Anda di halaman 1dari 12

MENYUSUN PROSEDUR KEGIATAN BERBICARA

DOSEN PENGAMPU :
JULIATI,S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
Aula Moulida 220410133
Febi Enzeliana Putri 220410120
Meliza 220410108
Rizky Saputra 220410069
Tria Milda 220410147

KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Menyusun
Prosedur Kegiatan Berbicara, Menyusun Komponen Berbicara” dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah keterampilan
bahasa indonesia. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang bagaimana Menyusun Prosedur
Kegiatan Berbicara, Menyusun Komponen Berbicara.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu


Juliati,S.Pd.,M.Pd selaku dosen mata kuliah keterampilan bahasa indonesia. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Langsa, 01 Oktober 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................2
C. TUJUAN MASALAH ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. CARA MENGEMBANGKAN PROSEDUR YANG EFEKTIF UNTUK
KEGIATAN BERBICARA ..........................................................................3
B. KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA DALAM BERBICARA DAN
BAGAIMANA CARA MENYUSUNNYA SECARA TERSTRUKTUR ...5
C. DAMPAK DARI KURANGNYA PEMAHAMAN PROSEDUR
KEGIATAN BERBICARA .........................................................................7
BAB III PENUTUP .................................................................................................8
A. KESIMPULAN .............................................................................................8
B. SARAN .........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Belakang masalah terkait dengan menyusun prosedur kegiatan berbicara
dan komponen berbicara adalah aspek penting dalam pengembangan
kemampuan berkomunikasi. Berbicara adalah salah satu keterampilan utama
dalam berinteraksi sosial dan profesional. Namun, seringkali, banyak orang
mengalami kesulitan dalam menyusun pesan secara efektif, mengatur struktur
presentasi, atau memilih kata-kata yang tepat. Hal ini dapat mengakibatkan
ketidakjelasan pesan, kehilangan fokus, dan kurangnya daya persuasi dalam
berbicara. Selain itu, tidak adanya prosedur yang terstruktur dalam kegiatan
berbicara juga dapat menghambat kemampuan seseorang untuk
menyampaikan ide atau informasi dengan jelas dan meyakinkan. Tanpa
panduan yang jelas, seseorang dapat terjebak dalam pengulangan yang tidak
produktif atau kehilangan arah pembicaraan.
Penting juga untuk memahami bahwa komponen berbicara seperti
pembukaan yang menarik, pengembangan argumen yang kohesif, dan penutup
yang kuat adalah elemen-elemen kunci dalam membangun presentasi atau
percakapan yang efektif. Namun, seringkali orang tidak menyadari pentingnya
setiap komponen ini atau tidak tahu bagaimana menyusunnya secara tepat.
Oleh karena itu, memahami dan mengembangkan prosedur kegiatan
berbicara serta memahami komponen berbicara adalah langkah-langkah
krusial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi seseorang. Dengan
memiliki pedoman yang jelas dan memahami elemen-elemen kunci dalam
berbicara, seseorang dapat menjadi komunikator yang lebih efektif dan
persuasif dalam berbagai situasi.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengembangkan prosedur yang efektif untuk kegiatan
berbicara guna memastikan pesan disampaikan dengan jelas dan
meyakinkan?
2. Apa saja komponen-komponen utama dalam berbicara, dan bagaimana
cara menyusunnya secara terstruktur untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi?
3. Apa dampak dari kurangnya pemahaman tentang prosedur kegiatan
berbicara ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk membantu individu mengembangkan keterampilan berbicara yang
lebih efektif, sehingga mereka dapat menyampaikan pesan dengan jelas
dan meyakinkan dalam berbagai situasi.
2. Memastikan bahwa prosedur kegiatan berbicara dan komponen berbicara
terorganisir dengan baik, sehingga presentasi atau percakapan memiliki
struktur yang kohesif dan terfokus, serta memiliki konten yang relevan dan
persuasif.
3. Membantu individu meningkatkan kemampuan mereka dalam
memengaruhi dan meyakinkan audiens mereka. Dengan menyusun
prosedur dan komponen berbicara dengan baik, mereka akan dapat
membangun argumen yang kuat dan mengkomunikasikan ide-ide mereka
dengan lebih efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. CARA MENGEMBANGKAN PROSEDUR YANG EFEKTIF UNTUK


