BAGIKAN
akarta -
Membacakan beragam cerita rakyat khas Indonesia kepada Si Kecil sejak dini merupakan langkah bagus untuk
mengenalkan budaya dan warisan dari berbagai wilayah di Indonesia lho, Bunda. Tak hanya itu, selain menambah
perbendaharaan kosa kata mereka, cerita rakyat dari berbagai wilayah ini juga mengandung banyak pesan moral
yang menyesuaikan adat istiadat setempat.
Bunda dapat mengajarkan nilai-nilai kebaikan melalui cerita dongeng rakyat tersebut kepada Si Kecil. Hampir
setiap wilayah di Indonesia memiliki cerita rakyat yang secara turun temurun diceritakan. Nah apa saja cerita rakyat
terbaik dan menarik dari berbagai daerah di Indonesia?
Simak kumpulan cerita rakyat dari daerah-daerah di Indonesia berikut ini ya, Bunda.
detikBali
Berita
8 Cerita Rakyat Pendek Menarik dan Terpopuler Beserta Asalnya
Kholida Qothrunnada - detikBali
Selasa, 24 Jan 2023 18:42 WIB
Lalu pada keesokan harinya, rombongan utusan raja muda tampan itu datang ke wilayah kerajaan di mana
tempat tinggal sang putri. Sesampainya di sana, rombongan itu segera menyampaikan pinangan dari rajanya.
Dengan sukacita, pinangan raja muda itu pun diterima oleh ayah sang putri. Mengetahui hal tersebut, raja muda
tentu sangat gembira.
Pada malamnya, sang raja kemudian memberitahu ke putrinya bahwa ada seorang raja muda yang telah
meminangnya. Sang putri pun sontak malu-malu putri, dengan mengangguk bersedia menerima lamaran itu.
Namun, sang raja mengingatkan putrinya untuk menjaga diri baik-baik, agar tidak ada sesuatu yang bisa
membatalkan pernikahanya.
Di suatu hari, putri sedang mandi si sebuah kolam di belakang istana sambil ditemani beberapa orang dayangnya.
Setelah beberapa waktu berendam, sang putri duduk pun duduk di atas batu yang berada di tepi kolam sambil. Ia
pun duduk sembari membayangkan betapa bahagianya ia saat pernikahan nanti. Ketika sang putri asyik
menghayal, tiba-tiba ada angin yang bertiup kencang. Malangnya, ada sebuah ranting pohon berujung tajam
mendadak jatuh, tepat mengenai hidung dan melukai sang putri.
Seketika sang putri pun panik, ia langsung membayangkan pernikahannya dengan raja muda itu akan gagal.
Pikiran itu pun terus terbayang di kepalanya hingga ia menjadi putus asa. Sambil bersedih, ia pun berdoa untuk
meminta dihukum atas perbuatannya tersebut.
Lalu, tidak lama kemudian ada petir yang menyambar-nyambar di sekitarnya. Petir itu pun seketika menyambar
kaki sang putri, anehnya sambaran itu membuat kaki putri mengeluarkan sisik. Lama kelamaan, sisik tersebut
semakin merambat ke atas.
Melihat kejadian tersebut, sayang-dayangnya pun terkejut. Ia langsung segera memanggil sang raja yang
merupakan ayah sang putri. Sesampainya di lokasi permandian, mereka sudah tidak melihat sang putri lagi.
Anehnya, mereka justru hanya melihat seekor ular besar yang bergulung di atas batu.
Ular besar itu merupakan penjelmaan sang putri. Ular itu pun dengan cepat pergi meninggalkan mereka semua
dan masuk ke dalam semak belukar. Sang raja, permaisuri, dan dayang-dayang pada saat itu tidak bisa berbuat
apa-apa. Akhirnya, dengan sedih mereka pun menyesali nasib malang sang putri cantik tersebut.
