Anda di halaman 1dari 8

Vol. 15, No.

2, Agustus, 2022 p-ISSN : 2087-040X


DOI Issue : 10.46306/jbbe.v15i2 e-ISSN : 2721-7213
ANALISA PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BERBASIS
SISTEM ERP TERHADAP KINERJA PT NESTLE
1William, 2Indra Miftahul, 3Azizul Syukriansyah, 4Egintal Imanuel Sembiring,
5Alif Via Indira Rinaldo
1,2,3,4,5
Prodi Pendidikan Manajemen, Universitas Internasional Batam
Email : williamikhau112@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan suplly chain management
berbasis ERP terhadap kinerja perusahaan PT Nestle Indonesia. Metode yang digunakan dalam peneltian
ini menggunakan studi pustaka (library research). Studi pustaka (library research) dengan menggunakan
berupa artikel jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data
penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data baik artikel jurnal ataupun buku-buku. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Kolaborasi SCM dan ERP yang diterapkan PT. Nestle memberikan dampak
positif kepada perusahaan terlebih pada perkembangan perusahaan yang hingga saat ini tetap konsisten
memproduksi dan meyalurkan produk dengan tepat sasaran. Dikarenakan artikel mengenail penerapan ERP
dan SCM di PT Nestle masih terbatas, maka rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah dengan
melakukan penelitian di lapangan untuk mengetahui lebih dalam pengaruh penerapan SCM dan ERP
terhadap kinerja Nestle.
Kata kunci : SCM, ERP, Sistem, Nestle

ABSTRACT
This study aims to determine and analyze the effect of the application of ERP-based suplly chain management
on the company's performance of PT Nestle Indonesia. The method used in this research uses library research.
Library research using journal articles and books related to this research. This research data collection
technique is carried out by collecting data, both journal articles and books. The results showed that the
collaboration and ERP implemented by PT. Nestle has a positive impact on the company, especially on the
development of the company which until now has remained consistent in producing and distributing products
on target. Because articles on the application of ERP and at PT Nestle are still limited, the recommendation
for further research is to conduct research in the field to find out more about the influence of application and
ERP on Nestle's SCM Performance
Keywords : SCM, ERP, System, Nestle

DOI Artikel :10.46306/jbbe.v15i2.165 361


Vol. 15, No. 2, Agustus, 2022 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v15i2 e-ISSN : 2721-7213

PENDAHULUAN
Dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi yang sangat pesat merubah berbagai
macam sendi kehidupan manusia, baik di bidang kesehatan, pendidikan maupun ekonomi, terlebih
di bidang ekonomi, dengan kemajuan teknologi yang notabenenya mempermudah pekerjaan
manusia, efek teknologi sangat besar bagi perkembangan perekonomian terlebih di Indonesia.
Pada rentang tahun 2020 hingga 2021, Indonesia tidak dapat menghindari ataupun mencegah
masuknya dan merebaknya coronavirus di Indonesia.
Coronavirus merupakan wabah yang berasal dari Wuhan, China dan virus tersebut sangat
cepat tersebar dari penderita satu ke penderita lainnya dengan jarak waktu penularan antara 1
hingga 14 hari, virus dengan cepat menular sehingga indvidu yang tertular dengan status positif
akan memengaruhi tingkat kesehatan suatu daerah. Dari kasus tersebut, masyarakat memerlukan
berbagai macam suplemen untuk menjaga kesehatan serta imun, salah satunya produk yang sangat
laris di pasaran yaitu produk bernutrisi yang dipayungi oleh PT. Nestle seperti Susu Dancow, Susu
Milo, Susu Beruang atau lebih dikenal dengan susu Bear Brand, Bear brand merupakan susu yang
komposisinya terdiri dari 100% susu murni.
PT. Nestle merupakan Perusahaan asal luar negeri, Pendiri PT Nestle merupakan ahli
farmasi yang bernama Henri Nestle yang berfokus pada produksi susu formula. PT. Nestle sendiri
memiliki banyak cabang di Indonesia. Nestle salip Uniever dan Coca-Cola karena mengalami
kenaikan penjualan di tengah kuatnya permintaan produk kopi di tengah work from home (WFH).
Pada awal tahun 2020 pendapatan perusahaan naik 2,8 %, lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar
2,3%. Menanggapi lonjakan permintaan tersebut diperlukan kolaborasi sistem manajemen dan
kinerja perusahaan supaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Menanggapi melonjaknya kebutuhan serta permintaan pasar, tentunya perusahaan besar
memilki sistem yang terintegrasi dalam proses produksinya, salah satunya yaitu manajemen rantai
pasok atau yang sering disebut dengan sistem SCM (Supply Chain Management) (Ghofar et al.,
2020).
Dalam penerapan Supply Chain Management dibutuhkan sebuah sistem yang dapat
memberikan fungsi sesuai dengan yang diharapkan. ERP yang merupakan singkatan dari
Enterprise Resource Planning. Aplikasi ERP secara garis besar merupakan perangkat lunak yang
sering digunakan oleh perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan kinerja perencanaan
sumber daya, melakukan control manajemen serta pengendalian operasional (Lukman, 2021).
Kegiatan SCM meliputi pengembangan produk, pengadaan bahan baku dan komponen,
perencanaan, pengendalian dan pengiriman dalam proses produksi dan distribusi. Kegiatan utama
dalam manajemen rantai pasok adalah manajemen pengadaan yakni kegiatan untuk menyediakan
kebutuhan bahan baku dan komponen yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi perusahaan
(Kusmantini et al., 2015). Biasanya setiap sistem ERP memiliki menawarkan modul yang berbeda
satu diantara yang lain, namun dari sekian banyak modul canggih yang ditawarkan oleh vendor
aplikasi ERP biasanya terdapat modul dasar yang pasti dimiliki setiap aplikasi ERP canggih
diantaranya Accounting management, Inventory management, Purchasing management,
Manufacturing management, Human Resource Management, Sales Management, CRM, SCM,
Warehouse management, Project Management (Lukman, 2021).
Terkait dengan kebutuhan pasar akan produk bernutrisi yang diproduksi oleh PT Nestle,
maka PT. Nestle mengupayakan memenuhi kebutuhan pasar dengan menerapkan manajemen
SCM (Supply Chain Manajemen) dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) guna

DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2. 195


Vol. 15, No. 2, Agustus, 2022 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v15i2 e-ISSN : 2721-7213
meningkatkan kinerja perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, bagaimana
pengaruh manajemen Rantai Pasok Berbasis Sistem ERP dalam meningkatkan kinerja PT. Nestle
(Dinayati & Kasmawaru, 2018).

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode
studi pustaka (library research). Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menganalisis
data-data yang berpedoman dengan sumber rujukan seperti buku, jurnal, dan artikel yang memiliki
keterkaitan dengan objek penelitian, yang bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan yang
menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci mengenai permasalahan yang diteliti. Sumber data
yang telah dikumpulkan dapat dijadikan sebagai bukti pendukung untuk permasalahan yang akan
diteliti. Penelitian ini menggunakan PT Nestle Indonesia sebagai objek penelitian, dengan berfokus
pada manfaat dari penerapan Supply chain management dan sistem ERP pada PT Nestle Indonesia.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian adalah mencari dan mengumpulkan
berbagai literatur atau dokumen, meninjau dan menyeleksi berbagai literatur atau dokumen,
mengembangkan kerangka teori yang akan digunakan, dan mengembangkan dan membuat konsep
isi kajian pembahasan serta kesimpulan dan saran.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) pada PT Nestle
Nestlé menerapkan strategi manajemen sistem kontrol terdesentralisasi, dengan otorisasi
Membuat keputusan di setiap unit bisnis agar keputusan yang diambil sejalan dengan situasi di
masing-masing negara. Koordinasikan semua unit saat itu dia melakukan bisnis di seluruh dunia,
peran sistem teknis diperlukan informasi yang dapat mengkoordinasikan semua kegiatan bisnis
untuk keunggulan kompetitif (Dinayati & Kasmawaru, 2018). Sebelumnya, Nestlé
mengimplementasikan corporate intranet perusahaan pada tahun 1997 untuk mendukung lima
kegiatan bisnisnya, yaitu purchasing, marketing, business intelligence, teknologi, dan manajemen
sumber daya manusia.. Corporate intranet perusahaan ini disebut Nestlé Intranet Kit Assistant
(NIKITA).

DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2. 196


Vol. 15, No. 2, Agustus, 2022 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v15i2 e-ISSN : 2721-7213
NIKITA ini merupakan software yang dikembangkan oleh Nestle sendiri dan menjadi
blueprint bagi pengembangan proyek intranet selanjutnya. Sistem ini digunakan lebih dari 80.000
karyawan Nestle di seluruh dunia.dunia.

