Makalah Kelompok 4
Makalah Kelompok 4
Dosen Pembimbing :
Gusrianti, M. Kes
Disusun Oleh :
Kelompok 4
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kelompok panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyusun dan menyelesaikan
tugas penulisan makalah ini. Pada kesempatan ini kelompok menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Ibu Gusrianti, M. Kes selaku dosen pengampu dari mata kuliah Isu Terkini AKK yang
membantu dan memberikan pengarahan serta wawasan baru selama kegiatan perkuliahan
berlangsung khususnya dalam penyusunan makalah yang berjudul “Keadilan Akses, Kualitas,
dan Pemerataan Layanan kesehatan.”
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya kelompok menyadari bahwasanya makalah ini
sangat jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Oleh karena
itu, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini kedepannya dan dapat dijadikan sebagai sarana wawasan baru bagi pembaca dalam
pengembangan pengetahuan.
Demikianlah makalah ini dibuat, jikalau terdapat kesalahan dan kejanggalan yang tidak ada
tempatnya kelompok mohon maaf. Sekian dan Terima Kasih.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara.
Keadilan akses, kualitas, dan pemerataan pelayanan kesehatan menjadi faktor utama dalam
menentukan sejauh mana masyarakat dapat memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi, terutama oleh masyarakat
miskin dan terpencil, dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang memadai.
Keadilan akses, kualitas, dan pemerataan pelayanan kesehatan merupakan isu yang
kompleks dan penting dalam konteks sistem kesehatan di berbagai negara. Meskipun banyak
kemajuan telah dicapai dalam bidang kesehatan, masih ada tantangan yang perlu diatasi untuk
memastikan bahwa semua individu, terlepas dari latar belakang sosial-ekonomi mereka,
memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Salah satu masalah utama yang dihadapi dalam mencapai keadilan akses adalah
aksesibilitas masyarakat miskin dan terpencil terhadap layanan kesehatan. Kelompok masyarakat
ini sering kali menghadapi hambatan yang signifikan dalam mengakses pelayanan kesehatan
yang mereka butuhkan. Faktor-faktor seperti lokasi geografis yang terpencil, transportasi yang
terbatas, dan kurangnya infrastruktur kesehatan yang memadai di daerah terpencil menjadi
kendala utama. Selain itu, masyarakat miskin sering kali menghadapi kesulitan ekonomi yang
membuat sulit bagi mereka untuk membayar biaya perawatan kesehatan atau memperoleh
asuransi kesehatan yang memadai.
Selain masalah aksesibilitas fisik, ada juga masalah aksesibilitas sosial dan politik yang
mempengaruhi akses ke layanan kesehatan. Diskriminasi berbasis sosial, seperti diskriminasi
gender, ras, atau etnis, dapat menyebabkan ketidakadilan dalam pelayanan kesehatan. Misalnya,
kelompok minoritas mungkin menghadapi diskriminasi dalam hal penanganan medis atau
perlakuan yang tidak setara dalam sistem kesehatan. Selain itu, ketidakmerataan dalam distribusi
sumber daya kesehatan dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
kesehatan juga dapat mempengaruhi aksesibilitas yang adil.
Selain tantangan dalam aksesibilitas, keadilan juga berkaitan dengan kualitas pelayanan
kesehatan. Setiap individu berhak menerima pelayanan kesehatan yang berkualitas, namun sering
kali terdapat kesenjangan dalam kualitas pelayanan yang diterima oleh berbagai kelompok
masyarakat. Faktor-faktor seperti perbedaan kualitas fasilitas kesehatan, kekurangan tenaga
medis yang terlatih, atau kurangnya standar kualitas yang jelas dapat berkontribusi terhadap
kesenjangan ini. Penting untuk memastikan bahwa semua individu, terlepas dari latar belakang
mereka, menerima standar kualitas yang sama dalam pelayanan kesehatan.
Secara keseluruhan, keadilan akses, kualitas, dan pemerataan pelayanan kesehatan adalah
tantangan yang perlu diatasi agar semua individu dapat memperoleh layanan kesehatan yang
mereka butuhkan. Dengan mengatasi hambatan aksesibilitas, meningkatkan kualitas pelayanan,
dan menerapkan kebijakan peningkatan yang tepat, diharapkan dapat mencapai sistem kesehatan
yang lebih adil dan inklusif bagi semua.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
1. Bagaimana aksesibilitas masyarakat miskin dan terpencil terhadap layanan kesehatan dari
segi prosedur, sosial, dan politik?
2. Apa saja inovasi atau kebijakan peningkatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
keadilan akses, kualitas, dan pemerataan pelayanan kesehatan?
3. Bagaimana hambatan Aksesibilitas Masyarakat Miskin pada Pelayanan Kesehatan?
4. Bagaiman Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akses Pelayanan Kesehatan?
C. Tujuan
1. Menganalisis aksesibilitas masyarakat miskin dan terpencil pada layanan kesehatan dari
segi prosedur, sosial, dan politik.
2. Mengidentifikasi inovasi atau kebijakan peningkatan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keadilan akses, kualitas, dan pemerataan pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui hambatan Aksesibilitas Masyarakat Miskin pada Pelayanan Kesehatan.
4. Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akses Pelayanan Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Keadilan akses, kualitas, dan pemerataan pelayanan kesehatan adalah prinsip yang penting
dalam memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang baik. Aksesibilitas merujuk pada kemampuan seseorang untuk
mencapai dan memperoleh layanan kesehatan yang mereka butuhkan, sedangkan kualitas
berkaitan dengan standar pelayanan yang diterima oleh individu. Pemerataan mengacu pada
penyebaran yang merata dari pelayanan kesehatan di antara seluruh populasi, tanpa memandang
latar belakang sosial atau geografis.
Salah satu aspek penting dalam keadilan akses adalah aksesibilitas masyarakat miskin dan
terpencil terhadap layanan kesehatan. Individu atau kelompok masyarakat yang berada dalam
kondisi kemiskinan sering menghadapi tantangan besar dalam mengakses pelayanan kesehatan.
Faktor-faktor seperti keterbatasan ekonomi, lokasi geografis yang terpencil, dan kurangnya
infrastruktur kesehatan yang memadai dapat menjadi hambatan yang signifikan.
Contoh konkret dari tantangan aksesibilitas adalah ketika seorang individu miskin tidak
memiliki akses yang memadai ke fasilitas kesehatan karena jarak yang jauh, transportasi yang
terbatas, atau biaya perjalanan yang tinggi. Dalam beberapa kasus, masyarakat terpencil mungkin
bahkan tidak memiliki fasilitas kesehatan di dekatnya, sehingga mereka harus melakukan
perjalanan jauh untuk mencari perawatan kesehatan. Hal ini dapat mengakibatkan penundaan
atau bahkan pengabaian dalam mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Selain aksesibilitas fisik, aksesibilitas sosial juga merupakan faktor penting dalam keadilan
akses. Diskriminasi sosial dan stigmatisasi terhadap kelompok masyarakat tertentu dapat
mempengaruhi kemampuan mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang setara.
Misalnya, kelompok minoritas etnis atau kelompok marginal sering mengalami diskriminasi
dalam pelayanan kesehatan, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena prasangka atau
stereotip yang ada. Ini dapat menghambat akses mereka ke diagnosis, perawatan, atau dukungan
yang tepat.
Aspek politik juga dapat mempengaruhi aksesibilitas masyarakat miskin dan terpencil
terhadap layanan kesehatan. Kurangnya dukungan kebijakan atau kekurangan sumber daya dari
pemerintah dapat menghambat upaya meningkatkan akses kesehatan. Ketika kebijakan dan
regulasi yang ada tidak memprioritaskan masyarakat yang rentan, seperti masyarakat miskin,
dapat terjadi kesenjangan dalam aksesibilitas.
Aksesibilitas pada layanan kesehatan dari segi prosedur mencakup sejauh mana
masyarakat miskin dan terpencil dapat memperoleh layanan kesehatan tanpa hambatan
administratif dan biaya yang tinggi. Masalah yang sering dihadapi adalah sulitnya
memenuhi persyaratan administratif seperti kartu identitas atau kartu kesehatan. Selain
itu, biaya pemeriksaan, pengobatan, dan obat-obatan yang tinggi juga menjadi hambatan
yang signifikan bagi masyarakat miskin dan terpencil.
Aksesibilitas pada layanan kesehatan dari segi sosial melibatkan faktor-faktor seperti
lokasi, jarak, dan transportasi. Masyarakat miskin dan terpencil sering kali tinggal di
daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan. Selain itu, kurangnya
transportasi yang memadai juga menjadi hambatan yang signifikan dalam mencapai
pelayanan kesehatan. Faktor-faktor sosial seperti budaya, tradisi, dan norma juga dapat
mempengaruhi aksesibilitas masyarakat miskin dan terpencil terhadap layanan kesehatan.
Aksesibilitas pada layanan kesehatan dari segi politik melibatkan kebijakan dan regulasi
yang ada dalam sistem kesehatan. Masyarakat miskin dan terpencil sering kali tidak
memiliki akses yang sama dengan masyarakat lainnya karena ketidakadilan dalam
kebijakan dan regulasi yang ada. Misalnya, kurangnya dana untuk membangun dan
mempertahankan fasilitas kesehatan di daerah terpencil, atau kurangnya dukungan dari
pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat miskin dan terpencil terhadap
layanan kesehatan.
Kemkes.go.id. (2016, November 4). Kuatkan Layanan Kesehatan, Pemerintah Lakukan Lima
Upaya Secara Simultan.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20161104/2918732/kuatkan-layanan-kesehatan-
pemerintah-lakukan-lima-upaya-secara-simultan/
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019. https://e-renggar.kemkes.go.id/file_performance/1-099015-2tahunan-454.pdf
Kementerian Luar Negeri RI. (n.d.). “Kesehatan untuk Semua: Strategi Diplomasi Kesehatan
Global Indonesia” - Kemlu.
https://kemlu.go.id/download/L3NpdGVzL3B1c2F0L0RvY3VtZW50cy9LYWppYW4lMjBCU
FBLL1AzSyUyME9JLU1VTFRJTEFURVJBTC8wNl9LZXNlaGF0YW5fdW50dWtfU2VtdWE
ucGRm
Kebijakan Kesehatan Indonesia. (n.d.). Laporan Reviu Kebijakan Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). https://kebijakankesehatanindonesia.net/datakesehatan/file/Laporan-reviu-
kebijakan-program-JKN.pdf
Kanal Pengetahuan FKKMK UGM. (2017, March 22). Kerjasama Pusat dan Daerah dalam
Jaminan Kesehatan dalam Perspektif Keadilan Sosial.
https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/kerjasama-pusat-dan-daerah-dalam-jaminan-kesehatan-
dalam-perspektif-keadilan-sosial/