Asal-usul Danau Toba
Suatu hari di wilayah Sumatera Utara, hiduplah seorang laki-laki musa. Pada suatu waktu, pemuda itu pergi
memancing. Sudah cukup lama melemparkan pancing, namun tak ada seekor ikan pun yang memakan
umpannya. Pemuda itu pun akhirnya mencoba sekali melemparkan pancingnya dengan mengarah ke tengah
sungai.
Namun, tiba-tiba ada seekor ikan yang menyambar umpan itu. Langsung, pemuda itu pun menarik pancingnya,
hingga pada akhirnya tampak seekor ikan yang besar di ujung tali pancingnya. Lalu, dengan senang hati pemuda
itu bergegas pulang ke rumah, dan berniat untuk langsung membawa ikan itu ke dapur.
Ketika hendak memasak ikan itu, sayangnya persediaan kayu bakar di dapurnya itu habis. Oleh karena itu, ia pun
pergi untuk mengambil persediaan bayu bakar. Tak lama saat ia kembali ke dapur, ikan hasil tangkapannya pun
lenyap. Ikan tersebut justru berganti menjadi beberapa keping uang emas. Sontak pemuda itu pun bingung.
Melihat hal itu, pemuda itu pun langsung mengambil kepingan uang emas untuk disimpan di kamar. Betapa
terkejutnya ia saat membuka pintu kamar, ia malah melihat seorang gadis cantik yang ternyata jelmaan dari ikan
tangkapannya tadi. Gadis cantik itu pun meminta ke pemuda itu, untuk diperbolehkan tinggal di rumahnya.
Singkat cerita, mereka berdua pun jatuh cinta dan hendak menikah. Namun, sebelum menikah gadis jelmaan ikan
itu memberi syarat ke sang pemuda, bahwa ia harus bersumpah tidak akan pernah mengungkit asul-usulnya itu
yang merupakan ikan.
Setelah menikah memiliki seorang anak laki-laki. Pada suatu hari, ibu menyuruh anak itu untuk mengantarkan
bungkusan makan untuk ayahnya di ladang. Namun, ketika di tengah perjalanan, tiba-tiba anak itu merasa lapar.
Lalu, ia pun memakan sebagian isi bekal untuk bapaknya itu.
Ketika telah sampai di ladang, sang anak pun segera menyerahkan bungkusan bekal ke ayahnya. Ketika melihat
setengah bekal makanya itu telah di makan, sang ayah pun murka.
la pun murka sambil berkata, "Dasar kau anak keturunan ikan!". Secara tak sadar, ia pun melanggar syarat yang
diberikan istrinya yang jelmaan ikan itu. Kemudian, anak itu lari pulang dan langsung mengadukan kejadian itu
pada ibunya. Sontak, sang ibu pun sedih mendengar cerita itu.
Sang ibu lalu menyuruh anaknya agar naik ke puncak bukit, sembari ia sendiri berlari menuju ke sungai. Saat
dirinya berada di tepi sungai, cuaca yang tadinya cerah, tiba-tiba berubah menjadi gelap. Langit bergemuruh
kencang yang juga disusul oleh petir dan hujan yang dahsyat.
Pada saat itulah, sang ibu langsung melompat ke dalam sungai. Kemudian, ia berubah menjadi seekor ikan
besar. Dalam sekejap, sungai itu pun meluap yang menyebabkan banjir sehingga membentuk bendungan air
yang besar yang akhirnya berubah menjadi danau. Dari cerita tersebut, masyarakat setempat menyebut danau
sebagai Danau Toba.
Si Malin Kundang
Ada seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang yang hidup di pesisir pantai wilayah Sumatera Barat bersama
ayah ibunya. Suatu hari, ayahnya memilih pergi mengarungi lautan luas untuk mengadu nasib ke negeri
seberang. Hampir setahun ayahnya itu tak pernah kembali hingga dikabarkan telah meninggal.
Sejak saat itu, ibunya lah yang mencari nafkah. Sejatinya, Malin adalah anak yang cerdas walau terkadang nakal.
Saking nakalnnya, ia pun suka mengejar ayam hingga pernah membuatnya terjatuh dan meninggalkan bekas luka
di lengan.
Ketika Malin dewasa, ia pun merasa kasihan dengan ibunya yang sudah tua namun tetap bekerja. Akhirnya ia pun
berniat untuk mencari nafkah ke negeri seberang. Awalnya ibunya tidak setuju, namun akhirnya ia tetap
mengizinkan Malin untuk pergi.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin diserang oleh bajak laut. Beruntung ia pun selamat karena
bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu. Sejak kejadian itu, Malin terkatung-katung di tengah
laut, hingga pada akhirnya kapalnya itu terdampar di sebuah pantai.
Dengan lemas, Malin pun mencoba berjalan menuju ke desa terdekat dari pantai yang membuatnya menetap di
desa. Ia pun bekerja dengan gigih dan ulet, sehingga bisa menjadi kaya raya di sana. Setelah menjadi kaya raya,
ia akhirnya mempersunting seorang gadis.
Berita kesuksesan Malin yang telah menjadi kaya raya daten lah menikah itu juga sampai juga ke telinga ibunya.
Mendengar kabar tersebut, Ibu Malin Kundang pun merasa bersyukur dan senang.
Pada suatu hari Malin dan istrinya melakukan perjalanan ke kampungnya dengan berlayar menggunakan kapal
yang besar. Ketika sampai, Malin turun dari kapal, dan di sana terlihat ibunya sedang berdiri cukup dekat
denganya.
Ibunya pun meyakini bahwa itu anak laki-laki yang turun dari kapal besar itu Malin Kundang, karena ia melihat
bekas luka di lengannya. Dengan cepat, sang ibu pun memeluk Malin. Namun, dengan kasarnya Malin justri
melepaskan pelukan itu. Malin justru mendorong dan menghinanya, ia pun enggan mengakui bahwa wanita tua
itu ibunya.
Melihat perlakuan Malin tersebut, Ibunya pun sangat sedih dan marah. Oleh sebab itu, Ibunya pun segera
menengadahkan tangan, dan berkata "Oh Tuhan, kalau benar la anakku, aku akan sumpahi dan kutuk dia
menjadi sebuah batu!" Tidak berapa lama, ada angin kencang bergemuruh kencang disertai badai dahsyat.
Kemudian, tiba-tiba tubuh Malin Kundang pun perlahan kaku dan berubah menjadi sebuah batu karang.
Batu Belah
Diceritakan bahwa daerah pesisir Tobelo, Maluku Utara, merupakan wilayah yang memiliki kekayaan laut yang
melimpah. Salah satu hasil laut yang sangat digemari oleh para nelayan di sana yaitu ikan Papayana karena
dagingnya bergizi dan enak.
Orang di sana punya kepercayaan bahwa jika menyimpan telur ikan Papayana di rumah sebelum melaut, hal itu
bisa menjaga keselamatan para nelayan ketika sedang melaut.
Ada salah satu nelayan di sana bernama Malaihollo yang tinggal bersama istri dan dua anaknya. Anak sulungnya
bernama O Bia Moloku dan si bungsu bernama O Bia Mokara.
Suatu hari, Malaihollo berhasil mendapat seekor ikan Papayana yang cukup besar dan juga bertelur banyak.
Sebelum Malaihollo berangkat melaut lagi, ia berpesan kepada sang istri untuk menyimpan telur itu, selama
dirinya melaut. Istrinya pun segera menyimpannya di lemari. Sebelum pergi kebun, ibu berpesan kepada anak
sulungnya agar tidak memakan telur ikan itu. Pasalnya, jika hal itu terjadi ayahnya akan terancam bahaya di laut.
Tidak lama setelah sang ibu pergi, karena lapar tiba-tiba O Bia Mokara menangis, dan ia ingin makan dengan
telur ikan. Sontak sang kakak pun berusaha untuk menjelaskan apa yang telah ibu nasihati. Namun, sang adik
terus saja menangis sambil mengguling-gulingkan badannya.
