Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

ANALISIS PENGELOLAAN BENCANA GEMPA BUMI

Disusun oleh :
Kelompok 4C
1. Uchrizal Febby Millenniantary 30901800184
2. Ugik Rusmantoro 30901800185
3. Ultania Dewi Yona 30901800186
4. Umihanik 30901800187
5. Umi Kholifah 30901800188
6. Umi Kulsum 30901800189
7. Usriya Wahyu Muna 30901800191
8. Verani Kisworo Wati 30901800192
9. Vidya Nila Putika S. 30901800193
10.Vita Dwi Febriyanti 30901800194
11.Vita MarischanPutri 30901800195

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di
Indonesia, terutama akibat interaksi lempeng tektonik. Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 4 (empat)
lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Eurasia; lempeng Australia;
lempeng Pasifik dan lempeng Filipina. Lempeng Australia dan lempeng
Pasifik merupakan jenis lempeng samudera yang bersifat lentur,
sedangkan lempeng Eurasia berjenis lempeng benua yang bersifat rigid
dan kaku. Pertemuan lempeng tektonik tersebut menyebabkan terjadinya
penunjaman serta patahan aktif di dasar lautan dan di daratan. Aktifitas
zona tumbukan dan patahan-patahan tersebut berpotensi memicu
terjadinya gempa bumi (Maharani & Krisna, 2020).
Kesiapsiagaan merupakan hal yang penting dan harus dibangun pada
setiap kelompok di masyarakat. Pengalaman menunjukkan bahwa
kehancuran akibat bencana dapat dikurangi secara drastis jika semua
orang lebih siap menghadapi bencana. Sekolah adalah pusat pendidikan
yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan namun juga bekal untuk
kelangsungan hidup. Anak-anak merupakan peserta ajar yang paling cepat
dan tidak hanya mampu memadukan pengetahuan baru ke dalam
kehidupan sehari-hari tetapi juga menjadi sumber pengetahuan bagi
keluarga dan masyarakat dalam hal perilaku yang sehat dan aman yang
didapatkan disekolah. Oleh karena itu, pencegahan bencana menjadi salah
satu fokus di sekolah dengan memberdayakan anak-anak dan remaja untuk
memahami tanda-tanda peringatan bencana dan langkah-langkah yang
dapat diambil untuk mengurangi resiko dan mencegah bencana (Nuraeni
et al., 2020)
Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki potensi
gempa bumi. Ada tiga sumber utama potensi gempa dan tsunami di Bali
yaitu di bagian utara laut Bali, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng
dan bagian selatan Bali. Gempa yang pernah terjadi tanggal 13 Oktober
2011 dibagian selatan Bali dengan kekuatan 6.8. Episenter terletak di 143
km arah barat Nusa Dua. Gempa ini juga dirasakan di Yogyakarta,
Mataram dan Malang. Puluhan orang dikabarkan luka-luka. Gempa ini
tidak menyebabkan tsunami tetapi menimbulkan beberapa kerusakan
banyak bangunan di Denpasar dan, Kuta dan Nusa Dua bahkan melebar
atau meluas sampai ke Banyuwangi sampai Jember ada banyak kerusakan
ringan dan menyebabkan kerugian mencapai 727 juta Rupiah. Kemudian
masih pada pusat yang sama tanggal 16 Juli 2019 gempa kembali terjadi
dengan magnitudo 5.8. BMKG mencatat sebanyak 14 kali gempa susulan
dengan magnitudo 2.4 hingga 3.5. Gempa ini merupakan bagian dari
rangkaian gempa bumi Bali akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-
Australia. Dari kejadian-kejadian diatas tersebut maka sudah sepantasnya
melalui pendidikan diharapkan agar upaya pengurangan resiko bencana
dapat mencapai sasaran yang lebih luas dan dapat dikenalkan secara lebih
dini kepada seluruh peserta didik. Banyaknya korban jiwa dan kerugian
material yang diakibatkan karena rendahnya tingkat kesiapsiagaan dan
minimnya pengetahuan tentang gempa bumi itu (Maharani & Krisna,
2020).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta
mengurangi dampak/resiko bencana gempa bumi, sehingga
masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.
b. Dapat mengetahui ciri-ciri gempa bumi sehingga dapat
mengurangi kehilangan harta dan nyawa.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang manajemen
penanggulangan bencana alam gempa bumi.
b. Mengetahui manajemen dalam penanggulangan bencana gempa
bumi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam
kesiapsiagaan bencana gempa bumi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
1. Bencana
Bencana merupakan kejadian yang tidak biasa sulit direspon dan
dampaknya bisa dirasakan oleh beberapa generasi. Bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Sudrajat, 2016).
2. Gempa Bumi
Gempa bumi (earthquake) merupakan suatu peristiwa bergetar atau
bergoncangnya bumi karena pergerakan/pergeseran lapisan batuan pada
kulit bumi secara tiba‐tiba akibat pergerakan lempeng‐lempeng tektonik.
Sifat gempabumi selalu datang secara mendadak dan mengejutkan
sehingga menimbulkan kepanikan umum yang luar biasa karena sama
sekali tidak terduga sehingga tidak ada seorang (Atmojo & Muhandis,
2019).
3. Penyebab Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Pergeseran lempeng
bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut
disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran
lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain
juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Hal tersebut dikarenakan saat dua
lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di
antara keduanya. Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang
jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru
terbentuk tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua
lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan
pelepasan energi yang juga sangat besar. Terakhir adalah gerak lempeng
yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Pergerakan
dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya
gunung. Seperti yang terjadi pada gunung everest yang terus tumbuh
tinggi akibat gerak lempeng di bawahnya yang semakin mendekat dan
saling bertumpuk (Muhammad et al., 2017).
4. Tanda Terjadinya Gempa Bumi
BAB III
PENUTUP

A. Saran
B. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, S., & Muhandis, I. (2019). Sistem Informasi Geografis Bencana Gempa
Bumi Dengan Pendekatan Pga Untuk Mitigasi Bencana. Jurnal Ilmiah Edutic,
6(1), 10–14.
Maharani, N., & Krisna, E. D. (2020). Sosialisasi Mitigasi dan Game Gempa Bumi
Pada Panti Asuhan Dharma Jati Kecamatan Denpasar Timur Provinsi Bali.
Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS,
18(2), 133–141. https://doi.org/10.33369/dr.v18i2.13213
Muhammad, N. R., Lestari, W., & Syaifuddin, F. (2017). Analisa Struktur Regional
Penyebab Gempa dan Tsunami Berdasarkan Anomali Gravitasi dan Dinamika
Lempeng. Jurnal Geosaintek, 3(2), 75.
https://doi.org/10.12962/j25023659.v3i2.2960
Nuraeni, N., Mujiburrahman, M., & Hariawan, R. (2020). Manajemen Mitigasi
Bencana pada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini untuk Pengurangan Risiko
bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu
Pendidikan: E-Saintika, 4(1), 68. https://doi.org/10.36312/e-saintika.v4i1.200
Sudrajat, S. W. (2016). Pemahaman Tentang Menejemen Bencana Alam Siswa
Sekolah Menengah Pertama. Jipsindo, 3(2), 168–189.
https://doi.org/10.21831/jipsindo.v3i2.11697

Anda mungkin juga menyukai