Anda di halaman 1dari 6

Sifat Mekanik Bahan

Sifat Mekanik bahan adalah sifat fisik bahan apabila sebuah gaya dikenai pada bahan tersebut.
Sifat Mekanik dibedakan menjadi 2:

1. Sifat Plastis----Bahan tidak mampu untuk kembali ke ukuran dan bentuk asalnya, setelah gaya
luar dilepas.

2. Sifat Elastis ----Bahan mampu untuk kembali ke ukuran dan bentuk asalnya, setelah gaya luar
dilepas.

Sifat Elastis dan Plastis


Oke, sebelumnya, mari kita lakukan eksperimen sederhana. Coba kamu cari dua macam benda
berbeda, yaitu pegas dan lilin mainan (plastisin). Kemudian, kamu tarik kedua benda tersebut
secara bergantian dan lihat apa yang terjadi?

Pegas akan kembali ke bentuk semula setelah ditarik, sedangkan lilin mainan akan berubah ke
bentuk yang baru, yaitu menjadi lebih panjang. Pasti itu jawabannya. Tapi, kenapa bisa begitu,
ya?

Jadi gini, pada dasarnya, semua benda yang ada di bumi dapat mengalami perubahan bentuk
(deformasi) apabila diberikan sejumlah gaya. Kemungkinannya seperti percobaan di atas
tadi. Yap! Benda tersebut dapat kembali ke bentuk semula saat gaya yang diberikan dihilangkan
atau benda tersebut berubah menjadi bentuk yang baru. Kalau gaya yang diberikan pada benda
terlalu besar dan benda sudah melewati titik maksimalnya untuk meregang, bisa jadi benda
tersebut akan hancur, lho!

Nah, kemampuan yang dimiliki benda untuk kembali ke kondisi awalnya saat gaya yang diberikan
pada benda tersebut dihilangkan disebut elastisitas atau benda tersebut memiliki sifat yang
elastis. Contohnya seperti pegas, karet gelang, per, dsb. Sementara itu, jika benda tidak memiliki
kemampuan untuk kembali lagi ke kondisi awalnya saat gaya yang diberikan dihilangkan, maka
benda tersebut memiliki sifat plastis. Contohnya adalah plastisin, plastik, permen karet, tanah liat,
dsb.
Umumnya, setiap benda yang memiliki sifat elastis pasti juga akan memiliki sifat
plastis. Lho, kok bisa? Oke, misalnya saja, pegas yang kamu gunakan pada eksperimen pertama
tadi kamu rentangkan secara terus-menerus dengan gaya yang semakin kuat. Apa yang akan
terjadi?

Mula-mula, mungkin pegas akan tetap kembali ke bentuk semula bila gaya yang kamu berikan
tidak terlalu besar. Tapi, apabila pegas kamu rentangkan dengan gaya yang lebih besar lagi, ada
saatnya pegas menjadi kendur dan sampai di titik tertentu, pegas tidak dapat kembali ke bentuk
semula (plastis). Kondisi ini menandakan kalau elastisitas pegas sudah terlampaui. Jika gaya
terus diperbesar sampai melewati kemampaunnya untuk meregang, maka pegas akan patah.

Hubungan antara gaya yang diberikan pada pegas dengan pertambahan panjang pegas dapat
dibuat kedalam bentuk grafik seperti gambar berikut ini.

Coba kamu perhatikan, ya. Garis lurus OA menunjukkan bahwa gaya


F akan sebanding dengan pertambahan panjang pegas (ΔL). Ketika gaya F diperbesar lagi
sampai melampaui titik A, ternyata garis pada grafik sudah tidak lurus lagi. Hal ini
menandakan, batas linearitas pegas sudah terlampaui, namun pegas masih bisa kembali ke
bentuk semula. Oleh karena itu, daerah yang dibatasi oleh titik O sampai B disebut daerah
elastis.

Apabila gaya F semakin diperbesar hingga melewati titik B, batas elastisitas sudah terlampaui.
Akibatnya, setelah gaya F dihilangkan, pegas tidak bisa kembali ke bentuk semula (pegas
akan bersifat plastis). Nah, kalau gaya F terus diperbesar sampai titik C, pegas akan patah.
Itulah mengapa tidak menutup kemungkinan benda yang bersifat elastis dapat menjadi plastis
atau bahkan hancur. Balik lagi ke seberapa besar gaya yang diberikan pada benda tersebut.

Gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda akan sebanding dengan besaran yang disebut
dengan tegangan. Sementara itu, hasil perubahan bentuk benda akibat tegangan
disebut regangan yang berupa pertambahan panjang dari benda tersebut
Menurut Robert Hooke, perbandingan antara tegangan dengan regangan suatu benda disebut
dengan modulus elastisitas (young) benda tersebut. Secara matematis, modulus elastisitas
dapat dirumuskan sebagai berikut:

Nah, sekarang, supaya kamu semakin paham, kita coba latihan soal, yuk. Kita kerjakan sama-
sama, ya.

Contoh Soal

Andi memiliki sebatang logam besi dengan panjang 1 m dan luas permukaan 1 cm 2. Kemudian,
Andi menarik logam besi tersebut menggunakan mesin dengan gaya sebesar 5.000 N. Jika
panjang akhir logam besi tersebut adalah 1,1 m, berapakah modulus elastisitas logam besi
tersebut?

Pembahasan:

Diketahui:
Pertama-tama, kita perlu mencari besar tegangannya terlebih dahulu:

Setelah mencari besar tegangan, kita lanjut mencari besar regangannya:

Modulus elastisitasnya dapat diperoleh sebagai berikut:

Jadi, besar modulus elastisitas pada logam besi adalah sebesar 5 x 108 N/m2.

Berdasarkan eksperimen sebelumnya, kamu jadi tahu kalau sifat elastisitas suatu benda ada
batasannya dan besar gaya yang diberikan suatu benda akan sebanding dengan pertambahan
panjang benda tersebut. Hal ini juga telah lebih dulu disimpulkan oleh ilmuwan bernama Robert
Hooke melalui percobaannya pada pegas. Oleh sebab itu, Hooke akhirnya membuat suatu hukum
yang diberi nama dengan Hukum Hooke.

Hubungan antara besar gaya dengan pertambahan panjang pegas pertama kali diamati oleh
Robert Hooke, seorang ahli kimia dan matematika berkebangsaan Inggris. Hooke membuat
hukum, yaitu Hukum Hooke yang menjelaskan tentang besar gaya maksimum yang dapat
diberikan pada benda elastis agar tidak melewati batas elastisitasnya dan menghilangkan
sifat elastis benda tersebut. Besarnya gaya (F) akan berbanding lurus dengan pertambahan
panjang pegas dari keadaan awalnya (ΔL). Artinya, semakin besar renggangan pegas, semakin
besar pula gayanya.
Di bawah ini ada contoh soalnya, nih. Kita coba kerjakan, yuk!

Contoh Soal

Sebuah pegas dengan konstanta sebesar 1.000 N/m ditarik dengan gaya sebesar 100 N.
Berapakah pertambahan panjang pegas tersebut ?
Pembahasan:

Diketahui:

Besar pertambahan pegas dapat kita cari menggunakan rumus Hukum Hooke seperti berikut:

Jadi, besar pertambahan pegasnya adalah 0,1 meter.

Konsep Hukum Hooke ternyata banyak sekali diterapkan pada benda-benda disekitar kita. Selain
penerapannya pada peredam kejut (shock absorber) kendaraan, beberapa contoh benda yang
menerapkan konsep Hukum Hooke antara lain kasur pegas (spring bed), ketapel, busur panah,
neraca pegas, sampai benda yang sering kamu gunakan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai