FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2022 KLASIFIKASI: PATOFISIOLOGI: PENGERTIAN: TRAUMA ETIOLOGI: 1. Kontusio Dinding Abdomen, Bila suatu kekuatan dibenturkan pada Trauma abdomen adalah ABDOMEN 1. KLL disebabkan trauma non- tubuh manusia maka beratnya trauma pukulan/benturan langsung 2. Penganiayaan penetrasi. Tidak terdapat cidera merupakan hasil dari interaksi antara pada isi rongga abdomen 3. Kecelakaan Olahraga intra abdome, kemungkinan faktor-faktor fisik dari kekuatan tersebut terutama organ padat atau 4. Terjatuh dari ketinggian terjadi penimbunan darah dalam dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang organ yang berongga dan 5. Trauma Penetrasi jaringan lunak dan massa darah terjadi berhubungan dengan kemampuan mengakibatkan ruptur a. Luka akibat terkrna dapat menyerupai tumor. obyek statis untuk menahan tubuh. Pada abdomen (Taufik et., al 2020). tembakan 2. Laserasi, disebabkan trauma tempat benturan karna terjadinya b. Luka akibat tikaman benda perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh penetrasi atau adanya luka tajam yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. MANIFESTASI KLINIS dinding abdomen yang c. Luka akibat tusukan Hal ini juga merupakan karakteristik dari 1. Jejas atau ruptur dibagian dalam abdomen menembus rongga abdomen. 6. Trauma Non-Penetrasi permukaan yang menghentikan tubuh juga 2. Tejadi pendarahan intra abdomen 3. Perforasi organ viseral a. Terkena kompresi atau penting. Trauma juga bergantung pada 3. Apabila trauma terkena usus biasaya akan intraperitoneum, cidera pada isi tekanan dari luar tubuh elastisitas dan viskositas dari jaringan mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual, abdomen disertai bukti adanya b. Hancur (Tertabrak mobil) tubuh. Toleransi tubuh menahan benturan muntah dan BAB hitam. cidera pada dinding abdomen. c. Terjepit sabuk pengaman tergantung pada kedua keadaan tersebut. 4. Bukti klinis akan timbul beberapa jam setelah 4. Cidera Thorax Abdomen, yaitu karna terlalu menekan Beratnya trauma yang terjadi tergantung trauma luka pada thorax yang mungkin d. Cidera akselerasi/diserasi pada seberapa jauh gaya yang akan dapat 5. Terdapat luka robekan pada abdomen menembus pada sayap kiri karna kecelakaan olahraga melewati ketahanan jaringan tersebut 6. Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar diafragma atau sayap kanan dan (Smaltzer, 2011) (Fadhilakmal, 2013). dari dalam abdomen hati (Fadhilakmal, 2013).
1. Foto Thorax KEPERAWATAN: (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) 2. DR 1. Pengkajian Primer Setelah mendapatkan tindakan 1. Resiko pendarahan b.d Trauma 3. Plain Abdomen Foto Tegak a. Airway keperawatan diharapkan pasien dengan 2. Nyeri akut b.d agen pencedera trauma abdomen dapat: 4. Pemeriksaan Urin Rutin b. Breathing c. Circulation fisik 1. Kebutuhan cairan terpenuhi 5. VP (Intravenous Pyelogram) 2. Pengkajian Sekunder 3. Resiko infeksi b.d efek prosedur 2. Nyeri hilang dan terkontrol 6. Giagnostic Peritoneal Lavage (DPL) a. Pengkajian fisik invasif 3. Tidak terjadinya infeksi 3. Pengkajian Pada Trauma 4. Gangguan mobilitas fisik b.d 4. Mobilitas fisik kembali normal PENATALAKSANAAN: Abdomen ketidakbugaran fisik 1. Abdominal paracentesis menentukan adanya pendarahan dalam rongga peritoneum, merupakan PENATALAKSANAAN GAWAT DARURAT: indikasi untuk laparatomi, 7. Pre-Hospital (Airway, Breathing,Circulation) 2. Pemasangan NGT memeriksa cairan yang keluar 8. Penanganan Awal Trauma Non-Penetrasi (Stop makan dan minum, Imobilisasi, Kirim ke rumah sakit) dari lambung pada trauma abdomen 9. Penanganan Awal Trauma Penetrasi (Bila terjadi luka tusuk maka tusukan tidak boleh dicabut kecuali adanya tim medis, 3. Pemberian antibiotikmencegah infeksi Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan kain kassa daerah antar tusukan untuk memfiksasi 4. Pemberian antibiotik IV pada penderita trauma pisau sehingga tidak memperparah luka, Bila ada usus atau organ yang keluar, maka organ tersebut tidak di anjurkan tembus atau pada trauma tumpul bila ada prasangka dimasukkan kedalam tubuh) perlukaan intestinal 10. Hospital ( Trauma penetrasi, Skrinning pemeriksaan rotgen, CT Scan, Uretrografi dan Sistografi) 5. Perioritas utama adalah menghentikan pendarahan 11. Penanganan trauma abdomen benda tumpul di RS (Pengambilan contoh darah dan urin, pemeriksaam rotgen,study yang berlangsung (Umboh et.,al 2016). kontras urologi dan gastrointestinal) (Umboh et.,al 2016). DAFTAR PUSTAKA: Sander, M. A. (2018). Ruptur Lien Akibat Trauma Abdomen: Bagaimana Pendekatan Diagnosis Dan Penatalaksanaannya. Saintika Medika, 14(1), 18–28. https://doi.org/10.22219/sm.vol14.smumm1.6646 Abdul Gafar Parindur. (2021). Trauma Tumpul. Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal, 1(2), 2013–2015. Umboh, I. J., Sapan, H. B., & Lampus, H. (2016). Hubungan penatalaksanaan operatif trauma abdomen dan kejadian laparotomi negatif di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Biomedik (Jbm), 8(2), 52–57. https://doi.org/10.35790/jbm.8.2.2016.12702 Taufik, T. F., & Darmawan, F. (2020). Laporan Kasus : Trauma Tusuk Abdomen Dengan Eviserasi Usus Pada Anak Laki-laki Usia 16 Tahun. Majority, 9(2), 68–72.