KEGIATAN BERBICARA
Mengembangkan prosedur yang efektif untuk kegiatan berbicara
memerlukan pemahaman mendalam tentang tujuan komunikasi dan
karakteristik audiens yang akan dihadapi. Langkah pertama adalah melakukan
analisis mendalam terhadap topik yang akan dibahas. Menurut Tracy (2015)
dalam bukunya yang berjudul "The Art of Public Speaking", analisis
mendalam ini mencakup pemilihan dan penyusunan fakta-fakta yang relevan
serta penentuan tujuan komunikasi yang jelas.1
Selanjutnya, proses analisis mendalam juga memungkinkan pembicara
untuk memahami dengan lebih baik perspektif dan kebutuhan audiens.
Dengan mengetahui preferensi, nilai-nilai, dan latar belakang audiens,
pembicara dapat menyesuaikan pesan mereka sehingga lebih dapat diterima
dan membangun koneksi emosional. Sebagai contoh, ketika berbicara kepada
mahasiswa tentang manfaat pendidikan kontemporer, penting untuk
menekankan bagaimana hal ini relevan dengan masa depan mereka dan
memenuhi kebutuhan mereka dalam dunia profesional.
Selain itu, analisis mendalam juga membantu dalam meminimalisir
potensi kesalahan atau penafsiran yang dapat terjadi selama berbicara. Dengan
memiliki pemahaman yang kuat tentang topik dan audiens, pembicara dapat
menghindari memberikan informasi yang tidak akurat atau tidak relevan,
sehingga mempertahankan kredibilitas dan kepercayaan audiens.
Selanjutnya, prosedur berbicara harus mencakup tahap perencanaan yang
matang. Menurut Lucas (2017) dalam "Communication in Everyday Life",
perencanaan ini meliputi struktur presentasi, pemilihan gaya bahasa, dan
strategi untuk mempertahankan minat audiens selama berbicara.2 Selain itu,

1
Tracy, B. The Art of Public Speaking. Pearson, 2015
2
Lucas, S. E. Communication in Everyday Life: The Basic Course Edition with Public Speaking.
McGraw-Hill Education, 2017

3
memperhatikan faktor lingkungan juga penting dalam proses pengembangan
prosedur berbicara. Menurut Devito (2018) dalam "The Interpersonal
Communication Book", memahami situasi dan tempat di mana berbicara akan
dilakukan dapat mempengaruhi cara menyusun pesan dan memilih metode
komunikasi yang tepat.3
Di sisi lain, jika berbicara dalam lingkungan yang lebih santai atau akrab,
seperti dalam obrolan sehari-hari dengan teman-teman, pesan dapat
disampaikan dengan lebih santai dan bebas. Metode komunikasi seperti humor
atau ungkapan yang lebih informal dapat digunakan untuk menciptakan
suasana yang lebih nyaman. Selain itu, pemahaman tentang situasi dan tempat
juga memungkinkan individu untuk memilih alat komunikasi yang sesuai.
Misalnya, dalam situasi yang membutuhkan presentasi visual, seperti dalam
pertemuan bisnis atau seminar, penggunaan slide atau media visual dapat
meningkatkan pemahaman dan daya ingat audiens.
Dengan memahami situasi dan tempat secara menyeluruh, seseorang dapat
mengadaptasi pesan dan metode komunikasi mereka untuk mencapai tujuan
komunikasi dengan lebih efektif. Hal ini membuktikan bahwa konteks
memegang peran krusial dalam membentuk cara menyusun pesan dan memilih
metode komunikasi yang tepat.
Mengadaptasi prosedur berbicara dengan mempertimbangkan kemampuan
dan tingkat pemahaman audiens adalah langkah kunci lainnya. Menurut Beebe
et al. (2018) dalam "Interpersonal Communication: Relating to Others",
penggunaan bahasa yang sesuai dan menghindari teknisisme yang sulit
dipahami adalah contoh strategi yang dapat meningkatkan efektivitas
berbicara.4 Terakhir, mengukur keberhasilan dari prosedur berbicara yang
telah dikembangkan adalah tahap penting untuk memastikan perbaikan terus-
menerus. Menurut DeVito (2018), evaluasi diri dan umpan balik dari audiens

3
J.A. DeVito, "The Interpersonal Communication Book," Pearson, 2018.
4
Beebe, S. A., Beebe, S. J., & Redmond, M. V. Interpersonal Communication: Relating to Others.
Pearson, 2018

