Anda di halaman 1dari 19

Spritual Mapping

LAPORAN
PEMETAAN ROHANI
KOTA NEGARA & GILIMANUK

ROI.SIPAHELUT
Data West Bali Mission Link

Address : Blimbingsari – Jln. Pelopor I kelod kauh

Ph : 081337300661 – 081338404195

Bank account : BNI Cab Singaraja No : 0096595369 – A/n : ayu triwantini ni nyoman – BRI :
3574-01-010711-53-0 Unit Melaya A/n : Ayu triwantini ni nyoman

E-mail : bar_cokhba@ymail.com – Twitter : 777SIPAHELUT

Facebook : Alexander Sipahelut


Blog http://roisipahelut.blogspot.com

PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena kami boleh ikut
serta dalam rencanaNya untuk kota Negara dan Kabupaten Jembrana.

Kota Negara adalah ibukota Kabupaten Jembrana – sehingga kota ini memegang
peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Jembrana. Data – data
yang kami dapatkan dalam penelitian ini berasal dari penelitian di perpustakaan,
dan melakukan wawancara dengan Polisi; dengan salah satu orang yang dituakan
di desa; dan dengan penduduk asli Jembrana.

Dari hasil penelitian tersebut kami mendapatkan beberapa fakta bahwa program
yang sedang dijalankan oleh pemerintah setempat merupakan salah satu program
terbaik dibandingkan dengan Kabupaten lain di Bali. Namun demikian, adalah
sangat disayangkan bahwa program yang dijalankan tidak memberikan jaminan
bahwa rakyat senang menetap di Jembrana.

Setelah kami berdoa dan bertanya kepada Tuhan tentang benteng – benteng
musuh yang ada di lokasi, kami mendapatkan satu kesimpulan; yakni kabupaten
Jembrana dikuasai oleh naga. Hal ini terlihat sejak dari pintu masuk Jembrana yang
di Gilimanuk, Pura Jagadnatha, dan di Monumen Batu yang terdapat di taman kota.

Berdasarkan informasi ini kami berdoa agar karunia – karunia yang Tuhan telah
anugrahkan kepada Jembrana dapat ditebus dan dikembalikan untuk kemuliaan
Tuhan. Karena hanya Dia yang layak dapat penghormatan !

I. SEJARAH
Setelah melakukan penelitian dan wawancara dengan orang – orang kunci di
Negara, kami menyimpulkan sejarah terbentuknya kota Negara adalah sebagai
berikut:

 Menurut pendapat orang melayu atau pendatang dari Kalimantan Selatan,


kota Negara terbentuk karena ahli-ahli ekonomi yang berasal dari melayu
atau Kalimantan Selatan menguasai seluruh aspek perekonomian di
Jembrana. Pendatang dari KalSel ini berasal dari kota Negara di KalSel. Oleh
karena itu mereka memutuskan untuk menyebut kota yang mereka tinggali
di Bali ini menjadi kota Negara.
 Berdasarkan cerita dari Ustad Abdul Jabar, yang merupakan salah satu orang
Loloan keturunan Bugis yang dituakan, nama „Negara‟ berasal dari kata
„Anugerah‟ yang berarti pemberian raja yang diberikan kepada para
pendatang secara cuma-cuma. Anugerah dalam bahasa Bali adalah Nugraha
yang kemudian menjadi Nugra (Bhs Melayu) dan kemudian menjadi Negara.
Negara terbentuk sejak tahun 1803 dibawah pemerintahan Raja Soka
dengan umat Muslim. Mereka menyepakati untuk menggabungkan enam
desa, yang terdiri dari Merte sari, Loloan Timur, Loloan Barat, Bentang,
Banjar Tengah, dan Puri Agung, untuk disatukan menjadi satu kota yang
kemudian menjadi kota Negara, atau yang juga berarti Negeri. Walaupun
kota ini telah berdiri, namun tidak ada seorangpun yang dapat memastikan
tanggal lahir kota ini. Melihat hal tersebut maka Ratu Yuliana dari Belanda
(pada saat itu Belanda sedang menjajah Indonesia) memutuskan untuk
menetapkan tanggal lahir kota Negara pada tanggal 15 Agustus 1895.

Kejadian – kejadian penting yang membentuk kota Negara adalah:

 Mulai tahun 1653 ada suku Bugis masuk ke Jembrana melalui desa Air
Kuning. Suku ini berasal dari Sulawesi Barat dan Kerajaan Bone. Mereka
terpaksa keluar dari wilayah mereka karena ditaklukkan oleh Makassar
(Kerajaan Goa). Bugis memilih untuk bersatu dengan Belanda dibawah Arum
Malaka dan bersama – sama menaklukkan Kerajaan Goa. Pertempuran ini
terjadi th. 1655-1667. Selama tahun ini pula banyak kapal – kapal dari Bugis
yang bermuatkan keluarga – keluarga Bugis berdatangan ke Jembrana untuk
mencari kehidupan yang lebih baik.

