Anda di halaman 1dari 87

Hubungan Antara Dukungan Efikasi Diri dengan Dukungan Sosial Keluarga

Terhadap pemilihan Karir di SMK Yapim Siak Hulu

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Untuk Memenuhi


Persyaratan Mencapai Drajat Strata-1 Program Ilmu Psikologi

OLEH :

Shofie Khofifah

188110150

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU

i
2022

LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA TERHADAP KEMATANGAN KARIR Di SMK Yapim SIAK
HULU
SHOFIE KHOFIFAH
188110150
Telah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Pada Tanggal
DEWAN PENGUJI TANDA TANGAN
Irfani Rizal, S. Psi., M. Psi

Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi
Pekanbaru,
Mengesahkan
Dekan Fakultas Psikologi

(Yanwar Arief, M.Psi, Psikolog)

i
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Shofie Khofifah

NPM : 188110150

Judul Skripsi : Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Dukungan Sosial Orang
Tua Terhadap Kematangan Karir Siswa Di SMK Yapim Siak Hulu

Degan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil murni karya sendiri dan

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu Perguruan Tinggi

manapun. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat satupun karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis telah di

acu dalam skripsi ini telah disebutkan seluruhnya secara sistematis pada daftar pustaka.

Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan penyataan ini, maka saya bersedia

menerima konsekuensinya.

Pekanbaru, 19 Juli 2022


Yang menyatakan,

Shofie Khofifah
188110150

HALAMAN PERSEMBAHAN

Atas Izin Allah Subahanahuwata’ala,

Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk yang saya cintai:

iii
Papa A.Rizal

Umak Fatmawati

Alm. Datuk Zainal Abidin dan Tuk Lani

Nenek Siti Zahara dan Alm. Nenek Anna

Bapak Jhon Hendri, Lc.

Ibu Yusmeli, S.pd

Ibu Devi Supriani, S.pd

Seluruh keluarga tercinta

Dan untuk diriku sendiri Shofie Khofifah

Semoga kelulusan ini dapat membanggakan dan

membahagiakan hati papa, umak, dan seluruh keluarga tercinta

Tiada kebahagian yang paling nikmat selain melihat kebahagian

keluarga.

MOTTO

“ iduiklah bak condon ubi dimano talatak di mano tumbuh bermanfaat bagi uwang

banyak”

Alm. Zainal Abidin

“ Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak

dapat mengundurnya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (Nya)”

(QS. Yunus: 49)

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.ab

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam di ucapkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Dengan izin-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Dukungan Sosial Keluarga

Terhadap Kenatangan Karir Siswa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana program strata (S1) pada Fakultas Psikologi Universitas

Islam Riau.

Dalam mengerjakan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, seperti secara langsung maupun tidak langsung.

v
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Syahrinaldi, S. H., M.C.L selaku Rektor Universitas Islam

Riau

2. Bapak Yanwar Arief, M.Psi., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Riau

3. Bapak Dr. Fikri, S.Psi., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Psikologi

Universitas Islam Riau

4. Ibu Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog selaku Wakil Dekan II Fakultas

Psikologi Universitas Islam Riau

5. Ibu Yulia Herawati, S.Psi., MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Psikologi

6. Ibu Juliarni Siregar, M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program Studi Fakultas

Psikologi Universitas Islam Riau. Selaku Pembimbing Akademik yang dan

sudah membantu dalam proses permasalahan yang terjadi selama masa kuliah

dan yang selalu memberikan informasi penting mengenai perkuliahan.

7. Bapak Didik Widiantoro, M.Psi., Psikolog selaku Sekretaris Program Studi

Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau.

8. Ibu Irfani Rizal, S. Psi., M. Psi selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan

sabar dan ikhlas memberikan ilmu serta mengarahkan penulis selama proses

pembuatan skripsi.

9. Ibu Tengku Mila Fadhila S. Psi., M.Psi Psikolog, Ibu Irma Kusuma Salim,

M.Psi., Psikolog., Almh, Bapak Ahmad Hidayat, S. Ti, M. Psi., Psikolog, Ibu dr.

vi
Raihanatu Bin Qalbin Ruzain, M. Kes, Ibu Syarifah Faradinna, M.A.,Ph.D, Ibu

Icha Herawati, M. Soc., SC, Ibu Irfani Rizal, S. Psi., M. Psi, Bapak Sigit

Nugroho, M. Psi., Psikolog, Bapak Bahril Hidayat M. Psi., Psikolog, dan Ibu

Wina Diana Sari S. Psi., MBA, Ibu Nindy Amyta, M. Psi., Psikolog., dan semua

dosen yang tidak tercantum namanya yang pernah mengajar dan mendidik

penulis selama proses perkuliahan di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau,

penulis mengucapkan terimakasih atas ilmu yang diberikan sangat bermanfaat.

10. Kepada Staf Kepengurusan Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau, Bapak

Zulkifli Nur, S.H selaku kepala Tata Usaha. Ibu Musrifah, S.Iikom, Ibu Hj.

Sovia Endang, bapak Riki Hamdani, S.E selaku kepala Subbagian. Bapak Wan

Rahmad Maulana, S.E, Ibu Liza Farhani, S.Psi, Bapak Ridho lesmana, S.T, Ibu

Kismiwati, Ibu Dewi Novita Sari, Bapak M. Soif, dan Bapak Bambang

Kamajaya Barus, S.P yang telah membantu dalam pengurusan administrasi

perkuliahan dari semester awal hingga akhir proses perkuliahan.

11. Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta, paling tersayang, dan yang selalu

nomor satu Papa A.Rizal dan Umak Fatmawati yang selalu memberikan

dukungan baik secara emosional, kasih sayang, serta dukungan berupa materi

yang tidak pernah putus yang di berikan untuk membantu proses perkulihan

serta kesehatan mental sang putri tercinta.

12. Terimakasih kepada Nenek Siti, alm Datuk Zainal Abidin, Pak Jon, Ibu Rika,

Ibu Yusmeli S.pd, Pak Abdul Rakib, Ibu Devi Supriani S.pd, dan Pak Siswanto,

Ibu Feni Hastuti, Mamak Dahlis, Bunda Indah Devika Yang turut membantu

vi
i
memberikan penulis dukungan emosional dan dukungan materi selama proses

sekolah sampai proses perkulihan penulis.

13. Terimakasih kepada Nenek Ana, Datuk Lani, Mamak Mulis, Mamak Musal,

Mamak Yus, Mamak Edo, Etek Elma S.pd, Amai Ita, Amai Lina, amai Sihas

14. Terimakasih kepada bestie tercinta Cadut yang selalu memotivasi penulis untuk

selalu mengerjakan skripsi

15. Terimakasih untuk teman seperjuangan dari semester satu hingga akhir Jenni,

Elvira Diana, Dean Namira, Awalia Fitri, Melda Yuliani, Reni, dan Mila yang

sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi, terimakasih

16. Terima kasih kepada teman-teman SMA saya yang masih setia menemani

sampai saat ini calon mama muda Vivi Adriyanti Wulandari, Mefta Regina, dan

Mbak Lia

17. Terimakasih untuk teman-teman angkatan 2018 Fakultas Psikologi Universitas

Islam Riau yang sudah membantu penulis selama perkuliahan

18. Terima kasih kepada kepala sekolah,guru, seluruh staff dan siswa/I SMK Yapim

Siak Hulu yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian

19. Terima kasih kepada kepala sekolah,guru, seluruh staff dan siswa/I SMK N 1

Siak Hulu yang telah bersedia membantu penulis dalam proses uji coba skala

penelitian dalam skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu

peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

demi kesempurnaan skripsi ini. semoga apa yang diberikan dan dikerjakan dapat

vi
ii
menjadi amal yang baik bagi semuanya dan mendapatkan balasan yang lebih dari Allah

SWT.

Pekanbaru, 2022

Shofie Khofifah

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pasti memiliki tujuan di dalam hidupnya atau memiliki sesuatu
yang ingin di raihnya di dalam hidup, baik dari segi pendidikan ataupun karir
perkerjaan. Setiap manusia pasti sudah mulai menentukan tujuan tersebut saat
memasuki dunia pendidikan, mulai mencari jati diri, mencari informasi tentang bakat,
minat, keterampilan, dan memilih mana bidang-bidang yang cocok dengan
kemampuannya, agar kelak di masa depan dapat membanggakan kedua orang tua dan
memiliki hidup yang nyaman dan sejahtera.

Menurut data dari BPS provinsi Riau, februari 2020 angka pengangguran di
Kota Pekanbaru dengan umur di atas 15 tahun berjumlah 5,07%, Dari 12
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau tingkat pengangguran yang ada di Kota
Pekanbaru merupkan angka yang tertinggi di badingkan dengan kabupaten/ kota
lainnya yang ada di Provinsi Riau. TPT( tingkat pengangguran terbuka) yang ada di
Kota Pekanbaru rata rata di dominasi oleh lulusan SMA yaitu rata-rata 6,89%
kemudian lulusan SMK menyumbang sebanyak 5,85%. Menurut Misfaruddin kepala
BPS Riau Hal ini di sebabkan oleh adanya penawaran tenaga kerja yang kurang
terserap dan lulusan dengan pendidikan yang rendah cenderung memilih perkerjaan

ix
apa saja. Fenomena ini juga di sebabkan oleh oleh adanya mismatch atau ketidak
sesuaian antara profil lulusan perguruan tinggi dengan kualifikasi yang di butuhkan
dunia kerja dan adanya ketidaksesuain keahlian para pekerja dengan dengan perkerjaan
yang di lakukannya menyebabkan adanya pemecatan. Yang menambah angka
pengangguran di Kota Pekanbaru.

Menurut Santrock (2007) remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak
kedewasa dan pada tahap ini akan terjadi beberapa perubahan seperti perubahan
biologis, sosial emosional, dan kognitif. Ketiga perubahan ini memiliki kaitan satu
sama lain dalam menunjang perkembangan tersebut. Pada masa remaja terbagi pula
menjadi beberapa tahapan,yaItu masa remaja awal, dan masa remaja akhir. Menurut
Harlock (2017) masa remaja awal terjadi saat umur 13 sampai 16 tahun dan masa
remaja akhir terjadi saat kita berumur 16 sampai dengan 18 tahun. Pada masa remaja
akhir inilah remaja biasanya kesulitan untuk menentukan arah karirnya. Saat memasuki
jenjang pendidikan SMK remaja sudah di berikan pilihan penjurusan. setelah
menyelesaikan pendidikan SMK-nya remaja akan di beratkan lagi dengan pemilihan
karirnya setelah ia lulus dari SMK tersebut. Pada tahap inilah remaja harus
menyelesaikan tugasnya pada tahap perkembangan remaja yang harus di capai yaitu
memilih karir atau perkerjaan dimasa depan ( dalam widyastuti & kustanti, 2013)

Menurut penelitian youthmanual ( kemenristekdikti, 2018 ) yang di lakukan


terhadap seluruh siswa dan mahasiswa di dapatkan hasil bahwa 92% siswa-siswi SMA
dan SMK mengalami kebingungan dan tidak tahu ingin memilih karir mana yang ingin
di lakukannya di masa depan nanti. Kemudian sebanyak 45% mahasiswa dan
mahasiswi di Indonesia merasa bahwa mereka salah dalam memilih jurusan dalam
perkuliahannya (Putri,2018). Di dalam penelitian ini juga di dapatkan hasil bahwa
salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa merasa salah memilih jurusannya
karena mereka merasa tidak yakin dengan kemampuan dan keterampilannya.

