Anda di halaman 1dari 6

1.

Obat-obat yang berinteraksi dengan Antasida, dan bagaimana cara meminumnya


Jawab :
 Antibiotik
Membentuk senyawa komplek yang tidak larut, efek antibiotik menurun,
infeksi mungkin tidak terobati dengan baik)
 Amfetamin
Efek amfetamin meningkat, dapat terjadi efek samping merugikan : gelisah,
berdebar penglihatan kabur, jantung berdebar)
 AINS (Aspirin, na diklofenak dll)
Efek aspirin berkurang. Akibatnya rasa nyeri tidak berkurang.
 PPI (omeprazol, lansoprazol,dll)
Penyerapan PPI tertanggu oleh antasida.

Cara menkomsumsi :
Antasida dikonsumsi secara oral (antasida sediaan tablet dikunyah terlebih dahulu
sebelum di telan, sedangkan antasida sediaan cair, botol kemasan harus dikocok terlebih
dahulu sebelum diminum), waktu minum satu jam sebelum makan atau dua jam setelah
makan dan sebelum tidur. Hentikan penggunaan apabila gejala sudah sembuh.

2. Obat yang diminum dengan banyak air


Jawab :
 Antipsikotik (dapat menyebabkan mulut kering )
 Allopurinol (ekskeresi terbesar di ginjal)
 Glyceryl guaicolat (efek smpingnya membuat kurang nyaman pada saluran
pencernaan).

3. Obat yang tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba


Jawab :
 Pil kontrasepsi mengandung 2 hormon seks perempuan, estrogen dan progestin.
Kombinasi kedua hormon ini akan mencegah terjadinya ovulasi, memicu penebalan
lendir di leher rahim sehingga mencegah sperma masuk melewati mulut rahim dan
membuahi sel telur.Jika konsumsi pil kontrasepsi dihentikan secara tiba-tiba, maka
dibutuhkan waktu 4 - 12 minggu untuk membersihkan kadar hormon sintetis

1
tersebut dari dalam darah. Akibatnya dibutuhkan 3 bulan atau lebih untuk mengatur
siklus menstruasi kembali normal. Sekalipun demikian, ovulasi bisa segera terjadi
 Antibiotik tidak dapat dihentikan tiba-tiba karena dapat menyebabkan resistensi.

4. Obat yang sebaiknya diminum pagi hari


Jawab :
 Obat Anti Diabetes (Tubuh manusia paling sensitif terhadap insulin pada pukul 4.00
– 5.00 pagi, sehingga jika diberikan pada saat itu efeknya paling baik)
 Obat Diuretik (Sebaiknya obat diminum saat waktu pasien terjaga agar tidak
mengganggu waktu tidur)
 Obat Anti Hipertensi (sebaiknya diminum pada pukul 9-10 pagi, karena pada jam-
jam tersebut tekanan darah mencapai angka tertinggi sedangkan pada malam hari
mencapai angka terendah).

5. Obat yang sebaiknya diminum malam hari


Jawab :
 Obat Anti Anemia (dapat memberikan efek 3-4 kali lebih baik jika dikonsumsi pada
malam hari)
 Obat Penurun Kolesterol (sebaiknya diminum malam hari karena proses
penghancuran lemak paling maksimal terjadi pada malam hari).

6. Obat yang dapat berinteraksi dengan teh, kopi, cokelat dan gula
Jawab :
 Beta blockers (dapat mengurangi efek terapi dari -blockers. Diperlukan
peningkatan dosis dari -blockers)
 Simetidin (pada obat ini akan mengakibatkan sakit kepala, tremor dan insomnia).

7. Tidak boleh mengkonsumsi alkohol selama minum obat tersebut


Jawab:
 Paracetamol atau asetaminofen (meningkatkan resiko pendarahan lambung dan
kerusakan hati)
 Obat Anti Hipertensi golongan -blocker (dapat menurunkan tekanan darah drastis
dan membahayakan)

2
 Aspirin (dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan pada lambung)
 antihistamin (dapat menyebabkan mengantuk parah bila diminum bersama dengan
minuman beralkohol)
 Beberapa obat pencahar dan obat batuk sudah mengandung alkohol (meningkatkan
kadar alkohol yang dikonsumsi)
 Beberapa obat antidepresi, anti cemas, pereda nyeri dan obat tidur (dapat
menimbulkan interaksi yang serius bila dikombinasi dengan minum minuman
beralkohol).