 Di tahun 1669 suku Bugis bermukim di daerah Air Kuning yang pada saat itu
masih berupa hutan belantara. Suku Bugis datang dengan perahu Phinisi
yang pada saat itu dianggap sangat berbahaya bagi Belanda. Mereka datang
tidak dengan tujuan berperang tetapi mencari tempat perlindungan. Oleh
pemerintahan Jembrana di bawah kekuasaan I Gusti Pancoran mereka di beri
ijin untuk menetap.

 Tahun 1670 Kerajaan Buleleng di bawah pemerintahan I Ngurah Panji Sakti


mengirimkan 2,000 laskar pasukannya untuk menguasai Jembrana namun
mengalami kekalahan.

 Di tahun berikutnya, 1671, ekonomi Jembrana sangat maju sekali karena di


Jembrana dibangun pasar dengan lokasi yang dekat dengan pelabuhan atau
kapal – kapal dari dalam dan luar negeri Indonesia. Banyak orang yang telah
mendengar tentang Jembrana sehingga mereka datang dan ikut terlibat
dalam perdagangan di Jembrana. Karena pasar sudah semakin besar,
pemerintah saat itu memindahkan pelabuhan ke sungai Ijo Gading. Pada
saat itu pelabuhan tersebut dinamakan Tibu Buntar, dan seiring dengan
semakin banyaknya orang yang menetap terbentuklah kota kecil yang
dinamakan Terusan.
 Di tahun 1697 terjadi banjir besar di Jembrana yang menghancurkan
pemukiman dan kegiatan perekonomian masyarakat yang telah terbentuk.
Banjir mulai dari Ijo Gading sampai di desa Brambang. Adik dari I Gusti Made
Yasa, yaitu Putu Tape bersama keluarga dan Puri hanyut terbawa banjir.

 Tahun 1698 I Gusti Made Yasa membangun Puri Andul dan diangkat menjadi
Mangkubumi dengan Loloan sebagai ibukota.

 Di tahun 1799, Sayid Abdullah Al-Qadry yang berasal dari Kerajaan


Pontianak di Kalimantan membawa +/- 100 orang, datang ke Jembrana
dengan empat kapal Phinisi. Mereka juga datang untuk mencari tempat
perlindungan karena mereka tidak mau menyerah terhadap Belanda. Setelah
mereka tiba di Jembrana mereka diberi sekitar 80 ha tanah untuk mereka
tempati. Saat ini salah satu mesjid tertua yang terdapat di Loloan Timur
adalah Mesjid Al-Qadry.

 Dari informasi di atas kami melihat bahwa sejak tahun 1650 – an kota
Negara telah terbentuk dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat
signifikan bagi daerah setempat dan tentunya bagi pulau Bali. Dan sejak
tahun itu pula telah banyak pendatang dari luar Bali dan juga luar negeri
datang ke Jembrana. Kebanyakan dari mereka datang karena mereka
mendengar perdagangan yang terjadi di Jembrana.

II. DEMOGRAFI
Sesuai dengan data yang kami dapatkan dari Pusat Statistik terakhir, jumlah
penduduk Negara di tahun 2007 terdiri dari: Laki – laki: 61,083 jiwa, dan
Perempuan: 62,018 jiw –
rata 4 jiwa setiap rumah tangga.

Sejak dahulu Jembrana terbentuk dari pendatang yang berasal dari luar pulau Bali.
Setiap orang yang datang ke Jembrana membawa karakter dan kepercayaan yang
berbeda dari penduduk asli Jembrana. Oleh sebab itu banyak keragaman penduduk
terjadi di kota ini. Salah satu hal yang terlihat jelas adalah menyangkut keyakinan
yang dianut oleh penduduk. Berikut adalah data yang kami dapatkan:

Agama Jumlah penganut Tempat ibadah Tokoh


Agama
Hindu 199,691 601 100
Islam 58,120 95 21
Protestan 2,186 10
11
Katolik 1,891 15
Buddha 429 5 6
Lain - lain 2,269
Mata pencaharian kebanyakan penduduk Jembrana adalah petani dan nelayan.
Sekalipun kesejahteraan di Kabupaten Jembrana sangat diperhatikan oleh
pemerintah, namun dari data statistik tercatat bahwa jumlah pendatang ke kota
Negara lebih sedikit dari pada jumlah penduduk Negara yang keluar dari Negara.
Menurut keterangan penduduk setempat, hal itu disebabkan karena kesulitan
ekonomi yang dialami oleh para pedagang.

Penduduk Jembrana sejak jaman dahulu kala telah mengalami banyak pengaruh
dari kebudayaan daerah lain terutama Jawa dan Bugis. Saat ini pendatang dari
tanah Jawa – terutama Jawa Timur – menduduki peringkat tertinggi di Jembrana.
Hal ini tentu sangat mempengaruhi kebudayaan setempat. Salah satu kebudayaan
yang dipengaruhi oleh budaya dari luar Bali adalah tradisi Makepung.