Pengambilan keputusan karir di masa SMK atau remaja merupakan hal yang
sangat penting, karena keputusan pemilihan karir ini akan mempengaruhi masa depan.

x
Namun kebanyakan siswa masih bingung dan tidak tahu akan memilih apa setelah
lulus sekolah menengahnya apakan ingin melanjutkan pendidikannya atau memilih
perkerjaan yang cocok untuk dirinya. Sebagian siswa biasanya belum tahu tentang
bakat dan kemmapuan yang di milikinya hal inilah yang menjadi salah satu pemicu
kebingungan dalam menentukan pemilihan karir siswa. mereka merasa belum memiliki
informasi yang cukup tentang potensi di dalam dirinya. Namun menurut Bertz, dkk
( dalam Santrock, 2007) siswa yang memiliki keyakinan akan kemampuan dan potensi
di dalam dirinya tidak akan ragu lagi dalam menentukan keputusan karirnya karena
mereka merasa mampu dan percaya terhadap dirinya sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti terhadap beberapa


siswa SMK di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar masih banyak siswa yang
bingung memilih berkerja atau melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
setelah tamat SMK. Bahkan beberapa siswa masih belum mencari infomasi tentang
perkerjaan atau perguruan tinggi mana yang akan di tempuh setelah lulus nanti. Para
siswamasih merasakan dilemma dan sering bergonta ganti pilihan antara berkerja atau
melanjutkan ke perguruan tinggi, pertimbangan karir siswa masih sering terpengaruhi
oleh teman dan orang di sekitarnya. Siswa juga masih belum menemukan perkejaan
apa yang di sukai yang sesuai dengan kemampuannya. Beberapa siswa juga
mengatakan bahwa tidak adanya masukkan dari keluarga dan orang-orang terdekat
juga mempengaruhi keputusan karir siswa, orang tua siswa menyerahkan seluruh
keputusan karirnya kepada anaknya dan siswa tersebut bebas ingin mengambil
keputusan karir apapun yang sesuai dengan minat siswa tersebut, namun ada juga
siswa yang memilih fakultas tertentu yang sudah di siapkan oleh orang tuanya.

Menurut Hartina (2010) dalam proses kematangan karirnya banyak siswa yang
akan mengalami kesulitan . Kesulitan tersebut bisa saja datang dari dirinya sendiri dan
bisa juga datang dari lingkungannya . Hambatan yang datang dari dirinya sendiri salah
satunya adalah saat siswa merasa tidak yakin akan kemampuan yang di milikinya ,
tidak yakin bahwa ia mampu mendapatkan perkerjaan yang sangat di inginkannya atau

xi
merasa tidak pantas untuk mendapatkannya. Sedangkan kesulitan dari lingkungannya
adalah paksaan dari keluarga untuk memilih jurusan tertentu namun tidak sesuai
dengan kemampuan dan keinginan sang anak. Penjelasan ini sesuai dengan pendapat
Seligman (2004) yang menyatakan bahwa ada 2 faktor yangmempengaruhi
kematangan karir yaitu faktor internal individu seperti efikasi diri, bakat, minat, locus
of control, keterampilan, dan usia, dan dukungan keluarga juga dapat mempengaruhi
kematangan karir siswa

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2012) tentang hubungan


efikasi diri dengan kematangan karir pada mahasiswa awal dengan akhir di Universitas
Surabaya, mengungkapkan hasil bahwa efikasi diri yang tinggi memberikan pengaruh
yang besar terhadap pemilihan karir dan akan menunjukkan perilaku karir individu
tersebut. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakkan oleh Apsari dan Ika
(2016 ) siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi membuat siswa memandang tugas
yang di berikan oleh guru merupakan hal yang mudah untuk di lakukan berkat
kepercayaan diri yang tinggi yang di miliki siswa tersebut. Siswa yang yang merasa
percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya akan cenderung lebih siap dalam
berpartisipasi , berkerja, serta memiliki kegigihan dalam melaksanakan tugas yang
sulit.

Jadi dapat di simpulkan bahwa keputusan karir yang tepat adalah memilih karir
yang sesuai dengan kemampuan yang di miliki siswa atau remaja oleh sebab itu
keputusan memilih karir merupakan hal yang sangat sulit dan membutuhkan waktu
yang lama untuk memutuskannya. Memilih karir yang tepat dan sesuai dengan
kemampuan juga mempengaruhi motivasi seseorang dalam berkerja nantinya di masa
depan Menurut Super (dalam Santrock, 2007) menyatakan bahwa pemilihan karir
merupakan implementasi dari konsep diri yang di miliki oleh individu. Salah satu
konsep diri yang mendukung perkembangan karir adalah efikasi diri. Pernyataan ini
sejalan dengan teori kognitif karir yang di kembangakan oleh Lent Brown dan Hackett

xi
i
(dalam Coertse dan Schepers.2004) yang mengatakan bahwa pemilihan karir berkaitan
dengan efikasi diri melalui integritas diri dan konteks sosial yang memberikan
kesempatan bagi individu tersebut untuk mengembangkan karirnya melalui efikasi diri
yang di tunjukkan melalui perilaku yang cenderung sesuai untuk meraih apa yang
menjadi tujuan individu tersebut.

Dengan demikian, salah satu faktor yang mendukung kematangan karir adalah
efikasi diri. Pernyataan ini sesui dengan pendapat menurut Schuck (dalam Santrock.
2007) individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan menghadapi rintangan-
rinangan dengan antusias dalam melaksanakan tugas meskipun hal tersebut sulit
baginya yang akan melatih kemandirian siswa. Hal ini berbanding terbalik dengan
individu yang memiliki efikasi diri yang rendah, individu yeng memiliki efikasi diri
yang rendah cenderung menghindari perkerjaan yang memiliki tugas tugas yang sulit
untuk di lakukan dan lebih memilih untuk mengerjakan tugas yang mudah-mudah saja,
individu yang memiliki efikasi diri yang rendah cenderung tidak yakin dengan
kemampuan yang di milikinya . hal inilah yang menghambat kematangan karir pada
individu tersebut.

Efikasi diri memiliki peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan
karir karena efikasi diri dapat mempengaruhi keraguan dan kesulitan individu dalam
menentukan keputusan karir atau di kenal dengan career decision making. Menurut
Betz (2000) kepercayaan diri saat memutuskan keputusan karir akan memberikan
hasil yang efektif bagi perkembangan karir individu. Kepercayaan atau keyakinan
setiap individu yang berbeda juga akan menghasilkan keputusan yang berbeda,
kepercayaan diri yang rendah akan membuat individu tersebut lebih sulit menentukan
keputusan karirnya di bandingkan dengan individu yang memiliki kepercayaan diri
yang tinggi.

Menurut Bandura (dalam santrock 2007) efikasi diri adalah kayakinan


seseorang atas kemampuannya sendiri untuk melakukan sesuatu yang bisa ia
kendalikan dan bisa merasakan bahwa dia mampu mendapatkan keberhasilan dalam

xi
ii
hal tersebut. Seseorang yang memiliki efikasi diri yang baik pasti memiliki dorongan
yang kuat untuk mendapatkan apa yang ingin dia raih dan berusaha dengan keras untuk
mendapakannya. Efikasi diri ini juga menjadi salah satu faktor yeng membuat
tingginya motivasi seseorang dalam menentukan pemilihan karirnya. Seseorang yang
memiliki efikasi diri akan menghadapi semua rintangan dan dapat menyelesaikan
masalahnya nya sendiri dengan baik karena dia percaya dengan kemampuan yang
dimiliki olehnya.

Menurut widyastuti dan pratiwi (2013) selain efikasi diri dan dukungan sosial
dari orang orang di sekitarnya, mulai bertanya kepada teman, guru, orang tua dan
keluarga terdekat. Hubungan dan komunikasi yang baik antar remaja dengan orang-
orang terdekatnya dapat mendorong remaja tersebut untuk menetukan pemilihan karir
yang akan di pilihnya. Dukungan sosial merupakam interaksi antar individu untuk
saling memberikan dukungan agar siswa lebh termotivasi. Seperti saat seorang siswa
bercerita kepada kedua orang tuanya ia berkata bahwa ia ingin kuliah setelah lulus dari
sekolah menengah atasnya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi namun
ia takut jika orang tuanya tidak sanggup lagi membiayai nya untuk kuliah , orang
tua bisa memberikan dukungan kepada anaknya lewat motivasi atau memberikan
semangat agar sang anak lebih yakin lagi dengan keputusannya. Serta menceritakan
dengan jujur bagaimana kondisi keuangan keluarga.

Tingginya tingkat kematangan karir di pengaruhi oleh dukungan sosial orang tua
yang memberikan informasi dan nasehat seputar pendidikan dan karir kepada individu
memberikan dampatk yang besar terhadap kematangan karir individu. Pendapat ini
sejalan dengan hasil penilitian yang di lakukan oleh Mutiara dan Dian (2017) yang
menunjukkan bahwa adanya dukugan sosial yang tinggi dari orang tua seperti
memberikan persetujuan, penghargaan serta memberikan emosi yang positif terhadap
anak dapat meningkatkan tingkat kematangan karir pada individu

Menurut Saslabanto (2016) dukungan sosial keluarga dapat di berikan berupa


nasehat, dukungan emosional, memberi motivasi , maupun pemberian material lainnya

xi
v
yang dapat menunjang keberhasilan siswa. Dengan bercerita atau meminta saran
kepada keluarga juga akan membantu siswa dalam menangani hambatan dalam
pemilihan karir. Pemilihan karir bukanlah hal yang mudah untuk di putuskan. Kedua
orang tua sebagai lingkungan sosial pertama bagi anak memiliki peran yang sangat
penting dalam membantu siswa untuk memutuskan pilihan karirnya.

Bukan hanya orang dewasa saja yang kebingungan dalam menentukan karir,
siswa SMK juga sering mengelami kebingungan dalam menentukan karirnya, pada
masa inilah saat-saat tersulit dalam memutuskan karir karena dari keputusan inilah
karir seorang siswa akan di mulai di bentuk. biasanya pemilihan keputusan karir di
pengaruhi oleh fakor faktor tertentu seperti lingkungan. Menurut Krunblotz (dalam
Munandir, 1996) faktor lingkungan yang mempengaruhi pemilihan karir adalah
lingkungan belajar, lingkungan sosial, teman teman, keluarga, ekonomi kemampuan
individu dan juga keterampilan yang di miliki juga dapat menentukan keputusan
pemilihan karir pada siswa. Jika dalam satu keluarga rata rata memiliki karir sebagai
guru, maka bisa saja seorang remaja tersebut juga memilih karir yang sama seperti
keluarga-keluarganya yang lain , yaitu memilih gurur sebgai karirnya. Namun karena
faktor inilah banyak siswa yang terpaksa memilih jurusan tertentu di univesitasnya,
yang akhirnya nanti akan menimbulkan perasaan tidak cocok atau merasa salah jurusan
di tengah tengah masa kuliah.

Menurut Rodin dan Selovey (dalam Smet,1994) keluarga adalah sumber


dukungan sosial yang paling utama bagi seorang siswa. Siswa bisa mendapatkan
dukungan sosial dari kedua orang tuanya, kakak, adik, kakek nenek dan lain-lain.
Dengan adanya dukungan sosial yang positif dari keluarga juga bisa membuat
psikologi siswa lebih sehat dan sejahtera. Karena dengan adanya dukungan social
siiswa akan merasa mendaptkan perhatian,cinta dan di hargai. Psikologis yang sehat
mampu membuat anak menentukan pilihan karirnya tanpa cemas akan gagal di masa
depan, karena ia tmerasa tidak sendirian dalam menghadapi setiap masalah, selalu ada

x
v
keluarga yang bisa memberikan pertolongan di setiap permasalahan yang tidak mampu
di hadapinya.

Dukungan sosial keluarga merupakan salah satu faktor yang mendukung


terhadap pemilihan karir siswa. Menurut Taylor (Edianti.2016) dukungan sosial yang
di dapatkan dari keluarga dapat menurunkan tingkat stress dalam pemilihan karir serta
menghasilkan energy yang positif di dalam diri sehingga perilaku yang akan timbul
juga perilaku yang positif.

Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Dewi dan Neni (2019) di SMK “X” di
kota Tanggerang terdapat hubungan yang posititf terhadap kematangan karir dengan
dukungan sosial keluarga dan ada hubungan yang signifikan terhadap dukungan sosial
dengan efikasi diri. Dari penelitian tersebut di dapatkan hasil bahwa efikasi diri yang
tinggi dapat mengarahkan siswa mencari bakat, minat dan menemukan kemampuan
yang di miliki. Sedangkan dukungan sosial keluarga yang di dapatkan berupa
informasi, dukungan, penghargaan serta masukan-masukan atau nasehat dapat
memberikan keyakinan pada siswa dalam menentukan pilihannya.

Berdasarkan paparan di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa


efikasi diri dan dukungan sosial keluarga memiliki hubungan yang saling berkaitan
satu sama lain maka timbulah pertanyaan “bagamaina efikasi diri dan dukungan sosial
keluarga dapat mempengaruhi perkembangan karir di SMK Yapim Siak Hulu?. “

x
vi
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “ apakah ada hubungan antara efikasi diri
dengan dukungan sosial keluarga terhadap kematangan karir di SMK Yapim Siak Hulu

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
efikasi diri dengan dukungan sosial keluarga terhadap kematangan karir di SMK
Yapim Siak Hulu

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat membantu menemukan hal hal yang dapat
mengetahui bagaimana faktor efikasi diri dan dukungan sosial orang tua dapat
mempengaruhi pemilihan karir di SMK Yapim Siak Hulu. Sekaligus untuk membuka
wacana dalam ilmu psikologi serta mengembangkan ilmu psikologi pendidikan.

1.5 Manfaat praktik

Jika nantinya hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan
natara efikasi diri dengan dukungan social keluarga. Maka penelitian ini dapat di
jadikan referensi bagi orang tua untuk meningkatkan efikasi diri seorang siswa, agar
anaknya memiliki efikasi diri yang tinggi

x
vi
x
vi
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pemilihan karir

2.1.1 Pengertian kematangan karir

Kematangan karir menjadi tema central dalam konsep perkembangan karir.


Dalam bahasa Indonesia karir di artikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan
perkerjaan seseorang sepanjang hidupnya. Menurut Mulyaningtyas dan Hardiyanto
(2007) karir dapat di artikan sebagai status perkerjaan untuk mencari nafkah atau
memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk memiliki karir yang bagus seseorang harus
bersikap realistis dan membuat target apa saja yang ingin di capainya serta memiliki
perencanaan karir yang yang jelas. Menurut Lunderg dkk.(1997) kematangan karir
adalah kesiapan individu untuk mengambil keputusan karinya yang besifat realistis
dengan tepat.

Menurut Supraptono (1994) kematangan karir merupakan suatu konsep


kesesuaian antara individu dengan perkerjaannya atau piihan perkerjaannya,
kematangan karir terbagi menjadi dua yaitu afektif dan kognitif. Aspek kognitif yang
di maksud seperti kemampuan memecahkan masalah, perencanaan masa depan,
pemahaman tentang diri, memiliki inftomasi tentang erkerjaan yang ingin di lakukan
dan kemampuan untuk menetapkan tujuan yang ingin di capai. Sedangkan aspek
afektif mencakup orientasi diri, kemandirian, minat, ketepatan konsepsi yang
mempengaruhi kematangan karir.

Menurut Betz (2000) keputusan karir adalah saat individu tersebut memiliki
kepercayaan saat membuat keputusan karir yang menghasilkan pilihan yang efektif dan
positif bagi indivisu tersebut yang berkaitan dengan kematangan karirnya. Menurut

xi
x
Basori (2004) pemilihan keputusan karir merupakan sebuah proses yang di lakukan
untuk menentukan pilihan dari berbagai macam pilihan dari sekolah ke pendidikan
tinggi yang mengarahkan individu tersebut untuk mencapai sebuah jabatan/ perkerjaan.

Menurut Super (1980) kematangan karir adalah istilah normative yang


mengarah pada sejauh mana remaja tersebut memiliki kematangan karir untuk memilih
keputusan karir yang tentative dan telah memiliki informasi mengenai alternative
pendidikan dan perkerjaan yang akan di pilih. saat menentukan pilihan karir individu
maka individu tersebut akan menemui berbagai permasalahan yang berpengaruh
terhadap pemilihan karirnya. Individu yang memiliki infomasi tentang karir yang di
milikinya akan cenderung lebih percaya diri sehingga dapat menunjang perkembangan
karirnya. Saat individu tersebut sudah memiliki pengetahuan mengenai keputusan karir
yang di pilihnya maka dapat di katakana individu tersebut sudah dapat mengambil
keputusan karir dengan tepat.

Menurut crietes(1981) kematangan karir akan meningkat sepanjang masa dan


tahap paling penting dalam proses kematangan karir adalah tahap perkembangan karir
yaitu fase pembentukan pada usia 16-25 tahun. ada lima ciri ciri kematangan karir pada
individu yaitu:

a. meningkatnya pengetahuan tentang diri


b. meningkatnya pengetahuan tentang perkerjaan
c. meningkatnya pengetahuan memilih perkerjaan
d. meningkatnya kemampuan merencanakan langkah langkah menuju karir yang di
harapkan.

Sedangkan ciri ciri siswa yang belum memiliki kematangan karir yaiyu:

a. tidak realistis dalam memilih karir, yaitu siswa yang memilih karir yang tidak sesuai
dengan kemamuannya. Mungkin saja piilihan karir tersebut berdasakan desakan orang
tua dan anak bersikap pasif terhadap keputusan tersebut

x
x
b. keragu-raguan dalam membuat pilihan karir. Halini menunjukkan tidak adanya
kemampuan siswa dalam memilih dan membuat keputusan karir.

Berdasarkan keterangan di atas mengenai pengertian kematngan karir maka


dapat di simpulkan bahwa kematangan karir adalah kesiapan individu dalam
menentukan pilihan karirnya yang sesuai dengan dirinya dan kemampuan yang di
milikinya ada empat ciri ciri siswa yang memiliki kematangan karir yaitu terlihat dari
meningkatnya pengetahuan individu tersebut mengenai dirinya, perkerjaan yang
diminatinya, serta menningkanya pengetahuan mengenai perkerjaan yang dipilihnya dan
meningkanya kemampuan individu dalam merencanakan karirnya.

2.2.2 aspek – aspek kematangan karir

Menurut Winkel & Hastuti (2006)) aspek aspek kematangan pilihan karir terdiri
atas:

a. Perencanaan karir

Dimensi perencaan karir mengukur aspek kematangan karir melalui sikap terhadap
masa depan. Individu memiliki kesadaran untuk memilih mempersiapkan masa
depannya berdasarkan kepercayaan, kemampuan, pemgalaman yang dimilikinya.
Individu yang memiliki nilai tinggi pada aspek ini menunjukkan bahwa ia ikut
berpartisipasi dalam proses perencaan karir yaitu mencari infomasi mengenai tentang
karir, berbicara dengan orang lain atau orang yang lebih dewasa tentang perencaan
karir,mempersipakan diri untuk menuju perencaan karir, giat belajar dan mengikuti
berbaagai kegiatan yang memebantu dalam menentukan keputusan karir. Sedangkan
individu yang memiliki nilai perencaan karir yang rendah akan menunjukkan sikap
bahwa ia tidak perlu mencari infomasi tetang hal-hal yang berhubungan dengan karir
tersebut.

b. Eksplorasi karir

x
xi
Dimensi eksplorsi karir terkain dengan sumber infomasi karir yang di dapatkan seperti
teman sebaya, orang tua, keluarga guru dll. Individu yang memiliki nilai yang tinggi
pada aspek ini akan mencari berbagai infomasi mengenai karirnya sedangkan individu
yang memiliki nilai rendah akan menunjukkan rasa tidak teratarik terhadap karirnya

c. Pengambilan keputusan karir

Dimensi ini pengukur bagaimana cara siswa menentukan keputusan karir yang mandiri
ysng sesuai dengan minat dan kemampuannya dan mengukur prinsip-prinsip yang
dimiliki oleh siswa tersebut dalam menyelesaikan masalahnya dalam menentukan
keputusan karirnya. Individu yang memilki nilai tinggi dalam aspek ini akan
menunjukan sikap bahwa ia siap dalam menentukan perencanaan karirnya sedangkan
individu yang memiliki nilai rendah pada aspek ini akan menunjukkan bahwa ia tidak
siap menentukan keputusan karirnya meskipun ia telah memiliki berbagai infomasi
tentang karir tersebut.

d. Informasi dunia karir

Aspek ini mengukur tentang pengetahuan berbagai perkerjaan serta cara untuk
memperoleh perkerjaan tersebut dan kesusksesan dalam menjelankan peran-peran
dalam dunia kerj. Individu yang memiliki nilai tinggi dalam aspek ini akan
menunjukkan bahwa ia menggunakan berbagai infomasi yang di dapatkan nya
mengenai karir tersebut dan mulai enerapkan infimasi tersebut sedangkan siswa yang
memiliki nilai yang rendah berarti menunjukkan siswa tersebut masih perlu belajar
danmasihkurang wawasan mengenai karir yang akan di pilihnya.

e. Realisasi keputusan karir (realism)

Yang di maksud dengan aspek realisasi keputusan karir adalah perbandingan antara
kemampuan yang di miliki indivdu dengan pilihan karir perkerjaan secara realistis.
Individu yang memeiliki nilai yang tinggi pada aspek ini akan menunjukkan bahawa ia

x
xi
memiliki pngetahuan terhadap dirinya mengenai pilihan perkerjaannya, membuat
keputusan karir yang realistis dan konsisten terhadap pilihan karirnya.

f. Kemandirian karir

Aspek kemandirian karir pada siswa adalah mengetahui sejuah mana siswa tersebut
paham akan kemampuan dirinya mengeta serta mencari tahu bagaimana orang lain
dapat mencapai karir tersebut.

Dari penjelasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa terdapat empat aspek yang
mempengaruhi kematangan karir yaitu perencanaan karir, eksplorasi karir,pengambilan
kepurusan karir, dan infomasi dunia karir, relaisasi keputusan karir, dan kemandirian
karir.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir

Menurut Far ( dalam Karwan.2014) ada Sembilan faktor yang dapat


mempengarui kematangan karir individu, yaitu:

a. Keterampilan

Keterampilan adalah penguasaan individu terhadap Sesuatu yang sedang di


kerjakannya

b. Minat ( interest )

Minat adalah suatu kecenderungan yang mengarahkan individu untuk melakukan


sesutau yang mengarahkan individu untuk dapat menentukan pilihan pendidikan atau
perkerjaan yang di sukainya

c. Nilai

x
xi
Niali adalah patokan dalam bertingkah laku. Nialai nilai atau sifat-sifat yang baik
dalam individu dapat membantu individu untuk menentukan arah pilihannya

d. Penghasilan yang di harapkan ( preference earnings )

Penghasilan menjadi salah satu pertimbangan bagi individu dalam menentukan


karrirnya karena pendapatan mempengaruhi motivasi individu dalam berkerja.
Pendapatan yang tinggi dapat membuat motivasi berkerja individu menjadi tinggi juga.

e. Tingkat tanggung jawab ( level of responsibility )

Tingkat tanggu jawab atau kesadaran dan kewajiban pada perkerjaan tersebut dapat
menjadikan pertimbangan baik individu dalam menentukan perkejaan yang akan di
pilihnya.

f. Lokasi ( location )

Jauh, dekatnya tempat berkerja juga mempengaruhi individu dalam menetukan


perkerjaanya. Karena lokasi perkerjaan yang dekat akan lebih menghemat pengeluaran
di bandingkan dengan lokasi kerje yang jauh.

g. Pengetahuan khusus ( special knowledge )

Pengetahuan khusus tentang perkerjaan yang di minati oleh individu tersebut dapat
mempermudah individu untuk mendapatkan perkerjaan yang di minatinya.

h. Lingkungan kerja ( work environment )

Tempat kerja yang nyaman seperti interior, suasana ruangan, pencahayaan, udara juga
dapat mempengaruhi individu dalam menentukan perkerjaannya.

i. Teman kerja ( type of people you liketo work with you and for )

x
xi
Memiliki teman kerja yang sefrekuensi atau memiliki kesamaan dengan kita dapat
memepengaruhi perkembangan karir individu.

Dari uraian di atas maka dapat di smpulkan terdapar 9 faktor yang mempengaruhi
kematangan karir yaitu keterampilan, minat, nilai, penghasilan yan di harapkan, tingkat
tanggu jawab, lokasi, pengetahuan khusus, lingkungan kerja dan teman kerja.

2.2 Efikssi diri

2.2.1 Pengertian efikasi diri

Dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesi) (2022) efikasi diri berarti
kemujuararan atau kemajuran. Berarti secara harfiah efikasi diri dapat di artikan
sebagai kemajuran diri. Menurut Bandura (dalam santrock 2007) efikasi diri adalah
kayakinan seseorang atas kemampuannya sendiri untuk melakukan sesuatu yang bisa
ia kendalikan dan bisa merasakan bahwa dia mampu mendapatkan keberhasilan dalam
hal tersebut. Seseorang yang memiliki efikasi diri yang baik pasti memiliki dorongan
yang kuat untuk mendapatkan apa yang ingin dia raih dan berusaha dengan keras untuk
mendapakannya. efikasi diri ini juga menjadi salah satu faktor yeng membuat
tingginya motivasi seseorang dalam menentukan pemilihan karirnya. Seseorang yang
memiliki efikasi diri akan menghadapi semua rintangan dan dapat menyelesaikan
masalahnya nya sendiri dengan baik karena dia percaya dengan kemampuan yang
dimiliki olehnya.

Seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi memiliki kemampuan atau
keyakinan untuk mengontrol dirinya.. seperti yang di katakan oleh Feist & Feist (2011)
menyatakan efikasi diri adalah kemampuan seseorang terhadap kemampuannya untuk
mengontrol dirinya sendiri dari keadaan di sekitarnya. King(2014) yang menyatakan
bahwa efikasi diri adalah keyakinan individu terhadap dirinya bahwa ia mampu
menguasai berbabgai situasi yangakan di lalui nya hingga menghasilkan sikap yang
positif dari indvidu. Menurut Schunk (2002) efikasi diri dapat mempengaruhi pilihan

x
x
individu . siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung menyukai tantangan
dan akan menyekesaikan tugasnya dengan baik sedangkan individu yang memiliki
efikasi diri yang rendah cenderung akan menghindari tugas-tugas yang sulit dan lebih
memilih menyelesaikan tugas yang lebih mudah.

Menurut Ornold (2008) efikasi diri adalah penilaian seseorang terhadap


kemampuan yang di milikinya dalam menghadapi suatu masalah atau untuk mencapai
tujuan tertentu. Pernyataan ini sejalan dengan Bandura dan Schunk (1981) efikasi diri
merupakan kepercayaan diri seseorang saat menghadapi keadaan – keadaan yang tidak
menentu dan tidak dapat di perkirakan bahkah masalah tersebut dapat menimbulkan
tekanan. Namun karena adanya efikasi diri terhadapt diri seseorang tersebut dia
mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Menurut Mujiadi ( 2003 ) efikasi diri berkaitan dengan tingkah laku yang di
tonjolkan oleh individu yang bersumber dari lingkungannya. Efikasi diri menjadi
mediator interaksi individu tersebut terhadap lingkungannya karena efikasi diri ini
merupakan penentu kebehasilan atau kesuksesan individu tersebut dalam
melaksanakan tugasnya.

Dari uraian di atas tentang efikasi diri yang dapat di simpulakn bahwa efikasi diri
adalah rasa kerpercayaan diri atau keyakinan seseorang terhadap kemamapuannya
dalam meyelesaikan suatu tugas atau masalah. Seseorang yang memiliki efikasi diri
yang baik akan lebih mudah mengontrol dirinya karena keyakinan terhadap dirinya
sangat tinggi sehingga ia mampu menyelesaikan tugasnya atau masalahnya sendiri
dengan baik.

2.2.2. Aspek- aspek efikasi diri

Menurut Bandura ( dalam Ghufron & Risnawati, 2012) ada 3 aspek efikasi diri
yaitu:

x
x
a. Tingkat ( level )

Tingkat ini berkaitan dengan urutan kesulitan dalam mengerjakan tugas seseorang
akan merasa memiliki efikasi diri yang lebih tinggi saat mengejakan tugas-tugas
yang sederhana atau tugas-tugas yang menurutnya mudah untuk ia kerjakan.
Namun untuk tugas-tugas yang memiliki tingkat kesulitan yang melampaui
kemampuan individu tersebut maka efikasinya cenderung akan lebih tinggi.

b. Kekuatan ( strength )

Kekuatan ini berkiatan dengan keyakinan dan pengharapan individu terhadap


kemapuannya. Jika ia memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kemampuannya
maka semakin tinggi pula efikasi dirinya yang mendorong ia lebih kuat dalam
melakukan usahanya.namun jika keyakinannya terhadap dirinya rendah maka akan
rendah pula efikasi dirinya. Hal hal tersebut di pengaruhi oleh pengalaman individ
tersebut. Semakin tinggi taraf kesulitan suatu tugas maka akan semakin lemah pula
keyakinan akan kemampuannya.

c. Generalisai

Generalisai ini berkaitan dengan tingah laku, seseorang dapat merasakan


keyakinan yang tinggi akan kemampuanya saat ia melakukan aktivitas atau situasi
tertentu.

Dapat di simpulakn bahwa menurut Bandura ( dalam Ghufron & Risnawati,


2012) terdapat 3 aspek efikasi diri yaitu level, kekuatan dan generaliasi.

2.2.3 Faktor-faktor efikasi diri

Menurut ormrod ( 2008 ) ada beberapa faktor yang mempengaruhi efikasi diri yaitu :

x
x
a. Keberhasilan dan kegegalan sebelumnya

Seseorang akan smerasa percaya diri dalam melakukan sesuatau jika dia pernah
berhasil melakukan hal tersebut di masa lalu.

b. Kesuksesan dan kegagalan orang lain

Seseorang akan memiliki kepecayaan terhadap kemampuannya jika dia melihat orang
lain yang memliki kemampuan setara dengan nya mampu atau sukses dalam
melakukan sesuatu maka dia merasa mampu untuk melakukannya.namun jika
seseoraang yang memiliki kemampuan yang sama dengannya tidak mampu dalam
melakukan tugas tersebut maka dia juga merasa dia tidak mampu untuk melakukannya.

c. Kesuksesan dan kegagalan dalam kelompok yang lebih besar Seseorang akan memiliki
kepercayaan diri atau efikasi diri yang lebih tinggi ketika mengerjakan sesuatu secara
kelompok di bandingkan dengan mengerjakannya sendirian.

Menurut Feist (2010) ada beberapa faktor yang memiliki peran yang sangat penting
dalam berkembang dan berkurangnya tingkat efikasi diri pada individu melalui empat
sumber yaitu, pengalaman menguasai sesuatu ( mastery experience), modeling sosial,
persuasi sosial, dan kondisi fisik emosional.

a. Pengalaman menguasai sesuatu ( mastery experience )

Pengalaman menguasi sesuatu pada masa lalu yang mendapatkan


kesuksesan , atau memiliki performa dalam beberapa bidang akan meningkatkan
tingkat efikasi diri pada individu. Kemudian tingkat efikasi diri pada individu
akan akan berkembang dan menjad semakin kuat melalui keberhasilan-
keberhasilan yang telah di dapatkan individu tersebut. sedangkan pengalaman
kegagalan pada masa lalu akan menurunkan tingkat efikasi diri pada individu
yang memotivasi diri idividu tersebut untuk menemukan hambatan terus
menerus.

x
x
b. Modeling sosial

Yang di maksud dengan modeling sosial adalah mencontoh orang lain


atau mengamati keberhasilan orang lain yang di terapkan di dalam kehidupan
sehari hari yang membuat individu lebih percaya diri dan meningkatkan tingkat
efikasi diri. Sedangkan mengamati kegagalan orang lain dapat menurunkan
motivasi individu dalam mencapai tujuannya yang menurunkan tingkat efikasi
diri.

c. Persuasi sosial

Dari persuasi sosial ini individu akan mendapatkan berbagai nasehat,


saran serta bimbingan yang dapat menambah motivasi diri yang membuat
tingkat efikasi diri pada individu semakin meningkat. Seseorang yang di beri
motivasi secara verbal cenderung akan lebih bersemanagat dan berusaha lebih
keras dalam mecapaaitujuannya

d. Kondisi fisik emosional

Seseorang mudah merasakan emosi, memiliki kecemasan yang


berlebihan dan tingkat stress yang tinggi menyebabkan rendahnya tingkat efikasi
diri dalam diri individu.

Dari uraian di atas maka dapat di simpulakn ada empat faktor yang
mempengaruhi tiggi rendahnya efikasi diri pada individu yaitu pengalaman
menguasai sesuatu pada masa masa lalu, modeling sosial mencontoh dan
mengamati keberhasilan atau kegagalan orang lain, persuasi sosial dapat
menurunkan tingkat efikasi diri pada indvidu, kondisi emosi yang berlebihan
juga dapat menurunkan efikasi diri

Dari penjelasan mengenai faktor-faktor efikasi diri tersebut maka dapat di


simpulkah bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi efikasi diri yaitu keberhasilan dan

x
xi
kegagalan yang di rasakan sebelumnya, kesuksesan dan kegagalan orang lain,dan
kesuksesan dan kegagalan di dalam kelompoknya.

Menurut teori Bandura yang di definisikan kembali oleh Efendi (2013) ada
delapan faktor yang mempengaruhi efikasi diri,yaitu:

a) Rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa terhadap apa yang telah kita
miliki meskipun sedang menghadapi masa sulit baik dalam perbuatan
maupun ucapan yang selalu mengucapkan syukur dan tidak mengeluh.

b) Dukungan sosial yang terbentuk dari hubungan keanggotaan kelompok


yang membuat individu merasa yakin dengan apa yang sedang di
kerjakannya dan yakin dengan pilihannya.

c) Motivasi yang menggerakkan individu untuk mencapai tujuannya


sehingga membentuk kepercayaan dalam mencapai masa depan

d) Adaanya sarana dan prasarana memadai untuk mencari informasi melalui


media elektronik sehingga individu dapat mengetahui ha-hal apa saja
yang harus di lakukan.

e) Kesehatan fisik di butuhkan agar individu mampu berfikir dan


melakukan perkejaan dengan nyaman dan normal.

f) Kompetensi,berupa wawasan, keterampilan dalam melakukan perkerjaan


sehingga membentuk efikasi diri yang tinggi.

g) Niat, meyakinkan dii bahwa semua hal yang di lakukan tidak akan siai
sia daan memiliki niat yang tinggi untuk mencapai tujuannya.

h) Disiplin, memiliki sikap yang disiplin membuat individu lebih taat dan
patuh terhadap peraturan

x
x
i) Bertanggung jawab. Dapat di percaya orang lain unutk menyelessaikan
tugas yang sudah di berikan.

Berdasakan penjelasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa ada 9 faktor yang dapat
mempengaruhi efikasi diri yaitu: rasa syukur, dukungan sosial dari orang terdekat,
motivasi untuk bisa maju, adanya sarana dan prasarana, kesehatan, kompetensi,niat
untuk mencapai tujuan, disiplin, serta dapat bertanggung jawab.

x
x
3.3 Dukungan sosial keluarga

3.3.1 Pengertian Dukungan Sosial keluarga

Menurut Winkel dan Sri (2006) dukungan sosial keluarga adalah bentuk
dukungan sosial atau dukungan yang di berikan kepada individu oleh anggota keluarga
yaitu orang tua dan saudara yang membantu individu dalam mencapai tujuannya.
Dukunagn sosial yang dapat di berikan keluarga pada individu adalah berupa
informasi, saran, arahan, nasehat serta bertukar pendapat mengenai berbagai masalah
atau kesulitan yang sedang di hadapi.

Sheridan dan Radmacker (dalam Komalasari,2006) mengatakan bahwa


dukungan sosial adanya lingkungan sosial keluarga membuat individu lebih menyadari
bahwa ada orang –orang terdekat yang siap membantunya dalam situasi apapun.
Sehingga dapat mengurangi tingkat stress dan tekanan pada individu. Dukungan sosial
dari kelurga dapat di berikan berupa dukungan emosiaonal, penghargaan, dukungan
secara materi, dan dukungan dengan infomasi yang di berikan oleh keluarga
(Adicondo& Purnamasari, 2011)

Menurut Hanson ( Achjar.2010) dukungan sosial keluarga merupakan tindakan


atau sikap penerimaan keluarga terhadap individu tersebut. Bentuk penerimaan
tersebut di tunjukkan melalui sikap keluarga yang siap memberikan pertolongan
ataupun bantuan ataupun bantuan ataupun bantuan pada individu tersebut baik berupa
kata-kata taupun materi yang dapat di berikan untuk menunjang permasalahan yang
sedang di alami individu tersebut.

Cohen, Underwood,dan Gootlibe (2000) menyatakan bahwa dukungan sosial


keluarga adalah segala bentuk perilaku dan sikpa positif yang di tunjukkan keluarga
kepada salah satu anggota keluarga yang sedang membutuhkan sehingga individu
tersebut dapat merasakan bahwa ada orang- orang yang mencintai, menghargai dan
memperhatikannya. Dukungan sosial keluarga memeberikan dampak positif terhadap

x
x
kebahagian fisik maupun psikologi seseorang. Mereka juga menjelaskan bahwa
dukungan sosial dapat mengubah penilaian seseorang tentang peristiwa yang telah di
lewatinya, meningkatkan harga diri, mengurangi kecemasan meningkatkan
kemampuan memecamkan masalah dan memfasilitasi perubahan peilaku individu.

Menurut Shelley Taylor, Letitia Anne Peplau, David O. Sears (2009) dukungan
sosial keluarga bisa diberikan dengan beberapa cara yaitu perhatian emosional yang
diekspresikan melalui rasa suka, cinta, empati. Misalnya kita mempunyai masalah
dengan pacar sehingga terancam putus hubungan maka ekspresi perhatian dari teman
dapat membantu. Bantuan instrumental, seperti penyediaan jasa dan atau barang ketika
kita stress. Misalnya kita kesulitan dalam sesuatu hal yang tidak bisa diselesaikan
maka teman kita bisa membantu. Memberikan informasi tentang situasi yang menekan,
misalnya kita kurang siap menghadapi ujian dan teman kitalah yang membantu
bagaimana tipe ujian yang kita hadapi. Informasi sportif jika ia relevan dengan
penilaian diri. Misalnya jika kita tidak yakin dengan keputusan kita maka keluaga kita
lah yang memberi masukan untuk kita agar kita yakin.

Menurut King (2010) dukungan sosial keluarga adalah informasi dan umpan
baik dari anggota keluarga yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan
diperhatikan, di hargai, dan di hormati. Dan dapat disimpulkan dukungan sosial
keluarga adalah suatu kesenangan, perhatian,penghargaan atau bantuan yang dirasakan
dari keluarga, terdiri dari informasi atau nasihat verbal maupun non-verbal. Bantuan
nyata atau tindakan nyata yang diberikan oleh keakraban atau didapat karena kehadiran
orang yang mendukung dan tindakan yang bersifat menolong atau membantu dengan
melibatkan aspek dukungan emosi, bantuan instrumental, dukungan informasi, dan
penilaian dalam interaksinya dengan orang lain disekitarnya.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial keluarga
adalah bentuk pemberian bantuan berupa rasa kasih sayang dan kenyamanan kepada
alah satu anggota keluarga sehingga orang tersebut dapat meraskaan bahwa ia di
hargai, di cintai dan tidak merasa bahwa ia sendiri. Dukungan sosial yang di berikan

x
x
oleh orang orang terdekat seperti keluarga akan memberikan rasa percaya diri terhadap
seseorang sehingga ia merasa tidak khawatir lagi atas hal-hal yang membuatnya tidak
tenang.

3.3.2 Aspek- aspek dukungan sosial keluarga

Menurut Sarafino (2006) ada 4 aspek dukungan sosial keluarga yang di berikan oleh
keluarga, yaitu:

a. Dukungan emosional

Dengan bantuan dukungan emosional seseorang yang menerima dukungan


emosional tersebut akan meraskan kenyamanan, dicintai, di perhatikan dan
merasa memiliki seseorang yang selalu bersedia membantunya. Dukungan
emosional ini dapat di berikan seperti memberi semangat, memberi
perhatian,memberi empati, ungkapan dan rasa kepedulian dan turut perihatin
terhadap seseorang.

b. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental ini adalah dukungan yang diberikan secara langsung


atau sebuah material. Seperti memberikan uang, meminjamkan uang ataupun
membantu seseorang tersebut dalam berbagai hal.

c. Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan ini bisa membuat seseorang merasa menghargai


diirnya, percaya diri dan merasa bahwa dirinya bernilai. Dukungan
penghargaan ini memberikan dampak positif bagi seseorang yang stress
ataupun terhadap perasaannya terhadap tuntutan tugas yang terasa berat
olehnya. Dukungan penghargaan dapat di berikan dengan hal hal sederhana

x
x
seperti ekspresi saat seseorang menyukai ide-ide yang di sampaikan oleh
individu tersebut.

d. Dukungan informasi

Dukungan ini adalah penilaian orang lain terhadap individu, saran ataupun
nasehat. Seperti saat seseorang memberikan saran atau memberikan beberapa
pilihan kepada individu untuk menyelesaikan suatu masalah.

3.3.3 .sumber dukungan sosial

Menurut Sarafino dan smith dukungan sosial (2011) ada 3 sumber dukungan
sosial, yaitu:

a. Dukungan sosial bersumber dari orang- orang yang selalu berada di dalam
hidupnya. Seperti kedua orang tua, suami atau istri kakak, adik dan kerabat
lainnya
b. Dukungan sosial bersumber dari orang- orang yang memiliki sedikit peran
dalam kehidupan seseorang dan orang-orang tersebut mengalami perubahan
atau berganti-ganti sesuai waktunya. Seperti rekan kerja dan teman
c. Dukungan sosial yang bersumber dari orang orang yang jarang di temui atau
jarang memberikan dukungan sosial seperti dokter, keluarga jauh, ahli
professional dan lain sebagainya Dari penjelasan mengenai sumber-sumber
dukungan sosial di atas maka dapat di simpulkan bahwa ada sumber dukungan
sosial yaitu dari orang-orang yang bersama individu tersebut di dalam
hidupnya,dari orang orang memiliki sedikit peran dalam hidupnya dan dari
orang-orang yang jarang bertemu dengan individu tersebut

x
x
2.3 Dinamika Hubungan Efikasi Diri Dengan Dukungan Sosial Orang Tua
Terhadap Kematangan Karir

internal efikasi diri


kematanga
n karir
eksternal keluarga

Dari bagan di atas maka dapat di lihat kematangan karir di pengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor intenal yang di maksud pada bagan di
atas adalah faktor yang mempengaruhi kematangan karir yang bersumber dari diri
individu itu sendiri, faktor yang bersumber dari diri individu itu sndiri adalah keyakinan
individu tersebut terhadap kemampuan yang di milikinya yang di sebut dengan efkasi
diri. Semakin tinggi tingkat efikasi diri pada idividu maka semakin besar pula
kemungkinan bahwa individu tersebut telah mencapai tahap kematangan karirnya
(Santrock.2007)

Sedangkan yang di maksud dengan faktor eksteral adalah faktor yang berasal dari luar
ataupun lingkungan individu tersebut, disini lingkunangan yang paling dekat dengan individu
tersebut adalahh keluarganya yaitu orang tua dan saudara individu tersebut. Pendapat ini
sesuai dengan pendapat Saligman ( 2004) ada dua hal yang dapat mempengaruhi
kematangan karir yaitu faktor internal dan faktor eksternal . Yang di maksud dengan
faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri sendiri seperti efikasi diri, self
expektetons, locus of control, bakat, minat, keterampilan dan usia. Sedangkan faktor
keluarga dapat mempengaruhi kematangan karir melalui dukungan atau nasehat yang

x
x
diberikan oleh orang terdekat yang dapat menunjang kematangan karir baik berupa
verbal maupun non verbal.

Menurut Osipow (1999), efikasi diri merupakan salah satu aspek yang
berhubungan dengan kognitif seseorang yang mempengaruhi individu tersebut untuk
menangasi kebimbangan karirnya. Pendapat ini juga di dukung oleh pendapat Flores
(dalam Fikri.2007) yang menyatakan bahwa tingkat efikasi diri yang tinggi dalam diri
individu terbukti memiliki pengaruh yang besar untuk mengatasi kebimbangan karir
individu.tingkat efikasi diri yang tinggi dapat di lihat dari perilaku individu tersebut
yang terlihat selalu mengeksplorasi kemampuan yang ada pada dirinya. Individu yang
memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung lebih memiliki target dan perencanaan
yang matang dalam perencaannya karirnya karena ia yakin dengan kemamuannya
sendiri.

Menurut Betz (1992) efikasi diri yang memiliki pengaruh terhadap pemilihan
karir adalah Career self-efficacy. Career self-efficacy adalah penilaian seseorang
terhadap dirinya sendiri untuk memilih dan berkembang dalam bidang-bidang
perkerjaan tertentu. Career self-efficacy terdiri atas 2 bagian yaitu career choice
content yang berkaitan tentang bidang studi pada karir karir tertentu, yang kedua
adalah career choice process yang berhubungan dengan tindakan seseorang dalam
memilih dan mengimplementasikan pilihan terhadap karir yang di pilihnya.

Selain efikasi diri dukungan sosial keluarga juga dapat mempengaruhi


kematangan karir siswa. Menurut Baron dan Byrne (dalam Santrock,2007)
mendefenisikan bahwa dukungan sosial adalah suatu bentuk pemberian rasa nyaman,
baik secara fisik maupun secara psikologis oleh keluarga atau teman dekat dalam
menghadapi tekanan-tekanan atau masalah tertentu. Dukungan yang di berikan oleh
keluarga baik berupa materi, nasehat ataupun cinta dan kasih sayang dapat memberikan
kenyamanan psikologis pada siswa yang dapat membantu menenakan stress pada siswa
akibat kebingunhan dalam menentukan karirnya. Pendapat ini juga sesuai dengan
pendapat Taylor (Edianti.2016) yang menyetakan bahwa dukungan sosial keluraga

x
x
dapat menurunkan stress sehingga menimbulkan perilaku positif pada siswa. Energi
positif yang diberikan keluarga juga akan melahirkan energy yang positif untuk siswa.
Dukungan sosial keluarga juga mempengaruhi tingkat efikasi pada siswa karena
dukungan sosial keluarga berupa motivasi dan pujian terhadap pencapaian siswa yang di
berikan oleh orang tua yang dapat menunjang keyakinan diri pada individu (Widyastuti
dan Pratiwi.2013)

Menurut Tarmidi dan Rammbe (2010) dukungan sosial dari keluarga mampu
memberikan dampak positif pada diri individu yang sangat berpengaruh terhadap
efikasi diri. Dampak positif yang di dapatkan dari dukungan orang tua ini dapat
meningkatkan semangat belajar individu untuk mendukung tercapainya tujuan individu
dalam proses pemilihan karir. Dengan adanya dukungan sosial dari keluarga akan
membuat siswa merasa di cintai dan di hargai oleh keluarganya. Jika individu
mendapatkan dukungan yang positif dari keluarganya maka individu juga mmapu
mengeluarkan energi positif yang ada di dalam dirinya.

Menurut Smet (1994) dukungan yang paling penting dalam menentukan


perencanaan karir siswa adalah dukungan yang di berikan oleh keluarga siswa
terutama dukungan yang di berikan oleh orang tua siswa. Siswa yang mendapatkan
dukungan sosial dari keluarga berupa perhatian, informasi, penghargaan nasihat dan
cinta yang memberikan dampat yang positif bagi psikologis siswa dapat
mempermudah siswa dalam merencanakan karirnya sehinga siswa tersebut dapat
mencapai kematangan karir yang sesuai dengan usianya. Pendapat ini didukung oleh
penelitian yang di lakukan oleh Rahama dan Rahayu (2018) yang menyaatkan bahwa
keluarga merupakan bagian terpenting dalam perkembangan karir siswa untuk
mencapai kematangan karir siswa secara optimal

Penelitian lain tentang hubungan antara efikasi diri dengan dukungan sosial
orang tua terhadap kematangan karir siswa yang di lakukan oleh Dewi dan Neni (2019)
yang berjudul hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan
kematangan karir kelas XII SMK “X” Kabupaten Waykanan, mendapatkan hasil

x
x
bahwa terdapat hubungan yang positif yang signifikan anatara efikasi diri, dukungan
sosial keluarga dengan kematangan karir yang berarti efikasi diri dan dukungan sosial
keluarga memiliki pengaruh terhadap kematangan karir siswa sebesar 42,7%.

3.5 hipotesis

Berdasakan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
yaitu terdapat hubungan yang positif antara efikasi diri dengan dukungan sosial
keluarga terhadap kematangan karir siswa di SMK Yapim Siak Hulu. Semakin tinggi
tingkat efikasi diri pada siswa maka semakin tinggi pula kematangan karir pada siswa,
dan semakin tinggi tingkat dukungan sosial keluarga yang di dapat oleh siswa dari
keluarga maka semakin tinggi jugala tingkat kematangan karir siswa dan begitupun
sebaliknya semakin rendah tingkat efikasi diri dan dukungan sosial keluarga yang di
terima siswa maka semakin rendah pula tingkat kematangan karir pada siswa tersebu

x
x
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Identifikasi Variable

Variable merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam penelitian.


Variable sering di artikan sebagai suatu variasi atau mengandung lebih dari satu nilai
( Clark carter dalam Rahman, 2016) di dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang
di identifikasikan sebagai berikut:

Variable bebas (X1) : Efikasi diri

Variable Bebas ( X1) : Dukungan Keluarga

Variable terikat (Y) : kematangan karir

3.2. Identifikasi Operasional

3.2.1.Kematanga Karir

Kematangan karir adalah pengembangan atau perubahan kearah yang lebih baik
terkait dengan karir individu tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
individu sesuai dengan karir yang di inginkannya. Atau dapat juga di artikan sebagai
kesiapan individu dalam memilih karir yang sesuai dengan kemampuan dan
keahliannya. Menurut Winkel & Hastuti (2006) ada 6 aspek yang mempengaruhi
kematangan karir, yaitu: perencanaan karir, eksplorasi karir, pengambilan keputusan
karir, informasi dunia karir dan realisasi keputusan karir, kemandirian karir.

3.2.2. Efikasi Diri

xl
Efikasi diri adalah rasa keyakinan atau kepercayaan diri individu terhadap
kemampuannya. Dengan adanaya efikasi yang diri pada diri individu tersebut akan
memberikan dampak yang positif serta memberikan motivasi yang tinggi untuk individu
tersebut dalam menyelesaikan tugas atau mengahadapi suatu masalah. Menurut Bandura
( dalam Ghufron & Risnawati, 2012) terdapat 3 aspek efikasi diri yang dapat mengukur
tingkat efikasi diri yaitu level, kekuatan dan generaliasi

3.2.3. Dukungan Sosial Orang Tua

Dukungan sosial keluarga adalah bantuan berupa pemberian kenyamanan psikologis


seperti memberikan kasih sayang, perhatian, penghargaan, nasehat dan saran yang dapat
memberikan dampak positif bagi individu tersebut. Yang di dapatkan dari keluarga
seperti ayah,ibu, suami,istri, kakak, adik dan keluarga terdekat. Yang membuat individu
tersebut merasa di hargai, di cintai, di hormati, dan tidak merasa sendirian. Menurut
Sarafino (2006) aspek dukungan sosial keluarga yaitu : dukungan emosional, ,
dukungan instrumental, dukungan informasi .

3.3. populasi, sampel, dan teknik sampling

3.3.1 Populasi

Populasi merupakankata dari bahasa Inggris yang berarti jumlah penduduk.


Populasi penelitian ini merupakan keseluruhan dari objek penelitian untuk
mendapatkan sumber data penelitian (Bungin.2005) . populasi dalam penelitian
ini adalah siswa/i SMK Yapim Siak Hulu yang berjumlah 193

xl
i
Jumlah Populasi Siswa-siswi SMK Yapim Siak Hulu

Table 3.3.1

No Jurusan Kelas Jumlah

X XI XII

1 TRJ (Teknik kendaraan 23 32 32 87


Ringan)

2 TKJ (Teknik Komputer dan 14 21 21 56


Jaringan)

3 AK (Akutansi) 14 19 17 50

Total 51 72 70 193

3.3.2. Sample penelitian

Menurut Sugiono (2011) sample adalah bagian dari subjek ataupun objek
dari populasi yang di jadikan perwakian dalam suatu penelitian karena populasi
yang besar terdiri dari banyak subjek dan objek yang tidak memungkin peneliti
melakukan penelitian tersebut.

3.3.3 Teknik Sample Penelitian

Teknik pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling ( random sederhana ) dimana pengambilan sample di

ambil secara acak dari kelas X, XI, XII. Di SMK Yapim Siak Hulu. Penggunaan

teknik simple random sampling di lakukan karena teknik pengambilan sample

secara acak di anggap paling baik dan setiap populasi memiliki kesempatan yang

sama untuk tepilih menjadi sample dalam penelitian ini (Sugiono,2011)

xl
ii
Jumlah sample dalam penelitian ini di tentukan berdasarkan umus

Slovin ( Bungin, 2011) dengan tingkat kesalahan sebesar 5% sehingga ketetapan

sample sebesar 95% yaitu:

N
n= 2
N (d) +1

keterangan :

n = Jumlah Anggota Sample

N = jumlah anggota populasi

D = tingkat presisi yang di tentukan

Dengan menggunakan rumus tersebut ,maka perhitungan sample pada penelitian

ini adalah :

193
n=
193 ¿ ¿

193 193
¿ = =128,161(di genapkan menjadi 130)
0,4825+1 1,4825

Jadi sampel penelitian ini adalah 130 siswa

3.4. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala menrut Azwar


(1999) skala adalah alat ukur yang berisi konsep psikologis atau atribut yang akan

xl
iii
di ukur. Untuk mengungkapkan aspek efikasi diri, dukungan sosial keluarga dan
kematangan karir pada siswa di SMK Yapim Siak Hulu maka terdapat tiga skala
dalam penelitian ini yaitu skala efikasi diri, skala dukungan sosial keluarga, dan
skala kematangan karir.

Skala tersebut di susun berdasarkan model skala Likert, yang memiliki dua
bagian nilai yaitu favourable dan unfavourable, adapun nilai unfavourable di bagi
menjadi 4 poin penandaan respon subjek yaitu 4= Sangat Tidak Setuju(STS), 3=
Tidak Setuju (TS), 2 = Setuju (S), dan 1 = Sangat Setuju (ST). sedangkan nilai
favourable 4 = Sangat Setuju (ST),Dan 1= Tidak Setuju (TS).

Sebelum di gunakan sebagai alat ukur,skala yang sudah di tentukan akan di


uji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnnya. Untuk membuktikan bahwa alat
ukur tersebut dapat di percaya dan akurat.

3.4.1 Kematangan karir

Skala kematangan karir di gunakan untuk mengukur tingat kematangan karir


pada siswa. Dalam penelitian ini skala kematangan karir di susun berdasarkan
teori yang di kemukakan oleh Winkel & Hastuti (2006) Aspek-aspek
kematangan karir pada penelitian ini ada 4 yaitu (1) perencanaan karir,(2)
eksplorasi karir,(3)pengambilan keputusan karir,(4) informasi dunia karir, (5)
kemandirian karir,(6) realistis karir

Skala tersebut di susun berdasarkan model skala Likert, yang memiliki


dua bagian nilai yaitu favourable dan unfavourable, adapun nilai unfavourable di
bagi menjadi 4 poin penandaan respon subjek yaitu 4= Tidak Setuju(TS), 3=
Netral (N), 2 = Setuju (S), dan 1 = Sangat Setuju (ST). sedangkan nilai
favourable 4 = Sangat Setuju (ST),Dan 1= Tidak Setuju (TS).

xl
iv
Table 3.4.1

Blueprint kematangan karir sebelum try out

No Aspek Indikator Aitem Jumlah

Favourable unfavourable

1 Perencanaan Kesadaran untuk membuat pilihan 2,23,27 9,10,22 6


karir pendidikan dan perkerjaan,
Berpartisipasi dalam aktivitas
perencanaan karir

2 Eksplorasi Memperoleh informasi mengenai 24,29,,31 6,28,33 6


karir dunia kerja, Memahami peluang-
peluang karir

3 Pengambilan Menentukan keputusan karir yang 3,8,34 4,13,15 6


keputusan tepat, mempelajari orang lain
karir mengambil keputusan

4 Informasi Mengetahui persyaratan karir yang 14,18,35 5,26,32 6


dunia karir akan dipilih, mengidentifikasi resiko

5 Kemandirian Mengetahui minat dan kemmapuan 1,20,21 7,25,30 6


karir diri, mengidentifikasi cara oranglain
tentang karir

6 Realistis Mengetahui faktor pendukung 12,16,17 11,19,36 6


pilihan karir membuat keputusan yang realistis

Jumlah 36

xl
v
3.4.2. Skala efikasi diri

Skala efikasi diri untuk mengukur tingkat efikasi diri pada siswa, aspek –
aspek pada penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang di kemukakan oleh
Bandura(1997) yaitu: (1) tingkat ( level ), (2) kekuatan (strength), dan generalisasi (
generality ) . sebelum di lakukan uji coba skala efikasi diri ini terdiri atas 48 butir
dengan jumlah favourable sebanyak 24 butir dan unfavourable sebanyak 24 butir.
Dengan nilai unfavourable 4 = Sangat Tidak Setuju(STS), 3= Tidak Setuju (ST), 2
= Setuju (S), dan 1 = Sangat Setuju (ST). sedangkan nilai favourable 4 = Sangat
Setuju (ST),3 = Setuju (S), 2 = Tidak setuju (ST) Dan 1= Sangat Tidak Setuju
(STS).

xl
vi
Tabel 3.4.2

Blue print skala efikasi diri sebelum try out

No Aspek Indikator Aitem Jumalah

Favourable Unfavourable

1 Level 1. Mampu 1,13,25,37 7,19,31,43 8


menyelesaikan tugas
menurut tingkat
kesulitan
2,14,26,38 8,20,32,44 8
2. Mampu memenuhi
tuntunsn perilaku yang
di inginkan

2 Strength 1. Merasa kuat akan 3,13,27,39 9,21,33,45 8


keyakinan

2. Merasakan
pengharapan yang 4,16,28,40 10,22,34,46 8
kuat

3 General 1. Yakin akan 5,17,29,41 11,23,35,47 8


ity kemampuan yang
dimiliki dalam suatu
bidang

2. Yakin akan kemamuan


dalam berbagai
6,28,30,42 12,24,36,48 8
aktivitas dan situasi
yang bervariasi

Jumlah 48

xl
vi
3.4.3. Skala dukungan sosial keluarga

Skala dukungan sosial keluarga ini untuk mengujut tingkat dukungan keluatga
pada siswa yang dapat mempengaruhi kematangan karir. Dalam ppenelitian ini
skala dukungan sosial di ambil berdasakan aspek yang di kemukakan oleh House
( Cohen &syme, 2001) yaitu : (1)dukungan emosional, (2) dukungan
instrumental, (3) dukungan penilaian,(4) dukungan keluarga .Sebelum di
lakukan uji coba skala ini terdiri atas 38 butir aitem dengan jumlah favourable
sebanyak 22 butir dan unfavourable sebanyak 16 butir. Dengan nilai unfavourable 4 =
Sangat Tidak Setuju(STS), 3= Tidak Setuju (ST), 2 = Setuju (S), dan 1 = Sangat Setuju
(ST). sedangkan nilai favourable 4 = Sangat Setuju (ST),3 = Setuju (S), 2 = Tidak
setuju (ST) Dan 1= Sangat Tidak Setuju (STS).

xl
vi
Table 3.4.3

Skala blue print sebelum try out

No Aspek Indicator Aitem Jumlah


Favourable Unfavorable
1 Dukungan 1. Memberikan 7, 29 1 4
emosional empati

2. Memberikan 11, 23 32 3
kasih sayang

3. Rasa kepedulian 18,8 24,37 4

2 Dukungan 1. Memberi bantuan 4,26 20 4


instrumental suatau benda atau
materi

2. Memberikan - 5,15 2
bantuan langsung
berupa tindakan

3 Dukungan 1. Memberikan 2,17,19,28,33 9,12 7


penghargaan penghargaan atau
penilaian positif

2. Memberikan 16,34,38 3,36 5


dorongan maju
atau kritik yang
membangun

4 Dukungan 1. Memberikan 22,17,30 13,25 5


infromasin prtunjuk

2. Memberikan 6,14,35 10,21,31 6


nasehat atau
masukan

Jumlah 38

xl
ix
3.5 Validitas dan reabilitas

3.5.1. Validitas

Validitas merupakan salah satu syarat di terimannya alat ukur. alat ukur yang
mempunyai validitas yang tinggi akan memberikan hasil pengukuran yang
seseuai dengan penelitian yang di ukur. Menurut Azwar (2012) validitas adalah
validitas yang pengukurannya di lakukan dengan analisis rasio dan professional
judgment.m

Menurut Azwar (2015) kriteria kriteria alat ukur yang valid adalah
indeks daya aitem yang memiliki minimal 0,30. Apabila corrected item total
coreelation berada pada < 0,30, maka aitem tersebut di anggap tidak valid dan
tidak dapat di gunakan dalam penelitian. Namun aitem yang berada >0,30 di
nyatakan valid dan dapat di gunakan. Validitas dalam penelitian ini di uji
menggunakan program SPSS 22 for windows.

3.3.2. Reliabilitas

Reliabilitas di gunakan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi alat


ukur tersebut agar alat ukur yang akan di gunakan dapat di percaya, akan di
lakukan beberapa kali pengetesan. alat ukur tersebut dapat di pastikan memiliki
konsistensi. Menurut Sugiono (2005) reabilitas adalah serangkaian alat
ukuryang memiiki konsistensi yang tetap meskipun di lakukan pengetesan
berulang kali.

Besarnya cronbach`s alpha sebuah alat ukur yang konsisten adalah


0,00-1,00. Semakin mendekati angka 1,00 maka alat ukur tersebut memiliki
tingkat konsistensi yang tinggi. Menurut Azwar (2015) Jika nilai cronbach`s
alpha> 0,06 maka indikatornya di nyatakan reliable, namun jika cronbach`s

l
apha nya <0,06 maka indicator di nyatakan tidak reliable. Hasil uji reabilitas
dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 22 for windows.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1. Uji normalitas

Uji normalitas di lakukan untuk mengetahui apakah variabel dalam suatu


penelitian tersebut bersifat normal atau tidak. Kaidah yang di gunakan adalah
apabila >0,05 maka variabel tersebut dapat di katakana normal yang berarti tidak
ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi dengan teoritis kurva, namun
apabila nilai normalitas < 0,05 maka variabel tersebut tidak normal
( Sugiono,2012 ). Taraf signifikan yang di tetapkan dalam penelitian ini adalah a
= 0,05 dengan bantuan aplikasi SPSS versi 22 for windows.

3.6.2. Uji linearitas

Linearitas di gunakan unutk melihat Variabel dependen (Y) tidak bebas


dan variabel independen (X) bebas untuk memiliki suatu arah hubungan antar
variabel. Angka signifikan pada uji linearitas ini < 0,05 maka dapat di katakana
linear. Umtuk menentukan linearitas dapat di lihat menggunakan program SPSS
versi 22 for windows

3.6.3. Uji Hipotesis

Uji analisis hipotesis yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan


analisis korelasi product moment pearson. Menurut Sugiono (2014) Analisis
korelasi pearson product moment adalah untuk mencari hubungan antara vriabel
yang satu dengan yang lainnya. Data ini nantinya akan di analisis menggunakan
spss 22.00 for windows.

li
BAB IV

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

4.1 PERSIAPAN PENELITIAN

4.1.1 Persiapan Administrasi

Sebelum melaksanakan penelitian peneliti terlebih dahulu mempersiapkan


segala sesuatu yang di butuhkan untuk keperluan penelitian, mencari tempat dan objek
penelitian agar prosedur penelitian berjalan dengan lancar. Tahap pertama dalam
penelitian ini adalah meminta persetujuan keduabelah pihak, sebelum di lakukan
penelitian alat ukur terlebih dahulu di lakukan try out untuk dapat melihat hasil uji
validitas dan reliabilitas dari aspek dan aitem alat ukur yang di gunakan.

4.1.2 Pelaksanaan Uji Coba

Uji coba penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang di lakukan di


SMK N 1 Siak Hulu dengan subjek try out sebanyak 50 orang siswa/i.

4.1.3. Hasil Uji Coba

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS 22 for windows untuk membantu


mengevaluasi hasil uji coba skala penelitian di SMK N 1 Siak Hulu secara kuantitatif
untuk menentukan validitas dan reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini. Adapun
hasilnya sebagai berikut :

a. Skala kematangan karir

Jumlah Aitem pada skala kematangan karir ini adalah 36 aitem. ke-36
aitem ini di lakukan perhitungan validitas dan di temukan bahwa terdapat aitem
yang tidak valid sebanyak 8 aitem yaitu : 14,21,24,27,30,31,32,35 karena hasil

lii
nya <0,30. Maka dengan aitem kematangan karir setelah di kurangi dengan
aitem yang tidak valid berjumlah 28 aitem dengan indeks reliabilitas 0.696.

Blue print kematangan karir setelah try out

no Aspek Indikator Aitem Jumlah

Favourable unfavourable

1 Perencanaan Kesadaran untuk membuat pilihan 2,23 9,10,22 5


karir pendidikan dan perkerjaan,
Berpartisipasi dalam aktivitas
perencanaan karir

2 Eksplorasi Memperoleh informasi mengenai 29 6,28,33 4


karir dunia kerja, Memahami peluang-
peluang karir

3 Pengambilan Menentukan keputusan karir yang 3,8,34 4,13,15 5


keputusan tepat, mempelajari orang lain
karir mengambil keputusan

4 Informasi Mengetahui persyaratan karir yang 18,35 5,26 4


dunia karir akan dipilih, mengidentifikasi resiko

5 Kemandirian Mengetahui minat dan kemmapuan 1,20 7,25 4


karir diri, mengidentifikasi cara oranglain
tentang karir

6 Realistis Mengetahui faktor pendukung 12,16,17 11,19,36 6


pilihan karir membuat keputusan yang realistis

Jumlah 28

b. Skala efikasi diri

Jumlah Aitem pada skala efikasi diri ini adalah 48 aitem. ke-48 aitem ini
di lakukan perhitungan validitas dan di temukan bahwa terdapat aitem yang
tidak valid sebanyak 26 aitem yaitu : 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 19, 22, 24,

lii
i
27, 30 ,31, 32, 34, 38, 39, 42, 43, 44, 46, 47, 48 karena hasil nya <0,30. Maka
dengan aitem kematangan karir setelah di kurangi dengan aitem yang tidak valid
berjumlah 28 aitem dengan indeks reliabilitas 0.657.

Blue print skala efikasi diri setelah try out

No Aspek Indikator Aitem Jumalah

Favourable Unfavourable

1 Level 3. Mampu 1,25,37 7 4


menyelesaikan tugas
menurut tingkat
kesulitan
2,26 20 3
4. Mampu memenuhi
tuntunsn perilaku yang
di inginkan

2 Strength 3. Merasa kuat akan 13 21,33,45 4


keyakinan

4. Merasakan
pengharapan yang 16,28,40 10 4
kuat

3 General 3. Yakin akan 29,41 23,35 4


ity kemampuan yang
dimiliki dalam suatu
bidang

4. Yakin akan kemamuan


dalam berbagai
28 12,36 3
aktivitas dan situasi
yang bervariasi

Jumlah 22

c. Skala dukungan sosial orang tua

li
v
Jumlah Aitem pada skala efikasi diri ini adalah 38 aitem. ke-38 aitem ini
di lakukan perhitungan validitas dan di temukan bahwa terdapat aitem yang
tidak valid sebanyak 13 aitem yaitu : 3, 5, 8, 12, 15, 21, 23, 25, 26, 32, 33, 36,
37 karena hasil nya <0,30. Maka dengan aitem kematangan karir setelah di
kurangi dengan aitem yang tidak valid berjumlah 28 aitem dengan indeks
reliabilitas 0.725

Skala blue print setelah try out

lv
No Aspek Indicator Aitem Jumlah
Favourable Unfavorable
1 Dukungan 4. Memberikan 7, 29 1 3
emosional empati

5. Memberikan 11 - 1
kasih saying

6. Rasa kepedulian 18 24 2

2 Dukungan 3. Memberi bantuan 4 20 2


instrumental suatau benda atau
materi

4. Memberikan - - -
bantuan langsung
berupa tindakan

3 Dukungan 3. Memberikan 2,17,19,28 9 5


penghargaan penghargaan atau
penilaian positif

4. Memberikan 16,34,38 36 4
dorongan maju
atau kritik yang
membangun

4 Dukungan 3. Memberikan 22,30 13 3


infromasi prtunjuk

4. Memberikan 6,14,35 10,31 5


nasehat atau
masukan

Jumlah 24

4. 2 PELAKSANAAN PENELITIAN

lv
i
Pelaksanaan penelitian ini di lakukan pada tanggal 29 Agustus 2022 di SMK
Yapim Siak Hulu dengan jumlah sampel sebanyak 174 orang siswa. Pengambilan data
di laksanakan dengan cara pembagian kuisioner yang telah di siapkan oleh peneliti ini.
Dalam penelitian ini peneliti telah mempersipkan 3 skala, yaitu skala kematangan karir
yang berjumlah 28 aitem , skala efikasi diri yang terdiri dari 22 aitem dan skala
dukungan social orang tua yang terdiri atas 24 aitem.

4.3. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

4.3.1. Data Demografi

Terdapat table mengenai deskripsi data demografi sampel penelitian yang


berjumlah 174 orang siswa bisa dilihat pada table 4.3

4.3 Tabel Demografi Penelitian berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


Laki – laki 129 74%

Perempuan 45 26%

Total 174
100%
Berdasarkan table 4.3 di atas terdapat 2 kategorisasi jenis kelamin yaitu laki –
laki dengan frekuensi 129 (74%), dan perempuan dengan frekuensi 45 (26%).
Kebanyakan responden ini berjenis kelamin laki – laki yaitu sebanyak 129 orang dari
174 orang atau 74%

Table 4.4 data demografi penelitian berdasarka kelas

lv
ii
Kategori kelas Frekuensi Presentase
SMK KELAS X 51 29%

SMK KELAS XI 51 29%

SMK KELAS XII 72 42%

TOTAL 174 100%

Berdasarkan table di atas terdapat 3 kategorisasi jenis kelas yaitu, SMK Kelas
X dengan frekuensi sebesar 51 orang (29%), SMK kelas XI dengan frekuensi sebesar 51
orang (29%), dan SMK Kelas XII dengan frekuensi sebesar 72 orang (42%). Maka
dapat di simpulkan bahwa sampel pada pene;iyian ini kebanyakan berasal dari
kategorisasi SMK Kelas XII Yaitu sebanyak 72 responden (29%).

4.3.2. Deskrispi Data

Deskripsi data mengenai hubungan efikasi diri dengan dukungan sosial keluarga
terhadap kematangan karir siswa SMK Yapim. Setelah peneliti mengakukan penelitian
dengan membagikan kuisioner, peneliti kemudian menskoring data tersebut dan
memasukkan data tersebut dengan Microsoft Exel yang kemudian data tersebut di oleh
menggunakan aplikasi SPSS 22 for windows. Sehingga pengolahan data tersebut
menghasilkan data sistematik seperti yang di papatkan pada table berikut

Table 4.5 deskripsi data penelitian

lv
iii
Skor X yang di peroleh (Empirik) Skor X yang di peroleh (Hipotetik)

Variabel Xmin Xmax mean SD Xmin Xmax Mean SD


penelitian
Kematangan 51 115 83,81 10,68 28 112 70 14
karir
Efikasi diri 43 81 64,38 7,174 22 88 55 9,6
Dukungan 49 96 74,39 8,70 24 96 60 12
sosial keluarga

Berdasarkan table 4.5 maka dapat di liha pada table data empirik nilai mean
( rata-rata ) pada variabel kematangan karir adalah 83,81 dengan standar deviasi sebesar
10,68, dan nilai mea (rata-rat) pada variabel efikasi diri adalah 64,38 dengan standar
deviasi sebesar 7.174, sedangkan nialai mean (rata-rata) pada variabel dukungan sosial
keluarga adalah 74,39 dengan standar deviasi 8,70. Jika di lihat pada data hipotetik
maka mean (rata-rata) pada variabel kematangan karir adalah 70 dengan standar deviasi
14, nilai mean (rata-rata) pada variabel efikasi diri adalah 55 dengan standar deviasi
sebesar 9,6 sedangkan pada variabel dukungan sosial keluarga nilai mean (rata-rata)
adalah 60 dengan standar deviasi 12.

Dari table 4.5 yaitu skor data empiric dan hipotetik variabel kematangan karir,
efikasi diri dan dukungan sosial keluarga maka di buatlah kategorisasi berdasarkan data
rata-rata empiric. Ada 5 kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini yang
beryujuan untuk mengelompokkan skor yang terasingkan secara berkala menggunakan
aspek yang telah di ukur. Rumus kategorisasi sebagai berikut

Dari table rumus 4.6 tersebut maka variabel kematangan karir di susun atas 5
kategorisasi yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Skor
kategorisasi dapat di lihat pada table 4.7 di bawah ini

4.7 Kategorisasi variabel kematangan karir

li
x
Kategori Skor frekuensi Presentase
Sangat tinggi X≥100 12 6,8%
Tinggi 89≤X≤100 38 21,8%
Sedang 78≤X≤89 70 40,2%
Rendah 67≤X≤78 48 27,5%
Sangat rendah X≤67 7 4,0%

Berdasarkan kategorisasi di atas maka dapat di lhat ada beberapa siswa yang memiliki
tingkat kematangan karir sedang yaitu dengan frekuensi 70 dan presntase sebanyak 40,2% yang
berada pada skor 78-89. Selanjutnya kategorisasi variabel efikasi diri

4.8 Table ketegorisasi efikasi diri

Kategori Skor frekuensi Presentase

Sangat tinggi X≥75 4 2,2%


Tinggi 68≤X≤75 39 20,6%
Sedang 60≤X≤68 77 44,2%
Rendah 53≤X≤60 35 20,1%
Sangat rendah X≤53 4 2,2%

Berdasarkan kategorisasi di atas maka dapat di lhat ada beberapa siswa yang memiliki
tingkat efikasi diri sedang yaitu dengan frekuensi 77 dan presntase sebanyak 44,2% yang berada
pada skor 60-64. Selanjutnya kategorisasi variabel dukungan sosial keluarga

4.9 tabel kategorisasi dukungan sosial keluarga

lx
Kategori Skor Frekuensi Presentase

Sangat tinggi X≥87 14 8,0%


Tinggi 78≤X≤87 40 22,9%
Sedang 70≤X≤78 67 38,5%
Rendah 61≤X≤70 41 23,5%
Sangat rendah X≤61 12 6,8%

Berdasarkan kategorisasi di atas maka dapat di lhat ada beberapa siswa yang memiliki
tingkat dukungan sosial keluarga sedang yaitu dengan frekuensi 67 dan presentase sebanyak
38,5% yang berada pada skor 70-78.

4.4 hasil analisis data

4.4.1 Uji Asumsi

a. Uji normalitas

Dalam uji normalitas ini ada ketentuan sebaran data yaitu jika p<0,05 maka data
di katakana normal namun jika p>0,05 maka data tersebut tidak normal.
Berdasarkan analisis data telah dilakukan pengplahan data dengan one sample
klomogvov-smirnov test dengan hasil sebagai berikut:

4.9 hasil uji coba normalitas

variable Skor K-SZ Assymp sig(p) Keterangan


Kematangan karir 0,064 0,082 Normal
Efikasi diri 0,055 0,200 Normal
Dukungan sosial 0,065 0,071 Normal
keluarga
Dari table di atas, dapat dilihat bahwa variabel kematagan karir di
dapatkan hasil assym sig( 2-failed ) atau p=0,082 (p>0,05) berdistribusi normal,
variabel efikasi diri didapatkan hasil assym sig( 2-failed ) atau p=0,200 (p>0,05)

lx
i
berdistrusi normal, dan variabel dukungan sosial keluarga assym sig( 2-failed )
atau p=0,071 (p>0,05) berdistribusi normal.

b. Uji linearitas

Uji linearitas di gunakan untuk menguji apakah variabel tersebut linear


atau tidak yang di gambarkan dengan perubahan variabel berganung pada garis
linear untuk mengetahui hubungan variabel x dan y dengan ketentuan jika p <
0,05 di katakana linear namun jika nilai p >0,05 dikatakan tidak linear. Di uji
dengan aplikasi SPSS 22 for windows dengan hasil sebagai berikut:

Table 4.10 hasil uji linearitas

Variabel F Linearity Signifikasi Keterangan


Kematangan karir * 18,620 0,000 Linear
Efikasi diri
Kematangan karir * 13,915 0,000 Linear
Dukungan sosial
keluarga
Dari table di atas hasil uji linearitas signifikasi pada variabel kematangan karir dan
efikasi diri adalah 0,000 (p<0,05), sehingga dapat di katakana bahwa ada hubungan
yang linear antara kedua variabel tersebut, sedangkan uji linearitas pada variabel
kematangan karir dengan dukungan sosial orang tua memiliki nilai signifikasi sebesar
0,000 (p<0,05) sehingga hubungan antara kedua variabelini juga di katakana memiliki
hubungan yang linear.

4.4.2 uji hipotesis

lx
ii
Setelah di lakukan uji asumsi dan mendapatkan hasilnya maka di lakukan uji
analisis untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini dengan munggunakan program
SPSS.22 For windows.

Table 4.11 hasil uji hipotesis

lx
iii
DAFTA PUSTAKA

Adine, Putri A Dkk(2018). Peran Self Compassionterhadap Kualitas Hidup Terkait


Kesehatan Remaja Miskin Di Jakarta. Prosiding Seminar Nasional 2018 Fakultas
Psikologi Undip 29-30 Agustus 2018

Adriana. Dian. 2017. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika

Azwar,S. (2012). Pemyususnan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar


Bandura.A.(1997). Self Efficacy.- The Exercise Of Control ( Fifth Printing,2002).
Newyork: W.H. Freeman & Company

Bandura,. A.,& Schunk,D.H.(1981). Cultivating Competence, Self-Efficacy, And


Intrinsic Interest Through Proximal Self-Motivation. Journal Of Personality And
Social Psychology, 41, 586-598.

Baron, R.A & Bryne, D. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga

Basori, M. (2004) Paket Bimbingan Perencanaan Dan Pengambilan Keputusan Karir


Bagi Siswa SMU. Malang: Universitas Negeri Malang

Betz, N,E (2000) Self-Efficacy Theory As A Basis For Career Assessment. Journal Of
Career Assessment,8(3),205-222

Betz, N.E (1992) Counseling Uses Of Career Self-Efficacy Theory. Career


Development Quarterly, 41,22-27

Bungin,.S.(2011) Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta: Kencana

lx
iv
Cohen,S.,L.G, Underwood& B.H, Gottlieb. (2000). Social Support Measurement And
Intervention. New York: Oxord University Press: 485-491

Edianti, A.,& Raisa,R.(2016) Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengen Resiliensi


Pada Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas Iia Wanita Semarang. Jurnal
Empati,5(12),537.Diunduhdari
Https://Ejournal3.Unpid.Ac.Id/Index.Php/Empati/Article/View/15398/0

Feish, Jess & Feist, Gregory J (2010). Teori Kepribadian. ( Ahli Bahasa Handrianto).
Jakarta :Salemba Humanika

Coertes, & Schepers. (2004) Some Personality And Cognitive Correlates Of Career
Maturnity. Journalof Industrial Psychology. Afrikaans University

Crities, O. John. (1981). Career Conceling: Model, Method, And Msterials. New York:
Mc. Graw-Hill Inc.

Feish,Jess.,Feish,Gregoryj.,&Roberts,Tomi-Ann.(2017).Teori Kepribadia.Jakarta:

Salemba Humanika

Feist, Jess., Gregory J. Feist. (2011) Teori Kepribadian, Theories Of Personality.


Jakarta: Salemba Humanika

Florest, L,.Y. Ojeda,L,. Huang,Y.P.,Gee,D., & Lee,S. (2006) . The Realtion Of


Acculturation, Problem Solving Appraisal, And Career Decision Making Self-
Efficacyto Maxican American Hight School Students’ Education Goals. Journal
Of Counseling Psychology, 52(3)-,260-266

Ghufron & Risnnawita, (2012) Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media

Gottlieb, B.H 1983. Social Support Strategies, Gldelines For Mental Health Practice.

lx
v
London Sage Publications

Harlock, E,B.(2017). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Edisi Kelima. Erlangga

Hartina, Siti.2010.Pengembangan Peserta Didi. Bandung: Pt Raika Aditama

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online) Pusat Bahasa


Kementrian Pemdidikan Nasional Di Akses 11 Januari 2022

Kaswan. (2014). Career Development. Bandung: ALFABETA

Kementrian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republic Indonesia


(Kemenristekdikti).(2018,April3). Perusahaan Rintisan Inkubasi Kemenristekdikti
“Youthmanual” Bantu Siswa Memilih Jurusan Kuliah Sesuai Potensi Secara
Online, Diakses Melalui Ristekdikti.Go.Id/Siaran-Pers/Perusahaan-Rintisan-
Inkubasi-Kemenristekdikti-Youthmanual-Bantu-Siswa-Memilih-Jurusan-Kuliah-
Sesuai-Potensi-Secara-Online/

King, A. L. 2010. Psikologi Umum (Sebuah Pandangan Apresiatif). Jakarta: Salemba


Humaika

Komalasari , Kokom (2006) Pembelajaran Kontekstual ( Konsep Dan Aplikasi)


Bandung: Refika Aditama

Lunedborg, D.J., Osborn,W.L. & Miner, C.U. 1997. Career Maturnity And Personality
Preference Of Mexican-Ameican And Anglo American Adolescent. Journal Of
Career Development, 23,202-213

Mujiadi ( 2003 ). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Mulyaningsih, B Renita Dan Hadiyanto, Yusup Purnomo. (2007) Bimbingan Dan


Konseling Untuk SMA Dan SMK Kelas XI. Jakarta : Erlangga

lx
vi
Munadir. (1996). Program Bimbingan Karir Di Sekolah. Jakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktoral Jendral Pendidikan, Proyek Pendidikan
Tenaga Akademik.

Omrold.(2008). Psikologi Pendidikan.Jakarta.Erlangga

Osipow,S.H. (1999). Assessing Career Indecision. Journal Of Vocational


Behavior,55,147-154

Peterson, C.& Seligmsn,M.E.P (2004) Character Strength And Virtues; A Handbook


And Classification. New York: Oxford University Press, Inc

Rachmawati \, Y.E, (2012) Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kematangan Karir


Pada Mahasiswa Tingkat Awal Dan Tingkat Akhir Di Universitas Surabaya.
Calyptra: Jurnal Mahasiswa Surabaya, 01(01), 01-25

Roach, L. (2010).The Role Of Perceived Parental Influeces On Career Self Efficacy Of


Collage Students. Counsellor Education

Santrock, John W. 2002 Perkembangan Masa Hidup. Erlangga,:Jakarta

Santrock,J.W.(2007). Perkembangan Anak. Ahli Bahasa : Mila Rachmawati Dan Anna


Kuswanti). Jakarta: Erlangga

Sarafino, E,P. 2006. Health Psychology. New York: Biopsychologicalinteractions


Sarafino,E.P. & Smith,T.W.(2011). Health Psychology.Jakarta: Erlangga

Sharf, Richard S. (2006) Applyingcatrrt Development Theory(4 th Ed). United States:


Thomson Brooks/Cole

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo Sugiono (2014). Merode


Penelitian. Bandung: Alfabeta

lx
vi
Sugiyono.(2011) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta

Sugiyono. (2012).Metode Penelitian Administrasi, Di Lengkapi Dengan Metode R&D.


Bandung: Alfabeta

Sugino. (2014) Metode Penelitian Kombinasi (Mixe Methods). Bandung : Alfabeta

Schuck, Dale H., Paul, R. Pintrich., & Jufitj, L. Meee. (2002) Motivation In Education:
Theory, Research And Application (2nd Ed). Ohio: Pearson Education, Inc

Super, D.E. (1980). The Life-Span, Life-Space Approach T Careers Development.


Journal Of Vocational Behavior, 16,283-298.

Supraptono, E. (1994) Kontribusi Minat Kejuruan Dan Aspirasi Kerja Serta Status
Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Kematangan Karir Siswa (Studi Deskripsi
Snalitik Pada STM Negeri Di Kotamadya Semarang Tahun 1992/1993).
Bandung.IKIP

Tarmidi,. & Rambe, A.R.R. (2010). Korelasi Antara Dukungan Sosial Orangtuadan
Self-Directed Learning Pada Siswa SMA . Jurnal Psikologi,37,(2),216-223

Taylor, Shelley E.Dkk.2009. Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana

Widyaastutir.J., &Pratiwi, T.I (2013). Pengaruh Self Efficacy Dan Dukungan Social
Keluarga Terhadap Kematangan Pengambilan Keputusan Karir Siswa. Jurnal
Bk Unesa, 3 (1),231-238

Winkel, W,S.,& Hastuti,S. (2006). Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan.


Yogyakarta; Media Abadi

lx
vi
Winkel,w.s. (1997). Bimbingan dan konseling di indtitusi pedidikan. Jakarta: pt
gramedia widia sarana Indonesia

Yusuf, Syamsu. 2011.Psikologi Perkembangan Anak& Remaja. Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya Offset

lx
ix
LAMPIRAN

lx
x
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai