Anda di halaman 1dari 4

RESUME

Bagaimana cara melatih perasaan empati

Empati merupakan kemampuan untuk memahami, mencerminkan, serta bentuk


berbagi dari ekspresi orang lain akan kebutuhan dan motivasi yang dia inginkan. Dalam profesi
ini, akan dilakukan proses empati sesuai dengan bidang yang dijalankan saat ini, yaitu dengan
memahami dan berbagi akan kebutuhan dan motivasi orang lain, kita dapat membuat desain
yang baik mengenai keputusan bagi pengguna dan menyajikan informasi dengan cara tertentu
sesuai dengan kebutuhan. Untuk bisa mendapatkan empati, melalui penelitian kualitatif dalam
video ini dijelaskan dengan cara mendengarkan dan mengamati, kita bisa memahami diri
seseorang. Akan tetapi itu saja tidak serta merta membuat kita dapat dinilai sebagai seseorang
yang berempati.

Untuk melatih empati ketika melakukan penelitian, secara tidak langsung berarti kita
telah mempertahankan pola pikir dengan rasa ingin tahu dan mengamati tanpa menghakimi.
Hal yang mudah dilakukan untuk memperlihatkan perasaan empati ialan ketika seseorang
menceritakan pengalaman mereka, kita bisa mendengarkannya dengan penuh perhatian dan
mengidentifikasi bagaimana pengalaman itu apabila terjadi di kita, dan hal tersebut dapat kita
tunjukkan dengan melakukan respon yang sesuai dengan pengalaman yang diceritakan. Akan
tetapi banyak juga hal-hal yang seharusnya tidak kita lakukan apabila ada seseorang yang
menceritakan pengalaman mereka kepada kita.

Terkadang seseorang yang bercerita kepada kita merasa bosan akan bahasa tubuh kita
ketika kita mendengarkan. Maka yang seharusnya kita lakukan ialah memperhatikan baik-baik
isi cerita dan cara orang lain berbicara. Selain itu, hindari menyela dan pastikan untuk
mengajukan pertanyaan terbuka. Setelah penelitian, kita dapat menggunakan peta empati untuk
membantu menganalisis wawasan dari penelitian dan mendorong kita ke tingkat yang lebih
dalam mengenai pemahaman. Cara lain untuk mendapatkan empati ialah dengan memiliki
pengalaman yang serupa. Dengan pengalaman serupa, secara tidak langsung kita akan
memberikan respon antusias pada isi cerita dan tanggapan yang sesuai dengan pengalaman
yang diceritakan oleh orang lain.
Pemikiran Design Thinking (Desain Pemikiran)

Pemikiran dari design thinking (desain pemikiran) mencakup pola pikir baru, paradigma baru,
dan solusi terbaik yang dapat dikeluarkan. Pola pikir baru dapat membuat seseorang dapat
dengan mudah untuk berkreasi, tumbuh, dan berkembang bersama dengan cara memperluas
kemampuan untuk berkreasi akan peluang pasar yang ada dengan memanfaatkan dunia digital.
Dengan kondisi mental yang berbeda-beda, dengan melihat kebutuhan, dapat menggabungkan
pendekatan yang berbeda dengan desain pemikiran, analisis data, pemikiran sistem, dan lean
startup. Pemikiran design thinking juga melingkupi kesadaran dalam proses. Desain pemikiran
disini dapat mengubah pola pikir melalui fasilitas yang ada dengan cara yang ditargetkan.
Design thinking berkolaborasi dengan berbasis jaringan bersama dengan orang-orang dalam
bentuk tim untuk suatu kelompok tertentu maupun perusahaan. Terakhir, pemikiran ini
merefleksikan cara berpikir, tindakan, dan sikap yang kita miliki. Hal tersebut dikarenakan cara
verpikir, tindakan, dan sikap memiliki dampak dan asumsi yang kita buat

Apa itu design thinking (desain pemikiran)

Design Thinking (desain pemikiran) iaah pola pikir dan pendekatan pembelajaran, kolaborasi,
dan pemecahan masalah yang dilakukan dengan menggunakan kerangka terstruktur untuk
mengidentifikasi tantangan, mengumpulkan informasi, menghasilkan solusi secara potensial,
mengumpulkan ide, dan menguji solusi. Hal-hal yang menjadi bagian dari desain pemikiran
antara lain:

1. Kerangka Berpikir
• Terlibat dengan calon pengguna atau pelanggan terlebih dahulu
• Menanggapi asumsi yang ditegaskan dengan melakukan penelitian atau
pengamatan
• Menolak adanya diskusi tanpa akhir yang mendukung pengujian
2. Proses
• Proses didorong oleh pola pikir desain
• Dilakukan dengan usaha mencari solusi dengan rapi dan inovatif
• Dilakukan melalui siklus penelitian dan pengembangan yang berulang
3. Peralatan
• Tanpa proses dan pola pikir, alat dan metode yang digunakan akan kehilangan
banyak dampak
• Memicu percakapan yang bermakna
• Menciptakan pemahaman secara bersama
• Membuat pengetahuan secara implisit, opini, dan asumsi menjadi eksplisit

Traditional Thinking VS Design Thinking

Traditional thinking atau pemikiran secara tradisional memetakan bagaimana pemikiran


tersebut dapat dilakukan (viability) pada suatu tugas dengan cara yang lebih praktis
(feasibility). Traditional thiking (pemikiran tradisional) apabila dibandingkan dengan design
thinking (desain pemikiran) pemikiran desain, berupaya menghindari kegagalan, berpikir,
merencanakan, menciptakan pengalaman secara pasif, dan memberikan jawaban dengan benar.
Berikut untuk lebih jelasnya perbedaan traditional thinking (pemikiran tradisional) dan design
thinking (desain pemikiran):

Traditional Thinking Design Thinking


(Pemikiran Tradisional) (Desain Pemikiran)
Banyak laporan dan dokumentasi Menunjukkan tanpa memberitahu
Takut akan kegagalan/konsekuensi Belajar dari kegagalan
Data pasti adalah kunci Menerima ambiguitas
Fokus pada solusi Fokus pada nilai-nilai kemanusiaan
Dilakukan dengan sempurna pada pemikiran Melakukan pengulangan
pertama
Berbicara mengenai ide Bebas membuat ide

Proses Design Thinking (Desain Pemikiran)

Proses dari design thinking (desain pemikiran) antara lain:

1. Implement (Melaksanakan)
Mewujudkan visi dari pemikiran yang telah dipersiapkan.
2. Empathize (Berempati)
Melakukan penelitian untuk mengembangkan pemahaman tentang pemikiran.
3. Define (Mendefinisikan)
Menggabungkan seluruh penelitian dan melakukan pengamatan mengenai masalah dari
pemikiran.
4. Ideate (Membuat Pengertian)
Menciptakan ide yang diluar nalar dan kreatif.
5. Prototype (Prototipe)
Membangun representasi nyata untuk berbagai ide pemikiran.
6. Test (Tes)
Melakukan pengujian kembali pada ide pemikiran untuk mendapatkan umpan balik.

Anda mungkin juga menyukai