Anda di halaman 1dari 15

PENGALAMAN SOCIAL SUPPORT PADA REMAJA DENGAN HIV/AIDS

Revy Citra Carlina, Dewi Srinatania


dewisrinatania@yahoo.com

ABSTRAK
HIV/AIDS merupakan salah satu masalah terbesar bagi tenaga kesehatan maupun
pemberi perawatan lainnya. Pada penderita HIV/AIDS, tidak hanya mengalami
penderitaan fisik karena proses penyakit, melainkan juga penderitaan psikososial.
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sering dihadapkan pada kondisi yang rumit untuk
mengungkapkan atau menyembunyikan kondisi penyakit. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan Pengalaman Social Suport Remaja dengan HIV/AIDS.
Penelitian ini menggunakan metode Qualitative analisis colaizzi dengan wawancara
formal terstruktur dengan empat partisipan remaja yang didiagnosis HIV/AIDS yang
tinggal di Bandung. Wawancara direkam kemudian dibuat dalam bentuk transkrip
wawancara. terdapat tiga tema yaitu ) Family Support, 2) Informasi dan Edukasi, 3)
Support system.. Hasil penelitian mengungkapkan variasi berbagai pengalaman
remaja mendapatkan dukungan positif setelah terdiagnosa HIV. Dukungan sosial
yang diterima ODHA diperoleh dari lingkungan keluarga seperti pasangan, orang tua,
teman, tetangga, dukungan kelompok, dan tenaga kesehatan yang diberikan dalam
bentuk dukungan informasi, integritas sosial, emosional, pelayanan kesehatan.

Kata Kunci : HIV, Social Suport, Remaja


SOCIAL SUPPORT EXPERIENCES IN TEENAGERS WITH HIV/AIDS
Revy Citra Carlina, Dewi Srinatania
dewisrinatania@yahoo.com

ABSTRACT
HIV/AIDS is one of the biggest problems for health workers and other care givers. In
people with HIV/AIDS, not only physical suffering due to the disease process, but
also the psychosocial suffering. People with HIV/AIDS (PLWHA) are often faced
with the tricky conditions to reveal or hide the disease condition. The purpose of this
study was to describe the experience of Social Suport Adolescents with HIV/AIDS.
This study uses Colaizzi Qualitative analysis with structured formal interviews with
four participants adolescents diagnosed with HIV/AIDS who live in Bandung.
Interviews were recorded and then be made in the form of a transcript of the
interview. There are three themesnamely 1) Family support 2) Education and
Information, 3) Support system. This research reveals variation various experiences
of adolescents get support after being diagnosed HIV positive. Social support
received by people living with HIV acquired from the family environment such as
spouses, parents, friends, neighbors, support groups, and health professionals are
given in the form of support information, the integrity of the social, emotional, health
care.

Keywords: HIV, Social Suport, Teens


Pendauluan ODHA, pada tahun 2018 yaitu

Permasalahan HIV menjadi sebanyak 229 ODHA. Sedangkan,

tantangan kesehatan hampir di seluruh menurut kelompok umur jumlah

dunia, termasuk di Indonesia. penderita HIV di Kota Bandung pada

Berdasarkan UNAIDS, terdapat 36,9 tahun pada tahun 2018 umur 0 sampai

juta masyarakat berbagai negara hidup 14 tahun sebanyak 8 orang anak dan

bersama HIV pada tahun 2017. Dari 15 sampai 19 tahun sebanyak 4 orang

total penderita yang ada, 1,8 juta anak. Sedangkan pada tahun 2019

diantaranya adalah anak – anak berusia mengalami peningkatan yaitu anak

15 tahun. (Global Statistics UNAIDS, umur 0 sampai 14 tahun sebanyak 12

2018). Berdasarkan data Kementerian orang anak dan 15 sampai 19 tahun

Kesehatan, sejak tahun 2010 hingga sebanyak 6 anak. (DinKes Kota

2019, pengidap HIV pada anak dan Bandung, 2019).