4
Dapat membantu individu mengetahui area yang perlu diperbaiki dan
meningkatkan keterampilan berbicara mereka secara keseluruhan.5
B. KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA DALAM BERBICARA DAN
BAGAIMANA CARA MENYUSUNNYA SECARA TERSTRUKTUR
Dalam berbicara, terdapat beberapa komponen utama yang harus
diperhatikan untuk memastikan pesan disampaikan secara efektif. Salah satu
komponen kunci adalah pembukaan. Pembukaan yang kuat dapat menarik
perhatian audiens dan membuka jalan untuk menyampaikan pesan dengan
jelas. Menurut Lucas (2017) dalam "Communication in Everyday Life",
pembukaan yang efektif mencakup pengenalan topik, membangkitkan minat,
dan memperkenalkan tujuan dari presentasi atau percakapan.6
Bahwa sebuah pembukaan yang kuat mampu menciptakan fondasi yang
kokoh bagi seluruh komunikasi yang akan dilakukan. Pembukaan yang
menarik perhatian audiens dengan pengenalan topik yang jelas akan membuat
mereka lebih terlibat dalam presentasi atau percakapan. Dengan
membangkitkan minat, pembukaan mampu memancing rasa ingin tahu
audiens untuk terus mendengarkan. Selain itu, pengenalan tujuan dari
presentasi atau percakapan juga memberikan arah yang jelas kepada audiens
tentang apa yang akan diharapkan dari komunikasi tersebut.
Hal ini dapat diilustrasikan dengan contoh sederhana, seperti presentasi
bisnis. Sebuah pembukaan yang kuat dengan pengenalan topik yang relevan,
misalnya, tentang inovasi produk, akan membuat para pemegang keputusan
atau klien lebih tertarik untuk terus mendengarkan. Selanjutnya, dengan
memperkenalkan tujuan dari presentasi, misalnya, untuk mendemonstrasikan
manfaat produk baru, audiens akan memiliki ekspektasi yang jelas tentang
informasi yang akan mereka dapatkan.
Selanjutnya, komponen berbicara yang tak kalah penting adalah
pengembangan argumen. Ini melibatkan penyajian informasi atau fakta-fakta
yang mendukung pesan yang ingin disampaikan. Menurut Beebe et al. (2018)
5
DeVito, J. A. The Interpersonal Communication Book. Pearson, 2018.
6
Lucas, S. E. (2017). Communication in Everyday Life: The Basic Course Edition with Public
Speaking. McGraw-Hill Education.

5
dalam "Interpersonal Communication: Relating to Others", pengembangan
argumen yang kohesif dan terstruktur membantu audiens memahami dan
menginternalisasi informasi dengan lebih baik.7
Bahwa pengembangan argumen yang kohesif dan terstruktur juga dapat
meningkatkan daya persuasi dari pesan yang disampaikan. Ketika audiens
dapat melihat adanya logika dan fakta yang kuat dalam argumen, mereka
cenderung lebih terbuka untuk menerima dan memahami pesan tersebut.
Selain itu, pengembangan argumen yang terstruktur juga membantu
menghindari kebingungan atau ketidakjelasan dalam komunikasi. Dengan
menyajikan informasi secara teratur dan logis, audiens dapat mengikuti alur
pikiran pembicara dengan lebih mudah. Hal ini membuat mereka lebih mampu
untuk memproses dan memahami pesan yang disampaikan.
Selain itu, penutup yang kuat adalah komponen berbicara yang tidak boleh
diabaikan. Penutup yang efektif dapat mengesankan audiens dan
meninggalkan kesan yang kuat. Menurut DeVito (2018) dalam "The
Interpersonal Communication Book", penutup yang baik mencakup ringkasan
dari pesan yang disampaikan, serta mengajak audiens untuk melakukan
tindakan atau merespons pesan tersebut.8
Selain komponen-komponen utama yang telah disebutkan, bahasa tubuh
dan ekspresi wajah juga memegang peran penting dalam berbicara. Menurut
Tracy (2015) dalam "The Art of Public Speaking", ekspresi non-verbal dapat
menguatkan atau melemahkan pesan yang disampaikan. Oleh karena itu,
mengatur bahasa tubuh dan ekspresi wajah dengan baik adalah keterampilan
penting dalam komunikasi verbal.9
Terakhir, memahami audiens adalah komponen berbicara yang tidak boleh
diabaikan. Menyesuaikan pesan dan gaya komunikasi dengan karakteristik
audiens dapat membuat pesan lebih relevan dan dapat diterima. Menurut

7
Beebe, S. A., Beebe, S. J., & Redmond, M. V. (2018). Interpersonal Communication: Relating to
Others. Pearson.
8
J. A. DeVito,VThe Interpersonal Communication Book. Pearson. 2018
9
B Tracy, The Art of Public Speaking. Pearson. 2015

