LAPORAN
PEMETAAN ROHANI
KOTA NEGARA & GILIMANUK
ROI.SIPAHELUT
Data West Bali Mission Link
Ph : 081337300661 – 081338404195
Bank account : BNI Cab Singaraja No : 0096595369 – A/n : ayu triwantini ni nyoman – BRI :
3574-01-010711-53-0 Unit Melaya A/n : Ayu triwantini ni nyoman
PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena kami boleh ikut
serta dalam rencanaNya untuk kota Negara dan Kabupaten Jembrana.
Kota Negara adalah ibukota Kabupaten Jembrana – sehingga kota ini memegang
peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Jembrana. Data – data
yang kami dapatkan dalam penelitian ini berasal dari penelitian di perpustakaan,
dan melakukan wawancara dengan Polisi; dengan salah satu orang yang dituakan
di desa; dan dengan penduduk asli Jembrana.
Dari hasil penelitian tersebut kami mendapatkan beberapa fakta bahwa program
yang sedang dijalankan oleh pemerintah setempat merupakan salah satu program
terbaik dibandingkan dengan Kabupaten lain di Bali. Namun demikian, adalah
sangat disayangkan bahwa program yang dijalankan tidak memberikan jaminan
bahwa rakyat senang menetap di Jembrana.
Setelah kami berdoa dan bertanya kepada Tuhan tentang benteng – benteng
musuh yang ada di lokasi, kami mendapatkan satu kesimpulan; yakni kabupaten
Jembrana dikuasai oleh naga. Hal ini terlihat sejak dari pintu masuk Jembrana yang
di Gilimanuk, Pura Jagadnatha, dan di Monumen Batu yang terdapat di taman kota.
Berdasarkan informasi ini kami berdoa agar karunia – karunia yang Tuhan telah
anugrahkan kepada Jembrana dapat ditebus dan dikembalikan untuk kemuliaan
Tuhan. Karena hanya Dia yang layak dapat penghormatan !
I. SEJARAH
Setelah melakukan penelitian dan wawancara dengan orang – orang kunci di
Negara, kami menyimpulkan sejarah terbentuknya kota Negara adalah sebagai
berikut:
Mulai tahun 1653 ada suku Bugis masuk ke Jembrana melalui desa Air
Kuning. Suku ini berasal dari Sulawesi Barat dan Kerajaan Bone. Mereka
terpaksa keluar dari wilayah mereka karena ditaklukkan oleh Makassar
(Kerajaan Goa). Bugis memilih untuk bersatu dengan Belanda dibawah Arum
Malaka dan bersama – sama menaklukkan Kerajaan Goa. Pertempuran ini
terjadi th. 1655-1667. Selama tahun ini pula banyak kapal – kapal dari Bugis
yang bermuatkan keluarga – keluarga Bugis berdatangan ke Jembrana untuk
mencari kehidupan yang lebih baik.
Di tahun 1669 suku Bugis bermukim di daerah Air Kuning yang pada saat itu
masih berupa hutan belantara. Suku Bugis datang dengan perahu Phinisi
yang pada saat itu dianggap sangat berbahaya bagi Belanda. Mereka datang
tidak dengan tujuan berperang tetapi mencari tempat perlindungan. Oleh
pemerintahan Jembrana di bawah kekuasaan I Gusti Pancoran mereka di beri
ijin untuk menetap.
Tahun 1698 I Gusti Made Yasa membangun Puri Andul dan diangkat menjadi
Mangkubumi dengan Loloan sebagai ibukota.
Dari informasi di atas kami melihat bahwa sejak tahun 1650 – an kota
Negara telah terbentuk dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat
signifikan bagi daerah setempat dan tentunya bagi pulau Bali. Dan sejak
tahun itu pula telah banyak pendatang dari luar Bali dan juga luar negeri
datang ke Jembrana. Kebanyakan dari mereka datang karena mereka
mendengar perdagangan yang terjadi di Jembrana.
II. DEMOGRAFI
Sesuai dengan data yang kami dapatkan dari Pusat Statistik terakhir, jumlah
penduduk Negara di tahun 2007 terdiri dari: Laki – laki: 61,083 jiwa, dan
Perempuan: 62,018 jiw –
rata 4 jiwa setiap rumah tangga.
Sejak dahulu Jembrana terbentuk dari pendatang yang berasal dari luar pulau Bali.
Setiap orang yang datang ke Jembrana membawa karakter dan kepercayaan yang
berbeda dari penduduk asli Jembrana. Oleh sebab itu banyak keragaman penduduk
terjadi di kota ini. Salah satu hal yang terlihat jelas adalah menyangkut keyakinan
yang dianut oleh penduduk. Berikut adalah data yang kami dapatkan:
Penduduk Jembrana sejak jaman dahulu kala telah mengalami banyak pengaruh
dari kebudayaan daerah lain terutama Jawa dan Bugis. Saat ini pendatang dari
tanah Jawa – terutama Jawa Timur – menduduki peringkat tertinggi di Jembrana.
Hal ini tentu sangat mempengaruhi kebudayaan setempat. Salah satu kebudayaan
yang dipengaruhi oleh budaya dari luar Bali adalah tradisi Makepung.
Pada saat ini Bupati Winasa adalah salah satu orang kunci yang memegang
peranan penting dalam hal menyediakan fasilitas untuk kesejahteraan masyarakat.
Apabila Bupati Winasa mengenal Tuhan dan kembali kepada Kebenaran yang sejati,
adalah sangat mungkin bagi penduduk Jembrana untuk lebih terbuka kepada Injil.
III. POLITIK
Camat Negara
Drs. I Made Budiasa, M.Si
Pada saat kami mencari informasi tentang visi dan misi bagi kota Negara, kami
tidak berhasil menemukan informasi tersebut. Setelah kami teliti dan telaah lebih
lanjut, kami berkesimpulan bahwa karena Kecamatan ada di bawah Kabupaten, visi
yang di-usung oleh kecamatan tersebut adalah visi yang dibawa oleh Bupati. Dalam
hal ini, visi dan misi yang dilakukan oleh Negara adalah visi dan misi yang
dicanangkan oleh Bupati I Gede Winasa. Visi dan misi tersebut yang dilaksanakan
oleh setiap tingkat kecamatan dan lembaga pemerintah di bawahnya di seluruh
kabupaten Jembrana.
Saat ini adalah periode kedua dari pemerintahan Bupati I Gede Winasa. Selama
masa pemerintahannya Bupati Winasa banyak melakukan program – program
pemerintah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Jembrana.
Untuk meningkatkan perekonomian dan meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat pemerintah Kabupaten Jembrana melakukan program unggulan dan
beberapa program terobosan lainnya diantaranya:
Pembebasan SPP, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA bagi seluruh
sekolah negeri yang ada (Pendidikan Gratis).
Memberikan Bea Siswa bagi yang menempuh pendidikan pada lembaga
atau sekolah swasta, dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi Negeri.
b. J-SMART – adalah kartu pegawai multi fungsi. Berdasarkan fungsinya kartu ini
memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai kartu pegawai, kartu ATM, dan untuk
mendaftar ke Rumah Sakit. Selain dapat dipakai untuk keperluan keuangan,
apabila pegawai menderita penyakit dan harus menginap di Rumah Sakit, maka
ia dapat membawa kartu ini, yang kemudian akan digunakan untuk menyimpan
sejarah, informasi pasien, dan penyakit.
c. KTP gratis dan Asuransi jiwa. Progam KTP Gratis dan Asuransi Jiwa dilatar
belakangi oleh masih banyakanya penduduk Kabupaten Jembrana yang
merupakan wajib memiliki KTP tetapi belum memiliki KTP, maupun penduduk
yang Kartu Tanda Penduduknya sudah mati tetapi tidak melakukan
perpanjangan masa berlaku KTP. Untuk merangsang minat masyarakat untuk
memiliki identitas diri yaitu KTP tersebut, maka Pemerintah Kabupaten
Jembrana mengeluarkan kebijakan Pembebasan Biaya Pembuatan KTP (Kartu
Tanda Penduduk) atau yang dikenal dengan program KTP Gratis.
Disamping pembebasan biaya pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk),
Pemerintah Kabupaten Jembrana juga mengeluarkan program Asuransi Jiwa,
dimana penduduk Jembrana yang memiliki KTP apabila mengalami musibah
akan mendapatkan santunan (asuransi). Dengan adanya kebijakan (program
inovasi) ini diharapkan kepemilikan KTP (Kartu Tanda Penduduk) di Kabupaten
Jembrana akan meningkat karena penduduk merasa tidak terbebani biaya
pembuatan KTP dan mendapat santunan asuransi bila mengalami musibah
kematian. Dengan meningkatnya kepemilikan identitas penduduk maka akan
memudahkan pemerintah dalam hal pendataan ataupun pengaturan masalah-
masalah yang berkaitan dengan kependudukan.
d. Ambulan Gratis
Progam ambulan gratis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melayani
masyarakat Jembrana yang memerlukan angkutan apabila mengalami
musibah (sakit), sehingga masyarakat yang mengalami musibah (sakit) tidak
terlambat mendapat pertolongan. Kendaraan Ambulan yang disediakan Pemkab
akan siaga selama 24 jam.
e. Jimbarwana Transport
Pelayanan umum dibidang transportasi (Jimbarwana Transport) ini bertujuan
untuk :
g. Jimbarwana Network
J-Net adalah singkatan dari Jimbarwana Networking (Jaringan yang
mengintegrasikan Kecamatan, desa-desa, sekolah dll se-Kabupaten Jembrana di
Bidang Teknologi Informasi Komunikasi), dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan menuju ketata Pemerintahan yang baik (Good Governance),
peningkatan kualitas pendidikan (E-Learning), dan pemasyarakatan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi kepada kalangan masyarakat (E-People).
Selain itu pemerintah Jembrana juga dikenal oleh kabupaten lain di provinsi Bali
sebagai pemerintah yang sangat menjunjung tinggi bebas pungli dan bebas
korupsi. Banyak pengamat – pengamat kenegaraan yang meneliti apa yang terjadi
di Jembrana sehingga mereka berhasil melakukan bebas pungli dan bebas korupsi.
Salah satu aplikasi yang dilakukan adalah pemerintah tidak melakukan kerumunan
birokrasi di satu dinas sementara dinas lain kekurangan. Dan juga pemerintah
mendata secara lengkap kendaraan dinas yang mereka gunakan.
IV. GEOGRAFI
Negara adalah ibukota Kabupaten Jembrana. Kabupaten ini terdiri dari empat
kecamatan: Melaya, Negara, Pekutatan dan Mendoyo. Luas kecamatan Negara
adalah 22,047 Ha. Negara memegang peranan penting dalam perkembangan
Kabupaten Jembrana karena Negara adalah ibukota, pusat pemerintahan dan pusat
perekonomian.
Di seberang Terminal Bus terdapat kantor Polisi Resor Jembrana. Kantor polisi
ini adalah kantor pusat bagi kepolisian se-Kabupaten Jembrana. Di kantor inilah
dibuat banyak keputusan bagi keamanan kabupaten Jembrana. Tidak jauh dari
lokasi ini kami menemukan banyak rumah ibadah seperti Mesjid dan juga
gereja. Gereja Katolik yang terletak tidak jauh dari lokasi ini menurut penduduk
setempat diakui sebagai bangunan Gereja pertama bagi daerah ini.
Jalan Ngurah Rai merupakan jalan utama bagi kota Negara yang juga
merupakan lokasi perniagaan bagi kota ini. Di sebelah Selatan Terminal Bus
terdapat Desa Loloan yang merupakan desa Islam terbesar bagi Kabupaten
Jembrana. Desa Loloan terbagi menjadi dua bagian, Desa Loloan Timur dan
Desa Loloan Barat. Desa Loloan Barat terkenal sebagai desa penghasil
pengalengan ikan yang di-ekspor sampai ke luar negeri. Desa Loloan Timur
adalah salah satu desa yang kami kunjungi dan merupakan salah satu Desa
Bugis yang terkenal di luar Bugis. Menurut cerita yang kami dapatkan dari salah
satu orang kunci di desa ini, orang – orang yang menetap di Loloan merupakan
keturunan dari orang – orang Bugis yang dahulu berlayar dari Bugis / Makasar
ke Bali untuk lari dari kejaran Belanda. Orang – orang inilah yang kemudian
menjadi pelopor berdirinya kota Negara dan kabupaten Jembrana.
Gambar 1. Terminal Bus Negara
1. Karunia keramah-tamahan.
Kami bertemu dengan beberapa penduduk Negara dan hampir setiap dari
mereka memiliki karunia keramah-tamahan. Mereka sangat ramah terhadap
pendatang – tidak membedakan dari mana asal pendatang dan
kepercayaannya. Karunia ini tidak hanya dimiliki oleh penduduk asli Negara /
Jembrana, namun juga dimiliki oleh pendatang yang sudah menetap di
Negara / Jembrana sekalipun mereka baru menetap dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama, dan tidak menganut agama yang sama dengan
penduduk asli.
Karunia ini dapat terlihat secara jelas lewat semboyan yang tertera di
spanduk di pinggir jalan menuju kota Negara, yang tertulis “PERGI
DENGAN SENYUM, TIBAPUN DENGAN SENYUM”. Spanduk ini
menyambut pendatang maupun orang yang berkunjung ke kota Negara.
1. Pura Jagadnatha.
Pura ini adalah pura tertinggi di seluruh kabupaten Jembrana. Menurut
penjaga Pura, tinggi bangunan ini sekitar +/- 40m. Pura ini dibangun dengan
tujuan sebagai tempat untuk mengumpulkan anak-anak dan remaja Bali
untuk dapat beribadah dan mempelajari agama Hindu. Pura ini telah
direncanakan sejak pemerintahan beberapa bupati sebelum bupati saat ini,
namun karena berbagai hal baru delapan tahun yang lalu rencana tersebut
dapat terwujud. Pura ini dibangun disamping kantor pemerintah pusat
Jembrana. Bila dilihat secara jasmani, areal pusat pemerintahan dan pura ini
terletak di pusat kota Negara dan Kabupaten Jembrana. Hal ini dapat berarti
bahwa areal ini merupakan pusat kekuatan bagi pemerintah yang adalah
pembuat keputusan. Pemerintahan ini juga didukung oleh kekuatan spiritual
yaitu Pura tersebut. Pura Jagadnatha terbagi menjadi tiga bagian; yang
paling luar adalah bagian pelataran, bagian berikutnya adalah ruang kudus,
dan bagian paling tinggi adalah ruang maha kudus. Di ruang maha kudus ini
terdapat bangunan tinggi, kura-kura yang ditunggangi naga, gajah yang
terletak di setiap sudut, dan angsa di yang terletak di belakang. Kura-kura
melambangkan bumi, naga melambangkan iblis, gajah melambangkan
kekuatan dan angsa sebagai hewan terkecil di dunia.
VII. SASARAN
Pada waktu kita berdoa di pintu gerbang Jembrana, ini adalah langkah awal
dimana kita adalah Yohanes – Yohanes yang sedang mempersiapkan jalan bagi
Raja Kemuliaan. Seperti tertera di Matius 3:3b; “Ada suara orang yang berseru
– seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan
bagiNya.” Salah satu sasaran di pintu gerbang ini adalah gereja – gereja di
Gilimanuk harus berdiri bersama dan mendeklarasikan nama Tuhan Yesus atas
pintu gerbang dan atas jalan utama yang dikenal sebagai “jalur setan”, agar
dapat mengubah imej tersebut menjadi jalan Kristus dan memberkati area
tersebut. Seperti syair salah satu lagu, yaitu jadilah terang jangan ditempat
terang, jadilah terang di tempat yang gelap.
Monumen Batu “Kembali ke Alam” yang terletak di depan kantor Bupati akan
menjadi tempat bagi banyak orang untuk menyembah Yesus, karena tempat
tersebut telah diselesaikan oleh darah Yesus. Yohanes 19:28-30; Sesudah itu,
karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia—supaya genaplah
yang ada tertulis dalam Kitab Suci—:"Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh anggur
asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur
asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus
meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-
Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Sasaran bagi Pura Jagadnatha adalah kita masuk sebagai anak – anak Raja di
ruang yang seperti ruang maha kudus, dan mendeklarasikan bahwa tempat itu
bukan milik lusifer lagi tetapi milik kerajaan Allah. Kita mengambil alih tempat
itu dengan memercikkan darah Yesus.
VIII. STRATEGI
Kami berdoa bertanya kepada Tuhan strategi apa yang harus kami lakukan dalam
berdoa bagi tempat – tempat kunci di kota Negara dan / atau Kabupaten Jembrana.
Allah berbicara tentang kekudusan di dalam setiap pribadi dan kelompok yang
merupakan salah satu kunci dalam peperangan rohani. Strategi yang kami
dapatkan dalam hal kekudusan adalah dengan melakukan Perjamuan Kudus. Kami
melakukan Perjamuan Kudus dengan apa yang kami miliki, yaitu roti tawar dan
satu sachet jas jus sebagai pewarna air. Air adalah sebagai salah satu kesaksian
Kristus di bumi dan anggur perjamuan yang telah dimateraikan sebagai Darah
Kristus. Bersamaan dengan melakukan Perjamuan Kudus kami juga mengurapi air
yang akan diorakkan di sepanjang jalan menuju lokasi kunci lainnya. Dengan
kesaksian ini kami berjalan dalam otoritas kekudusan dan karya penebusan Tuhan
atas kabupaten Jembrana.
1. Untuk lokasi kunci pertama, kami berdoa di pintu gerbang masuk Jembrana
yang terletak tidak jauh dari pelabuhan Gilimanuk. Pintu gerbang ini adalah
satu-satunya jalan darat yang harus dilewati oleh siapapun yang ingin masuk
ke Pulau Bali. Pintu gerbang ini terdiri dari empat badan naga dengan masing
– masing satu kepala mengarah kepada empat mata angin. Kami membagi
menjadi empat kelompok dan masing – masing terdiri dari tiga orang. Setiap
kelompok berdoa untuk setiap arah mata angin. Kami mendeklarasikan
karakter Tuhan dan kebenaranNya di empat sudut pintu gerbang tersebut.
Kami mengorakkan setiap sudut, menguduskan tempat itu dan memberikan
ijin dan jalan kepada Tuhan untuk melakukan rencanaNya di kabupaten
Jembrana. Kami menyambut kedatangan Tuhan, firmanNya dan juga anak –
anak Tuhan yang membawa kabar baik bagi masyarakat Jembrana.
Kemudian kami menguduskan jalan raya dengan air yang sudah diurapi, dari
Pelabuhan Gilimanuk ke kota Negara.
2. Strategi yang kami dapatkan untuk lokasi kunci kedua adalah untuk
menanam ayat di taman depan kantor Bupati Jembrana, tepatnya di sekitar
Monumen Batu „Kembali ke Alam‟. Ayat pendukung yang kami dapatkan
adalah dari Yohanes 19:28-30 ;
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah
Ia—supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci—:"Aku haus!" Di situ
ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang,
yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan
menyerahkan nyawa-Nya.
KABUPATEN JEMBRANA
KOTA NEGARA
BIBLIOGRAFI