GLOBE (Global Business Excellence)


Email merupakan cara interaksi yang mendasar di Nestlé dan telah menjadi budaya kerja
di Nestlé yang hanya menggunakan email untuk berinteraksi antar departemen. Pemberitahuan,
berita penting, catatan, dan komunikasi bisnis umum menggunakan media email. Oleh karena itu,
intranet dan e-mail merupakan kebutuhan dasar Nestlé untuk membuat komunikasi menjadi lebih
cepat dan efisien. Dengan semakin ketatnya persaingan di industri bisnis makanan, Nestlé
membutuhkan dukungan IT yang dapat menyatukan seluruh unit bisnis global Nestlé dan
menerapkan proses bisnis yang efisien dan efektif. Oleh karena itu pada tahun 2000, Nestle
meluncurkan proyek GLOBE (Global Business Excellence) yang merupakan proyek terbesar
Nestle selama 135 tahun berdirinya perusahaan ini. Tujuan dari proyek GLOBE adalah
meningkatkan kinerja dan efisiensi bisnis Nestle di seluruh dunia. Program GLOBE
menghilangkan kompleksitas yang tidak perlu dalam sebuah proses dan menjadikan Nestle sebagai
perusahaan yang saling berketerkaitan. Proyek GLOBE ini merupakan sistem ERP yang
menggunakan software SAP (System Application and Product in data processing). Implementasi
sistem ERP termasuk Workplace, SAP R/3, BW, APO, CRM, EBP dan Knowledge Warehouse.
Proyek ini terbagi menjadi empat kegiatan pokok, yaitu Business Excellence, Data Standard&Data
(Windarsono et al., 2012).

Penerapan proyek GLOBE di Nestle Indonesia dimulai pada tahun 2003. Strategi
penerapan yang dipakai adalah Phasing Strategi, yaitu penerapan secara bertahap sampai tahun
2006. Proyek ini pertama kali diterapkan di Head Office Jakarta dan Kejayan Factory, Pasuruan,
Jawa Timur, yang merupakan pabrik pengolahan susu sapi terbesar di Indonesia. Pada tahun 2005,
proyek GLOBE mulai diaplikasikan di Panjang Factory, Lampung dan Cikupa Factory,
Tangerang, Jawa Barat. Secara pertahap proyek GLOBE ini diaplikasikan di masing-masing
departemen. Beberapa alasan yang menjadi pertimbangan dalam penetapan sistem ERP yang
digunakan diantaranya yaitu ERP sistem sekarang sudah menjadi kebutuhan perusahaan-
perusahaan global yang ingin tetap kompetitif di persaingan bisnis global, memungkinkan tiap lini
bisnis untuk beroperasi dengan strukturnya yang paling optimal. Berikut kelebihan dan kelemahan
GLOBE sebagai berikut:
Kelebihan, Sistem GLOBE memang merupakan sistem yang cocok dari perusahaan.
Dengan sistem ERP ini, perusahaan dapat mengoordinasikan semua proses bisnis yang ada

DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2. 197


Vol. 15, No. 2, Agustus, 2022 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v15i2 e-ISSN : 2721-7213
sehingga memungkinkan proses bisnis yang efisien dan efektif serta memberikan kemudahan
untuk transfer pengetahuan antar setiap karyawan dan antar departemen. Selain itu, perusahaan
mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen dan menyediakan produk yang
lebih segar dan berkualitas lebih tinggi yang merupakan kekuatan pendorong aspek utama dari
permintaan konsumen, dan akhirnya keunggulan operasional adalah keuntungan perusahaan yang
kompetitif sebagai perusahaan yang mampu menekan biaya dibandingkan dengan pesaingnya.
Meminimalkan hasil efisiensi dan efektivitas kerja lini bisnis, dengan tetap menjaga nilai sekarang.
Perusahaan dapat memainkan kondisi ini dengan baik.
Kelemahan, Selain segala keuntungan dan manfaat yang diperoleh perusahaan dalam
mengimplementasikan sistem ERP ini, juga terdapat kendala yang ditimbulkannya. Sistem ERP
secara khusus dirancang agar sesuai dengan kompleksitas operasional perusahaan besar yang
membutuhkan proses bisnis yang kompleks. Sistem dirancang untuk dapat menyederhanakan
proses bisnis, menjadikannya lebih sistematis dan rapi, tanpa menghilangkan aspek penting dari
proses bisnis yang sedang berlangsung. Kecenderungannya tampaknya banyak perusahaan hanya
mendelegasikan entri data ke individu atau tim di departemen tertentu, dan jika individu atau tim
tersebut mengalami masalah dengan operasi mereka, sistem terhambat atau bahkan tidak dapat
dioperasikan.

Kegiatan Supply Chain Management pada PT Nestle


Rantai pasokan Nestle memastikan bahwa Nestle products dapat diakses, di mana pun
konsumen di suatu negara. Nestle bertujuan untuk mengumpulkan proses dari peternakan ke pasar,
dan pastikan produk yang didistribusikan kepada konsumen pada waktu yang tepat, biaya yang
tepat dan dalam jumlah yang akurat. Berbekal studi literatur dari berbagai buku dan jurnal, maka
arus Supply Chain Management pada PT. Nestle digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut
:

Perencanaan Pengadaan Produksi Pengiriman Pengembalian

Berikut merupakan unsur-unsur dasar yang perlu diperhatikan dalam membangun SCM
sesuai bagan diatas.
1. Perencanaan merupakan proses yang menyeimbangkan antara pasokan dengan permintaan
untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan bahan
produksi maupun jumlah kebutuhan pasar.
2. Pengadaan merupakan pemilihan dan penentuan pemasok yang memenuhi kriteria perusahaan
dan pemasok bersedia untuk berkomitmen terhadap perusahaan. Dalam hal ini, pemasok harus
menjaga kualitas dan berkomitmen sesuai dengan perjanjian.
3. Produksi yaitu proses dari bahan baku hingga proses menjadi sebuah produk.
4. Pengiriman merupakan pengaturan dalam hal pesanan konsumen, pengaturan arus distribusi,
pemilihan sistem ekspedisi termasuk juga pemilihan distributor.
5. Tahap pengembalian yaitu memeriksa kondisi produk dan memberi layanan retur dengan
ketentuan yang berlaku.

Di era teknologi yang semakin pesat, sehingga persaingan pun menjadi semakin senggit,
SCM merupakan bagian yang vital dalam perusahaan. Berdasarkan kajian pustaka dari beberapa

DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2. 198


Vol. 15, No. 2, Agustus, 2022 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v15i2 e-ISSN : 2721-7213
literatur kinerja perusahaan saat ini menitik beratkan pada efektivitas SCM, penerapan SCM yang
efektif dan efisien akan memberikan dampak kearah yang lebih baik bagi keberlanjutan usaha
maupun kelancaran arus produk. Sebagaimana skema berikut:

Adapun peran penting pada rantai pasok Nestle sebagai berikut:


1. Optimalkan dan integrasikan sumber daya dan proses untuk mencapai biaya rendah dan
efisiensi tinggi.
2. Mengembangkan dan mengelola jaringan pasokan yang sederhana dan efektif untuk mencapai
tingkat layanan yang tinggi.
3. Ciptakan budaya perbaikan terus-menerus yang didorong oleh pengukuran kinerja dan
penghargaan.

Strategi Supply Chain Management Pada PT. Nestle


SCM berperan untuk mengoptimalkan pasokan produk-produk Nestle supaya dapat diakses
oleh siapapun. Proses produksi PT. Nestle diawali dengan Proses dari peternakan, produksi,
distribusi hingga ke pasar, Nestle menupayakan untuk memenuhi kebutuhan pasar, terlebih di era
pandemi yang mana permintaan akan produk-produk Nestle meningkat. Beberapa fungsi SCM
pada PT. Nestle yaitu mengoptimalkan sumber daya dengan biaya rendah namun tetap efisien,
kemudian mengembangkan jaringan, mengelola jaringan secara efektif, dan terus memperbaiki
kinerja perusahaan.
Upaya untuk mewujudkan tujuan PT. Nestle, perusahan terus melakukan upayadengan
memasarkan produk secara konvensional dengan langsung didistribusikan kepada pedagang
pemasok dalam jumlah besar atau grosir, kemudian di distribusikan ke retail dari pengecer, lalu
sampailah produk Nestle sebagaimana yang sering kita temui di Mini Market, Alfamart, Indomaret
ataupun swalayan serta toko-toko kecil. PT. Nestle mengintegrasikan fungsi SCM berbasis ERP
dalam kegiatan logistik mulai dari pemilahan bahan baku hingga pengemasan ke konsumen akhir,
Menurut Windarson (2012) berikut contoh skema dengan produk Susu Dancow.

DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2. 199


Vol. 15, No. 2, Agustus, 2022 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v15i2 e-ISSN : 2721-7213

Skema diatas menunjukkan bahwa Minyak nabati, Vanila, Mineral, Susu Bubuk, Kakao,
Gula Bubuk dan susu sapi merupakan komposisi dasar, lalu bahan-bahan mentah tersebut
didistribusikan ke suplier bahan baku, kemudian diteruskan ke pabrik untuk dolah menjadi susu,
setelah diolah menjadi susu, dikemas menjadi susu bubuk baik dalam kemasan kecil hingga
kemasan besar, terakhir produk tersebut dikirim ke distributor dan dipasarkan ke grosir, pengecer,
mini market dan sampailah kepada konsumen akhir.
Strategi SCM PT. Nestle dalam membuat suatu produk pun tidak serta merta tergesa-gesa
dan terburu-buru dibalik proses yang panjang demi sampainya produk sampai ke konsumen akhir,
PT. Nestle bernegosiasi dengan banyak pemasok, mulai dari pemilihan bahan baku yang murah
namun berkualitas, lalu perusahaan juga turut serta menjalin hubungan kemitraan dengan para
pemasok yang mana, pemasok tersebut adalah pemasok pilihan, karena biasaya pemasok pilihan
akan mengerti tujuan perusahaan, sehingga pemasok akan terus berkomitmen baik dalam menjaga
atau mengembangkan kualitas bahan, dengan begitu pemasok pun ikut berpartisipasi dalam
pengembangan perusahaan Nestle.

KESIMPULAN
Dari pemaparan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, maka kesimpulan dari analisa
tersebut yakni Supply Chain Management (SCM) berbasis Enterprise Resource Planning ( ERP)
adalah sistem yang saling berkaitan dan saling support serta mendukung ketersediaan produk Pt.
Nestle dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan terlebih di masa pandemi, terlihat dengan
sampainya produk-produk Nestle ke konsumen akhir dan terpenuhinya permintaan konsumen
terhadap produk Nestle belakangan ini.
Kolaborasi SCM dan ERP yang diterapkan PT. Nestle memberikan dampak positif kepada
perusahaan terlebih pada perkembangan perusahaan yang hingga saat ini tetap konsisten
memproduksi dan meyalurkan produk dengan tepat sasaran. Peranan manajemen pemasok,
produksi dan logistik dalam SCM yaitu, pada manajemen pemasok memberikan kontribusi yang

DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2. 200


Vol. 15, No. 2, Agustus, 2022 p-ISSN : 2087-040X
DOI Issue : 10.46306/jbbe.v15i2 e-ISSN : 2721-7213
sangat besar bagi keberhasilan penyaluran produk dari bahan baku sampai tahap produksi. Peranan
manajemen produksi yaitu menambah manfaat suatu barang dengan menghasilkanbarang baru.
Tidak lengkap dengan peranan logistik yang mana divisi logistik bertugas dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan shipping maupun distribusi demi terpenuhinya kebutuhan
dan permintaan pasar.
Perusahaan ini memerlukan antisipasi untuk jangka panjang, karena saat ini PT. Nestle
pesaing akan berusaha meniru produk PT. Nestle Indonesia, sepenuhnya perusahaan harus
menyadari tantangan bisnis ketika sedang berada di masa surplus, harus lebih teliti dalam proses
manajemen pemasok, karena harga bahan baku sifatnya tidak stabil, permintaan yang tidak pasti
dimasa mendatang menjadi hal yang harus diperhatikan untuk jangka panjang perusahaan
kedepannya. Selain itu perlunya pemeliharaan sistem, supaya kondisi sistem tersebut dapat
digunakan untuk jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA
Dinayati, S. T. A., & Kasmawaru. (2018). Perancangan Supply Chain Management Pada PT .
Nestle Indonesia Cabang Makassar. Prosiding Seminar Ilmiah Sistem Informasi Dan
Teknologi Informasi, VII(1), 1–9.
https://ejurnal.dipanegara.ac.id/index.php/sisiti/article/view/145-152
Ghofar, A., Kundarto, M., Sugandini, D., Ekawati, T., & Amalia, B. A. (2020). Perspektif
Manajemen Rantai Pasokan: Kapabilitas Strategis.
http://eprints.upnyk.ac.id/23916/1/BUKU ABDUL GHOFAR Perspektif Manajemen.pdf
Kusmantini, T., Guritno, I. A. D., & Rustamaji, H. C. (2015). Manajemen Risiko Rantai Pasok.
Lukman. (2021). Supply Chain Management (M. S. P. Prof. Dr. Okto R. Payangan (ed.); 1st ed.).
Muh. Nur Fajrin Putri Irmawati.
Windarsono, G. Y., Gady, S., & Wahyudi, M. I. (2012). Penerapan ERP, SCM dan CRM PT.
Nestle Indonesia. https://www.scribd.com/document/365580237/ERP-SCM-dan-CSM-PT-
NESTLE

DOI Artikel : 10.46306/jbbe.v13i2. 201

Anda mungkin juga menyukai