6
Lucas (2017), pengetahuan tentang demografi, minat, dan latar belakang
audiens adalah kunci untuk menciptakan koneksi yang kuat dalam berbicara.10
C. DAMPAK DARI KURANGNYA PEMAHAMAN PROSEDUR
KEGIATAN BERBICARA
Kurangnya pemahaman tentang prosedur kegiatan berbicara dapat
mengakibatkan pesan yang disampaikan menjadi tidak jelas dan
membingungkan bagi audiens. Menurut Guerrero et al. (2019) dalam buku
"Close Encounters: Communication in Relationships", ketidaktahuan terhadap
struktur berbicara dapat menyebabkan kehilangan fokus dan kesulitan dalam
menyampaikan informasi secara teratur.
Selain itu, kurangnya pemahaman tentang prosedur kegiatan berbicara
dapat menghambat kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan
meyakinkan orang lain. Menurut Wood (2018) dalam "Interpersonal
Communication: Everyday Encounters", tanpa prosedur yang terstruktur,
seseorang dapat kehilangan daya persuasi yang penting dalam berkomunikasi
efektif. Dampak lain dari kurangnya pemahaman tentang prosedur kegiatan
berbicara adalah potensi terjadinya kebingungan atau salah tafsir dari pesan
yang disampaikan. Jika tidak ada struktur yang jelas, audiens mungkin sulit
untuk mengikuti alur pembicaraan dan memahami inti dari apa yang
disampaikan.
Ketidakpahaman terhadap prosedur kegiatan berbicara juga dapat
mempengaruhi rasa percaya diri individu dalam situasi berbicara. Ketika
seseorang tidak yakin bagaimana menyusun pesan dengan baik, mereka
mungkin menjadi gugup atau ragu-ragu, yang dapat mempengaruhi kualitas
komunikasi mereka secara keseluruhan. Terakhir, kurangnya pemahaman
tentang prosedur kegiatan berbicara dapat berdampak pada citra dan reputasi
seseorang. Jika pesan disampaikan dengan tidak terstruktur atau kurang jelas,
ini dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap kompetensi dan
profesionalisme individu dalam berkomunikasi.

10
Lucas, S. E. Communication in Everyday Life: The Basic Course Edition with Public Speaking.
McGraw-Hill Education, 2017.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara keseluruhan, menyusun prosedur kegiatan berbicara dan
komponen berbicara adalah langkah penting dalam pengembangan
kemampuan komunikasi yang efektif. Proses ini melibatkan pemahaman
mendalam tentang tujuan komunikasi, audiens yang dituju, serta situasi
atau konteks berbicara. Dengan memahami elemen-elemen kunci seperti
analisis topik, perencanaan struktur presentasi, dan adaptasi terhadap
audiens, seseorang dapat mengoptimalkan kemampuan berbicara mereka.
Selain itu, penggunaan metode komunikasi yang tepat dan
memahami perbedaan konteks komunikasi dapat meningkatkan daya
persuasi dan pengaruh seseorang dalam berbicara. Dengan demikian,
individu dapat menyampaikan pesan dengan lebih jelas, meyakinkan, dan
memengaruhi audiens dengan lebih efektif.
Namun, kurangnya pemahaman tentang prosedur kegiatan
berbicara dapat memiliki dampak negatif yang signifikan. Hal ini dapat
menyebabkan kebingungan bagi audiens, menghambat daya persuasi,
bahkan mengurangi rasa percaya diri individu dalam berbicara. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan ini adalah aspek krusial dalam
membangun kemampuan komunikasi yang kuat.
B. SARAN
Sebelum memulai berbicara, identifikasi dengan jelas apa yang
ingin Anda capai dengan pesan Anda. Apakah itu untuk memberikan
informasi, meyakinkan, atau menghibur? Tujuan yang jelas akan
membantu membimbing proses penyusunan pesan dan Pahami siapa
audiens Anda. Apakah mereka ahli dalam topik ini atau mungkin butuh
penjelasan lebih lanjut? Mengenali karakteristik dan kebutuhan audiens
akan membantu Anda menyesuaikan pesan dan gaya berbicara.

8
DAFTAR PUSTAKA

Beebe, S. A., Beebe, S. J., & Redmond, M. V. (2018). Interpersonal


Communication: Relating to Others. Pearson.
DeVito, J. A. (2018). The Interpersonal Communication Book. Pearson.
Lucas, S. E. (2017). Communication in Everyday Life: The Basic Course Edition
with Public Speaking. McGraw-Hill Education.
Tracy, B. (2015). The Art of Public Speaking. Pearson.

Anda mungkin juga menyukai