa anak berada dalam
kandungan. Dengan mencukupi gizi oleh ibu yang hamil dan pemberian gizi yang
tepat pada anak, dapat mengurangi resiko terjadinya stunting.

II. Latar Belakang


Pada tahun 2022 Puskesmas Kemranjen II memiliki jumlah sasaran balita
sejumlah 2.601 dan yang mengalami stunting sekitar 5,75%, angka tersebut
diperoleh berdasarkan hasil OTS tahun 2022. Untuk menurunkan angka stunting
tersebut dalam lingkup wilayah kerja Puskesmas Kemranjen II yang terdiri dari 7
desa akan diberikan informasi dan dilakukan kampanye agar masyarakat lebih
paham mengenai apa itu stunting, bagaimana cara pencegahan dan apa saja
1
penyebabnya. Diharapkan melalui Kampanye Gerakan Cegah Stunting ini
masyarakat dan perangkat desa menjadi lebih paham dan mendukung segala
kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terkait dengan
pencegahan stunting.

III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang stunting.

B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang apa itu stunting
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat cara pencegahan stunting
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyebab stunting

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Persiapan 1) Petugas melakukan
koordinasi dengan
Penanggung Jawab UKM,
dan Bidan desa
2) Bidan desa berkoordinasi
dengan desa untuk
menentukan jadwal kegiatan
3) Petugas membuat surat dan
mendistribusikan surat
pemberitahuan kegiatan ke
desa
4) Petugas menyiapkan materi
dan alat yang akan digunakan
2 Pelaksanaan 1) Peserta mengisi daftar hadir
kegiatan sebelum acara
dimulai
2) Petugas membuka dan
memperkenalkan diri serta
menyampaikan maksud dan
tujuan kegiatan
3) Petugas menyampaikan
materi
4) Petugas memberikan waktu
untuk sesi tanya jawab
5) Petugas mendokumentasikan

2
kegiatan
6) Petugas mengakhiri kegiatan
7) Petugas membuat notula
kegiatan

V. Cara Melaksanakan Kegiatan

No Kegiatan Pelaksana Lintas Lintas Ket.


Pokok Program Program Sektor
Terkait Terkait
1 Penyuluhan PJ Program PJ Program Desa Sumber
stunting Promkes Gizi Pembiay
aan BOK
2 Validasi Data PJ Program Gizi Desa Sumber
OTS Pembiay
aan BOK

VI. Sasaran
Sasaran kegiatan ini balita dengan hasil OTS pendek

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

2023 Ket.
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Gerakan
X
Cegah
Stunting

VIII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Monitoring dilakukan saat kegiatan berjalan terhadap jadwal, tempat, sasar
dan SOP . Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah
pelaksanaan kegiatan. Evaluasi terhadap capaian kinerja pelayanan dilakukan
setiap 3 bulan.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


3
Pencatatan dilakukan oleh setiap petugas yang melaksanakan kegiatan
dan didokumentasikan. Pelaporan dilakukan oleh penanggungjawab pelayanan
dan dilaporkan ke Kepala Puskesmas melalui Kasubag TU, untuk di kompilasi
dengan laporan kegiatan lainya. Evaluasi kegiatan dilakukan oleh
penanggungjawab UKM dan membuat laporannya kepada Kepala Puskesmas
Kemranjen, 6 Januari 2023
Kepala Puskesmas Kemranjen II

dr. KUNTORO
NIP. 19880214 201502 1 001

Anda mungkin juga menyukai