8. Tidak boleh merokok selama minum obat


Jawab :
 NSAIDs + Tobacco
Klirens diflunisal, phenazone (antipyrine) dan fenilbutazon lebih besar pada
perokok dibandingkan non-perokok. Perokok memerlukan dosis diflunisal,
phenazone (antipyrine) dan fenilbutazon yang lebih besar untuk memiliki efek yang
sama dibanding non perokok. MK: Hal ini mungkin sebagai akibat dari rokok yg
menyebabkan induksi CYP1A2, enzim yang terlibat dalam metabolisme diflunisal,
phenazone (antipyrine) dan fenilbutazon
 Opioids + Tobacco
Perokok dan mantan perokok pasca operasi memerlukan dosis morfin yang
lebih tinggi dibandingkan non perokok.Dalam studi lain ditemukan bahwa
metabolisme pentazocine adalah 40% lebih tinggi pada perokok dibandingkan non-
perokok.
 Paracetamol (Acetaminophen) + Tobacco
Tidak ada perbedaan klirens dosis 1 g tunggal parasetamol pada 6 perokok
sehat (lebih dari 15 batang rokok per hari) dan 6 yang sehat (non-perokok). Tidak
ditemukan perbedaan dalam farmakokinetik dosis tunggal 650-mg intravena
parasetamol pada 14 perokok (kisaran 8-35 rokok per hari) dan 15 non-
perokok.Rasio metabolit parasetamol (glucuronides) adalah 83% lebih tinggi pada
perokok berat 9 (sekitar 40 rokok setiap hari), menunjukkan daripada di 14 bukan
perokok . Namun pada perokok sedang (sekitar 10 rokok sehari) tidak lebih
tinggi.Studi retrospektif pasien dirawat karena keracunan parasetamol jauh lebih
tinggi dari perokok daripada non perokok, populasi (70% banding 31%).

3
MK: Rokok menginduksi metabolisme parasetamol oleh isoenzim sitokrom P450
CYP1A2.
 Flecainide (antiaritmia) + Tobacco
Perokok memerlukan dosis yang lebih besar flecainide dibandingkan non-
perokokDalam penelitian farmakokinetik, ditemukan kirens flecainide 50% lebih
tinggi pada perokok dibandingkan non-perokok
MK:Rokok menginduksi enzim sitokrom P450 di hati yang berkaitan dengan
O-dealkylation dari flecainide yang dikeluarkan lebih cepat dari tubuh.
 Insulin + Tobacco
betes yang merokok tembakau mungkin perlu lebih banyak insulin subkutan
MK: Penurunan penyerapan insulin pada subkutan karena vasokonstriksi perifer.
 Beta blockers + Tobacco ± Coffee and Tea
Merokok tembakau dapat mengurangi efek terapi dari beta blockers.
Diperlukan peningkatan dosis dari beta blockersMinum teh atau kopi dapat memiliki
efek yang sama tetapi lebih kecil.Kadar plasma propanolol menurun. Pada atenolol
tdk signifikan.
MK: Merokok tembakau meningkatkan denyut jantung, tekanan darah dan
keparahan iskemia miokard. Hal ini akibat efek dari nikotin mungkin sebagai efek
langsung dari nikotin.

9. Obat yang dapat mengurangi efektifitas pil kontraseptis


Jawab :
 Rifampisin
 Fenitoin dan Barbiturat
 Obat-obat mukolitik asetilsistein, karena dapat meningkatkan penetrasi sperma
sehingga kontraseptif dari pil dapat terganggu.

10. Obat yang harus disimpan didalam kulkas


Jawab :
 Vaksin
 Insulin
 Antitoksin
 Injeksi osksitoksin

4
 Suppositoria
 Sera dan Produk darah.

11. Obat yang harus dilarutkan dahulu didalam air


Jawab :
 Tableteffervescent
 Oralit
 Monuril (Fasfomycin trometamol).

5
6

Anda mungkin juga menyukai