Adery Tugas 2 Ligkungan Pengendapan
Adery Tugas 2 Ligkungan Pengendapan
DISUSUN OLEH :
Nama : ADERY
NIM : 1801018
BALIKPAPAN
2018/2019
PRINSIP STRATIGRAFI & SEDIMENTOLOGI
Pengantar
Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku kata, yaitu
kata “strati“ berasal dari kata “stratos“, yang artinya perlapisan dan kata “grafi”
yang berasal dari kata “graphic/graphos”, yang artinya gambar atau lukisan.
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah bumi. Stratigrafi juga didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang aturan, hubungan, dan pembentukan (genesa) macam-macam
batuan di alam dalam ruang dan waktu.
Secara umum dikenal tiga lingkungan pengendapan yaitu lingkungan darat (non
marine), transisi dan laut (marine)³. Beberapa contoh lingkungan darat
contohnya endapan rawa, sungai dan danau, angin dan gletser.Endapan transisi
merupakan endapan yang ada di daerah antara darat dan laut, delta, laguna dan
litoral. Sementara endapan laut adalah endapan neritik batial dan abisal.
Petunjuk Kerja:
1. Tugas di ketik dengan aturan yang sudah disepakati pada kertas HVS ukuran
A4!
2. Baca dan cermati Point 1,2 dan 3 di paragraf pengantar di atas!
3. Tugas dikumpulkan dalam bentuk hard copy dan soft file. Soft file
dikumpulkan secara kolektif pada 1 FD oleh Kating atau yang ditugaskan!
Soal:
a. Parameter Fisik
- Elemen fisik dinamik adalah faktor seperti energy dan arah aliran dari angin,
air dan es; air hujan; dan hujan salju.
b. Parameter kimia termasuk salinitas, pH, Eh, dan karbondioksida dan oksigen
yang merupakan bagian dari air yang terdapat pada lingkungan pengendapan.
b. Energi kinetis dari air merupakan kontrol bagi pegerakan sedimen. Sedimen
yang berbutir halus tidak bisa terbentuk dalam lingkungan turbulensi terlalu
tinggi.
1. Delta: endapan berbentuk kipas, terbentuk ketika sungai mengaliri badan air
yang diam seperti laut atau danau. Pasir adalah endapan yang paling umum
ditemui.
2. Continental shelf: terletak pada tepi kontinen, relative datar (slope < 0.1o),
dangkal (kedalaman kurang dari 200 m), lebarnya mampu mencapai beberapa
ratus meter. Continental shelf ditutupi oleh pasir, lumpur, dan lanau.
4. Continental slope dan continental rise: terletak pada dasar laut
dari continental shelf. Continental slopeadalah bagian paling curam pada tepi
kontinen. Continental slope melewati dasar laut menuju continental rise, yang
punya kemiringan yang lebih landai. Continental rise adalah pusat
pengendapan sedimen yang tebal akibat dari arus turbidity.
5. Abyssal plain: merupakan lantai dasar samudera. Pada dasarnya datar dan
dilapisi oleh very fine-grained sediment, tersusun terutama oleh lempung dan
sel-sel organisme mikroskopis.
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses
kimiawi, seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang
sebagai proses kimiawi. Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai
hasil proses organik, seperti batugamping terumbu yang berasal dari organisme
yang telah mati atau batubara yang berasal dari sisa tumbuhan yang terubah.
Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut
dalam air (terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses kimiawi
seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan proses
biologi (seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil bahan
kimia yang ada dalam air).
Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk
dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil proses kimia, atau proses biologi
(yang juga melibatkan proses kimia secara tak langsung). Jadi lebih sesuai dari
kedua-dua jenis sedimen ini dimasukan dalam satu kelas yang sama, yaitu
sedimen endapan kimiawi / biokimia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
sedimen evaporit, karbonat , batugamping dan dolomit, serta batuan
bersilika, rijang
a. Batubara
Pembentukan :
Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan), dimulai
pada saat dimana tumbuhan yang telah mati mengalami
pembusukan (terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini
kemudian diubah menjadi gambut oleh bakteri anaerobic
dan fungi hingga lignit (gambut) terbentuk. Agen utama
yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air,
tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat
menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan
kompaksi material organik serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan
dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
Gambar Batubara
b. Batu Rijang
Pembentukan :
Rijang dapat terbentuk ketika mikrokristal silikon dioksida
(SiO2) tumbuh dalam sedimen lunak yang akan menjadi
batu kapur. Dalam sedimen tersebut, jumlah yang sangat
besar dari mikrokristal silikon dioksida akan tumbuh
menjadi nodul yang berbentuk tidak teratur atau konkresi
silika terlarut terangkut oleh air ke sebuah lingkungan
pengendapan.
c. Batu Gamping
Pembentukan :
Pada Lingkungan Laut
Kebanyakan batugamping terbentuk di laut dangkal,
tenang, dan pada perairan yang hangat. Lingkungan ini
merupakan lingkungan ideal di mana organisme mampu
membentuk cangkang kalsium karbonat dan skeleton
sebagai sumber bahan pembentuk batugamping. Ketika
organisme tersebut mati, cangkang dan skeleton mereka
akan menumpuk membentuk sedimen yang selanjutnya
akan terlitifikasi menjadi batugamping.
Batu Gamping
d. Batu Garam
Pembentukan :
Terbentuknya batu garam ini umumnya akibat dari
penguapan air yang mengandung garam seperti air laut
yang banyak mengandung ion-ion Na+ (Sodium) dan
Cl– (Cloride). Batu garam ini umumnya terbentuk di daerah
danau yang mengering akibat penguapan, teluk-teluk yang
relative tertutup, daerah estuarine yang ada di daerah arid,
daerah-daerah di dekat laut seperti lagoon dan lain-lain.
Stalaktit dan Stalakmit adalah bentuk alam khas daerah Karst. Stalaktit
adalah batu yang terbentuk di atap gua, bentuknya meruncing kebawah,
sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk di dasar gua bentuknya
meruncing keatas.
Pembentukan :
Stalaktit dan Stalakmit terbentuk akibat dari proses
pelarutan air di daerah kapur yang berlangsung secara terus
menerus. Air yang larut di daerah karst akan masuk
kelubang-lubang (doline) kemudian turun ke gua dan
menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan
air ini lama-lama berubah jadi batuan yang bentuknya
runcing-runcing seperti tetesan air.
Gambar Stalagtit & Stalagmit
DAFTAR PUSTAKA
1. http://adamgeo.blogspot.com/2014/12/lingkungan-pengendapan.html
2. https://www.geologinesia.com/2017/12/pengertian-lingkungan-
pengendapan.html
3. http://sedimentologiduaribusembilan.blogspot.com/2010/12/
lingkungan-pengendapan-sedimen.html
4. https://theotherofmyself.wordpress.com/2012/05/15/batuan-sedimen-
non-klastik/