Tugas KDK Rujukan Anestesi Kel 2
Tugas KDK Rujukan Anestesi Kel 2
Kelompok 2
Alfius Zachary 22.2.045
Angelita Debora 22.2.046
Areta Feodora Effendi 22.2.048
Dimas Fadlyan 22.2.051
Elma Novika Haryani 22.2.052
Haidar Difa’iq Putra 22.2.056
Inna Radiena 22.2.057
Laurentina Lepa Ruron 22.2.059
Mirthanum Ruwindya 22.2.064
Tri Celia Valentin 22.2.082
Alfan Budi Pradana 22.2.085
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok untuk Mata kuliah KDK Anestesi Laboratorium, dengan topik Sistem Rujukan
Pelayanan Anestesi.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa banyak bantuan dari pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritikan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengetahuan yang kami miliki. oleh karena itu, kami mengharap segala bentuk saran dan
masukan membangun dari berbagai pihak. kami garap sedikit pengetahuan dari makalah kami
dapat diterima dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………………………………. 3
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………………………………………………………. 4
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………. 5
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………………………………………… 5
BAB II Pembahasan…………………………………………………………………………………………………………………. 6
A. Sistem Rujukan………………………………………………………………………………………………………………. 6
B. Macam-Macam Sistem Rujukan…………………………………………………………………………………… 7
C. Karekteristik Sistem Rujukan……………………………………………………………………………………….. 8
D. Prosedur Rujukan…………………………………………………………………………………………………………… 9
E. Manfaat Sistem Rujukan………………………………………………………………………………………………. 10
A. Latar Belakang
Di negara Indonesia sistem rujukan kesehatan telah dirumuskan dalam Permenkes
No. 01 tahun 2012. Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal balik
pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horiontal. sistem rujukan
sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal
(antar unit-unit yang setingkat kemampuannya). Sederhananya, sistem rujukan mengatur
dari mana dan harus kemana seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu
memeriksakan keadaan sakitnya.
Menurut Mochtar, 1998 Rujukan mempunyai berbagai macam tujuan antara lain :
C. Tujuan Penulisan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam
arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.
(Mochtar, 1998)
D. Prosedur Rujukan
Prosedur fasilitas pemberi pelayanan kesehatan pengirim rujukan sebagai berikut:
1. Menjelaskan kepada para pasien atau keluarganya tentang alasan rujuk
2. Melakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang dituju sebelum
merujuk
3. Membuat surat rujukan dan juga melampirkan hasil diagnosis pasien dan
catatan medisnya
4. Mencatat pada register dan juga membuat laporan rujukan
5. Stabilisasi keadaan umum pasien, dan dipertahankan selama dalam perjalanan
6. Pendampingan pasien oleh tenaga kesehatan
7. Menyerahkan surat rujukan kepada pihak-pihak yang berwenang di fasilitas
pelayanan kesehatan di tempat rujukan
8. Surat rujukan pertama harus berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan primer,
kecuali dalam keadaan darurat; dan
9. Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Askes, Jamkesmas, Jamkesda,
SKTM dan badan penjamin kesehatan lainnya tetap berlaku. (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2012)
Adapun prosedur sarana kesehatan penerima rujukan adalah:
1. Menerima rujukan pasien dan membuat tanda terima pasien
2. Mencatat kasus-kasus rujukan dan membuat laporan penerimaan rujukan
3. Mendiagnosis dan melakukan tindakan medis yang diperlukan, serta
melaksanakan perawatan disertai catatan medik sesuai ketentuan
4. Memberikan informasi medis kepada pihak sarana pelayanan pengirim
rujukan:
5. Membuat surat rujukan kepada sarana pelayanan kesehatan lebih tinggi dan
mengirim tembusannya, kepada sarana kesehatan pengirim pertama, dan
6. Membuat rujukan balik kepada fasilitas pelayanan perujuk bila sudah tidak
memerlukan pelayanan medis spesialistik atau subspesialistik dan setelah
kondisi pasien.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah
yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun horizontal
(komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih
kompeten, terjangkau. rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.
a) Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker), manfaat yang akan
diperoleh antara lain membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai
macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan
kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia dan
memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
b) Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayananan (health consumer), manfaat
yang akan diperoleh antara lain meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari
pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang dan mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan, karena diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang sarana
pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:pustaka sinar harapan, 1996.
Jabar, P., Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan pelayanan Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
Jawa Barat, 2011.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Sistem Rujukan Nasional Jakarta,
Direktorat Jenderal BUK (Bina Upaya Kesehatan) Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2012.
Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, Jilid 2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1998. Primasari, Karleanne Lony, Analysis of National Health Insurance Referral
System in Public Hospital dr. Adjidarmo Lebak, Jurnal ARSI/Januari
2015. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Jakarta, 2009.
Saifuddin, Abdul Bari, dkk.. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, 2002.
Satrianegara, M. Fais, Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta
Kebidanan, Jakarta, Salemba Medika, 2009.
Syafrudin, dan Hamidah, Kebidanan Komunitas, Jakarta, EGC, 2009,