FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2022 HIPERTENSI KLASIFIKASI: ETIOLOGI: PATOFISIOLOGI: EMERGENSI 1. Hipertensi emergensi, yaitu 1. Penderita hipertensi Hipertensi emergensi dapat terjadi pada berbagai setting didefinisikan sebagai adanya tidak meminum atau klinis, tetapi umumnya terjadi pada HT kronis (yang sering peningkatan tekanan darah ≥ tidak rutin minum tidak minum obat anti-HT atau HT yang tidak terkendali), PENGERTIAN: 180/120 mmHg yang diketahui obat dengan TD biasanya diatas 180/120 mm Hg. Peningkatan TD Hipertensi emergensi didefinisikan sebagai berhubungan dengan kerusakan 2. Kehamilan secara kronis pada awalnya tidak mempengaruhi perfusi peningkatan tekanan darah (TD) yang berat atau resiko kerusakan pada 3. Penderita hipertensi organ target oleh karena adanya mekanisme autoregulasi. (>180/120 mm Hg) dan disertai bukti kerusakan organ target yang progresif. dengan penyakit Autoregulasi adalah kemampuan pembuluh darah berdilatasi baru atau perburukan kerusakan organ target 2. Hipertensi Urgensi, yaitu parenkim ginjal atau berkonstriksi sebagai respon perubahan tekanan arterial, (target organ damage=TOD). Organ Target yang Hipertensi urgensi didefinisikan 4. Pengguna NAPZA sehingga perfusi organ normal dapat dipertahankan. Namun dimaksud adalah jantung, otak dan ginjal sebagai peningkatan tekanan 5. Pengguna dengan peningkatan TD yang berlangsung kronis mengakibatkan (Whelthon et all, 2017). darah ≥ 180/120 mmHg yang rangsangan simpatis perubahan vaskuler arterial secara fungsional dan struktural tidak disertai dengan kerusakan tinggi (luka bakar, (penebalan dan kekakuan). Pada kondisi normotensi dan HT MANIFESTASI KLINIS organ target.Hipertensi urgensi trauma kepala, kronis, endothelium mengontrol resistensi vaskuler dengan 1. Peningkatan tekanan darah yang mendadak dapat terjadi tanpa gejala penyakit vaskuler melepaskan vasodilator endogen (nitric oxide=NO, untuk tekanan darah sistolik > 180 mmHg (asimtomatik) maupun dengan atau kolagen) prostacyclin=PGI2). Pada kondisi HT emergensi, terjadi atau tekanan darah diastolik > 120 gejala (Loekman, 2016). (Chanif et., al 2020). ketidak-mampuan kontrol endothelium terhadap tonus mmHgTejadi pendarahan intra abdomen vaskuler , sehingga terjadi breakthrough hyperperfusion pada 2. Perubahan status neurologis salah satunya organ target, nekrosis fibrinoid arteriolar, dan peningkatan DIAGNOSA KEPERAWATAN FOKUS PENGKAJIAN permeabilitas endotheliaum disertai edema perivaskuler adalah penurunan skala Glasgow Coma KEPERAWATAN: (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (Marchianti et., al 2017). Scale. 1. Pengkajian Primer 3. Kondisi yang tergolong dalam kerusakan 2017) 1. Resiko perfusi serebral tidak a. Airway target organ yang bersifat progresif di b. Breathing EVALUASI: antaranya adalah perubahan status efektif b.d hipertensi c. Circulation Pasien dengan hipertensi emergensi selayaknya mendapat neurologis, hipertensif ensefalopati 2. Nyeri akut b.d agen pencedera 2. Pengkajian Sekunder perawatan di ruang intensif atau ruang lain yang dapat akses (kekurangan asupan oksigen di otak karena fisiologis a. Pengkajian fisik untuk diobservasi secara ketat, sedangkan pasien dengan peningkatan tekanan darah), infark serebri 3. Intoleransi aktivitas b.d (kerusakan otak), perdarahan intrakranial hipertensi urgensi biasa nya cukup dirawat di ruang observasi ketidakseimbangan antara (perdarahan di dalam otak), Iskemi atau dan apabila tekanan darah telah menurun , pasien suplai dan kebutuhan oksigen infark miokard (serangan jantung), ventrikel diperbolehkan untuk rawat jalan dan dievaluasi pengobatan kiri akut, edema paru akut, diseksi aorta, dalam beberapa hari (Loekman, 2016). PEMERIKSAAN PENUNJANG: DAFTAR PUSTAKA: PENATALAKSANAAN HIPERTENSI EMERGENSI: Marchianti, A., Nurus Sakinah, E., & Diniyah, N. et al. (2017). HIPERTENSI KRISIS 1. Konfirmasi organ target terdampak, tentukan 1. Laboratorium (darah rutin, Emergensi, Urgensi dan Kerusakan Target Otak. Efektifitas Penyuluhan Gizi Pada penatalaksanaan spesifik selain penurunan tekanan darah. ureum, kreatinin, glukosa Kelompok 1000 HPK Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Kesadaran Temukan faktor pemicu lain kenaikan tekanan darah akut, darah dan elektrolit) Gizi, 3(3), 69–70. misalnya kehamilan yang dapat mempengaruhi strategi 2. Elektrokardiografi (EKG) Rahmawati, I., Suryandari, D., & Rizqiea, N. S. (2020). Peningkatan Pengetahuan Lansia penatalaksanaan. dan foto dada. tentang Hipertensi Emergensi melalui Pendidikan Kesehatan. Jurnalempathy.Com, 3. Bila terdapat indikasi dapat 1(1), 58–63. https://doi.org/10.37341/jurnalempathy.v1i1.9 2. Tentukan kecepatan dan besaran penurunan tekanan darah Loekman, J. S. (2016). Patogenesis Dan Managemen Hipertensi Emergensi. PKB Ilmu yang aman. dilakukan juga pemeriksaan ultrasonografi Penyakit Dalam XXIV, 1(1), 241–249. 3. Tentukan obat antihipertensi yang diperlukan. Obat intravena Mahendra, I. B. N. (2017). Krisis Hipertensi (Emergensi Dan Urgensi) Edisi I. dengan waktu paruh pendek merupakan pilihan ideal untuk (USG), ekokardiografi dan Rsudmangusada.Badungkab.Go.Id, 1–12. titrasi tekanan darah secara hati-hati. Hal ini dilakukan CT scan kepala (Chanif et., Anggraini, S., & Chanif, C. (2020). Efektifitas Pemberian Posisi Kepala Elevasi Pada difasilitas kesehatan yang mampu melakukan pemantauan al 2020). Pasien Hipertensi Emergensi. Ners Muda, 1(2), 78.