d. Kemudahan penumpang dalam melakukan perpindahan moda angkutan umum atau bus.
1. Ketentuan Umum
2. Terminal Barang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar danmemuat
barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi;
5. Tempat Tunggu Kendaraan Umum adalah pelataran di dalam terminal penumpang yangdisediakan
bagi kendaraan umum untuk menunggu dan siap menuju jalur pemberangkatan;
6. Tempat Istirahat Kendaraan adalah pelataran di dalam terminal yang disediakan bagi mobilbus
dan mobil barang untuk beristirahat sementara dan membersihkan kendaraan sebelummelakukan
perjalanan;
7. Tempat Bongkar Muat adalah pelataran di dalam terminal barang yang disediakan bagi
mobilbarang untuk membongkar dan/atau memuat barang;
8. Tempat Tunggu Penumpang adalah bangunan berupa ruang tunggu di dalam terminalpenumpang
yang disediakan bagi penumpang yang akan melakukan perjalanan;
11. Kepala Terminal adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal dari Dinas Lalu Lintas
danAngkutan Jalan.
2. Definisi Terminal
Menurut Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terminal
adalah tempat pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan
dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda
angkutan. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009, tentang Lalu Lintas
Angkatan Jalan, terminal merupakan:
a. Titik simpul dalam jaringan transportasi yang berfungsi untuk pelayanan secara umum.
c. Prasarana angkutan merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus
penumpang dan barangmerupakan bagian dari system transportasi untuk melancarkan arus
penumpang dan barang.
d. Unsur tata ruang yang berperanan penting bagi efisiensi kehidupan kota
menaikkan maupun menurunkan penumpang, diterminal ini biasanya terjadi perpindahan antar
moda transportasi ataupun pengaturan jadwal keberangkatan dan kedatangan kendaraaan umum.
b. Terminal barang merupakan prasarana transportasi yang digunakan untuk membongkar atau
memuat barang yang akan di distribusikan ke tempat tujuan akhir.
4. Fungsi Terminal
Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana (Departemen
Perhubungan,1996) fungsi terminal pada dasarnya dapat ditinjau dari 3 (tiga) unsur yang terkait
dengan terminal yaitu:
a. Penumpang Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan, menunggu, kenyamanan
perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda yang lain, tempat tersedianya fasilitas-fasilitas
dan informasi.
b. Pemerintah Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu
lintas, untuk menata lalu lintas dan menghindari kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi
dan sebagai pengendali arus angkutan umum.
c. Operator Angkutan Umum Fungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk
pengaturan pelayanan operasi angkutan umum, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi
awak angkutan umum dan fasilitas pangkalan.
5. Tipe-Tipe Terminal
Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan Republik Indonesia No.31 Tahun 1995 tentang
Terminal Transportasi Jalan mengklasifikasikan terminal
a. Terminal penumpang tipe A, adalah terminal penumpang yang berfungsi melayani kendaraan
umum untuk angkutan antar kota antar provinsi dan/atau angkutan lalu lintas batas Negara,
angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
b. Terminal penumpang tipe B, adalah terminal penumpang yang berfungsi melayani kendaraan
umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.
6. Lokasi Terminal
Penentuan lokasi terminal penumpang dilakukan dengan memperhatikan rencana kebutuhan lokasi
simpul yang merupakan bagian dari rencana umum jaringan transportasi jalan.(mentri
perhubungan,1995) Penentuan lokasi terminal penumpang menurut Keputusan Menteri
Perhubungan No.31 Tahun 1995.
a. Terminal Tipe A
1) Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar provinsi dan angkutan lalu lintas batas negara.
4) Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera,
dan 3 ha di pulau lainnya.
5) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-
kurangnya 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau
masuk terminal.
b. Terminal Tipe B
kelas IIIB.
3) Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal penumpang tipe A, sekurang-
kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30 km di Pulau lainnya.
4) Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 ha
untuk terminal di pulau lainnya.
c. Terminal penumpang tipe C, adalah terminal penumpang yang berfungsi melayani kendaraan
umum untuk angkutan pedesaan.
Terminal Tipe C
1) Terletak di dalam wilayah Kabupaten daerah Tingkat II dan dalam jaringan trayek pedesaan.
2) Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas IIIA.
4) Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari terminal, sesuai kebutuhan untuk
kelancaran lalu lintas di sekitar terminal
1. Filipina
28 Agustus 1946, Ricardo De Lara Paras dan saudara iparnya Florencio P. Buan mendirikan layanan
bus perintis di Filipina pasca-Perang Dunia II. Perusahaan Bus Kelinci Filipina, Ltd., yang didirikan
sebagai Jalur Bus Kelinci Filipina tepat 11 tahun kemudian, muncul kurang dari dua tahun setelah
pembebasan Filipina dari pendudukan brutal Jepang dan hanya sekitar delapan minggu setelah
pelepasan formal Amerika atas kedaulatan atas negara pulau Asia Tenggara. De Lara Paras
mengembangkan ide perusahaan bus selama layanan masa perangnya di unit gerilya Filipina di
bawah komando Angkatan Darat A.S. di Luzon (pulau terbesar dan terpadat di Filipina). Tugas Paras
termasuk menilai rute dan logistik yang memungkinkan personel militer Sekutu dengan mudah
melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lain di wilayah tersebut. Paras menyadari bahwa dia
dapat menerjemahkan pengetahuan geografis ini menjadi perusahaan transportasi yang
menguntungkan dan, setelah perang berakhir, meyakinkan Buan tentang kelayakan bisnis semacam
itu. Sepanjang sebagian besar tahun 1946, kedua pria tersebut menggunakan satu kali truk Angkatan
Darat AS untuk memindahkan jagung, beras, dan produk lainnya ke pasar umum di Luzon. Paras dan
Buan, bagaimanapun, akhirnya menyadari kebutuhan transportasi yang lebih mendesak ketika
banyak penduduk setempat – yang biasanya mengandalkan kaki sendiri atau gerobak yang ditarik
hewan untuk mobilitas – meminta dan menerima tumpangan pada kendaraan tersebut untuk
mencapai berbagai tujuan. Perusahaan Bus Kelinci Filipina kemudian diluncurkan, dengan perjalanan
pertama dari kotamadya Moncada di provinsi Luzon tengah Tarlac ke distrik perbelanjaan Divisoria
di ibu kota Filipina Manila di barat daya Luzon. Perusahaan, yang mendapatkan namanya dari
kecepatan dan kelincahan kelinci, kini secara resmi dikenal sebagai Philippine Rabbit Bus Lines, Inc.
Perusahaan ini terus melayani Metro Manila dan provinsi Tarlac, Pampanga, dan Pangasinan.
2. New York
Pada tanggal 15 Desember 1950, setelah dua tahun konstruksi dan $24 juta, Terminal Bus Otoritas
Pelabuhan (PABT) dibuka untuk melayani komuter dan penduduk New York. Terletak di jantung
Times Square, PABT adalah terminal bus tersibuk di dunia dan terbesar di negara kita, melayani lebih
dari 7.200 bus dan sekitar 200.000 orang rata-rata pada hari kerja.