Bab 1 Kespro
Bab 1 Kespro
Disusun Oleh :
Stepanus Efendi
A. Latar Belakang
Masa remaja didefinisikan sebaga masa peralihan dari masa kekanak-kanakan
berubah jadi dewasa. Sekarang ini masa remaja belum meraih kematangan sosial dan
juga mental, dengan demikian remaja tersebut diharuskan berhadapan dengan tekanan
sosial dan juga emosi yang bertentangan. Remaja akan berubah secara fisik dengan
cepat pada waktu remaa tersebut berada pada masa pubertas. Salah satu dari beberapa
perubahan fisik itu ialah kapasitas dalam melaksanakan proses reproduksi. Namun
begitu banyak kejadian yang menunjukkan bahwa sebagian dari remaja yang belum
memahami dan juga mengetahui berkenaan dengan kesehatan dalam hal reproduksi,
contohnya yang berkenaan dengan terjadinya kehamilan dan juga penyakit menular
dalam hal seksualitas. (Ernawati Hery, 2018). Memasuki masa remaja yang diawali
dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan
yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang
terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat
berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Untuk itu remaja sangat perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam menjaga kesehatannya terutama kesehatan
reproduksi. Kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik,
mental, dan sosial secara utuh (tidak sematamata bebas dari penyakit atau kecacatan)
dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya
(Kumalasari, 2012:19).
Permasalahan berkenaan dengan kesehatan dalam hal reproduksi bisa saja
diderita oleh remaja, yakni masalah keterbatasan akses informasi, kekerasan seksual,
penyakit menular seksual (PMS), aborsi, kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) dan
layanan kesehatan. Keterbatasan dari informasi untuk remaja yang ada di Negara
Indonesia berkenaan dengan kesehatan reproduksi yang ada meliputi seksualitas yang
diakibatkan oleh masyarkat dari Negara Indonesia yang masih menganggap bahwa
seksualitas didefinisikan sebagai suatu hal yang tabu yang seyogyanya tidak pantas
untuk diperbincangkan secara transparan. Orang tua pada umumnya jijik guna
menyediakan wawasan yang berkenaan dengan permasalahan seksualitas dan juga
reproduksi pada buah hatinya yang beranda remaja, serta anak remaja juga memiliki
kecenderungan malu guna mengajukan pertanyaan yang terbuka pada orang tua
(BKKBN, 2012). Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
pada tahun 2015 menyatakan bahwa 57,5% pria melakukan hubungan seks pranikah
karena rasa penasaran/ingin tahu yang kuat, sedangkan 38% wanita melakukan seks
karena terjadi begitu saja, sedangkan 12,6% wanita melakukan hubungan seksual
karena dipaksa oleh pasangannya. (BKKBN 2015). Menurut Vicki Febri (2012:3)
bahwa jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia terdapat 43 juta ( 19,61%) dari
jumlah penduduk Indonesia sebanyak 220 juta. Sekitar 1 juta remaja pria (5%) dan
200 ribu remaja wanita (1%) menyatakan secara terbuka bahwa pernah melakukan
hubungan seksual. Sebanyak 8% pria umur 15-24 tahun telah menggunakan obat-obat
terlarang. Sedangkan untuk HIV/AIDS dari 6987 penderita AIDS, 3,02% adalah
kelompok usia 15-29 tahun dan 54,77% adalah kelompok usia 20-29 tahun. Menurut
data yang diambil oleh peneliti jumlah Remaja Siswa-siswi di SMPN Haliwen yang
terbagi atas kelas satu, dua, dan tiga yaitu sebanyak 469 orang, dengan laki-laki
sebanyak 224 dan perempuan 245 orang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan adalah “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang
Kesehatan Reproduksi”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan informasi dan menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan
serta menjadi landasan dalam pengembangan ilmu keperawatan tentang kesehatan
reproduksi.
b. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau acuan untuk
penelitian empiris
c. Bagi remaja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan, ilmu pengetahuan
kepada remaja mengenai pentingnya kesehatan reproduksi.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian khususnya tentang kesehatan repoduksi pada remaja.