Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ski Dan Budaya Lokal
Dosen pengampu : Dr.Amalia Taufik M.Ag
Kelompok V (lima)
Suatu hari, seorang putra mahkota dari negeri China datang ke Kerajaan Sriwijaga. Ia
datang dengan menaiki kapal yang sangat besar. Kapal itu memuat barang-barang yang akan
dijual ke Kerajaan Sriwijaga. Putra mahkota itu bernama Tan Boen An. Wajahnga tampan,
tubuhnya tegap dan kulitnya kuning kecokelatan.
Tan Boen An menemui Raja Sriwijaga. Ia hendak meminta izin pada Raja untuk
berdagang di wilayah itu. Raja Sriwijaya dengan senang hati mengizinkannya. Dalam hati,
Raja berkata, "Alangkah giatnya pemuda ini. Meskipun putra mahkota, ia tetap bekerja
keras." Raja berkhayal, akankah ia mendapatkan menantu seperti Tan Boen An?. Tan Boen
An memulai usahanya dan sangat sukses. Karena bangak mendapat keuntungan, ia berniat
untuk membagi sedikit keuntungannya pada Raja Sriwijaga. "Selamat pagi Baginda, soya
menghadap untuk memberikan sedikit keuntungan hasil dagang saya pada Baginda," kata
Tan Boen An. Raja menerima pembagian keuntungan itu dengan senang. Ketika mereka
sedang berbincang-bincang, masuklah Siti Fatimah ke ruangan itu. Tan Boen An terkesiap,
"Cantik sekali wanita ini," bisiknya dalam hati. Dalam sekejap, ia sudah jatuh cinta pada Siti
Fatimah.
Siti Fatimah merasa kikuk karena dipandangi terus oleh pria asing itu. Namun dalam
hati ia sangat senang, karena ia juga jatuh cinta pada pandangan pertama. Raja mengenalkan
Siti Fatimah pada Tan Boen An. Saat bersalaman, keduanya merasa tak terpisahkan lagi.
Beberapa bulan kemudian, Tan Boen An memberanikan diri untuk melamar Siti Fatimah.
"Jika Baginda mengizinkan, saya bermaksud untuk mempersunting Siti Fatimah," kata Tan
Boen An.
Raja berpikir sejenak, "Hmm.... aku memang menyukaimu, dan aku tahu kalau
anakku juga mencintaimu. Tapi aku ingin mengetahui keseriusanmu. Jadi, aku akan
mengajukan syarat," jawab Raja. Raja meminta Tan Boen An untuk menyediakan sembilan
guci berisi emas. "Itulah mas kawin yang aku minta darimu, aku yakin sembilan guci emas
bukanlah hal yang berat bagimu," kata raja. Tan Boen An menyetujui permintaan tersebut.
Karena itu, ia menulis surat pada orangtuanya dan menyuruh seorang utusan untuk pulang ke
negeri China. "Ayah, Ibu, Ananda akan menikahi putri Kerajaan Sriwijaya. Mohon doa restu
dari Ayah dan Ibu. Sebagai mas kawin, Ananda membutuhkan sembilan guci emas. Ananda
berharap Ayah mengirimkannya," demikian bunyi suratnya
Kerajaan Banjar (Banjarmasin) terdapat di daerah Kalimantan Selatan yang muncul sejak
kerajaan-kerajaan bercorak Hindu, yaitu Nagara Dipa, Daha, dan Kahuripan yang berpusat di
daerah hulu Sungai Nagara di Amuntai kini. Raden Samudra dinobatkan sebagai raja Banjar
oleh Patih Masiri, Muhur, Balit, dan Kuwin. Pada waktu menghadapi peperangan dengan
Daha, Raden Samudra minta bantuan Demak sehingga mendapat kemenangan. Sejak itulah
penguasa Kerajaan Samudra menjadi pemeluk agama Islam dengan gelar Sultan Suryanullah.
Islamisasi di daerah ini terjadi sekitar 1550 M. Sejak pemerintahan Sultan Suryanullah
Kerajaan Banjar meluaskan kekuasaannya sampai Sambas, Batanglawai Sukadana,
Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan Sambangan.
b. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, yaitu di sekitar
pertemuan Sungai Mahakam dengan anak sungainya. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan
tertua di Indonesia. Dulunya kerajaan ini bercorak Hindu. Karena letak kerajaan yang
strategis, yakni berada di jalur perdagangan antara Cina dan India sehingga menunjang
ekonomi kerajaan dan menjadi pintu masuknya bagi agama Islam.
Kedatangan Islam di Kalimantan Timur dapat diketahui dari Hikayat Kutai, yang
menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Raja Mahkota, datang dua orang mubalig yang
bernama Tuan ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan. Mereka datang di daerah Kutai
setelah mengislamkan masyarakat Sulawesi Selatan. Peristiwa ini terjadi pada akhir abad ke-
16. Pada abad ke-17, aga ma Islam mulai diterima dengan baik oleh Ke rajaan Kutai
Kertanegara dan rakyat-rakyatnya.
c. Kerajaan Pontianak
Seperti yang kita ketahui bahwa awal masuknya agama Islam ke Nusantara yakni melalui
kontak antara komunitas Nusantara dengan para pedagang dan musafir dari Arab, Persia,
Turki, Syria, India, Pegu, Cina dan yang lainnya. Fase ini berlangsung pada awal abad
Masehi hingga abad ke-3 sampai ke-9. Akibat perdagangan ini para pedagang asing yang
memeluk agama Islam mengadakan kontak dan bergaul dengan masyarakat Nusantara. Fase
ini berlangsung antara abad ke-9 dan ke-11.
2. Fase tumbuhnya pemukiman muslim di Nusantara.
Pada fase ini, kantung-kantung pemukiman muslim di Nusantara semakin tumbuh dan
berkembang baik di pesisiran maupun di pedalaman. Fase ini berlangsung antara abad ke-11
sampai ke-13. Bukti-bukti tersebut ditemukan dipesisir Sumatera, Jawa Timur, Ternate dan
Tidore.
3. Fase tumbuhnya pusat-pusat kekuatan politik dan kesultanan agama Islam di Nusantara.
Fase berikutnya adalah tumbuhnya pusat-pusat kekuatan politik dan kesultanan agama
Islam di Nusantara.yang terjadi pada abad ke-13 sampai abad ke-16. Kerajaan bercorak
agama Islam yang tumbuh dan berkembang sekitar fase ini mulai mengadakan hubungan
dengan ekstradisi besar Eropa yang dimotivasi perdagangan. Tepatnya pencarian sumber-
sumber penghasil rempah-rempah.
4. Fase perdagangan yang sangat maju di Nusantara.