remaja (di bawah 19 tahun) terus Berdasarkan hasil studi

bertambah, mencapai 2.881 orang. pendahuluan yang di lakukan Peneliti

Jumlah tersebut meningkat dari tahun di Rumah Sakit Hasan Sadikin

2010, yaitu sebanyak 1.622 anak Bandung, pada tanggal 10 September

terinfeksi HIV. Di kota Bandung 2019, untuk melihat langsung

sendiri jumlah penderita HIV pada bagaimana gambaran penderita yang

tahun 2019 dari bulan Januari sampai terinfeksi HIV/AIDS. Ketika peneliti

dengan bulan Juni sebanyak 133 berada disana, orang dengan


HIV/AIDS tidak menunujukan klinis melakukan penelitian dengan judul

seperti badan terlihat kurus, terlihat “Pengalaman Social Suport Remaja

bercak putih dimulut, ruam hitam di dengan HIV/AIDS”

kulit, sesak dan yang lainnya, peneliti Metode Penelitian

bertanya kepada petugas kesehatan dan Desain yang digunakan dalam

mengatakan: penelitian ini adalah deskriptif

“Orang yang terinfeksi HIV/AIDS kualitatif dengan pendekatan naratif.


pada anak, remja atau dewasa ketika
mereka mendapat terapi ARV secara Penelitian kualitatif merupakan
teratur tidak akan terlihat seperti
sakit.” penelitian yang digunakan untuk

Peneliti mencoba melakukan meneliti suatu objek secara alamiah

wawancara atau mengobrol dengan dimana peneliti sebagai instrumen

mereka yang terinfeksi HIV/AIDS kunci. Naratif dalam penelitian

tetapi mereka hanya menjawab dengan kulitatif menyajikan informasi dalam

jawaban tertutup saja yaitu ya dan bentuk naskah atau kata - kata.

tidak. Peneliti juga melihat beberapa Penulis dapat memasukkan

pasien anak yang diantar oleh keluarga pembahasan tentang kesepakatan

untuk mengambil obat, walaupun naratif seperti: menggunakan kutipan

peneliti tidak mengetahui yang panjang, pendek dan kutipan yang ada

mengantar mereka orang tua atau dalam naskah secara bervariasi

keluarga lainnya. (Sugiyono, 2012).

Berdasarkan uraian masalah Teknik sampling yang di

di atas, peneliti tertarik untuk gunakan oleh peneliti adalah Snow


ball sampling. Peneliti melakukan pengumpulan data, melalui cara ini

wawancara dengan informan pertama peneliti menggali informasi yang

dan peneliti mendapatkan informan sedalam-dalamnya tentang bagaimana

selanjutnya dari informan pertama pengalaman informan saat pertama

untuk di jadikan subyek selanjutnya. kali mengetahui terinfeksi HIV, Salah

Jumlah peneliti yang saya ambil satu hal yang sangat penting dalam

sebanyak 4 informan, di karenakan penelitian ini adalah terjalinnya

data yang sudah saya dapatkan sudah hubungan baik dengan informan

tersaturasi. Kriteria Inklusi : remaja sehingga sebelum melakukan

yang terdiagnosa HIV/AIDS ( dengan wawancara mendalam dengan

usia 12 s/d 18 tahun), bersedia ikut informan, peneliti terlebih dahulu

serta dalam penelitian. sehat secara membina hubungan baik dengan cara

fisik dan dapat berkomunikasi dengan mengadakan pembicaraan

baik kemudian kriteria eksklusi: pendahuluan menggunakan bahasa

responden tidak kooperatif dan tidak sederhana, mulai dari permasalahan

bersedia menjadi responden. Terdapat yang berkaitan dengan kondisi

cacat tubuh misalnya tidak mampu informan dan membuat suasana

menulis, melihat, mendengar atau kekeluargaan yang lebih akrab.

berbicara,terdapat cacat mental. Teknik pengumpulan data ini terdiri

Wawancara terstruktur merupakan dari : tahapan persiapan, tahapan

metode yang digunakan dalam pelaksanaan yang terdiri dari fase

penelitian ini sebagai Teknik orientasi,fase pelaksanaan dan fase


terminasi. Metode analisa data yang teliti. Pernyataan – pernyataan yang

digunakan untuk menganalisa data merupakan pengulangan dan

dalam penelitian ini adalah metode mengandung makna yang sama atau

Colaizzi (Polit & Beck dalam mirip maka pernyataan ini diabaikan.

Kurniawan, 2015). Adapun langkah – Menformulasikan arti kata kunci

langkahnya meliputi : tahapan dengan cara mengelompokan kata

wawancara dan hasil kunci yang sesuai pernyataan

dituntaskan,ditulis dalam bentuk penelitian selanjutnya

naskah transkrip untuk dapat mengelompokan lagi kata kunci yang

mendeskripsikan gambaran konsep sejenis. Peneliti sangat berhati – hati

penelitia, .embaca kembali secara agar tidak membuat penyimpangan

keseluruhan deskripsi informasi dari arti dari pernyataan narasumber yang

narasumber untuk memperoleh signifikan. Cara yang perlu dilakukan

perasaan yang sama seperti adalah menelah kalimah satu dengan

pengalaman narasumber. Hal ini kalimah yang lain. :

dapat dilakukan tiga-empat kali untuk mengorganisasikan arti – arti yang

memperoleh sumber dari narasumber telah teridentifikasi dalam beberapa

terkait persepsinya tentang fenomena kelompok tema. Setelah tema – tema

yang akan diteliti, mengidentifkasi teroganisir, peneliti memvalidasi

kata kunci melalui penyaringan kembali, mengintergrasikan semua

pernyataan narasumber yang hasil penelitian kedalam suatu narasi

signifikan dengan fenomena yang di yang menarik dan mendalam sesuai


dengan topik penelitian. Pengujian perlu pempertimbangkan hak

validitas dalam penelitian ini responden penelitian untuk

mengikuti empat kriteria untuk mendapatkan informasi. Peneliti juga

menetapkan “trustworthiness” dalam memberikan kebebasan kepada

validitas data kualitatif (Lincoln dan responden untuk memberikan

Guba, 1985, dalam Polit & Beck, informasi atau tidak memberikan

2003), yaitu credibility, informasi (berpartisipasi). Penelitian

dependability, comfirmability, dan ini, peneliti mempersiapkan lembar

transferability : Peneliti melakukan persetujuan (inform consent), Peneliti

pertemuan langsung dengan informan tidak boleh menampilkan informasi

untuk melakukan verifikasi ulang mengenai identitas dan kerahasiaan

terkait hasil transkip. Apabila responden. Peneliti cukup

informan merasa ada yang kurang, menggunakan coding sebagai

maka akan menambah berdasarkan pengganti identitas informan. semua

ucapan dari informan, menelaah hasil responden penelitian memperoleh

temuan yang didapat, menunjukkan perlakuan dan keuntungan yang sama,

hasil bukti keseluruhan transkip dan tanpa membedakan jenis kelamin,

catatan lapangan beserta tabel agama, etnis, dan sebagainya. Peneliti

kategori dari tema-tema yang disusun, hendaknya berusaha meminimalisasi

melakukan pemeriksaan eksternal dampak yang merugikan bagi

untuk mengetahui sejauh mana hasil informan. Pelaksanaan penelitian

temuan dapat di transfer. Peneliti harus dapat mencegah atau paling


tidak mengurangi rasa sakit, cidera, Bandung. Partisipan ke empat An. F,

maupun stres pada informan partisipan saat ini berusia 17 tahun,

penelitian. agama yang di anut oleh partisipan

adalah agama islam, partisipan


Pembahasan
sekarang masih berstatus pelajar SMA,
Karakteristik Partisipan
di sekolah negeri kota Bandung.

Partisipan pertama An. A, berusia 16


Hasil Analisis
tahun, beragama Islam, sekarang
Setelah dilakukan proses
partisipan masih bersekolah kelas 2
analisa didapatkan tiga tema , yaitu 1)
SMA Negeri di kota Bandung.
Family Support, 2) Informasi dan
Partisipan ke dua An. K, partisipan
Edukasi, 3) Support system. Tema-
saat ini berusia 17 tahun, agama yang
tema yang diperoleh ini akan dibahas
di anut oleh partisipan adalah agama
secara terpisah dan lebih rinci untuk
islam, sekarang partisipan masih
mengungkapkan makna serta arti dari
bersekolah kelas 2 SMA swasta di
pengalaman masing-masing partisipan,
kabupaten Bandung. Partisipan ke tiga
walaupun tema-tema dibahas secara
An. P, partisipan saat ini berusia 16
terpisah tetapi tetap merupakan satu
tahun, agama yang dianut oleh
kesatuan dan saling berhubungan agar
partisipan adalah agama islam,
menjelaskan inti yang mendasar dari
partisipan sekarang masih berstatus
pengalaman yang dialami oleh
pelajar SMA, di sekolah negeri kota
partisipan dalam penelitian ini.
Family Support didapatkan, sehingga responden dapat

merubah pemikiran yang buruk


Pada penelitian ini partisipan
tersebut menjadi persepsi yang baik
menyatakan bahwa saat ini partisipan
dengan memikirkan keuntungan yang
memiliki banyak dukungan dengan
diperoleh setelah mendapatkan banyak
keadaannya saat ini. Dukungan yang
hal tersebut.
dimaksud adalah kedekatan emosional

dalam hal pertemanan, dukungan, serta Informasi dan Edukasi

sumber informasi. Hal tersebut dapat


Dengan adanya pemberian informasi
mendorong partisipan untuk
mengenai HIV dari pihak keluarga,
bersemangat terus dalam menjalani
layanan organisasi maka para
perawatan serta pengobatan yang
partisipan selalu mawas diri dalam
dijalani sesuai dengan anjuran dokter.
melakukan pergaulan. Seperti pada
kedekatan emosional yang baik
saat melakukan wawancara dengan
tersebut dapat merubah pemikiran
partisipan bahwa mereka
yang semula pemikiran partisipan saat
mengungkapkan dengan terdiagnosa
terinfeksi HIV putus asa dan tidak
penyakit HIV ini mereka menghindari
menerima keadaan dirinya, tetapi
seks bebas, menghindari narkoba
dengan mengenal banyak teman,
jarum suntik, sewaktu – waktu sering
mendapat dukungan dari teman
memberikan edukasi terhadap teman –
sebaya, keluarga, maupun dari
teman di sekolah maupun di
berbagai sumber informasi yang
lingkungan rumah supaya menjauhi
pergaulan bebas yang negative. sehingga persepsi keuntungan pada

Instrumental Support yang di berikan partisipan bisa muncul dengan baik.

dari keluarga maupun organisasi Sehingga partisipan bisa meningkatkan

sangat positif sehingga membuat sikap rasa percaya diri. Terbukti partisipan

partisipan lebih hati – hati dalam berprestasi di sekolah, semangat

memilih pergaulan dan partisipan di sekolah, mengikuti kejuaraan dunia

sela – sela waktu selalu memberikan futsal ke Bulgaria, serta support

edukasi yang positif mengenai positif yang diberikan dari keluarga,

HIV/AIDS di kalangan anak remaja. teman teman sekolah dan dari rumah

cemara.
Support System

Kesimpulan
Pada penelitian ini pengakuan positif

pada partisipan dari lingkungan Berdasarkan hasil penelitian tentang

keluarga, teman sebaya, organisasi Pengalaman Social Suport Remaja

telah berhasil dibentuk, karena dengan HIV/AIDS, maka penulis

melalui proses belajar menerima mengambil kesimpulan sebagai

keadaan dirinya, belajar dari berikut:

informasi- informasi yang didapatkan


Dukungan sosial merupakan salah satu
dari teman sebaya maupun saat
menjadi motivasi penderita HIV/AIDS
konseling dengan dokter serta
selain dari program-program yang
partisipan dapat menyesuaikan diri
ditetapkan oleh rumah sakit dalam
dengan keadaan dirinya dengan baik
menjalani program pengobatan dan Bagi Ilmu keperawatan Hasil

dukungan keluarga yang diberikan penelitian ini dapat dijadikan sebagai

berupa perhatian dan memberikan pengetahuan tambahan mengenai

penjelasan saran-saran yang dapat Pengalaman Social Suport Remaja

memotivasi pasien dalam menjalani dengan HIV/AIDS. Bagi penelitian

program pengobatan HIV/AIDS. lain hasil penelitian ini dapat menjadi

Dukungan sosial yang diterima ODHA sumber informasi dalam pemberian

diperoleh dari lingkungan keluarga dukungan untuk mengurangi efek fisik

seperti pasangan, orang tua, teman, maupun psikososial. Penelitian lain

tetangga, dukungan kelompok, dan yang akan melanjutkan penelitian ini

tenaga kesehatan yang diberikan dalam hendaknya melakukan penelitian

bentuk dukungan informasi, integritas kepada remaja dengan HIV/AIDS

sosial, emosional, pelayanan yang baru mengetahui terinfeksi

kesehatan. Dukungan sosial HIV/AIDS untuk melihat bagaimana

berpengaruh positif terhadap kontrol efek secara fisik dan psikososial ketika

kesehatan ODHA yang ditunjukkan pertama kali terdiganosa HIV/AIDS.

dengan kemudahan dalam mengakses Bagi Dinas Kesehatan sebaiknya

pelayanan kesehatan dan koping yang semakin turut serta dalam upaya

lebih adaptif. mencegah dan menanggulangi

penyebaran virus HIV di kalangan


Saran
masyarakat dan mampu menjadi
mediator dalam kehidupan ODHA di DISCLOSURE DAN
KONDISI PSIKOSOSIAL
masyarakat luas. ANAK DENGAN
HIV/AIDS. Jurnal Ilmu
Kesejahteraan
Sosial, 17(2).

Dewi, Y. I. (2015). Pengalaman


Perempuan dengan
Hiv/aids dalam Menjalani
Pengobatan. Jurnal Online
Daftar Pustaka Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan
Achmat, Z., & Pramono, A. (2016). Universitas Riau, 2(2),
Intervensi Care Support 908-916.
Treatment Bersasaran
Dinas Kesehatan Kota Bandung. 2019.
Anak dengan HIV/AIDS:
Permohonan Data dan
Sebuah Model Pendekatan
Wawancara Mengenai
Humanistik Bagi Anak dan
Pasien HIV.
Lingkungannya dalam
Menghadapi Direktorat Pemberantasan Penyakit
Stigma. Jurnal Perempuan Menular dan penyehatan
& Anak, 1(1). Lingkungan Kementerian
Departemen Kesehatan, RI
Amalia, R., Sumartini, S., & Sulastri,
(2010). Pedoman tata
A. Gambaran Perubahan
laksana infeksi HIV dan
Psikososial dan Sistem
terapi antiretroviral pada
Pendukung Pada Orang
anak di Indonesia. Jakarta:
Dengan HIV/AIDS
Direktorat Jenderal P2PL
(ODHA) di Rumah
Depkes RI.
Cemara Gegerkalong
Bandung. JURNAL Drs. J. Agoes Achir, Perkembangan
PENDIDIKAN Anak dan Remaja,
KEPERAWATAN Departemen Pendidikan
INDONESIA, 4(1), 77-85. dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal
Deswanti, A. D., & Imelda, J. D.
Pendidikan Tinggi Proyek
(2016). PROSES
Normalisasi Kehidupan Kartini Kartono, Hygine Mental,
Kampus, 2016. (Bandung: Mandar Maju, 2000), hlm.
21
Ernawati, E. (2018). Growth and
Development of Children
Kurniawan, D. (2015). Pengalaman
Suffering From
Hidup Pasien Mengalami
HIV/AIDS. Media
Serangan Jantung Per-
Keperawatan
tama Kali yang Dirawat
Indonesia, 1(1), 27-34.
Di Ruang CICU RSUP
Elizabeth B. Hurlock, 2010. DR. Hasan Sadikin
Perkembangan Anak Jilid Bandung. (Tesis). Fakultas
2, Erlangga, Jakarta. Ilmu keperawatan.
Departeman Keperawatan,
Hanniliyah (2019). Disclosure Process Bandung.
Pada Orang Tua Dengan
Anak Hiv : Qualitative Kyle, Terri dan Carman, Susan. 2014.
Study. Bandung Buku Ajar Keperawatan
Pediatri. Edisi 2. Vol.1.
Jamil, K. F. (2014). Profil kadar CD4 Jakarta: EGC.
terhadap infeksi
oportunistik pada penderita Lusiani, E. (2018). KEBUTUHAN
human immunodeficiency IBU YANG
virus/acquired MENGALAMI HIV/AIDS
immunodeficiency DALAM MERAWAT
syndrome (HIV/AIDS) di ANAK DENGAN HIV DI
RSUD dr. Zainoel Abidin RUMAH CEMARA
Banda Aceh. Jurnal KOTA BANDUNG:
Kedokteran Syiah STUDI
Kuala, 14(2), 76-80. KUALITATIF. Jurnal
Asuhan Ibu dan
Kemenkes. (2017). Laporan Situasi Anak, 3(1), 37-44.
Perkembangan HIV-AIDS
di Indonesia dan Program MAKU, W. D., MOKALU, B., &
Pengendalian HIV AIDS. Purwanto, A. (2018).
Kemenkes. 2019. Laporan Situasi Dukungan Keluarga dan
Perkembangan HIV-AIDS Sosial terhadap
di Indonesia dan Program Penanggulangan Hiv/aids
Pengendalian HIV AIDS. di Kabupaten
Banggai. JURNAL Romadhani, R. K., & Sutarmanto, H.
(2017). DINAMIKA
ADMINISTRASI DUKUNGAN SOSIAL
PUBLIK, 1(043). BAGI ORANG DENGAN
HIV/AIDS. Jurnal
Mattson’s, “Health as Comunication Penelitian
Humaniora, 22(2), 99-110.
Nexus. Chapter 6 Social
Support”. Property of Siboro, H. K. (2013). Pengaruh
Kendall Hunt Publising Dukungan Keluarga
Co:2011 Hal 183 terhadap Keberfungsian
Sosial Orang Dengan
Nurs, Nursalam, M. Dan Ninuk Dian HIV/AIDS (ODHA) di
Kurniawati. Asuhan Rumah Singgah Caritas
Keperawatan pada Pasien PSE Medan. Welfare
terinfeksi HIV/AIDS. StatE, 2(4).
Jakarta: Salemba Medika,
2007. Asuhan Sugiyono. (2012). Metodologi
Keperawatan pada Pasien Penelitian kuantitatif
terinfeksi HIV/AIDS. kualitatif dan R&D. Ban-
Jakarta: Salemba Medika, dung: Alfabeta
2013.
Syamsul Azhar, 2019. Mengakhiri
Nursalam. Asuhan Keperawatan pada diskriminasi penderita
Pasien terinfeksi AIDS dengan
HIV/AIDS. Jakarta: edukasi.https://nasional.ko
Salemba Medika, 2018. ntan.co.id/news/mengakhir
i-diskriminasi-penderita-
Pardita, D. P. Y., & Sudibia, I. K. aids-dengan-edukasi .
(2016). Analisis dampak Sumber : Kompas.id .
sosial, ekonomi, dan Senin 22 Juli 2019 13:17
psikologis penderita HIV WIB. UNICEF.
AIDS di Kota
Denpasar. Buletin Studi Ugranesa, I.D.G. (2011). HIV
Ekonomi. infection in HB E
thalassemia child. Pusat
Ridha, H. Nabiel. Buku Ajar
Keperawatan Anak. pengabdian dan penelitian
Yogyakarta . Pustaka kepada masyarakat
Pelajar. 2014 universitas airlangga.
Diakses 16-11-
2019.http://penelitian.unair
.ac.id/artikel_dosen_HIV
%20INFECTION%20IN
%20%20HB%20E
%20THALASSEMIA
%20CHILD_4175_861.

UNAIDS 2018. Global AIDS


Response Progress
Reporting Data. Geneva:
Joint United Nations
Programme on HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai