OLEH :
Shofie Khofifah
188110150
FAKULTAS PSIKOLOGI
i
2022
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA TERHADAP KEMATANGAN KARIR Di SMK Yapim SIAK
HULU
SHOFIE KHOFIFAH
188110150
Telah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Pada Tanggal
DEWAN PENGUJI TANDA TANGAN
Irfani Rizal, S. Psi., M. Psi
Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi
Pekanbaru,
Mengesahkan
Dekan Fakultas Psikologi
i
HALAMAN PERNYATAAN
NPM : 188110150
Judul Skripsi : Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Dukungan Sosial Orang
Tua Terhadap Kematangan Karir Siswa Di SMK Yapim Siak Hulu
Degan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil murni karya sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu Perguruan Tinggi
manapun. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat satupun karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis telah di
acu dalam skripsi ini telah disebutkan seluruhnya secara sistematis pada daftar pustaka.
Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan penyataan ini, maka saya bersedia
menerima konsekuensinya.
Shofie Khofifah
188110150
HALAMAN PERSEMBAHAN
iii
Papa A.Rizal
Umak Fatmawati
keluarga.
MOTTO
“ iduiklah bak condon ubi dimano talatak di mano tumbuh bermanfaat bagi uwang
banyak”
“ Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.ab
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam di ucapkan kepada Nabi Muhammad
yang berjudul “Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Dukungan Sosial Keluarga
Terhadap Kenatangan Karir Siswa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana program strata (S1) pada Fakultas Psikologi Universitas
Islam Riau.
Dalam mengerjakan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, seperti secara langsung maupun tidak langsung.
v
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Syahrinaldi, S. H., M.C.L selaku Rektor Universitas Islam
Riau
3. Bapak Dr. Fikri, S.Psi., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Psikologi
5. Ibu Yulia Herawati, S.Psi., MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Psikologi
6. Ibu Juliarni Siregar, M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program Studi Fakultas
sudah membantu dalam proses permasalahan yang terjadi selama masa kuliah
8. Ibu Irfani Rizal, S. Psi., M. Psi selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan
sabar dan ikhlas memberikan ilmu serta mengarahkan penulis selama proses
pembuatan skripsi.
9. Ibu Tengku Mila Fadhila S. Psi., M.Psi Psikolog, Ibu Irma Kusuma Salim,
M.Psi., Psikolog., Almh, Bapak Ahmad Hidayat, S. Ti, M. Psi., Psikolog, Ibu dr.
vi
Raihanatu Bin Qalbin Ruzain, M. Kes, Ibu Syarifah Faradinna, M.A.,Ph.D, Ibu
Icha Herawati, M. Soc., SC, Ibu Irfani Rizal, S. Psi., M. Psi, Bapak Sigit
Nugroho, M. Psi., Psikolog, Bapak Bahril Hidayat M. Psi., Psikolog, dan Ibu
Wina Diana Sari S. Psi., MBA, Ibu Nindy Amyta, M. Psi., Psikolog., dan semua
dosen yang tidak tercantum namanya yang pernah mengajar dan mendidik
10. Kepada Staf Kepengurusan Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau, Bapak
Zulkifli Nur, S.H selaku kepala Tata Usaha. Ibu Musrifah, S.Iikom, Ibu Hj.
Sovia Endang, bapak Riki Hamdani, S.E selaku kepala Subbagian. Bapak Wan
Rahmad Maulana, S.E, Ibu Liza Farhani, S.Psi, Bapak Ridho lesmana, S.T, Ibu
Kismiwati, Ibu Dewi Novita Sari, Bapak M. Soif, dan Bapak Bambang
11. Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta, paling tersayang, dan yang selalu
nomor satu Papa A.Rizal dan Umak Fatmawati yang selalu memberikan
dukungan baik secara emosional, kasih sayang, serta dukungan berupa materi
yang tidak pernah putus yang di berikan untuk membantu proses perkulihan
12. Terimakasih kepada Nenek Siti, alm Datuk Zainal Abidin, Pak Jon, Ibu Rika,
Ibu Yusmeli S.pd, Pak Abdul Rakib, Ibu Devi Supriani S.pd, dan Pak Siswanto,
Ibu Feni Hastuti, Mamak Dahlis, Bunda Indah Devika Yang turut membantu
vi
i
memberikan penulis dukungan emosional dan dukungan materi selama proses
13. Terimakasih kepada Nenek Ana, Datuk Lani, Mamak Mulis, Mamak Musal,
Mamak Yus, Mamak Edo, Etek Elma S.pd, Amai Ita, Amai Lina, amai Sihas
14. Terimakasih kepada bestie tercinta Cadut yang selalu memotivasi penulis untuk
15. Terimakasih untuk teman seperjuangan dari semester satu hingga akhir Jenni,
Elvira Diana, Dean Namira, Awalia Fitri, Melda Yuliani, Reni, dan Mila yang
16. Terima kasih kepada teman-teman SMA saya yang masih setia menemani
sampai saat ini calon mama muda Vivi Adriyanti Wulandari, Mefta Regina, dan
Mbak Lia
18. Terima kasih kepada kepala sekolah,guru, seluruh staff dan siswa/I SMK Yapim
19. Terima kasih kepada kepala sekolah,guru, seluruh staff dan siswa/I SMK N 1
Siak Hulu yang telah bersedia membantu penulis dalam proses uji coba skala
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan skripsi ini. semoga apa yang diberikan dan dikerjakan dapat
vi
ii
menjadi amal yang baik bagi semuanya dan mendapatkan balasan yang lebih dari Allah
SWT.
Pekanbaru, 2022
Shofie Khofifah
BAB I PENDAHULUAN
Setiap manusia pasti memiliki tujuan di dalam hidupnya atau memiliki sesuatu
yang ingin di raihnya di dalam hidup, baik dari segi pendidikan ataupun karir
perkerjaan. Setiap manusia pasti sudah mulai menentukan tujuan tersebut saat
memasuki dunia pendidikan, mulai mencari jati diri, mencari informasi tentang bakat,
minat, keterampilan, dan memilih mana bidang-bidang yang cocok dengan
kemampuannya, agar kelak di masa depan dapat membanggakan kedua orang tua dan
memiliki hidup yang nyaman dan sejahtera.
Menurut data dari BPS provinsi Riau, februari 2020 angka pengangguran di
Kota Pekanbaru dengan umur di atas 15 tahun berjumlah 5,07%, Dari 12
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau tingkat pengangguran yang ada di Kota
Pekanbaru merupkan angka yang tertinggi di badingkan dengan kabupaten/ kota
lainnya yang ada di Provinsi Riau. TPT( tingkat pengangguran terbuka) yang ada di
Kota Pekanbaru rata rata di dominasi oleh lulusan SMA yaitu rata-rata 6,89%
kemudian lulusan SMK menyumbang sebanyak 5,85%. Menurut Misfaruddin kepala
BPS Riau Hal ini di sebabkan oleh adanya penawaran tenaga kerja yang kurang
terserap dan lulusan dengan pendidikan yang rendah cenderung memilih perkerjaan
ix
apa saja. Fenomena ini juga di sebabkan oleh oleh adanya mismatch atau ketidak
sesuaian antara profil lulusan perguruan tinggi dengan kualifikasi yang di butuhkan
dunia kerja dan adanya ketidaksesuain keahlian para pekerja dengan dengan perkerjaan
yang di lakukannya menyebabkan adanya pemecatan. Yang menambah angka
pengangguran di Kota Pekanbaru.
Menurut Santrock (2007) remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak
kedewasa dan pada tahap ini akan terjadi beberapa perubahan seperti perubahan
biologis, sosial emosional, dan kognitif. Ketiga perubahan ini memiliki kaitan satu
sama lain dalam menunjang perkembangan tersebut. Pada masa remaja terbagi pula
menjadi beberapa tahapan,yaItu masa remaja awal, dan masa remaja akhir. Menurut
Harlock (2017) masa remaja awal terjadi saat umur 13 sampai 16 tahun dan masa
remaja akhir terjadi saat kita berumur 16 sampai dengan 18 tahun. Pada masa remaja
akhir inilah remaja biasanya kesulitan untuk menentukan arah karirnya. Saat memasuki
jenjang pendidikan SMK remaja sudah di berikan pilihan penjurusan. setelah
menyelesaikan pendidikan SMK-nya remaja akan di beratkan lagi dengan pemilihan
karirnya setelah ia lulus dari SMK tersebut. Pada tahap inilah remaja harus
menyelesaikan tugasnya pada tahap perkembangan remaja yang harus di capai yaitu
memilih karir atau perkerjaan dimasa depan ( dalam widyastuti & kustanti, 2013)
Pengambilan keputusan karir di masa SMK atau remaja merupakan hal yang
sangat penting, karena keputusan pemilihan karir ini akan mempengaruhi masa depan.
x
Namun kebanyakan siswa masih bingung dan tidak tahu akan memilih apa setelah
lulus sekolah menengahnya apakan ingin melanjutkan pendidikannya atau memilih
perkerjaan yang cocok untuk dirinya. Sebagian siswa biasanya belum tahu tentang
bakat dan kemmapuan yang di milikinya hal inilah yang menjadi salah satu pemicu
kebingungan dalam menentukan pemilihan karir siswa. mereka merasa belum memiliki
informasi yang cukup tentang potensi di dalam dirinya. Namun menurut Bertz, dkk
( dalam Santrock, 2007) siswa yang memiliki keyakinan akan kemampuan dan potensi
di dalam dirinya tidak akan ragu lagi dalam menentukan keputusan karirnya karena
mereka merasa mampu dan percaya terhadap dirinya sendiri.
Menurut Hartina (2010) dalam proses kematangan karirnya banyak siswa yang
akan mengalami kesulitan . Kesulitan tersebut bisa saja datang dari dirinya sendiri dan
bisa juga datang dari lingkungannya . Hambatan yang datang dari dirinya sendiri salah
satunya adalah saat siswa merasa tidak yakin akan kemampuan yang di milikinya ,
tidak yakin bahwa ia mampu mendapatkan perkerjaan yang sangat di inginkannya atau
xi
merasa tidak pantas untuk mendapatkannya. Sedangkan kesulitan dari lingkungannya
adalah paksaan dari keluarga untuk memilih jurusan tertentu namun tidak sesuai
dengan kemampuan dan keinginan sang anak. Penjelasan ini sesuai dengan pendapat
Seligman (2004) yang menyatakan bahwa ada 2 faktor yangmempengaruhi
kematangan karir yaitu faktor internal individu seperti efikasi diri, bakat, minat, locus
of control, keterampilan, dan usia, dan dukungan keluarga juga dapat mempengaruhi
kematangan karir siswa
Jadi dapat di simpulkan bahwa keputusan karir yang tepat adalah memilih karir
yang sesuai dengan kemampuan yang di miliki siswa atau remaja oleh sebab itu
keputusan memilih karir merupakan hal yang sangat sulit dan membutuhkan waktu
yang lama untuk memutuskannya. Memilih karir yang tepat dan sesuai dengan
kemampuan juga mempengaruhi motivasi seseorang dalam berkerja nantinya di masa
depan Menurut Super (dalam Santrock, 2007) menyatakan bahwa pemilihan karir
merupakan implementasi dari konsep diri yang di miliki oleh individu. Salah satu
konsep diri yang mendukung perkembangan karir adalah efikasi diri. Pernyataan ini
sejalan dengan teori kognitif karir yang di kembangakan oleh Lent Brown dan Hackett
xi
i
(dalam Coertse dan Schepers.2004) yang mengatakan bahwa pemilihan karir berkaitan
dengan efikasi diri melalui integritas diri dan konteks sosial yang memberikan
kesempatan bagi individu tersebut untuk mengembangkan karirnya melalui efikasi diri
yang di tunjukkan melalui perilaku yang cenderung sesuai untuk meraih apa yang
menjadi tujuan individu tersebut.
Dengan demikian, salah satu faktor yang mendukung kematangan karir adalah
efikasi diri. Pernyataan ini sesui dengan pendapat menurut Schuck (dalam Santrock.
2007) individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan menghadapi rintangan-
rinangan dengan antusias dalam melaksanakan tugas meskipun hal tersebut sulit
baginya yang akan melatih kemandirian siswa. Hal ini berbanding terbalik dengan
individu yang memiliki efikasi diri yang rendah, individu yeng memiliki efikasi diri
yang rendah cenderung menghindari perkerjaan yang memiliki tugas tugas yang sulit
untuk di lakukan dan lebih memilih untuk mengerjakan tugas yang mudah-mudah saja,
individu yang memiliki efikasi diri yang rendah cenderung tidak yakin dengan
kemampuan yang di milikinya . hal inilah yang menghambat kematangan karir pada
individu tersebut.
Efikasi diri memiliki peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan
karir karena efikasi diri dapat mempengaruhi keraguan dan kesulitan individu dalam
menentukan keputusan karir atau di kenal dengan career decision making. Menurut
Betz (2000) kepercayaan diri saat memutuskan keputusan karir akan memberikan
hasil yang efektif bagi perkembangan karir individu. Kepercayaan atau keyakinan
setiap individu yang berbeda juga akan menghasilkan keputusan yang berbeda,
kepercayaan diri yang rendah akan membuat individu tersebut lebih sulit menentukan
keputusan karirnya di bandingkan dengan individu yang memiliki kepercayaan diri
yang tinggi.
xi
ii
hal tersebut. Seseorang yang memiliki efikasi diri yang baik pasti memiliki dorongan
yang kuat untuk mendapatkan apa yang ingin dia raih dan berusaha dengan keras untuk
mendapakannya. Efikasi diri ini juga menjadi salah satu faktor yeng membuat
tingginya motivasi seseorang dalam menentukan pemilihan karirnya. Seseorang yang
memiliki efikasi diri akan menghadapi semua rintangan dan dapat menyelesaikan
masalahnya nya sendiri dengan baik karena dia percaya dengan kemampuan yang
dimiliki olehnya.
Menurut widyastuti dan pratiwi (2013) selain efikasi diri dan dukungan sosial
dari orang orang di sekitarnya, mulai bertanya kepada teman, guru, orang tua dan
keluarga terdekat. Hubungan dan komunikasi yang baik antar remaja dengan orang-
orang terdekatnya dapat mendorong remaja tersebut untuk menetukan pemilihan karir
yang akan di pilihnya. Dukungan sosial merupakam interaksi antar individu untuk
saling memberikan dukungan agar siswa lebh termotivasi. Seperti saat seorang siswa
bercerita kepada kedua orang tuanya ia berkata bahwa ia ingin kuliah setelah lulus dari
sekolah menengah atasnya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi namun
ia takut jika orang tuanya tidak sanggup lagi membiayai nya untuk kuliah , orang
tua bisa memberikan dukungan kepada anaknya lewat motivasi atau memberikan
semangat agar sang anak lebih yakin lagi dengan keputusannya. Serta menceritakan
dengan jujur bagaimana kondisi keuangan keluarga.
Tingginya tingkat kematangan karir di pengaruhi oleh dukungan sosial orang tua
yang memberikan informasi dan nasehat seputar pendidikan dan karir kepada individu
memberikan dampatk yang besar terhadap kematangan karir individu. Pendapat ini
sejalan dengan hasil penilitian yang di lakukan oleh Mutiara dan Dian (2017) yang
menunjukkan bahwa adanya dukugan sosial yang tinggi dari orang tua seperti
memberikan persetujuan, penghargaan serta memberikan emosi yang positif terhadap
anak dapat meningkatkan tingkat kematangan karir pada individu
xi
v
yang dapat menunjang keberhasilan siswa. Dengan bercerita atau meminta saran
kepada keluarga juga akan membantu siswa dalam menangani hambatan dalam
pemilihan karir. Pemilihan karir bukanlah hal yang mudah untuk di putuskan. Kedua
orang tua sebagai lingkungan sosial pertama bagi anak memiliki peran yang sangat
penting dalam membantu siswa untuk memutuskan pilihan karirnya.
Bukan hanya orang dewasa saja yang kebingungan dalam menentukan karir,
siswa SMK juga sering mengelami kebingungan dalam menentukan karirnya, pada
masa inilah saat-saat tersulit dalam memutuskan karir karena dari keputusan inilah
karir seorang siswa akan di mulai di bentuk. biasanya pemilihan keputusan karir di
pengaruhi oleh fakor faktor tertentu seperti lingkungan. Menurut Krunblotz (dalam
Munandir, 1996) faktor lingkungan yang mempengaruhi pemilihan karir adalah
lingkungan belajar, lingkungan sosial, teman teman, keluarga, ekonomi kemampuan
individu dan juga keterampilan yang di miliki juga dapat menentukan keputusan
pemilihan karir pada siswa. Jika dalam satu keluarga rata rata memiliki karir sebagai
guru, maka bisa saja seorang remaja tersebut juga memilih karir yang sama seperti
keluarga-keluarganya yang lain , yaitu memilih gurur sebgai karirnya. Namun karena
faktor inilah banyak siswa yang terpaksa memilih jurusan tertentu di univesitasnya,
yang akhirnya nanti akan menimbulkan perasaan tidak cocok atau merasa salah jurusan
di tengah tengah masa kuliah.
x
v
keluarga yang bisa memberikan pertolongan di setiap permasalahan yang tidak mampu
di hadapinya.
Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Dewi dan Neni (2019) di SMK “X” di
kota Tanggerang terdapat hubungan yang posititf terhadap kematangan karir dengan
dukungan sosial keluarga dan ada hubungan yang signifikan terhadap dukungan sosial
dengan efikasi diri. Dari penelitian tersebut di dapatkan hasil bahwa efikasi diri yang
tinggi dapat mengarahkan siswa mencari bakat, minat dan menemukan kemampuan
yang di miliki. Sedangkan dukungan sosial keluarga yang di dapatkan berupa
informasi, dukungan, penghargaan serta masukan-masukan atau nasehat dapat
memberikan keyakinan pada siswa dalam menentukan pilihannya.
x
vi
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “ apakah ada hubungan antara efikasi diri
dengan dukungan sosial keluarga terhadap kematangan karir di SMK Yapim Siak Hulu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
efikasi diri dengan dukungan sosial keluarga terhadap kematangan karir di SMK
Yapim Siak Hulu
Penelitian ini di harapkan dapat membantu menemukan hal hal yang dapat
mengetahui bagaimana faktor efikasi diri dan dukungan sosial orang tua dapat
mempengaruhi pemilihan karir di SMK Yapim Siak Hulu. Sekaligus untuk membuka
wacana dalam ilmu psikologi serta mengembangkan ilmu psikologi pendidikan.
Jika nantinya hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan
natara efikasi diri dengan dukungan social keluarga. Maka penelitian ini dapat di
jadikan referensi bagi orang tua untuk meningkatkan efikasi diri seorang siswa, agar
anaknya memiliki efikasi diri yang tinggi
x
vi
x
vi
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Menurut Betz (2000) keputusan karir adalah saat individu tersebut memiliki
kepercayaan saat membuat keputusan karir yang menghasilkan pilihan yang efektif dan
positif bagi indivisu tersebut yang berkaitan dengan kematangan karirnya. Menurut
xi
x
Basori (2004) pemilihan keputusan karir merupakan sebuah proses yang di lakukan
untuk menentukan pilihan dari berbagai macam pilihan dari sekolah ke pendidikan
tinggi yang mengarahkan individu tersebut untuk mencapai sebuah jabatan/ perkerjaan.
Sedangkan ciri ciri siswa yang belum memiliki kematangan karir yaiyu:
a. tidak realistis dalam memilih karir, yaitu siswa yang memilih karir yang tidak sesuai
dengan kemamuannya. Mungkin saja piilihan karir tersebut berdasakan desakan orang
tua dan anak bersikap pasif terhadap keputusan tersebut
x
x
b. keragu-raguan dalam membuat pilihan karir. Halini menunjukkan tidak adanya
kemampuan siswa dalam memilih dan membuat keputusan karir.
Menurut Winkel & Hastuti (2006)) aspek aspek kematangan pilihan karir terdiri
atas:
a. Perencanaan karir
Dimensi perencaan karir mengukur aspek kematangan karir melalui sikap terhadap
masa depan. Individu memiliki kesadaran untuk memilih mempersiapkan masa
depannya berdasarkan kepercayaan, kemampuan, pemgalaman yang dimilikinya.
Individu yang memiliki nilai tinggi pada aspek ini menunjukkan bahwa ia ikut
berpartisipasi dalam proses perencaan karir yaitu mencari infomasi mengenai tentang
karir, berbicara dengan orang lain atau orang yang lebih dewasa tentang perencaan
karir,mempersipakan diri untuk menuju perencaan karir, giat belajar dan mengikuti
berbaagai kegiatan yang memebantu dalam menentukan keputusan karir. Sedangkan
individu yang memiliki nilai perencaan karir yang rendah akan menunjukkan sikap
bahwa ia tidak perlu mencari infomasi tetang hal-hal yang berhubungan dengan karir
tersebut.
b. Eksplorasi karir
x
xi
Dimensi eksplorsi karir terkain dengan sumber infomasi karir yang di dapatkan seperti
teman sebaya, orang tua, keluarga guru dll. Individu yang memiliki nilai yang tinggi
pada aspek ini akan mencari berbagai infomasi mengenai karirnya sedangkan individu
yang memiliki nilai rendah akan menunjukkan rasa tidak teratarik terhadap karirnya
Dimensi ini pengukur bagaimana cara siswa menentukan keputusan karir yang mandiri
ysng sesuai dengan minat dan kemampuannya dan mengukur prinsip-prinsip yang
dimiliki oleh siswa tersebut dalam menyelesaikan masalahnya dalam menentukan
keputusan karirnya. Individu yang memilki nilai tinggi dalam aspek ini akan
menunjukan sikap bahwa ia siap dalam menentukan perencanaan karirnya sedangkan
individu yang memiliki nilai rendah pada aspek ini akan menunjukkan bahwa ia tidak
siap menentukan keputusan karirnya meskipun ia telah memiliki berbagai infomasi
tentang karir tersebut.
Aspek ini mengukur tentang pengetahuan berbagai perkerjaan serta cara untuk
memperoleh perkerjaan tersebut dan kesusksesan dalam menjelankan peran-peran
dalam dunia kerj. Individu yang memiliki nilai tinggi dalam aspek ini akan
menunjukkan bahwa ia menggunakan berbagai infomasi yang di dapatkan nya
mengenai karir tersebut dan mulai enerapkan infimasi tersebut sedangkan siswa yang
memiliki nilai yang rendah berarti menunjukkan siswa tersebut masih perlu belajar
danmasihkurang wawasan mengenai karir yang akan di pilihnya.
Yang di maksud dengan aspek realisasi keputusan karir adalah perbandingan antara
kemampuan yang di miliki indivdu dengan pilihan karir perkerjaan secara realistis.
Individu yang memeiliki nilai yang tinggi pada aspek ini akan menunjukkan bahawa ia
x
xi
memiliki pngetahuan terhadap dirinya mengenai pilihan perkerjaannya, membuat
keputusan karir yang realistis dan konsisten terhadap pilihan karirnya.
f. Kemandirian karir
Aspek kemandirian karir pada siswa adalah mengetahui sejuah mana siswa tersebut
paham akan kemampuan dirinya mengeta serta mencari tahu bagaimana orang lain
dapat mencapai karir tersebut.
Dari penjelasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa terdapat empat aspek yang
mempengaruhi kematangan karir yaitu perencanaan karir, eksplorasi karir,pengambilan
kepurusan karir, dan infomasi dunia karir, relaisasi keputusan karir, dan kemandirian
karir.
a. Keterampilan
b. Minat ( interest )
c. Nilai
x
xi
Niali adalah patokan dalam bertingkah laku. Nialai nilai atau sifat-sifat yang baik
dalam individu dapat membantu individu untuk menentukan arah pilihannya
Tingkat tanggu jawab atau kesadaran dan kewajiban pada perkerjaan tersebut dapat
menjadikan pertimbangan baik individu dalam menentukan perkejaan yang akan di
pilihnya.
f. Lokasi ( location )
Pengetahuan khusus tentang perkerjaan yang di minati oleh individu tersebut dapat
mempermudah individu untuk mendapatkan perkerjaan yang di minatinya.
Tempat kerja yang nyaman seperti interior, suasana ruangan, pencahayaan, udara juga
dapat mempengaruhi individu dalam menentukan perkerjaannya.
i. Teman kerja ( type of people you liketo work with you and for )
x
xi
Memiliki teman kerja yang sefrekuensi atau memiliki kesamaan dengan kita dapat
memepengaruhi perkembangan karir individu.
Dari uraian di atas maka dapat di smpulkan terdapar 9 faktor yang mempengaruhi
kematangan karir yaitu keterampilan, minat, nilai, penghasilan yan di harapkan, tingkat
tanggu jawab, lokasi, pengetahuan khusus, lingkungan kerja dan teman kerja.
Dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesi) (2022) efikasi diri berarti
kemujuararan atau kemajuran. Berarti secara harfiah efikasi diri dapat di artikan
sebagai kemajuran diri. Menurut Bandura (dalam santrock 2007) efikasi diri adalah
kayakinan seseorang atas kemampuannya sendiri untuk melakukan sesuatu yang bisa
ia kendalikan dan bisa merasakan bahwa dia mampu mendapatkan keberhasilan dalam
hal tersebut. Seseorang yang memiliki efikasi diri yang baik pasti memiliki dorongan
yang kuat untuk mendapatkan apa yang ingin dia raih dan berusaha dengan keras untuk
mendapakannya. efikasi diri ini juga menjadi salah satu faktor yeng membuat
tingginya motivasi seseorang dalam menentukan pemilihan karirnya. Seseorang yang
memiliki efikasi diri akan menghadapi semua rintangan dan dapat menyelesaikan
masalahnya nya sendiri dengan baik karena dia percaya dengan kemampuan yang
dimiliki olehnya.
Seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi memiliki kemampuan atau
keyakinan untuk mengontrol dirinya.. seperti yang di katakan oleh Feist & Feist (2011)
menyatakan efikasi diri adalah kemampuan seseorang terhadap kemampuannya untuk
mengontrol dirinya sendiri dari keadaan di sekitarnya. King(2014) yang menyatakan
bahwa efikasi diri adalah keyakinan individu terhadap dirinya bahwa ia mampu
menguasai berbabgai situasi yangakan di lalui nya hingga menghasilkan sikap yang
positif dari indvidu. Menurut Schunk (2002) efikasi diri dapat mempengaruhi pilihan
x
x
individu . siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung menyukai tantangan
dan akan menyekesaikan tugasnya dengan baik sedangkan individu yang memiliki
efikasi diri yang rendah cenderung akan menghindari tugas-tugas yang sulit dan lebih
memilih menyelesaikan tugas yang lebih mudah.
Menurut Mujiadi ( 2003 ) efikasi diri berkaitan dengan tingkah laku yang di
tonjolkan oleh individu yang bersumber dari lingkungannya. Efikasi diri menjadi
mediator interaksi individu tersebut terhadap lingkungannya karena efikasi diri ini
merupakan penentu kebehasilan atau kesuksesan individu tersebut dalam
melaksanakan tugasnya.
Dari uraian di atas tentang efikasi diri yang dapat di simpulakn bahwa efikasi diri
adalah rasa kerpercayaan diri atau keyakinan seseorang terhadap kemamapuannya
dalam meyelesaikan suatu tugas atau masalah. Seseorang yang memiliki efikasi diri
yang baik akan lebih mudah mengontrol dirinya karena keyakinan terhadap dirinya
sangat tinggi sehingga ia mampu menyelesaikan tugasnya atau masalahnya sendiri
dengan baik.
Menurut Bandura ( dalam Ghufron & Risnawati, 2012) ada 3 aspek efikasi diri
yaitu:
x
x
a. Tingkat ( level )
Tingkat ini berkaitan dengan urutan kesulitan dalam mengerjakan tugas seseorang
akan merasa memiliki efikasi diri yang lebih tinggi saat mengejakan tugas-tugas
yang sederhana atau tugas-tugas yang menurutnya mudah untuk ia kerjakan.
Namun untuk tugas-tugas yang memiliki tingkat kesulitan yang melampaui
kemampuan individu tersebut maka efikasinya cenderung akan lebih tinggi.
b. Kekuatan ( strength )
c. Generalisai
Menurut ormrod ( 2008 ) ada beberapa faktor yang mempengaruhi efikasi diri yaitu :
x
x
a. Keberhasilan dan kegegalan sebelumnya
Seseorang akan smerasa percaya diri dalam melakukan sesuatau jika dia pernah
berhasil melakukan hal tersebut di masa lalu.
Seseorang akan memiliki kepecayaan terhadap kemampuannya jika dia melihat orang
lain yang memliki kemampuan setara dengan nya mampu atau sukses dalam
melakukan sesuatu maka dia merasa mampu untuk melakukannya.namun jika
seseoraang yang memiliki kemampuan yang sama dengannya tidak mampu dalam
melakukan tugas tersebut maka dia juga merasa dia tidak mampu untuk melakukannya.
c. Kesuksesan dan kegagalan dalam kelompok yang lebih besar Seseorang akan memiliki
kepercayaan diri atau efikasi diri yang lebih tinggi ketika mengerjakan sesuatu secara
kelompok di bandingkan dengan mengerjakannya sendirian.
Menurut Feist (2010) ada beberapa faktor yang memiliki peran yang sangat penting
dalam berkembang dan berkurangnya tingkat efikasi diri pada individu melalui empat
sumber yaitu, pengalaman menguasai sesuatu ( mastery experience), modeling sosial,
persuasi sosial, dan kondisi fisik emosional.
x
x
b. Modeling sosial
c. Persuasi sosial
Dari uraian di atas maka dapat di simpulakn ada empat faktor yang
mempengaruhi tiggi rendahnya efikasi diri pada individu yaitu pengalaman
menguasai sesuatu pada masa masa lalu, modeling sosial mencontoh dan
mengamati keberhasilan atau kegagalan orang lain, persuasi sosial dapat
menurunkan tingkat efikasi diri pada indvidu, kondisi emosi yang berlebihan
juga dapat menurunkan efikasi diri
x
xi
kegagalan yang di rasakan sebelumnya, kesuksesan dan kegagalan orang lain,dan
kesuksesan dan kegagalan di dalam kelompoknya.
Menurut teori Bandura yang di definisikan kembali oleh Efendi (2013) ada
delapan faktor yang mempengaruhi efikasi diri,yaitu:
a) Rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa terhadap apa yang telah kita
miliki meskipun sedang menghadapi masa sulit baik dalam perbuatan
maupun ucapan yang selalu mengucapkan syukur dan tidak mengeluh.
g) Niat, meyakinkan dii bahwa semua hal yang di lakukan tidak akan siai
sia daan memiliki niat yang tinggi untuk mencapai tujuannya.
h) Disiplin, memiliki sikap yang disiplin membuat individu lebih taat dan
patuh terhadap peraturan
x
x
i) Bertanggung jawab. Dapat di percaya orang lain unutk menyelessaikan
tugas yang sudah di berikan.
Berdasakan penjelasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa ada 9 faktor yang dapat
mempengaruhi efikasi diri yaitu: rasa syukur, dukungan sosial dari orang terdekat,
motivasi untuk bisa maju, adanya sarana dan prasarana, kesehatan, kompetensi,niat
untuk mencapai tujuan, disiplin, serta dapat bertanggung jawab.
x
x
3.3 Dukungan sosial keluarga
Menurut Winkel dan Sri (2006) dukungan sosial keluarga adalah bentuk
dukungan sosial atau dukungan yang di berikan kepada individu oleh anggota keluarga
yaitu orang tua dan saudara yang membantu individu dalam mencapai tujuannya.
Dukunagn sosial yang dapat di berikan keluarga pada individu adalah berupa
informasi, saran, arahan, nasehat serta bertukar pendapat mengenai berbagai masalah
atau kesulitan yang sedang di hadapi.
x
x
kebahagian fisik maupun psikologi seseorang. Mereka juga menjelaskan bahwa
dukungan sosial dapat mengubah penilaian seseorang tentang peristiwa yang telah di
lewatinya, meningkatkan harga diri, mengurangi kecemasan meningkatkan
kemampuan memecamkan masalah dan memfasilitasi perubahan peilaku individu.
Menurut Shelley Taylor, Letitia Anne Peplau, David O. Sears (2009) dukungan
sosial keluarga bisa diberikan dengan beberapa cara yaitu perhatian emosional yang
diekspresikan melalui rasa suka, cinta, empati. Misalnya kita mempunyai masalah
dengan pacar sehingga terancam putus hubungan maka ekspresi perhatian dari teman
dapat membantu. Bantuan instrumental, seperti penyediaan jasa dan atau barang ketika
kita stress. Misalnya kita kesulitan dalam sesuatu hal yang tidak bisa diselesaikan
maka teman kita bisa membantu. Memberikan informasi tentang situasi yang menekan,
misalnya kita kurang siap menghadapi ujian dan teman kitalah yang membantu
bagaimana tipe ujian yang kita hadapi. Informasi sportif jika ia relevan dengan
penilaian diri. Misalnya jika kita tidak yakin dengan keputusan kita maka keluaga kita
lah yang memberi masukan untuk kita agar kita yakin.
Menurut King (2010) dukungan sosial keluarga adalah informasi dan umpan
baik dari anggota keluarga yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan
diperhatikan, di hargai, dan di hormati. Dan dapat disimpulkan dukungan sosial
keluarga adalah suatu kesenangan, perhatian,penghargaan atau bantuan yang dirasakan
dari keluarga, terdiri dari informasi atau nasihat verbal maupun non-verbal. Bantuan
nyata atau tindakan nyata yang diberikan oleh keakraban atau didapat karena kehadiran
orang yang mendukung dan tindakan yang bersifat menolong atau membantu dengan
melibatkan aspek dukungan emosi, bantuan instrumental, dukungan informasi, dan
penilaian dalam interaksinya dengan orang lain disekitarnya.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial keluarga
adalah bentuk pemberian bantuan berupa rasa kasih sayang dan kenyamanan kepada
alah satu anggota keluarga sehingga orang tersebut dapat meraskaan bahwa ia di
hargai, di cintai dan tidak merasa bahwa ia sendiri. Dukungan sosial yang di berikan
x
x
oleh orang orang terdekat seperti keluarga akan memberikan rasa percaya diri terhadap
seseorang sehingga ia merasa tidak khawatir lagi atas hal-hal yang membuatnya tidak
tenang.
Menurut Sarafino (2006) ada 4 aspek dukungan sosial keluarga yang di berikan oleh
keluarga, yaitu:
a. Dukungan emosional
b. Dukungan instrumental
c. Dukungan penghargaan
x
x
seperti ekspresi saat seseorang menyukai ide-ide yang di sampaikan oleh
individu tersebut.
d. Dukungan informasi
Dukungan ini adalah penilaian orang lain terhadap individu, saran ataupun
nasehat. Seperti saat seseorang memberikan saran atau memberikan beberapa
pilihan kepada individu untuk menyelesaikan suatu masalah.
Menurut Sarafino dan smith dukungan sosial (2011) ada 3 sumber dukungan
sosial, yaitu:
a. Dukungan sosial bersumber dari orang- orang yang selalu berada di dalam
hidupnya. Seperti kedua orang tua, suami atau istri kakak, adik dan kerabat
lainnya
b. Dukungan sosial bersumber dari orang- orang yang memiliki sedikit peran
dalam kehidupan seseorang dan orang-orang tersebut mengalami perubahan
atau berganti-ganti sesuai waktunya. Seperti rekan kerja dan teman
c. Dukungan sosial yang bersumber dari orang orang yang jarang di temui atau
jarang memberikan dukungan sosial seperti dokter, keluarga jauh, ahli
professional dan lain sebagainya Dari penjelasan mengenai sumber-sumber
dukungan sosial di atas maka dapat di simpulkan bahwa ada sumber dukungan
sosial yaitu dari orang-orang yang bersama individu tersebut di dalam
hidupnya,dari orang orang memiliki sedikit peran dalam hidupnya dan dari
orang-orang yang jarang bertemu dengan individu tersebut
x
x
2.3 Dinamika Hubungan Efikasi Diri Dengan Dukungan Sosial Orang Tua
Terhadap Kematangan Karir
Dari bagan di atas maka dapat di lihat kematangan karir di pengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor intenal yang di maksud pada bagan di
atas adalah faktor yang mempengaruhi kematangan karir yang bersumber dari diri
individu itu sendiri, faktor yang bersumber dari diri individu itu sndiri adalah keyakinan
individu tersebut terhadap kemampuan yang di milikinya yang di sebut dengan efkasi
diri. Semakin tinggi tingkat efikasi diri pada idividu maka semakin besar pula
kemungkinan bahwa individu tersebut telah mencapai tahap kematangan karirnya
(Santrock.2007)
Sedangkan yang di maksud dengan faktor eksteral adalah faktor yang berasal dari luar
ataupun lingkungan individu tersebut, disini lingkunangan yang paling dekat dengan individu
tersebut adalahh keluarganya yaitu orang tua dan saudara individu tersebut. Pendapat ini
sesuai dengan pendapat Saligman ( 2004) ada dua hal yang dapat mempengaruhi
kematangan karir yaitu faktor internal dan faktor eksternal . Yang di maksud dengan
faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri sendiri seperti efikasi diri, self
expektetons, locus of control, bakat, minat, keterampilan dan usia. Sedangkan faktor
keluarga dapat mempengaruhi kematangan karir melalui dukungan atau nasehat yang
x
x
diberikan oleh orang terdekat yang dapat menunjang kematangan karir baik berupa
verbal maupun non verbal.
Menurut Osipow (1999), efikasi diri merupakan salah satu aspek yang
berhubungan dengan kognitif seseorang yang mempengaruhi individu tersebut untuk
menangasi kebimbangan karirnya. Pendapat ini juga di dukung oleh pendapat Flores
(dalam Fikri.2007) yang menyatakan bahwa tingkat efikasi diri yang tinggi dalam diri
individu terbukti memiliki pengaruh yang besar untuk mengatasi kebimbangan karir
individu.tingkat efikasi diri yang tinggi dapat di lihat dari perilaku individu tersebut
yang terlihat selalu mengeksplorasi kemampuan yang ada pada dirinya. Individu yang
memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung lebih memiliki target dan perencanaan
yang matang dalam perencaannya karirnya karena ia yakin dengan kemamuannya
sendiri.
Menurut Betz (1992) efikasi diri yang memiliki pengaruh terhadap pemilihan
karir adalah Career self-efficacy. Career self-efficacy adalah penilaian seseorang
terhadap dirinya sendiri untuk memilih dan berkembang dalam bidang-bidang
perkerjaan tertentu. Career self-efficacy terdiri atas 2 bagian yaitu career choice
content yang berkaitan tentang bidang studi pada karir karir tertentu, yang kedua
adalah career choice process yang berhubungan dengan tindakan seseorang dalam
memilih dan mengimplementasikan pilihan terhadap karir yang di pilihnya.
x
x
dapat menurunkan stress sehingga menimbulkan perilaku positif pada siswa. Energi
positif yang diberikan keluarga juga akan melahirkan energy yang positif untuk siswa.
Dukungan sosial keluarga juga mempengaruhi tingkat efikasi pada siswa karena
dukungan sosial keluarga berupa motivasi dan pujian terhadap pencapaian siswa yang di
berikan oleh orang tua yang dapat menunjang keyakinan diri pada individu (Widyastuti
dan Pratiwi.2013)
Menurut Tarmidi dan Rammbe (2010) dukungan sosial dari keluarga mampu
memberikan dampak positif pada diri individu yang sangat berpengaruh terhadap
efikasi diri. Dampak positif yang di dapatkan dari dukungan orang tua ini dapat
meningkatkan semangat belajar individu untuk mendukung tercapainya tujuan individu
dalam proses pemilihan karir. Dengan adanya dukungan sosial dari keluarga akan
membuat siswa merasa di cintai dan di hargai oleh keluarganya. Jika individu
mendapatkan dukungan yang positif dari keluarganya maka individu juga mmapu
mengeluarkan energi positif yang ada di dalam dirinya.
Penelitian lain tentang hubungan antara efikasi diri dengan dukungan sosial
orang tua terhadap kematangan karir siswa yang di lakukan oleh Dewi dan Neni (2019)
yang berjudul hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan
kematangan karir kelas XII SMK “X” Kabupaten Waykanan, mendapatkan hasil
x
x
bahwa terdapat hubungan yang positif yang signifikan anatara efikasi diri, dukungan
sosial keluarga dengan kematangan karir yang berarti efikasi diri dan dukungan sosial
keluarga memiliki pengaruh terhadap kematangan karir siswa sebesar 42,7%.
3.5 hipotesis
Berdasakan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
yaitu terdapat hubungan yang positif antara efikasi diri dengan dukungan sosial
keluarga terhadap kematangan karir siswa di SMK Yapim Siak Hulu. Semakin tinggi
tingkat efikasi diri pada siswa maka semakin tinggi pula kematangan karir pada siswa,
dan semakin tinggi tingkat dukungan sosial keluarga yang di dapat oleh siswa dari
keluarga maka semakin tinggi jugala tingkat kematangan karir siswa dan begitupun
sebaliknya semakin rendah tingkat efikasi diri dan dukungan sosial keluarga yang di
terima siswa maka semakin rendah pula tingkat kematangan karir pada siswa tersebu
x
x
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1.Kematanga Karir
Kematangan karir adalah pengembangan atau perubahan kearah yang lebih baik
terkait dengan karir individu tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
individu sesuai dengan karir yang di inginkannya. Atau dapat juga di artikan sebagai
kesiapan individu dalam memilih karir yang sesuai dengan kemampuan dan
keahliannya. Menurut Winkel & Hastuti (2006) ada 6 aspek yang mempengaruhi
kematangan karir, yaitu: perencanaan karir, eksplorasi karir, pengambilan keputusan
karir, informasi dunia karir dan realisasi keputusan karir, kemandirian karir.
xl
Efikasi diri adalah rasa keyakinan atau kepercayaan diri individu terhadap
kemampuannya. Dengan adanaya efikasi yang diri pada diri individu tersebut akan
memberikan dampak yang positif serta memberikan motivasi yang tinggi untuk individu
tersebut dalam menyelesaikan tugas atau mengahadapi suatu masalah. Menurut Bandura
( dalam Ghufron & Risnawati, 2012) terdapat 3 aspek efikasi diri yang dapat mengukur
tingkat efikasi diri yaitu level, kekuatan dan generaliasi
3.3.1 Populasi
xl
i
Jumlah Populasi Siswa-siswi SMK Yapim Siak Hulu
Table 3.3.1
X XI XII
3 AK (Akutansi) 14 19 17 50
Total 51 72 70 193
Menurut Sugiono (2011) sample adalah bagian dari subjek ataupun objek
dari populasi yang di jadikan perwakian dalam suatu penelitian karena populasi
yang besar terdiri dari banyak subjek dan objek yang tidak memungkin peneliti
melakukan penelitian tersebut.
ambil secara acak dari kelas X, XI, XII. Di SMK Yapim Siak Hulu. Penggunaan
secara acak di anggap paling baik dan setiap populasi memiliki kesempatan yang
xl
ii
Jumlah sample dalam penelitian ini di tentukan berdasarkan umus
N
n= 2
N (d) +1
keterangan :
ini adalah :
193
n=
193 ¿ ¿
193 193
¿ = =128,161(di genapkan menjadi 130)
0,4825+1 1,4825
xl
iii
di ukur. Untuk mengungkapkan aspek efikasi diri, dukungan sosial keluarga dan
kematangan karir pada siswa di SMK Yapim Siak Hulu maka terdapat tiga skala
dalam penelitian ini yaitu skala efikasi diri, skala dukungan sosial keluarga, dan
skala kematangan karir.
Skala tersebut di susun berdasarkan model skala Likert, yang memiliki dua
bagian nilai yaitu favourable dan unfavourable, adapun nilai unfavourable di bagi
menjadi 4 poin penandaan respon subjek yaitu 4= Sangat Tidak Setuju(STS), 3=
Tidak Setuju (TS), 2 = Setuju (S), dan 1 = Sangat Setuju (ST). sedangkan nilai
favourable 4 = Sangat Setuju (ST),Dan 1= Tidak Setuju (TS).
xl
iv
Table 3.4.1
Favourable unfavourable
Jumlah 36
xl
v
3.4.2. Skala efikasi diri
Skala efikasi diri untuk mengukur tingkat efikasi diri pada siswa, aspek –
aspek pada penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang di kemukakan oleh
Bandura(1997) yaitu: (1) tingkat ( level ), (2) kekuatan (strength), dan generalisasi (
generality ) . sebelum di lakukan uji coba skala efikasi diri ini terdiri atas 48 butir
dengan jumlah favourable sebanyak 24 butir dan unfavourable sebanyak 24 butir.
Dengan nilai unfavourable 4 = Sangat Tidak Setuju(STS), 3= Tidak Setuju (ST), 2
= Setuju (S), dan 1 = Sangat Setuju (ST). sedangkan nilai favourable 4 = Sangat
Setuju (ST),3 = Setuju (S), 2 = Tidak setuju (ST) Dan 1= Sangat Tidak Setuju
(STS).
xl
vi
Tabel 3.4.2
Favourable Unfavourable
2. Merasakan
pengharapan yang 4,16,28,40 10,22,34,46 8
kuat
Jumlah 48
xl
vi
3.4.3. Skala dukungan sosial keluarga
Skala dukungan sosial keluarga ini untuk mengujut tingkat dukungan keluatga
pada siswa yang dapat mempengaruhi kematangan karir. Dalam ppenelitian ini
skala dukungan sosial di ambil berdasakan aspek yang di kemukakan oleh House
( Cohen &syme, 2001) yaitu : (1)dukungan emosional, (2) dukungan
instrumental, (3) dukungan penilaian,(4) dukungan keluarga .Sebelum di
lakukan uji coba skala ini terdiri atas 38 butir aitem dengan jumlah favourable
sebanyak 22 butir dan unfavourable sebanyak 16 butir. Dengan nilai unfavourable 4 =
Sangat Tidak Setuju(STS), 3= Tidak Setuju (ST), 2 = Setuju (S), dan 1 = Sangat Setuju
(ST). sedangkan nilai favourable 4 = Sangat Setuju (ST),3 = Setuju (S), 2 = Tidak
setuju (ST) Dan 1= Sangat Tidak Setuju (STS).
xl
vi
Table 3.4.3
2. Memberikan 11, 23 32 3
kasih sayang
2. Memberikan - 5,15 2
bantuan langsung
berupa tindakan
Jumlah 38
xl
ix
3.5 Validitas dan reabilitas
3.5.1. Validitas
Validitas merupakan salah satu syarat di terimannya alat ukur. alat ukur yang
mempunyai validitas yang tinggi akan memberikan hasil pengukuran yang
seseuai dengan penelitian yang di ukur. Menurut Azwar (2012) validitas adalah
validitas yang pengukurannya di lakukan dengan analisis rasio dan professional
judgment.m
Menurut Azwar (2015) kriteria kriteria alat ukur yang valid adalah
indeks daya aitem yang memiliki minimal 0,30. Apabila corrected item total
coreelation berada pada < 0,30, maka aitem tersebut di anggap tidak valid dan
tidak dapat di gunakan dalam penelitian. Namun aitem yang berada >0,30 di
nyatakan valid dan dapat di gunakan. Validitas dalam penelitian ini di uji
menggunakan program SPSS 22 for windows.
3.3.2. Reliabilitas
l
apha nya <0,06 maka indicator di nyatakan tidak reliable. Hasil uji reabilitas
dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 22 for windows.
li
BAB IV
Jumlah Aitem pada skala kematangan karir ini adalah 36 aitem. ke-36
aitem ini di lakukan perhitungan validitas dan di temukan bahwa terdapat aitem
yang tidak valid sebanyak 8 aitem yaitu : 14,21,24,27,30,31,32,35 karena hasil
lii
nya <0,30. Maka dengan aitem kematangan karir setelah di kurangi dengan
aitem yang tidak valid berjumlah 28 aitem dengan indeks reliabilitas 0.696.
Favourable unfavourable
Jumlah 28
Jumlah Aitem pada skala efikasi diri ini adalah 48 aitem. ke-48 aitem ini
di lakukan perhitungan validitas dan di temukan bahwa terdapat aitem yang
tidak valid sebanyak 26 aitem yaitu : 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 19, 22, 24,
lii
i
27, 30 ,31, 32, 34, 38, 39, 42, 43, 44, 46, 47, 48 karena hasil nya <0,30. Maka
dengan aitem kematangan karir setelah di kurangi dengan aitem yang tidak valid
berjumlah 28 aitem dengan indeks reliabilitas 0.657.
Favourable Unfavourable
4. Merasakan
pengharapan yang 16,28,40 10 4
kuat
Jumlah 22
li
v
Jumlah Aitem pada skala efikasi diri ini adalah 38 aitem. ke-38 aitem ini
di lakukan perhitungan validitas dan di temukan bahwa terdapat aitem yang
tidak valid sebanyak 13 aitem yaitu : 3, 5, 8, 12, 15, 21, 23, 25, 26, 32, 33, 36,
37 karena hasil nya <0,30. Maka dengan aitem kematangan karir setelah di
kurangi dengan aitem yang tidak valid berjumlah 28 aitem dengan indeks
reliabilitas 0.725
lv
No Aspek Indicator Aitem Jumlah
Favourable Unfavorable
1 Dukungan 4. Memberikan 7, 29 1 3
emosional empati
5. Memberikan 11 - 1
kasih saying
6. Rasa kepedulian 18 24 2
4. Memberikan - - -
bantuan langsung
berupa tindakan
4. Memberikan 16,34,38 36 4
dorongan maju
atau kritik yang
membangun
Jumlah 24
4. 2 PELAKSANAAN PENELITIAN
lv
i
Pelaksanaan penelitian ini di lakukan pada tanggal 29 Agustus 2022 di SMK
Yapim Siak Hulu dengan jumlah sampel sebanyak 174 orang siswa. Pengambilan data
di laksanakan dengan cara pembagian kuisioner yang telah di siapkan oleh peneliti ini.
Dalam penelitian ini peneliti telah mempersipkan 3 skala, yaitu skala kematangan karir
yang berjumlah 28 aitem , skala efikasi diri yang terdiri dari 22 aitem dan skala
dukungan social orang tua yang terdiri atas 24 aitem.
Perempuan 45 26%
Total 174
100%
Berdasarkan table 4.3 di atas terdapat 2 kategorisasi jenis kelamin yaitu laki –
laki dengan frekuensi 129 (74%), dan perempuan dengan frekuensi 45 (26%).
Kebanyakan responden ini berjenis kelamin laki – laki yaitu sebanyak 129 orang dari
174 orang atau 74%
lv
ii
Kategori kelas Frekuensi Presentase
SMK KELAS X 51 29%
Berdasarkan table di atas terdapat 3 kategorisasi jenis kelas yaitu, SMK Kelas
X dengan frekuensi sebesar 51 orang (29%), SMK kelas XI dengan frekuensi sebesar 51
orang (29%), dan SMK Kelas XII dengan frekuensi sebesar 72 orang (42%). Maka
dapat di simpulkan bahwa sampel pada pene;iyian ini kebanyakan berasal dari
kategorisasi SMK Kelas XII Yaitu sebanyak 72 responden (29%).
Deskripsi data mengenai hubungan efikasi diri dengan dukungan sosial keluarga
terhadap kematangan karir siswa SMK Yapim. Setelah peneliti mengakukan penelitian
dengan membagikan kuisioner, peneliti kemudian menskoring data tersebut dan
memasukkan data tersebut dengan Microsoft Exel yang kemudian data tersebut di oleh
menggunakan aplikasi SPSS 22 for windows. Sehingga pengolahan data tersebut
menghasilkan data sistematik seperti yang di papatkan pada table berikut
lv
iii
Skor X yang di peroleh (Empirik) Skor X yang di peroleh (Hipotetik)
Berdasarkan table 4.5 maka dapat di liha pada table data empirik nilai mean
( rata-rata ) pada variabel kematangan karir adalah 83,81 dengan standar deviasi sebesar
10,68, dan nilai mea (rata-rat) pada variabel efikasi diri adalah 64,38 dengan standar
deviasi sebesar 7.174, sedangkan nialai mean (rata-rata) pada variabel dukungan sosial
keluarga adalah 74,39 dengan standar deviasi 8,70. Jika di lihat pada data hipotetik
maka mean (rata-rata) pada variabel kematangan karir adalah 70 dengan standar deviasi
14, nilai mean (rata-rata) pada variabel efikasi diri adalah 55 dengan standar deviasi
sebesar 9,6 sedangkan pada variabel dukungan sosial keluarga nilai mean (rata-rata)
adalah 60 dengan standar deviasi 12.
Dari table 4.5 yaitu skor data empiric dan hipotetik variabel kematangan karir,
efikasi diri dan dukungan sosial keluarga maka di buatlah kategorisasi berdasarkan data
rata-rata empiric. Ada 5 kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini yang
beryujuan untuk mengelompokkan skor yang terasingkan secara berkala menggunakan
aspek yang telah di ukur. Rumus kategorisasi sebagai berikut
Dari table rumus 4.6 tersebut maka variabel kematangan karir di susun atas 5
kategorisasi yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Skor
kategorisasi dapat di lihat pada table 4.7 di bawah ini
li
x
Kategori Skor frekuensi Presentase
Sangat tinggi X≥100 12 6,8%
Tinggi 89≤X≤100 38 21,8%
Sedang 78≤X≤89 70 40,2%
Rendah 67≤X≤78 48 27,5%
Sangat rendah X≤67 7 4,0%
Berdasarkan kategorisasi di atas maka dapat di lhat ada beberapa siswa yang memiliki
tingkat kematangan karir sedang yaitu dengan frekuensi 70 dan presntase sebanyak 40,2% yang
berada pada skor 78-89. Selanjutnya kategorisasi variabel efikasi diri
Berdasarkan kategorisasi di atas maka dapat di lhat ada beberapa siswa yang memiliki
tingkat efikasi diri sedang yaitu dengan frekuensi 77 dan presntase sebanyak 44,2% yang berada
pada skor 60-64. Selanjutnya kategorisasi variabel dukungan sosial keluarga
lx
Kategori Skor Frekuensi Presentase
Berdasarkan kategorisasi di atas maka dapat di lhat ada beberapa siswa yang memiliki
tingkat dukungan sosial keluarga sedang yaitu dengan frekuensi 67 dan presentase sebanyak
38,5% yang berada pada skor 70-78.
a. Uji normalitas
Dalam uji normalitas ini ada ketentuan sebaran data yaitu jika p<0,05 maka data
di katakana normal namun jika p>0,05 maka data tersebut tidak normal.
Berdasarkan analisis data telah dilakukan pengplahan data dengan one sample
klomogvov-smirnov test dengan hasil sebagai berikut:
lx
i
berdistrusi normal, dan variabel dukungan sosial keluarga assym sig( 2-failed )
atau p=0,071 (p>0,05) berdistribusi normal.
b. Uji linearitas
lx
ii
Setelah di lakukan uji asumsi dan mendapatkan hasilnya maka di lakukan uji
analisis untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini dengan munggunakan program
SPSS.22 For windows.
lx
iii
DAFTA PUSTAKA
Adriana. Dian. 2017. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika
Betz, N,E (2000) Self-Efficacy Theory As A Basis For Career Assessment. Journal Of
Career Assessment,8(3),205-222
lx
iv
Cohen,S.,L.G, Underwood& B.H, Gottlieb. (2000). Social Support Measurement And
Intervention. New York: Oxord University Press: 485-491
Feish, Jess & Feist, Gregory J (2010). Teori Kepribadian. ( Ahli Bahasa Handrianto).
Jakarta :Salemba Humanika
Coertes, & Schepers. (2004) Some Personality And Cognitive Correlates Of Career
Maturnity. Journalof Industrial Psychology. Afrikaans University
Crities, O. John. (1981). Career Conceling: Model, Method, And Msterials. New York:
Mc. Graw-Hill Inc.
Feish,Jess.,Feish,Gregoryj.,&Roberts,Tomi-Ann.(2017).Teori Kepribadia.Jakarta:
Salemba Humanika
Ghufron & Risnnawita, (2012) Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media
Gottlieb, B.H 1983. Social Support Strategies, Gldelines For Mental Health Practice.
lx
v
London Sage Publications
Lunedborg, D.J., Osborn,W.L. & Miner, C.U. 1997. Career Maturnity And Personality
Preference Of Mexican-Ameican And Anglo American Adolescent. Journal Of
Career Development, 23,202-213
lx
vi
Munadir. (1996). Program Bimbingan Karir Di Sekolah. Jakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktoral Jendral Pendidikan, Proyek Pendidikan
Tenaga Akademik.
lx
vi
Sugiyono.(2011) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Schuck, Dale H., Paul, R. Pintrich., & Jufitj, L. Meee. (2002) Motivation In Education:
Theory, Research And Application (2nd Ed). Ohio: Pearson Education, Inc
Supraptono, E. (1994) Kontribusi Minat Kejuruan Dan Aspirasi Kerja Serta Status
Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Kematangan Karir Siswa (Studi Deskripsi
Snalitik Pada STM Negeri Di Kotamadya Semarang Tahun 1992/1993).
Bandung.IKIP
Tarmidi,. & Rambe, A.R.R. (2010). Korelasi Antara Dukungan Sosial Orangtuadan
Self-Directed Learning Pada Siswa SMA . Jurnal Psikologi,37,(2),216-223
Taylor, Shelley E.Dkk.2009. Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana
Widyaastutir.J., &Pratiwi, T.I (2013). Pengaruh Self Efficacy Dan Dukungan Social
Keluarga Terhadap Kematangan Pengambilan Keputusan Karir Siswa. Jurnal
Bk Unesa, 3 (1),231-238
lx
vi
Winkel,w.s. (1997). Bimbingan dan konseling di indtitusi pedidikan. Jakarta: pt
gramedia widia sarana Indonesia
lx
ix
LAMPIRAN
lx
x
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17