Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MEKATRONIKA

PRAKTIKUM MEMBUAT RANGKAIAN


DENGAN SISTEM CTU DAN CTD MENGGUNAKAN OUTSEAL

Nama : Afra Nabilah Andeni

NIT : 56192110002

Kelas : TRBU’02

Prodi : D-IV Teknologi Rekayasa Bandar Udara

TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA


POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG
2022
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak sekali ditemukan teknologi yang
menggunakan sistem PLC. Jika kalian sadari ada sebuah teknologi dimana suatu
ruangan atau tempat yang bisa kita atur muatannya, contohnya seperti lift. Sebuah
lift hanya dapat menampung beban dalam jumlah tertentu agar dapat bergerak dari
satu lantai ke lantai pada tingkat lainnya di suatu gedung/bangunan. Untuk melihat
suatu ruangan itu sudah dipenuhi dalam jumlah tertentu atau belum, kita dapat
memberi simbol atau tanda berupa lampu atau tanda lainnya. Dengan begitu akan
mempermudah kita untuk mengetahui full muatan dari ruangan tersebut. Bukan
hanya tempat, tapi juga dapat berupa tempat untuk menyimpan benda-benda
lainnya.
Pada praktikum kali ini, saya akan membuat sebuah rangkaian menggunakan
aplikasi Outseal yang dapat menjadi simbol atau tanda untuk mengetahui muatan
suatu tempat.

B. Counter Up (CTU)
CTU adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk menghitung maju jumlah
pulsa. Pulsa yang dimaksud disini adalah perubahan kondisi jalur masuk instruksi,
dimana perubahan kondisi dari tidak berenergi menjadi berenergi disebut 1 pulsa.
Kondisi jalur keluar pada instruksi ini selalu mengikuti kondisi jalur masuk, sama
halnya dengan komponen TON dan TOF. Status dan data yang digunakan pada CTU
sesuai dengan tabel berikut. Perubahan kondisi dari tidak berenergi menjadi
berenergi pada jalur masuk instruksi ini menyebabkan nilai akumulasi counter
bertambah satu.

Gambar 1. Status dan Data pada CTU


Penggunaan status bit pada CTU sesuai dengan tabel berikut.

Gambar 2. Status pada CTU

Apabila sebuah tombol atau saklar fisik terhubung dengan input plc dan di
gunakan diagram tangga seperti pada gambar 78, maka setiap kali S.1 berubah dari
false menuju true, nilai C.1.ACC akan bertambah satu. Apabila dalam prakteknya pin
S.1 pada PLC dihubungkan dengan saklar optik, maka hasil perhitungan dari CTU ini
akan normal, namun terdapat suatu masalah apabila saklar S.1 yang digunakan
berupa saklar mekanik dan masalah tersebut bernama contact bouncing
(memantul). Contact Bouncing atau biasa disebut Bouncing saja adalah suatu
keadaan dimana kontak logam yang terdapat didalam saklar tidak tersambung
secara sempurna yang mungkin terjadi karena terdapat karat atau kurangnya tenaga
untuk mendorong saklar tersebut. Bouncing dapat dibayangkan sebagai kontak
logam di dalam tombol yang tersambung dan terputus beberapa kali dalam waktu
yang cepat saat suatu tombol ditekan atau dilepas. Oleh karena itu bouncing ini
dapat menyebabkan perhitungan CTU menjadi tidak valid.

C. Counter Down
CTD adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk menghitung mundur
jumlah pulsa. Pulsa yang dimaksud disini adalah perubahan kondisi jalur masuk
instruksi dari tidak berenergi menjadi berenergi disebut 1 pulsa. Kondisi jalur keluar
pada instruksi ini selalu mengikuti kondisi jalur input, sama halnya dengan
komponen TON, TOF dan CTU. Status dan data yang digunakan pada CTD sesuai
dengan tabel berikut. Instruksi ini sama halnya dengan CTU namun perubahan logika
dari false menjadi true pada jalur masuk instruksi ini menyebabkan nilai akumulasi
counter berkurang satu. Data yang digunakan pada CTD sesuai dengan tabel 23 dan
Penggunaan status bit pada CTD sesuai dengan tabel 24.

Gambar 3. Data dan Status pada CTD

Gambar 4. Status pada CTD


D. Reset
Reset adalah komponen yang membuat nilai .ACC counter atau timer menjadi
nol dan mereset semua status nya menjadi false.

Gambar 5. Reset
Soal :
1. Satu kelas maksimal 20 orang
2. Jika kelas belum memenuhi 20 orang, lampu R1 menyala
3. Jika kelas sudah memenuhi 20 orang, maka lampu R2 akan menyala

Gambar 1. Rangkaian muatan kelas maksimal 20 orang

Gambar 2. Lampu R1 menyala karena kelas belum memenuhi 20 orang


Gambar 3. Lampu R2 menyala karena kelas telah memenuhi 20 orang

Gambar 4. Jika orang dalam kelas berkurang lagi, maka lampu R2 akan mati dan lampu R1
akan menyala kembali
Rangkaian buatan sendiri :
1. Terdapat sebuah lift di sebuah apartement, mampu menampung maksimal 10 orang
2. Jika lift belum memenuhi 10 orang, lampu R1 menyala
3. Jika lift sudah memenuhi 10 orang, maka lampu R2 akan menyala

Gambar 5. Rangkaian muatan lift

Gambar 6. Lampu R1 menyala karena lift belum memenuhi 10 orang


Gambar 7. Lampu R2 menyala karena lift telah memenuhi 10 orang

Gambar 8. Jika orang di dalam lift berkurang lagi, maka lampu R2 akan mati dan lampu R1
akan menyala kembali

Anda mungkin juga menyukai