Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

PADA KASUS TRAUMA ABDOMEN

KELAS 6C
Disusun Oleh : PRODI S1 KEPERAWATAN

Kelompok 1 STIKes Widya Dharma Husada Tangerang


Jl. Pajajaran Pamulang Tangerang Selatan
Antrianus Daeli (161030100175)
Telp/Fax: (021) 7412566-7471
Faizca Ayu D. H (161010100075)
Ita Windi Astuti (161010100076)
Renti Yunita (161010100092)
Salsabilla Anggriyani (161010100087)
Srinia Roslinda Z (161010100079)
Widya Inggit P (161010100099)
Yuri Handini (161010100097)
1. Definisi Trauma Abdomen
2. Etiologi dan klasifikasi trauma abdomen
3. Patofisiologi trauma abdomen
4. Pathway trauma abdomen
5. Tanda dan gejala trauma abdomen
6. Komplikasi trauma abdomen
7. Pemeriksaan diagnostik
8. Penatalaksanaan trauma abdomen
9. Asuhan Keperawatan pada kasus trauma abdomen
Apa itu trauma abdomen......?
Definisi

(Dorland, 2002). (Brooker, 2001). (Smeltzer, 2001). (FKUI, 1995).


Trauma adalah
Trauma Trauma penyebab kematian
Trauma perut
adalah luka merupakan luka
adalah utama pada anak dan
pada isi rongga perut
cedera/rudap atau cedera orang dewasa kurang
dapat terjadi dengan
fisik lainnya dari 44 tahun.
aksa atau atau tanpa
atau cedera Penyalahgunaan
kerugian tembusnya dinding
alkohol dan obat
psikologis fisiologis telah menjadi faktor
perut dimana pada
akibat penanganan/penatal
atau implikasi pada
aksanaan lebih
emosional gangguan trauma tumpul dan
bersifat kedaruratan
emosional tembus serta trauma
dapat pula dilakukan
yang hebat yang disengaja atau
tindakan laparatomi
tidak disengaja
1. 2.

Trauma Tembus
Trauma Tumpul (trauma perut
(trauma perut
tanpa penetrasi kedalam
dengan
rongga peritonium).Disebabkan
penetrasi
kedalam rongga oleh : pukulan, benturan,

peritonium). ledakan, deselerasi, kompresi


Disebabkan oleh atau sabuk pengaman (set-
: luka tusuk, belt) (FKUI, 1995).
luka tembak.
Bagaimana patofisiologinya....?
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat kecelakaan lalulintas,
penganiayaan, kecelakaan olah raga dan terjatuh dari ketinggian), maka beratnya trauma
merupakan hasil dari interaksi antara faktor – faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan
jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang
ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan
pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga
karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma juga tergantung
pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan
untuk kembali pada keadaan yang sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk
menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung
pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh
gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus
dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan
benturan.

Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan beberapa mekanisme :
1. Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan dari luar seperti benturan
setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ
padat maupun organ berongga.
2. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae atau struktur tulang
dinding thoraks.
3. Terjadi gaya akselerasi – deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya robek pada organ dan pedikel
vaskuler.
Lalu, bagaimana tanda dan gejalanya...?
1. Trauma tembus (trauma perut dengan
penetrasi kedalam rongga peritonium) :
2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa
penetrasi kedalam rongga peritonium).
a. Hilangnya seluruh atau
sebagian fungsi organ
a. Kehilangan darah.
b. Respon stres simpatis b. Memar/jejas pada dinding
c. Perdarahan dan perut.
pembekuan darah c. Kerusakan organ-organ.
d. Kontaminasi bakteri d. Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri
e. Kematian sel lepas dan kekakuan (rigidity)
dinding perut.
e. Iritasi cairan usus (FKUI, 1995).
1. Dalam jangka Segera (dekat) : hemoragi, syok, dan cedera.
2. Dalam Jangka Lambat (lama): infeksi (Smeltzer, 2001)
3. Trombosis Vena
4. Emboli Pulmonar
5. Stress Ulserasi dan perdarahan
6. Pneumonia
7. Tekanan ulserasi
8. Atelektasis
9. Sepsis
Pemeriksaan Diagnostik

Radiologik
Pemeriksaan
laboratorium
Rektum

Parasentesis Lavase
perut peritoneal
IVP/SISTOGRAM
Lalu,bagaimana penatalaksanaan trauma abdomen?

ABCDE NGT

KATETER LAPARATOMI
ASUHAN KEPERAWATAN
TRAUMA ABDOMEN

Screenshoot From Makalah


Lanjutan.. Screenshoot from Makalah
Lanjutan... Screenshoot from Makalah
Screenshoot from Makalah
Screenshoot from
makalah
Lanjutan....

3.4 Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan


ekspansi paru-paru

2. Nyeri berhubungan adanya trauma abdomen atau luka


penetrasi abdomen.

3. Resiko tinggi infeksi b/d kontaminasi bakteri dan feses.


Lanjutan...

Screenshoot from makalah


Lanjutan...

Screenshoot from makalah


Lanjutan...

Screenshot from makalah


IMPLEMENTASI & EVALUASI

Screenshoot from makalah


Lanjutan...
Diagnosa 2
Lanjutan...
Diagnosa 3

Screenshot from makalah


Abdomen adalah sebuah rongga besar yang dililingkupi oleh otot-otot perut pada
bagian ventral dan lateral, serta adanya kolumna spinalis di sebelah dorsal.
Bagian atas abdomen berbatasan dengan tulang iga atau costae. Cavitas
abdomninalis berbatasan dengan cavitas thorax atau rongga dada melalui otot
diafragma dan sebelah bawah dengan cavitas pelvis atau rongga panggul.
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih
bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi.
Etiologi dan klasifikasi dari trauma abdomen meliputi :
Trauma Tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium).
Disebabkan oleh : luka tusuk, luka tembak.
Trauma Tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga
peritonium).Disebabkan oleh : pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi
atau sabuk pengaman (set-belt) (FKUI, 1995).

Anda mungkin juga menyukai