Makepung adalah sebuah kompetisi, yang


menggunakan kerbau sebagai penarik
kendaraan yang disebut dengan cikar. Kerbau
tersebut dihiasi dengan hiasan kepala yang
sangat menarik dengan warna keemasan.
Panjang lintasan yang dilalui sekitar 4 Km.
Lomba mekepung ini adalah lomba bergrup,
dimana peserta terbagi atas Grup Barat dan
Grup Timur. Sebagai pembatas antara group
Barat dan Timur adalah sebuah sungai yang
melintang ditengah - tengah kota Negara yang
bernama Sungai Ijo Gading. Jenis kompetisi ini
hampir serupa dengan yang terdapat di Jawa Timur. Kemungkinan besar hal ini
terjadi karena banyaknya pengaruh orang Jawa pendatang ke Jembrana.

Pengaruh Islam lain adalah kesenian Kendang


Mebarung. Kesenian ini memanfaatkan Kendang
yang sangat besar ukurannya, yang biasanya
dimainkan oleh 2 orang untuk masing masing
kendang tersebut. Kesenian ini merupakan kesenian
yang biasa ditampilkan oleh masyarakat Melayu yang
sangat kental dengan budaya ke-Islam-annya.

Pengaruh Islam sangat kuat di kabupaten Jembrana


karena sejak dahulu kala orang – orang Bugis, Makasar, Arab dan Melayu datang
ke Jembrana. Selain membawa pengaruh dalam hal agama, mereka juga membawa
pengaruh ekonomi lewat perdagangan.

Pada saat ini Bupati Winasa adalah salah satu orang kunci yang memegang
peranan penting dalam hal menyediakan fasilitas untuk kesejahteraan masyarakat.
Apabila Bupati Winasa mengenal Tuhan dan kembali kepada Kebenaran yang sejati,
adalah sangat mungkin bagi penduduk Jembrana untuk lebih terbuka kepada Injil.
III. POLITIK

I Gede Winasa Lambang Kabupaten Jembrana I Putu Artha


Bupati Jembrana Wakil Bupati Jembrana

Camat Negara
Drs. I Made Budiasa, M.Si

Visi Kabupaten Jembrana

Terwujudnya masyarakat jembrana yang bahagia dan sejahtera, berkeadilan dan


berkebudayaan yang dilandasi iman dan taqwa serta didukung oleh sumber daya
alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki semangat
mekepung untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan"

Misi Kabupaten Jembrana

 Memberdayakan ekonomi rakyat dengan meningkatkan dan


mengembangkan sektor pertanian dalam arti luas untuk menunjang sektor
pariwisata, industri dan perdaganagn disamping sektor yang lainnya.
 Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 Mewujudkan stabilitas daerah yang mantap dan terkendali melalui
penegakan rakyat dalam setiap aspek kehidupan masyarakat bebrbangsa
dab bernegara serta memberdayakan partisipasi masyarakat dalam kegiatan
sosial dan politik.
 Mewujudkan supremasi hukum bagi setiap masyarakat yang berdasarkan
Pancaasila dan UUD 1945 serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.
 Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian
dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama yang
toleran dan damai.
 Mengembangkan sistem Admninistrasi Pemerintahan dan Pembangunan yang
efektif dan efisisen dan transparan serta menciptakan aparatur yang bersih
dan berwibawa serta senantiasa mengutamakan pelayanan kepada
masyarakat.

Pada saat kami mencari informasi tentang visi dan misi bagi kota Negara, kami
tidak berhasil menemukan informasi tersebut. Setelah kami teliti dan telaah lebih
lanjut, kami berkesimpulan bahwa karena Kecamatan ada di bawah Kabupaten, visi
yang di-usung oleh kecamatan tersebut adalah visi yang dibawa oleh Bupati. Dalam
hal ini, visi dan misi yang dilakukan oleh Negara adalah visi dan misi yang
dicanangkan oleh Bupati I Gede Winasa. Visi dan misi tersebut yang dilaksanakan
oleh setiap tingkat kecamatan dan lembaga pemerintah di bawahnya di seluruh
kabupaten Jembrana.

Saat ini adalah periode kedua dari pemerintahan Bupati I Gede Winasa. Selama
masa pemerintahannya Bupati Winasa banyak melakukan program – program
pemerintah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Jembrana.
Untuk meningkatkan perekonomian dan meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat pemerintah Kabupaten Jembrana melakukan program unggulan dan
beberapa program terobosan lainnya diantaranya:

a. Memberikan kesempatan untuk mengenyam PENDIDIKAN yang seluas -


luasnya bagi setiap warga masyarakat di Kabupaten Jembrana melalui:

 Pembebasan SPP, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA bagi seluruh
sekolah negeri yang ada (Pendidikan Gratis).
 Memberikan Bea Siswa bagi yang menempuh pendidikan pada lembaga
atau sekolah swasta, dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi Negeri.
b. J-SMART – adalah kartu pegawai multi fungsi. Berdasarkan fungsinya kartu ini
memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai kartu pegawai, kartu ATM, dan untuk
mendaftar ke Rumah Sakit. Selain dapat dipakai untuk keperluan keuangan,
apabila pegawai menderita penyakit dan harus menginap di Rumah Sakit, maka
ia dapat membawa kartu ini, yang kemudian akan digunakan untuk menyimpan
sejarah, informasi pasien, dan penyakit.

c. KTP gratis dan Asuransi jiwa. Progam KTP Gratis dan Asuransi Jiwa dilatar
belakangi oleh masih banyakanya penduduk Kabupaten Jembrana yang
merupakan wajib memiliki KTP tetapi belum memiliki KTP, maupun penduduk
yang Kartu Tanda Penduduknya sudah mati tetapi tidak melakukan
perpanjangan masa berlaku KTP. Untuk merangsang minat masyarakat untuk
memiliki identitas diri yaitu KTP tersebut, maka Pemerintah Kabupaten
Jembrana mengeluarkan kebijakan Pembebasan Biaya Pembuatan KTP (Kartu
Tanda Penduduk) atau yang dikenal dengan program KTP Gratis.
Disamping pembebasan biaya pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk),
Pemerintah Kabupaten Jembrana juga mengeluarkan program Asuransi Jiwa,
dimana penduduk Jembrana yang memiliki KTP apabila mengalami musibah
akan mendapatkan santunan (asuransi). Dengan adanya kebijakan (program
inovasi) ini diharapkan kepemilikan KTP (Kartu Tanda Penduduk) di Kabupaten
Jembrana akan meningkat karena penduduk merasa tidak terbebani biaya
pembuatan KTP dan mendapat santunan asuransi bila mengalami musibah
kematian. Dengan meningkatnya kepemilikan identitas penduduk maka akan
memudahkan pemerintah dalam hal pendataan ataupun pengaturan masalah-
masalah yang berkaitan dengan kependudukan.

d. Ambulan Gratis
Progam ambulan gratis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melayani
masyarakat Jembrana yang memerlukan angkutan apabila mengalami
musibah (sakit), sehingga masyarakat yang mengalami musibah (sakit) tidak
terlambat mendapat pertolongan. Kendaraan Ambulan yang disediakan Pemkab
akan siaga selama 24 jam.

e. Jimbarwana Transport
Pelayanan umum dibidang transportasi (Jimbarwana Transport) ini bertujuan
untuk :

- Melayani Aktivitas masyarakat yang bepergian pada malam hari.


- Mendidik masyarakat agar tertib waktu dalam menggunakan angkutan
umum.
- Memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jembrana.

f. Jimbarwana TV dan Jimbarwana FM


Untuk memberikan fasilitas berupa TV dan Radio publik dan kepada masyarakat
Kabupaten Jembrana. Mengingat masyarakat Kabupaten Jembrana sangat
membutuhkan informasi yang cepat, tepat, benar dalam rangka membuka
cakrawala wawasan masyarakat Indonesia.

g. Jimbarwana Network
J-Net adalah singkatan dari Jimbarwana Networking (Jaringan yang
mengintegrasikan Kecamatan, desa-desa, sekolah dll se-Kabupaten Jembrana di
Bidang Teknologi Informasi Komunikasi), dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan menuju ketata Pemerintahan yang baik (Good Governance),
peningkatan kualitas pendidikan (E-Learning), dan pemasyarakatan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi kepada kalangan masyarakat (E-People).

Selain itu pemerintah Jembrana juga dikenal oleh kabupaten lain di provinsi Bali
sebagai pemerintah yang sangat menjunjung tinggi bebas pungli dan bebas
korupsi. Banyak pengamat – pengamat kenegaraan yang meneliti apa yang terjadi
di Jembrana sehingga mereka berhasil melakukan bebas pungli dan bebas korupsi.
Salah satu aplikasi yang dilakukan adalah pemerintah tidak melakukan kerumunan
birokrasi di satu dinas sementara dinas lain kekurangan. Dan juga pemerintah
mendata secara lengkap kendaraan dinas yang mereka gunakan.
IV. GEOGRAFI
Negara adalah ibukota Kabupaten Jembrana. Kabupaten ini terdiri dari empat
kecamatan: Melaya, Negara, Pekutatan dan Mendoyo. Luas kecamatan Negara
adalah 22,047 Ha. Negara memegang peranan penting dalam perkembangan
Kabupaten Jembrana karena Negara adalah ibukota, pusat pemerintahan dan pusat
perekonomian.

Setelah kami melakukan pemetaan rohani di lokasi, kami menyimpulkan beberapa


lokasi kunci yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan kota dan
kabupaten, secara jasmani dan juga rohani. Lokasi – lokasi kunci tersebut adalah:

1. Terminal Bus Negara


Lokasi ini merupakan lokasi kunci dimana semua bus dalam kota Negara,
kabupaten Jembrana pasti akan melalui terminal ini. Bagi para pendatang dari
luar Bali yang masuk ke Bali lewat Gilimanuk dan menggunakan transportasi
umum, pasti akan singgah di terminal ini. Terminal ini adalah tempat pertemuan
bagi banyak orang dari berbagai daerah di Bali yang ke atau dari Negara.

Di seberang Terminal Bus terdapat kantor Polisi Resor Jembrana. Kantor polisi
ini adalah kantor pusat bagi kepolisian se-Kabupaten Jembrana. Di kantor inilah
dibuat banyak keputusan bagi keamanan kabupaten Jembrana. Tidak jauh dari
lokasi ini kami menemukan banyak rumah ibadah seperti Mesjid dan juga
gereja. Gereja Katolik yang terletak tidak jauh dari lokasi ini menurut penduduk
setempat diakui sebagai bangunan Gereja pertama bagi daerah ini.

Jalan Ngurah Rai merupakan jalan utama bagi kota Negara yang juga
merupakan lokasi perniagaan bagi kota ini. Di sebelah Selatan Terminal Bus
terdapat Desa Loloan yang merupakan desa Islam terbesar bagi Kabupaten
Jembrana. Desa Loloan terbagi menjadi dua bagian, Desa Loloan Timur dan
Desa Loloan Barat. Desa Loloan Barat terkenal sebagai desa penghasil
pengalengan ikan yang di-ekspor sampai ke luar negeri. Desa Loloan Timur
adalah salah satu desa yang kami kunjungi dan merupakan salah satu Desa
Bugis yang terkenal di luar Bugis. Menurut cerita yang kami dapatkan dari salah
satu orang kunci di desa ini, orang – orang yang menetap di Loloan merupakan
keturunan dari orang – orang Bugis yang dahulu berlayar dari Bugis / Makasar
ke Bali untuk lari dari kejaran Belanda. Orang – orang inilah yang kemudian
menjadi pelopor berdirinya kota Negara dan kabupaten Jembrana.
Gambar 1. Terminal Bus Negara

2. Kantor Bupati Jembrana, Pura Jagadnatha, Taman Batu.


Lokasi yang terletak di pusat kota Negara merupakan lokasi kunci di kota ini. Di
sini terletak kantor Bupati Jembrana, kantor DPRD Jembrana, kantor Badan
Statistik Jembrana, dan kantor Pemerintahan yang lainnya. Disini lah terletak
pusat pemerintahan Kabupaten Jembrana, tempat dimana mereka bertemu,
diskusi, dan mengambil keputusan penting di segala bidang bagi kehidupan
masyarakat Jembrana.

Di sebelah kantor pusat pemerintahan terdapat Pura Jagadnatha. Pura ini


merupakan pura tertinggi di seluruh Kabupaten Jembrana. Pura ini juga
merupakan salah satu tempat ibadah umat Hindu yang utama untuk seluruh
Kabupaten. Dari bentuk bangunan dan pembagian ruangan dapat terlihat bahwa
Pura ini dibangun untuk menjadi salah satu pusat penyembahan di Bali Barat.

Di depan kantor Pemerintahan Jembrana terdapat taman kota Negara. Di taman


kota tersebut terdapat monument empat batu yang merupakan hadiah dari
pemerintah Jepang. Masing – masing batu dari monumen ini melambangkan
alam yang ada di sekitar kita.
Gambar 2. Kantor Bupati Jembrana

3. Pintu gerbang masuk Jembrana.


Pintu gerbang ini merupakan salah satu lokasi kunci yang terdapat di Jembrana.
Hal ini dikarenakan bahwa siapapun yang menuju Gilimanuk maupun menuju
Jembrana pasti akan melewati pintu gerbang tersebut. Setelah kami amati pintu
gerbang menuju Jembrana juga memiliki patung naga berbadan dan berkepala
empat. Gerbang inilah yang akan menyambut siapapun yang datang maupun
pergi ke dan dari Jembrana. Pintu gerbang ini memberikan kesan bahwa
kabupaten Jembrana merupakan kabupaten yang kuat dan kokoh.

Gambar 3. Pintu gerbang masuk Jembrana


V. KARUNIA PENEBUSAN
Karunia – karunia yang dimiliki secara khusus oleh penduduk kota Negara, dimiliki
juga secara umum oleh masyarakat Kabupaten Jembrana. Setelah kami berdoa,
kami mendapatkan beberapa karunia penebusan yang juga merupakan karunia dari
penduduk Kabupaten Jembrana. Karunia – karunia yang harus ditebus dan
dikembalikan untuk kemuliaan Tuhan adalah sebagai berikut:

1. Karunia keramah-tamahan.
Kami bertemu dengan beberapa penduduk Negara dan hampir setiap dari
mereka memiliki karunia keramah-tamahan. Mereka sangat ramah terhadap
pendatang – tidak membedakan dari mana asal pendatang dan
kepercayaannya. Karunia ini tidak hanya dimiliki oleh penduduk asli Negara /
Jembrana, namun juga dimiliki oleh pendatang yang sudah menetap di
Negara / Jembrana sekalipun mereka baru menetap dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama, dan tidak menganut agama yang sama dengan
penduduk asli.

Hubungan antara keramah-tamahan dengan benteng-benteng musuh


adalah: mereka ingin menunjukkan kesan kepada orang luar bahwa mereka
adalah orang yang baik dan memiliki hidup yang baik – baik saja. Dari
beberapa wawancara yang kami lakukan kepada penduduk Negara /
Jembrana, kami mendapati bahwa mereka telah memiliki hidup yang cukup
secara jasmani dan rohani. Secara kasat mata, pemerintah seperti
memberikan kebebasan dan kemakmuran dalam segala hal pada masyarakat
Jembran. Namun di balik keramahan, kebebasan dan kemakmuran tersebut,
tetap ada batasan dari pemerintah Jembrana bagi pemeluk Kristen untuk
memberitakan injil, juga bagi pemeluk Hindu yang ingin menjadi pengikut
Kristus.

Karunia ini dapat terlihat secara jelas lewat semboyan yang tertera di
spanduk di pinggir jalan menuju kota Negara, yang tertulis “PERGI
DENGAN SENYUM, TIBAPUN DENGAN SENYUM”. Spanduk ini
menyambut pendatang maupun orang yang berkunjung ke kota Negara.

2. Karunia perduli terhadap orang lain.


Di masa awal terbentuknya Jembrana (tahun 1650-an) kebanyakan
pendatang dari luar Bali datang ke Jembrana (pada waktu itu kabupaten
Jembrana belum terbentuk), dalam rangka mencari perlindungan dari
kejaran penjajah Belanda. Para pendatang ini diterima dengan baik oleh
penguasa setempat pada waktu itu, bahkan mereka juga diberi ijin menetap,
dan diberi hadiah sebidang tanah untuk membangun tempat tinggal. Para
pendatang ini kebanyakan berasal dari Bugis dan Makasar yang terkenal
sebagai pelaut dan prajurit yang gagah berani. Penguasa setempat senang
dengan kehadiran mereka karena mereka datang dengan kapal phinisi dan
senapan yang sangat berkualitas pada zaman itu, untuk digunakan dalam
membela tanah Bali. Melalui sejarah ini orang – orang Jembrana dikenal
sebagai orang-orang yang murah hati, perduli terhadap orang lain dan
bahkan memberikan anugrah dalam bentuk hadiah kepada pendatang.
Hubungan karunia perduli terhadap orang lain dengan benteng-benteng
musuh adalah: Pemerintah Jembrana saat ini melakukan hal yang sama
terhadap masyarakatnya, seperti memberikan sekolah gratis (SD – SMU) di
Sekolah Negeri, menyediakan Rumah Sakit gratis, asuransi kematian, dan
tunjangan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil. Fasilitas – fasilitas ini
dijalankan oleh Pemerintah sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap
masyarakat. Beberapa penduduk juga memberi kesaksian bahwa mereka
adalah masyarakat yang sangat diperhatikan kesejahteraan dan
kehidupannya.

Karunia ini berkaitan dengan pemerintah Jembrana. Karunia keperdulian


yang telah mereka miliki sejak dahulu digunakan oleh musuh dengan cara
memberikan program kesejahteraan bagi rakyat. Sehingga kemudian mereka
menjadi nyaman dan tidak lagi mencari Kebenaran yang sejati.

3. Karunia keahlian dalam kesenian.


Contoh dari keahlian mereka adalah dalam bentuk ukiran, pahatan, maupun
tarian. Seluruh dunia telah mengetahui keahlian khusus yang dimiliki oleh
orang Bali terutama di bidang kesenian. Keahlian yang mereka miliki mereka
curahkan dalam peribadatan mereka kepada dewa-dewa mereka. Di seluruh
pulau Bali kita dapat melihat keahlian mereka lewat rumah – rumah ibadat
Hindu dan berbagai ornamen yang terdapat di dalamnya.

Iblis menggunakan keahlian mereka ini untuk menyembahnya dan


memperlihatkan kepada dunia bahwa iblis dihormati dan dijunjung tinggi di
pulau Bali. Lewat patung – patung, megahnya pura dan ritual tarian berbau
mistis, banyak orang (bahkan dari luar negeri) terpukau dan mencari
kekuatan magis yang dipercaya dapat memberi kesejahteraan bagi hidup
mereka. Iblis juga mendapat tempat lebih di Pura di Bali karena setiap saat
pemeluk Hindu akan mengadakan upacara agama, dan terutama ritual
keagamaan sehari – hari di setiap rumah, tempat usaha, dll. Dengan adanya
kegiatan ini iblis membangun benteng – benteng dan menjadi semakin kuat
di pulau Bali.

VI. BENTENG – BENTENG MUSUH


Pada waktu kami berjalan kaki melalui daerah – daerah utama di sekitar kota
Negara dan kabupaten Jembrana, kami mendapati beberapa daerah yang
merupakan benteng – benteng musuh yang ada di kabupaten tersebut. Kami
berdoa dan bertanya kepada Tuhan tentang benteng – benteng musuh di Negara
dan / atau Kabupaten Jembrana. Kami mendapatkan beberapa benteng musuh,
yang adalah sebagai berikut:

1. Pura Jagadnatha.
Pura ini adalah pura tertinggi di seluruh kabupaten Jembrana. Menurut
penjaga Pura, tinggi bangunan ini sekitar +/- 40m. Pura ini dibangun dengan
tujuan sebagai tempat untuk mengumpulkan anak-anak dan remaja Bali
untuk dapat beribadah dan mempelajari agama Hindu. Pura ini telah
direncanakan sejak pemerintahan beberapa bupati sebelum bupati saat ini,
namun karena berbagai hal baru delapan tahun yang lalu rencana tersebut
dapat terwujud. Pura ini dibangun disamping kantor pemerintah pusat
Jembrana. Bila dilihat secara jasmani, areal pusat pemerintahan dan pura ini
terletak di pusat kota Negara dan Kabupaten Jembrana. Hal ini dapat berarti
bahwa areal ini merupakan pusat kekuatan bagi pemerintah yang adalah
pembuat keputusan. Pemerintahan ini juga didukung oleh kekuatan spiritual
yaitu Pura tersebut. Pura Jagadnatha terbagi menjadi tiga bagian; yang
paling luar adalah bagian pelataran, bagian berikutnya adalah ruang kudus,
dan bagian paling tinggi adalah ruang maha kudus. Di ruang maha kudus ini
terdapat bangunan tinggi, kura-kura yang ditunggangi naga, gajah yang
terletak di setiap sudut, dan angsa di yang terletak di belakang. Kura-kura
melambangkan bumi, naga melambangkan iblis, gajah melambangkan
kekuatan dan angsa sebagai hewan terkecil di dunia.

Setelah kami berdoa, kami mendapat peneguhan bahwa benteng musuh


adalah naga tersebut yang merupakan lambang dari kuasa kegelapan. Naga
ini merupakan roh yang memberi pengaruh besar bagi pemerintah Jembrana
dan keputusan – keputusan yang dihasilkan bagi masyarakat Jembrana.
Naga ini juga melambangkan keangkuhan dan ketidakkudusan yang ada di
Kabupaten ini. Keangkuhan dalam hal program pemerintahan yang sangat
baik – dan kemungkinan besar adalah yang paling baik di antara kabupaten
lain di provinsi Bali. Ketidakkudusan dalam hal penyembahan masyarakat
Jembrana adalah kepada berhala.

2. Monumen empat batu pemberian Pemerintah Jepang.


Terletak di depan kantor Bupati terdapat monumen „Kembali ke Alam‟
pemberian pemerintah Jepang yang terdiri dari empat batu. Setiap batu
melambangkan sesuatu, yaitu 1.Awal, 2.Laut, 3.Barat, 4.Ruang Angkasa. Arti
dari monumen ini adalah untuk mengingatkan manusia agar kembali kepada
alam. Pada waktu kami berdoa, salah satu anggota kelompok kami
mendapatkan penglihatan adanya naga dengan empat kepala yang keluar
dari antara ke-empat batu tersebut. Setelah dihubungkan dengan Pura
Jagadnatha, monumen ini ternyata memiliki roh yang sama, yaitu dari naga
tersebut. Monumen ini memberikan pemujaan kepada alam, yang
merupakaan ciptaan Tuhan. Pada waktu kami berada di sana kami sempat
melihat adanya kelompok salah satu sekte yang sedang melakukan ritual
mereka di sana. Salah satu ritual yang mereka lakukan adalah untuk
menenangkan pikiran dan menyatu dengan alam. Penyembahan kepada
alam ini menambah kekuatan bagi penguasa di taman tersebut – yang
adalah si naga.

3. Pintu gerbang Jembrana.


Salah satu benteng musuh yang kami dapatkan pada waktu kami berdoa
adalah pintu gerbang Jembrana, yang terdapat di Kecamatan Gilimanuk,
tidak jauh dari pelabuhan Gilimanuk – salah satu pelabuhan terbesar bagi
provinsi Bali. Pintu gerbang di masa lampau adalah salah satu tempat paling
penting bagi daerah tersebut. Pintu gerbang adalah dimana tua – tua kota
berdiskusi, mengambil keputusan dan menentukan siapakah yang boleh
masuk ke dalam kota tersebut. Jalan utama dari pelabuhan Gilimanuk
menuju Bali akan melewati pintu gerbang ini. Jalur utama jalan raya ini yang
dinamakan oleh Asuransi Jasa Raharja sebagai „jalur setan‟ – karena sering
terjadi kecelakaan di sepanjang jalur ini.

VII. SASARAN
 Pada waktu kita berdoa di pintu gerbang Jembrana, ini adalah langkah awal
dimana kita adalah Yohanes – Yohanes yang sedang mempersiapkan jalan bagi
Raja Kemuliaan. Seperti tertera di Matius 3:3b; “Ada suara orang yang berseru
– seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan
bagiNya.” Salah satu sasaran di pintu gerbang ini adalah gereja – gereja di
Gilimanuk harus berdiri bersama dan mendeklarasikan nama Tuhan Yesus atas
pintu gerbang dan atas jalan utama yang dikenal sebagai “jalur setan”, agar
dapat mengubah imej tersebut menjadi jalan Kristus dan memberkati area
tersebut. Seperti syair salah satu lagu, yaitu jadilah terang jangan ditempat
terang, jadilah terang di tempat yang gelap.

 Monumen Batu “Kembali ke Alam” yang terletak di depan kantor Bupati akan
menjadi tempat bagi banyak orang untuk menyembah Yesus, karena tempat
tersebut telah diselesaikan oleh darah Yesus. Yohanes 19:28-30; Sesudah itu,
karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia—supaya genaplah
yang ada tertulis dalam Kitab Suci—:"Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh anggur
asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur
asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus
meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-
Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
 Sasaran bagi Pura Jagadnatha adalah kita masuk sebagai anak – anak Raja di
ruang yang seperti ruang maha kudus, dan mendeklarasikan bahwa tempat itu
bukan milik lusifer lagi tetapi milik kerajaan Allah. Kita mengambil alih tempat
itu dengan memercikkan darah Yesus.

VIII. STRATEGI
Kami berdoa bertanya kepada Tuhan strategi apa yang harus kami lakukan dalam
berdoa bagi tempat – tempat kunci di kota Negara dan / atau Kabupaten Jembrana.

Allah berbicara tentang kekudusan di dalam setiap pribadi dan kelompok yang
merupakan salah satu kunci dalam peperangan rohani. Strategi yang kami
dapatkan dalam hal kekudusan adalah dengan melakukan Perjamuan Kudus. Kami
melakukan Perjamuan Kudus dengan apa yang kami miliki, yaitu roti tawar dan
satu sachet jas jus sebagai pewarna air. Air adalah sebagai salah satu kesaksian
Kristus di bumi dan anggur perjamuan yang telah dimateraikan sebagai Darah
Kristus. Bersamaan dengan melakukan Perjamuan Kudus kami juga mengurapi air
yang akan diorakkan di sepanjang jalan menuju lokasi kunci lainnya. Dengan
kesaksian ini kami berjalan dalam otoritas kekudusan dan karya penebusan Tuhan
atas kabupaten Jembrana.

1. Untuk lokasi kunci pertama, kami berdoa di pintu gerbang masuk Jembrana
yang terletak tidak jauh dari pelabuhan Gilimanuk. Pintu gerbang ini adalah
satu-satunya jalan darat yang harus dilewati oleh siapapun yang ingin masuk
ke Pulau Bali. Pintu gerbang ini terdiri dari empat badan naga dengan masing
– masing satu kepala mengarah kepada empat mata angin. Kami membagi
menjadi empat kelompok dan masing – masing terdiri dari tiga orang. Setiap
kelompok berdoa untuk setiap arah mata angin. Kami mendeklarasikan
karakter Tuhan dan kebenaranNya di empat sudut pintu gerbang tersebut.
Kami mengorakkan setiap sudut, menguduskan tempat itu dan memberikan
ijin dan jalan kepada Tuhan untuk melakukan rencanaNya di kabupaten
Jembrana. Kami menyambut kedatangan Tuhan, firmanNya dan juga anak –
anak Tuhan yang membawa kabar baik bagi masyarakat Jembrana.
Kemudian kami menguduskan jalan raya dengan air yang sudah diurapi, dari
Pelabuhan Gilimanuk ke kota Negara.

2. Strategi yang kami dapatkan untuk lokasi kunci kedua adalah untuk
menanam ayat di taman depan kantor Bupati Jembrana, tepatnya di sekitar
Monumen Batu „Kembali ke Alam‟. Ayat pendukung yang kami dapatkan
adalah dari Yohanes 19:28-30 ;
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah
Ia—supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci—:"Aku haus!" Di situ
ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang,
yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan
menyerahkan nyawa-Nya.

3. Lokasi kunci berikutnya adalah Pura Jagadnatha. Strategi yang kami


dapatkan untuk lokasi kunci ini adalah untuk memercikkan air yang telah
diurapi di bagian Pura yang paling atas – yaitu ruang maha kudus. Lokasi
yang paling atas ini adalah tempat dimana hanya pemangku adat tertentu
yang boleh berada di lokasi ini – terutama pada upacara – upacara tertentu.
Dengan memercikkan air kami mendeklarasikan kekudusan Tuhan,
karakterNya dan menyatakan bahwa karya penebusan Tuhan atas daerah
Jembrana telah selesai dilakukan.
PETA

KABUPATEN JEMBRANA

KOTA NEGARA
BIBLIOGRAFI

1. HIMPUNAN DATA, Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bulan Mei 2009


2. Jembrana dalam angka – 2007 – Badan Pusat Statistik Kabupaten Jembrana.

3. Jurnal Penelitian – sejarah dan nilai tradisional, edisi 25 no.25/VI/2006,


Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Kajian Sejarah dan nilai
tradisional Bali, NTB, NTT.
4. Magazine for Democratic and Civil Society, edisi 07/1/Januari 2007,
“Memberantas Korupsi dari Teori ke Pengalaman Praktek Jembrana”, by
Riant Nugroho.
5. Situs internet Pemerintah Kabupaten Jembrana: www.jembranakab.go.id

Anda mungkin juga menyukai