Merasa kasihan, O Bia Moloku kemudian langsung mengambil beberapa telur ikan di lemari lalu, yang kemudian
diberikan kepada adiknya. Namun, pada akhirnya O Bia Moloku memberikan semua telur ikan itu agar sang adik
tidak merengek-rengek lagi.
Saat sang ibu sampai di rumah ia pun marah mendapati telur ikannya telah habis. Seketika, ia merasakan firasat
buruk terhadap suaminya. Ia pun merasa kesal, dan segera berlari menuju pantai.
Sesampainya di pantai, ia pun berdiri di atas sebuah batu besar. Dengan segera ia memohon kepada batu itu
untuk menelannya. Sontak batu besar itu pun ter belah menjadi dua. Setelah sang ibu masuk ke dalamnya, batu
itu langsung tertutup kembali.
Mengetahui ibunya berlari menuju pantai, O Bia Moloku lari juga menyusulnya sang ibu sambil menggendong
adiknya. Ketika sampai di pantai, ia melihat sedikit kain di antara batu besar. Seketika O Bia Moloku dasar kalau
ibunya telah ditelan batu. Ia pun bersama adiknya menangis dan menyesal.
Sejak saat itu, batu besar tersebut dinamakan Batu Belah. Batu Belah itu masih bisa ditemukan di daerah Maluku
Utara.
Namun, mereka selalu berhasil mengalahkan gerombolan bajak laut itu. Kabar tersebut pun tersebut terdengar
sampai ke telinga Bendahara Paduka Raja Bintan. Lalu singkat cerita, Raja Bintan tersebut mengangkat mereka
sebagai anak angkat.
Suatu hari di istana Majapahit, telah terjadi kegaduhan. Di mana, prajurit Majapahit yang sudah tua namun amat
tangguh bernama Taming Sari, tiba-tiba mengamuk. Mengetahui keadaan itu, Hang Tuah kemudian membuat
pilihan untuk menghadang Taming Sari. Hang Tuah pun berhasil mengalahkannya. Atas kemenangannya
tersebut, Hang Tuang lalu diberi gelar "Laksamana" dan dihadiahi keris Taming Sari.
Sejak saat itu, Hang Tuah menjadi laksamana yang amat disayang dan dipercaya raja. Namun, hal itu justru
menimbulkan rasa iri pada Patih Kerma Wijaya, sehingga ia pun menoba menyebar fitnah kepada Hang Tuah.
Fitnah itu kemdian dipercaya raja, sekitika itu baginda raja pun marah lalu mengusir Hang Tuah,untuk
meninggalkan Melaka.
Hang Tuang lalu pergi ke Indrapura. Ketika di sana, Hang Tuah kedatangan tamu dari Melaka yang memintanya
untuk kembali ke Melaka. Ia mendapat tugas menjadi Laksamana Melaka lagi. Suatu hari, Hang Tuah melakukan
pelayaran ke Cina.
Di pelabuhan negeri Cina, rombongannya sempat berselisih paham dengan orang-orang Portugis. Saat
perjalanan pulang kembali ke Melaka, mereka akhirnya diserang oleh Portugis. Namun, ia mampu selamat dari
serangan itu.
Mendengar kemenangan Hang Tuah, Gubernur Portugis di Manila pun sangat marah. Sehingga, sebagai balas
dendam ia melakukan penyerangan ke Selat Melaka. Pada saat itu raja di sanamemerintahkan Tuan Bendahara
untuk meminta bantuan Hang Tuah.
Hang Tuah pun tetap memimpin pasukan, walaupun sedang dalam keadaan sakit. Namun, ada sebuah peluru
Portugis yang menghantam Hang Tuah. Sehingga, membuatnya terlempar sejauh 7 meter dan terjatuh ke laut.
Tapi beruntung, Hang Tuah berhasil diselamatkan.
Peperangan itu pun berakhir tanpa pemenang dan si kalah. Setelah sembuh, Hang Tuah tak lagi menjabat
sebagai Laksamana Melaka. Ia menjalani hidupnya dengan menyepi di puncak bukit Jugra di Melaka.
Pada suatu hari, 7 putri itu sedang mandi dilubuk Sarang Umal. Namun, tanpa sadar, ternyata ada beberapa
pasang mata yang sedang mengamati mereka, yakni Pangeran Empang Kuala dan para pengawalnya. Pangeran
itu telah terpesona oleh kecantikan Putri Mayang Sari, dan jatuh cinta kepadanya.
Pangeran Empang Kuala pun sering bergumam "Gadis cantik di lubuk Umai... cantik di Umai. Ya, ya... dumai...
dumai". Dari cerita itu, konon nama kota Dumai berasal.
Beberapa hari kemudian, pangeran mengirim utusan untuk meminang putri Mayang Sari. Pinangan itu disambut
baik oleh Ratu Cik Sima. Namun, berdasarkan adat kerajaan, putri yang tertua yang berhak menerima pinangan
terlebih dahulu.
Mengetahui pinangannya ditolak, Pangeran Empang Kuala pun naik pitam karena malu. Lalu, ia pun segera
memerintahkan para panglima dan prajuritnya untuk menyerang Kerajaan Seri Bunga Tanjung.
Mengetahui hal itu, Ratu Cik Sima segera melarikan ke-7 putrinya ke dalam hutan dengan membekali mereka
makanan untuk 3 bulan. Setelah itu, ratu kembali ke kerajaan untuk melawan pasukan Pangeran Empang Kuala.
Sudah 3 bulan berlalu, pertempuran antara kedua kerajaan itu tak usai-usai. Di suatu senja, pasukan Pangeran
Empang Kuala tengah beristirahat di hilir Umai dan berlindung di bawah pohon bakau. Ketika menjelang malam,
tiba-tiba mereka tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh hingga menusuk ke badan mereka.
Saat pasukan Kerajaan Empang Kuala tak berdaya, datanglah utusan Ratu Cik Sima yang meminta pangeran
untuk menghentikan peperangan ini. Seketika, Pangeran Empang Kuala menyadari kesalahannya dan dengan
segera menghentikan peperangan.
7 Anak Lelaki
Ada sebuah kampung di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam yang tengah dilanda musim kemarau yang
berkepanjangan. Banyak tumbuhan yang mati, sehingga membuat persediaan makanan semakin menipis. Atas
keadaan tersebut, ada sepasang suami-istri yang mempunyai tujuh orang anak laki-laki yang masih kecil, lemas
kelaparan.
Suami istri itu pun mencoba untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan menanam sayuran untuk dimakan
lalu sisanya dijual ke pasar. Keadaan kemarau yang berkepanjangan itu semakin membuat mereka tidak
sanggup, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Sehingga pada suatu malam, mereka sepakat untuk membuang semua anaknya ke sebuah hutan yang jauh dari
perkampungan. Namun,salah seorang anaknya mendengar pembicaraan orang tuanya itu.
Pada hari yang ditentukan, suami dan istri itu mengajak ketujuh anaknya untuk mencari kayu bakar ke hutan. Saat
sedang istirahat makan siang, suami istri itu berpura-pura pergi untuk mencari air minum. Memasuki senja,
ketujuh anak itu mulai cemas, karena orang tuanya belum juga kembali. Lalu, salah satu anak menghalangi niat
saudara-saudaranya yang hendak mencari orang tua mereka, ia pun akhirnya menceritakan semua pembicaraan
orang tuanya.
Mendengar cerita tersebut, ketujuh kakak beradik itu sedih. Lalu mereka memutuskan untuk menyusuri hutan
hingga menemukan sebuah rumah besar. Ternyata rumah itu adalah milik seorang raksasa yang baik hati.
Sontak, mereka masuk dan disuguhi makanan enak diberi emas serta intan untuk melanjutkan perjalanan.
Emas dan intan akhirnya mereka jual pada seorang saudagar kaya. Hasilnya digunakan untuk membangun
rumah masing-masing. Setelah bertahun- tahun bekerja keras dan saling membantu, mereka berhasil memiliki
harta kekayaan yang melimpah.
Suatu hari, mereka pun berinisiatif untuk mencari orang tuanya. Setelah perjalanan panjang, mereka berhasil
menemukan dan memilih untuk membawa orang tua mereka agar tinggal bersama di rumah yang bagus.
Akhirnya, suami istri itu bisa berkumpul kembali dan hidup bahagia bersama anak-anaknya.
Di luar dugaan, mereka justru diangkat anak oleh baginda raja di sana. Mereka dianggap memiliki kesaktian, dan
karena kesaktian kedua anak tersebut, rakyat Serule hidup makmur, aman, dan sejahtera.
Hal ini membuat Raja Linge iri, sehingga mengancam akan membunuh kedua anak itu. Malang bagi Muria, ia pun
berhasil dibunuh.
Suatu hari, para raja berkumpul di istana Sultan Aceh untuk mempersembahkan upeti kepadanya.Ketika itu
Sangede juga ikut datang, sambil menunggu ayah angkatnya.
la menggambar seekor gajah berwarna putih, dan lukisan Sangede itu telah menarik perhatian putri sultan. Sang
putri kemudian meminta dicarikan gajah putih yang mirip pada gambar itu. Saat itu juga, Sultan pun
memerintahkan Raja Serule dan Raja Linge untuk menangkap gajah putih untuk dipersembahkan kepada Sultan.
Pada Pagi harinya, Sangede dan Raja Serule pergi ke Samarkilang sebagaimana perintah dalam mimpi Sangede.
Benar, mereka menemukan gajah putih itu sedang berkubang di pinggiran sungai.
Dengan cepat, Sangede dan Raja Serule memasang tali di tubuh gajah. Namun, saat akan menghelanya, gajah
itu lari sekuat tenaga. Dalam usaha mengejar gajah itu, mereka berinisiatif untuk bernyanyi sambil menari untuk
menarik perhatian gajah.
Di luar dugaan, gajah putih itu pun tertarik dan mau mengikuti gerakan-gerakan mereka. Mereka terus menari
sambil berjalan, supaya gajah itu mau mengikuti langkahnya hingga berhasil tiba di istana. Nah, tarian itulah yang
disebut tarian Guel hingga saat ini.
Itu dia kumpulan contoh cerita rakyat pendek beserta asal daerahnya. Semoga dengan membaca artikel ini, bisa
menambah pengetahuan detikers tentang berbagai cerita rakyat pendek yang ada ya!
(khq/fds)
referensi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Loker Bali
Lowongan Kerja Desain Grafis di Bali Gaji Hingga Rp 4,5 Juta, Minat?
Kamis, 29 Jun 2023 08:09 WIB
Kopi Kenangan Buka Loker di Bali, Ada 5 Posisi yang Dibutuhkan
Senin, 12 Jun 2023 23:30 WIB
Lowongan Pekerjaan Resepsionis di Sanur, Gaji Hingga Rp 3,3 Juta
Minggu, 04 Jun 2023 03:30 WIB
Lihat Selengkapnya
Lapor Bli
Warga Belu Kecewa Jalan Sabuk Merah Penghubung Antarnegara Rusak-Asal Jadi
Minggu, 28 Mei 2023 11:57 WIB
Jalan Akses ke TPA Peh Jembrana Rusak Parah 5 Bulan, Kini Nyaris Putus
Senin, 01 Mei 2023 19:33 WIB
Jalur Mudik ke Pelabuhan Gili Mas Rusak Parah 7 Kilometer
Kamis, 20 Apr 2023 22:46 WIB
Ke Halaman Lapor Bli
Komentar Terbanyak
15
Komentar
Soal Cawapres, PKS: Setelah Pak Anies Pulang Insya Allah Deklarasi
10
Komentar
Riuh Penumpang AirAsia di Bandara Ngurah Rai gegara 108 Bagasi Ketinggalan
6
Komentar
Toleransi Beragama, Pecalang Jaga Kelancaran Salat Idul Adha di Denpasar
Berita Terpopuler
#1
Zodiak Keuangan 4 Juli 2023: Leo Jangan Cemas, Scorpio Mujur
#2
Jadwal Pesta Kesenian Bali 4 Juli 2023: Pergelaran Gadrung-Gong Kebyar
#3
Sandiaga Turunkan Tim Khusus Buntut Retribusi Rp 100 Ribu di Nusa Penida
#4
Diduga Memalsukan Tanda Tangan Warga, Kelian Desa Adat Sekumpul Dipolisikan
#5
Jadwal Salat 5 Waktu di Denpasar dan Sekitarnya 4 Juli 2023
Lihat Selengkapnya
part of
Connect With Us
Edukasi
Finance
Teknologi
Entertaiment
Sport
Sepakbola
Otomotif
Travel
Food
Health
Wolipop
DetikX
20Detik
Foto
Hikmah
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media
Baca artikel detikbali, "8 Cerita Rakyat Pendek Menarik dan Terpopuler Beserta Asalnya"
selengkapnya https://www.detik.com/bali/berita/d-6532231/8-cerita-rakyat-pendek-menarik-dan-terpopuler-
beserta-asalnya.
Pemeriksaan umum
Gigi dan Mulut
KIA-KB
Imunisasi
Gizi FARMASI PULANG
PASIEN GAWAT Persalinan
Laboratorium
Kesehatan
Lingkungan
BISA
GAWAT DARURAT DIDITA RUJUK
NGANI
RUANG
PERAWATAN
Rawat Jalan
Rawat Inap
UPT PUSKESMAS
ROGOTRUNAN
5 Waktu Pelayanan : 1. Rawat jalan Hari Senin s/d kamis pukul 08.00 –
15.30 WIB dan Hari Jumat pukul 08.00
– 15.00 WIB;
2. Persalinan;
buka 24 jam
3. ANCT Ibu
hari Selasa dan Kamis pukul
hamil
08.00-15.30 WIB
4. KB Implan
Hari Senin-Kamis pukul 08.00-15.30 WIB
5. KB IUD
Hari Senin-Kamis pukul 08.00-15.30 WIB
6. KB Suntik,
Pil, Kondom Hari Senin-Kamis pukul 08.00-15.30 WIB
Jumat pukul 08.00-15.00 WIB
6 Waktu : 1. Pelayanan Rawat Jalan satu pasien membutuhkan
Penyelesaian waktu kurang lebih 10 menit;
2. Pelayanan ANCT ibu hamil (pemeriksaan lengkap) satu
pasien kurang lebih 30 menit;
3. Pelayanan KB (tindakan) satu pasien membutuhkan
waktu kurang lebih 15 menit.
7 Biaya / Tarif : 1. Pasien BPJS gratis
2. Pasien Umum, Sesuai Peraturan Bupati Lumajang
Nomor 22 tahun 2021 tentang Tarif Layanan Badan
Layanan Umum daerah (BLUD) pada Unit Pelaksana
Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat (UPT Puskesmas),
sbb:
Kontrol ibu hamil Rp. 15.000
Buku KIA Rp. 10.000
Pemeriksaan ibu menyusui Rp. 15.000
Pemeriksaan ibu nifas Rp. 15.000
Pemeriksaanbayi Rp. 10.000
8 Produk : 1. ANC (Ante Natal Care) INC (Intra Natal Care)
2. PNC (Post Natal Care)
3. MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
4. MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda)
5. SDI DTK ( Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang)
6. Pelayanan KB : suntik, implant/susuk, kondom,
pil, IUD
7. Tindik telinga bayi
8. Pemeriksaan IVA ( Inspeksi Visual Asetat)
9. Konsultasi kesehatan calon pengantin
10. Konsultasi kesehatan reproduksi remaja
11. Rujukan kesehatan ibu dan anak
9 Pengelolaan :
Pengaduan
Pelapor menyampaikan
pengaduan dengan
Menghubungi petugas pengaduan melalui tatap muka/media sosial (FB,IG,WA)/kotak pengaduan dan saran
format : nama, alamat,
pengaduan