Anda di halaman 1dari 20

A S U H A N K E P E R AWATA N PADA

AN.F D E N G A N D E M A M BERDARAH
D E N G U E G RA D E III
DI RUA N G P E R AWATA N L A N TA I 3
R U M A H SAKIT H E R M I N A
PASTEUR

REVY CITRA CARLINA


DEMAM BERDARAH
DENGUE
Pendahuluan
Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut WHO (2011) menjadi salah satu
masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan menjadi penyebab utama
rawat inap serta kematian dikalangan anak- anak. DBD merupakan infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ini ditularkan melalui
perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. (Indrayani,
2018).
Menurut WHO kasus DBD di dunia mengalami peningkatan selama dua
dekade
2000 505.430 2010 2.400.138 2015 3.312.000

Adapun angka kematian dari tahun 2000 hingga 2015


meningkat menjadi lebih dari 4.032 jiwa.
Kota Bandung menjadi salah satu Total Kasus DBD per 15 Maret 2020
zona merah, sejak Januari hingga {KEMENKES}164 25.693
awal Maret 554 kasus dan 4
Orang Orang
diantaranya meninggal
Meningg Penderit
al a
Pasien ranap dengan DBD di RS
Hermina Pasteur sejak awal januari
s.d akhir Maret terdapat 80 kasus.
1. Jawa barat 2. NTT
4.102 angka kejadian 3.407 angka
kejadian 39 angka
15 angka kematian kematian

3. Lampung
4. Jawa timur
2.971 angka
kejadian 2.571 angka kejadian
21 angka kematian
14 angka kematian
DEFINISI
Demam Berdarah Dengue (DBD)
merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti. (Candra, 2019).
ETIOLOGI

Penyebab penyakit ini yaitu


gigitan nyamuk Aedes Aegypti
yang terinfeksi virus dengue
(Setiabudi, 2019).
Manifestasi klinis
Menurut WHO untuk menegakkan diagnosis DBD jika
ada tanda gejala seperti:

Demam 2-7 Hari


Ada Tanda Perdarahan
Trombositopenia < 100.000 mm3
Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal
Adanya efusi pleura atau asites
Hipoproteinemia atau hipoalbumin
Penatalaksanaan Medis
GRUP A GRUP B Grup C
Pasien tanpa warning signs, Pasien dengan warning sign dan dalam Pasien dengan kebocoran plasma
mampu mempertahankan kondisi khusus seperti hamil, bayi, berat yang menimbulkan syok dan
asupan oral, Ht stabil. lansia, DM, gagal ginjal, jauh dari akumulasi cairan abnormal.
faskes, dan tinggal sendiri harus di
rawat.

Berikan edukasi mengenai Berikan cairan intravena dengan Kristalod 5-10 ml/kg/jam (1 jam),
bed rest, asupan oral yang larutan NaCl atau Ringer’s Lactat 5-7 ml/kg/jam (!-2 jam),
cukup, dan pemberian dengan kecepatan maintenance. 3-5 ml/kg/jam (2-4 jam)
parasetamol. Informasikan Monitor suhu, balance cairan, 2-3 ml/kg/jam (2-4 jam)
terkait warning signs dan produksi urine, dan warning sign. Terapi cairan maintenance 24-48
instruksikan untuk segera jam.
kembali jika timbul gejala

5-7 ml/kg/jam (1-2 jam) Syok hipotensif:


3-5 ml/kg/jam (2-4 jam) 20 ml/kg/jam (15 menit)
2-3 ml/kg/jam sesuai respon klinis. 10 ml/kg/jam (1 jam)
Evaluasi lab, balance cairan, dan
diuresis.
Pemeriksaan Penunjang

Anti gen nonstruktural-1 Anti gen dengue IgG dan Complete Blood Count
dengue (NS-1) IgM (CBC)

Dilakukan setelah 5
Deteksi dini virus dengue selama hari fase demam..
fase demam. IgM positif menunjukan Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan hari pertama infeksi primer seperti Hb, Ht, Leukosit
demam memiliki dan Trombosit
IgG positif menunjukan
keakuratan mencapai 90% pernah terinfeksi virus
dengue sebelum nya.

IgM dan IgG positif Indikator syok pada anak


menunjukan (WHO, 2011):
infeksi sekunder peningkatan Ht,
trombositopenia,
leukopenia
PATHWAY DEMAM
BERDARAH DENGUE
L A P O R A N K A S U S A S U H A N K E P E R AWATA N PADA AN.F
D E N G A N D E M A M BERDARAH D E N G U E G RA D E III DI RUA N G
P E R AWATA N L A N TA I 3 R U M A H SAKIT H E R M I N A PASTEUR

Pengkajian Diagnosa
Masalah
An. F dengan
Demam
Berdarah
Dengue Rencana
Implementasi
Keperawatan Asuhan
Keperawatan

Evaluasi
keperawatan
PENGKAJIAN

Nama pasien : An. F


Usia : 8 Thn 5 bln
Diagnosa Medis : DEMAM BERDARAH DENGUE
Tanggal Masuk RS : 31 Maret 2021
Tanggal Pengkajian : 31 Maret 2021 pukul 10.00
Keluhan utama:
Demam
Riwayat penyakit sekarang :
Orang tua mengatakan demam sudah 4 hari (sejak tanggal 28 Maret
2021 siang jam 12:00 WIB), demam dirasakan terus menerus,
demam turun sedikit bila diberikan obat penurun demam, dan di
kompres hangat, suhu di rumah pada saat demam 39, apabila sudah
diberi obat demam 38,5, demam di sertai nyeri di daerah persendian
seperti ngilu, dan pusing, pasien sering terlihat meringis. Mual ada
muntah ada sejak tanggal 31/03/21. Muntah 2x tgl 31/03/21 malam
sekitar jam 19:00,nafsu makan dan minum berkurang.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Nilai rujukan 31/3/2 31/3/2 31/4/2 1/4/2 2/4/2 3/4/21 4/4/21
1 1 1 1 1
Pukul 04.00 12.00 18.10 05.00 17.00 5.00 17.00 05.00 05.00
Hemoglobin 11.8 – 15.0 14.5 14,2 14.0 13.9 13.3 13.8 12.7 12.7 12.7
Hematokrit 35.0 – 47.0 42.3 40,0 39.7 39.8 38.1 40.7 36.8 36.9 37.1
Leukosit 45000 – 135000 7580 7000 3390 1920 1940 3430 2990 3750 5560
Trombosit 150000 – 400000 221000 150000 101000 81000 66000 76000 51000 80000 104000
Basofil 0-1 0
Eosinofil 1-3 0
Neutrofil Batang 2-6 0
Neutrofil Segmen 50-70 85
Limfosit 20-40 7
Monosit 2-8 8
Dengue NS I Ag Negatif Positif
SGOT < 53 83
SGPT < 39 20
Natrium 136.0 - 146.0 136.0
Kalium 3.6 – 5.5 3.46
Anti dengue IgG Negatif Negatif
Anti dengue IgM Negatif Positif
Penatalaksanaan
Infus RL 3 cc/jam
Tempra forte 4 x 5 ml
Laprosin 3 x 5 ml
Topazol 1x25 mg IV
Psidii 3x 5 ml
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan
Kasus
1 2 3 4 5
Risiko
Resti Hipertermia Nyeri Akut Resti risiko
perdarahan
hipovolemik berhubungan berhubungan berisiko tinggi
berhubungan dengan dengan mengalami gangguan
dengan proses infeksi virus kehilangan darah
kebutuhan
baik internal
peningkatan infeksi dengue (terjadi didalam nutrisi
permeabilitas tubuh) maupun berhubungan
kapiler eksternal (terjadi dengan intake
hingga keluar
tubuh) b.d yang tidak
gangguan adekuat
koagulasi
(trombositopenia).
INTERVENSI,
IMPLEMENTASI DAN
EALUASI KEPERAWATAN
Pembahasan
Perawat menemukan kesesuaian antara hasil dengan tanda dan gejala DBD
sesuai teori seperti adanya demam yang naik turun, menggigil, sakit
kepala, dan syok (tekanan nadi ≤20 mmHg) pada saat di IGD. Sedangkan
kesenjangan yang di dapat seperti tidak semua tanda dan gejala yang ada
di lapangan sesuai dengan tanda dan gejala sesuai teori yang dipelajari.
Terbukti pada kasus dilapangan tidak ditemukan pada pasien keluhan
trombositopenia tidak ditemukan tanda perdarahan seperti epitaksis,
peteki, dan atau perdarahan gusi.
Tiga diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer ,intoleransi aktivitas, kurangnya volume cairan tubuh, tidak muncul
pada kasus dikarenakan pasien sudah tertangani dari awal sehingga
masalah dapat dicegah dan pasien tidak syok berulang.
Penutup
Kesimpulan Saran
sebagai pemberi asuhan
beberapa kesenjangan keperawatan sudah
antara konsep teori dan sepatutnya untuk
kejadian di lapangan. menambah pengetahuan
Khususnya pada atau mengupdate ilmu
pengkajian, diagnosa kembali tentang asuhan
keperawatan, dan keperawatan pada pasien
asuhan keperawatan DBD agar dapat
melakukan asuhan
yang belum dilakukan
keperawatan lebih baik
sesuai indikasi
dan tepat sehingga
penyakit. komplikasi dari DBD
tidak terjadi pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai