Anda di halaman 1dari 4

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN

BALITA GIZI BURUK


No.Dokumen : 440/25.8/24.08/2023
No. Revisi :
SOP Tgl. Terbit : 2 Januari 2022
Halaman : 1/4
UPT PUSKESMAS
TANGGUNGGUNUNG dr. HARI SUBAGIYO
KABUPATEN NIP. 197110162014101001
TULUNGAGUNG

Pengertian Suatu acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan


kegiatan penemuan dini dan rujukan serta pendampingan
kepada kader dan anggota masyarakat yang terlatih lainnya.
Tujuan 1. Tenaga kesehatan mampu memfasilitasi proses persiapan,
pelaksanaan dan pemantauan deteksi dini dan rujukan
kasus mulai dari tingkat masyarakat.
2. Deteksi dini dan rujukan kasus yang optimal dapat
dilaksanakan dengan melibatkan semua anggota
masyarakat.
3. Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat dideteksi
dini dan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
untuk mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tanggunggunung nomor
188.4/25/24.08/2023 tentang Pedoman Pelayanan Gizi

Referensi 1. Kemenkes RI tahun 2020 tentang Pencegahan dan tata


laksana Gizi buruk pada balita Gizi Buruk pada balita di
layanan rawat jalan;
2. Permenkes RI no 29 tahun 2019 tentang penanggulangan
masalah gizi anak akibat penyakit;
3. Permenkes no 2 tahun 2020 tentang standar antropometri
anak;
4. Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang
percepatan penurunan Stunting.

SOP Deteksi Dini dan Rujukan Balita Gizi Buruk Laporan 4/4 Puskesmas Tanggunggunung
Prosedur 1. Deteksi dini kasus:
a. Secara aktif, dilakukan oleh:
 Anggota masyarakat, khususnya anggota masyarakat
yang terlatih di setiap waktu dan setiap kesempatan.
 Kader didampingi oleh petugas Kesehatan,
melakukan sweeping dan kunjungan rumah untuk
balita yang tidak hadir pada hari Posyandu.
 Deteksi dini kasus ini dapat dilakukan dengan:
• Menimbang berat badan balita
• Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–
59 bulan dengan menggunakan pita LiLA berwarna
• Mengidentifikasi balita yang terlihat sangat kurus
• Mengidentifikasi kemungkinan adanya pitting
edema bilateral
• Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah
atau sulit menyusu
2. Balita yang perlu dirujuk:
• Balita yang terindikasi mengalami hambatan
pertumbuhan
• Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna kuning
(LiLA 11,5 cm - < 12,5 cm) atau warna merah (<
11,5 cm)
• Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna hijau
namun terlihat sangat kurus
• Balita yang teridentifikasi adanya pitting edema
bilateral
• Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit
menyusu
a. Secara pasif, saat kegiatan pemantauan pertumbuhan di
Posyandu atau titik pemantauan lain (contoh kelas
PAUD) dan saat balita berkunjung ke fasilitas layanan
kesehatan (fasyankes).
 Deteksi dini kasus dengan:
• Mengidentifikasi balita dengan hambatan
pertumbuhan atau berisiko hambatan pertumbuhan
menggunakan grafik pertumbuhan anak di KMS dan
Buku KIA
• Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–
59 bulan dengan menggunakan pita LiLA berwarna
SOP Deteksi Dini dan Rujukan Balita Gizi Buruk Laporan 4/4 Puskesmas Tanggunggunung
untuk semua balita yang datang ke Posyandu
• Pemeriksaan pitting edema bilateral
• Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah
atau sulit menyusu
 Balita yang perlu dirujuk:
• Balita terindikasi mengalami hambatan
pertumbuhan berdasarkan grafik pertumbuhan anak
di KMS dan Buku KIA :
- Garis pertumbuhan anak memotong salah satu garis
Z-score
- Garis pertumbuhan anak meningkat atau menurun
secara tajam
- Garis pertumbuhan anak terus mendatar, misalnya
tidak ada kenaikan berat badan
• Balita 6–59 bulan dengan LiLA diwarna kuning
(LiLA 11,5 cm - <12,5 cm) atau warna merah (<11,5
cm)
• Balita 6–59 bulan dengan LiLA di warna hijau
namun terlihat sangat kurus
• Balita yang teridentifikasi adanya pitting edema
bilateral
• Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit
menyusu
3. Pencatatan dan Pelaporan
4. Pemantauan dan Supervisi Fasilitatif
Hal-hal yang perlu dipantau, termasuk diantaranya:
• Cakupan Posyandu
• Jumlah balita yang diskrining dengan menggunakan pita
LiLA
• Jumlah balita dengan hambatan pertumbuhan
• Jumlah balita yang dirujuk oleh anggota masyarakat
terlatih melalui deteksi kasus aktif
• Jumlah balita yang dirujuk dengan hambatan
pertumbuhan

SOP Deteksi Dini dan Rujukan Balita Gizi Buruk Laporan 4/4 Puskesmas Tanggunggunung
Bagan alir

Petugas melakukan deteksi dini kasus baik


secara pasif maupun aktif

Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan

Petugas melakukan pemantauan dan supervisi


fasilitatif

1. Hal-hal Yang
Perlu
Diperhatikan
Unit terkait 1. Polindes
2. KIA
3. Rawat Jalan
Rekaman Historis No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan.

SOP Deteksi Dini dan Rujukan Balita Gizi Buruk Laporan 4/4 Puskesmas Tanggunggunung

Anda mungkin juga menyukai