Anda di halaman 1dari 51

L/O/G/O

KONSEP DASAR
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
By: Putri Ismawati, M.Pd.
PAUD PAUD
Suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak adalah pemberian upaya
lahir sampai dengan usia enam untuk menstimulasi,
tahun yang dilakukan melalui membimbing, mengasuh
pemberian rangsangan dan pemberian kegiatan
pendidikan untuk membantu pembelajaran yang akan
pertumbuhan dan menghasilkan kemampuan
perkembangan jasmani dan dan keterampilan pada
rohani agar anak memiliki anak (kompetensi).
kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Latar belakang (1)
• Anak usia dini adalah anak yang baru
dilahirkan sampai usia 6 tahun.
• Usia ini merupakan usia yang sangat
menentukan dalam pembentukan karakter
dan kepribadian anak (Yuliani Nurani
Sujiono, 2009: 7).
• Usia dini merupakan usia di mana anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat.
• Usia dini disebut sebagai usia emas (golden
age).
• Makanan yang bergizi yang seimbang serta
stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan
tersebut.
Latar belakang (2)

• Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan


nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun
2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14)
Landasan Pendidikan Anak Usia
Dini

• Landasan Yuridis
• Landasan Filosofis
• Landasan Keilmuan
Landasan Yuridis
Pendidikan Anak Usia Dini
• Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
• UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak
dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya”.
• UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal
1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
• ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.”
UU SISDIKNAS (No. 20 tahun 2003)
- Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang
Pendidikan Dasar
- PAUD diselenggarakan 3 jalur (formal,nonformal,& informal)
- PAUD jalur Pendidikan Formal berbentuk TK, RA atau
bentuk lain yang sederajat
- PAUD jalur Pendidikan Nonformal berbentuk Kelompok
Bermain,Taman Penitipan Anak, bentuk lain yg`sederajat.
- PAUD jalur Pendidikan Informal berbentuk pendidikan
keluarga atau pendidikan yg diselenggarakan oleh lingkungan
Landasan Filosofis
Pendidikan Anak Usia Dini
• Pendidikan merupakan suatu upaya untuk
memanusiakan manusia. Artinya melalui
proses pendidikan diharapkan terlahir
manusia-manusia yang baik. Standar
manusia yang “baik” berbeda antar
masyarakat, bangsa atau negara, karena
perbedaan pandangan filsafah yang
menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat
yang dianut dari suatu bangsa akan
membawa perbedaan dalam orientasi atau
tujuan pendidikan.
Landasan Filosofis
Pendidikan Anak Usia Dini
• Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila
berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais
menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan
manusia indonesia seutuhnya.Bangsa Indonesia juga
sangat menghargai perbedaan dan mencintai demokrasi
yang terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika
yang maknanya “berbeda tetapi satu.” Dari semboyan
tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjunjung tinggi
hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa
diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu
yang sangat berhak untuk mendaptkan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan
pendidikan yang diberikan diharapkan anak dapat
tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya, sehingga
kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan.
Landasan Keilmuan
Pendidikan Anak Usia Dini
• Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya kerangka
keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang
merupakan gabungan dari beberapa displin ilmu, diantaranya:
psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak,
antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neuro sains
atau ilmu tentang perkembangan otak manusia.
• Berdasarkan tinjauan secara psikologi dan ilmu pendidikan,
masa usia dini merupakan masa peletak dasar atau fondasi
awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang
diterima anak pada masa usia dini, apakah itu makanan,
minuman, serta stimulasi dari lingkungannya memberikan
kontribusi yang sangat besar pada pertumbuhan dan
perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh besar
pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Landasan Keilmuan
Pendidikan Anak Usia Dini
• Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat
dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak.
Dari segi empiris banyak sekali penelitian yang
menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat
penting, karena pada waktu manusia dilahirkan, menurut
Clark (dalam Yuliani Nurani Sujono, 2009) kelengkapan
organisasi otaknya mencapai 100 – 200 milyard sel otak yang
siap dikembangkan dan diaktualisasikan untuk mencapai
tingkat perkembangan optimal, tetapi hasil penelitian
menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai
karena kurangnya stimulasi yang berfungsi untuk
mengoptimalkan fungsi otak.
Pentingnya PAUD dikaitkan
dengan Perkembangan Otak:
• Saat lahir bayi memiliki sekitar 100 milyar sel
otak yang belum saling bersambungan.
• Banjir pengalaman indera dari banyaknya
rangsangan yang diterima anak akan
memperkuat dan memperbanyak sambungan
(synaps) antar sel.
• Kerja otak sangat efisien, bagian yang tidak
digunakan akan dimusnahkan (atrophy).
• Banyaknya sambungan akan menjadikan otak
rimbun yang turut menentukan tingkat
kecerdasan anak nantinya.
• 50% perkembangan kecerdasan anak terjadi
pada usia 0-4 tahun, dan 50% sisanya pada
rentang usia 4-18 tahun.
(Osborn, White, Bloom)
Pembentukan Sinaps
 Lahir-3 tahun: banyak dan cepat.
 Usia 3-8 tahun: kepadatan sinaps 2 kali lipat
orang dewasa.
 Usia 8-18 tahun: terjadi
pemangkasanpenurunan kepadatan sinaps.

Sumber: Huttenlocher, 1987; Jernigan, dkk, 1991; Pfefferbaum dkk, 1994; Chugani,
1998; Kolb et al, 1999; Huttenlocher, 1999)
KEPADATAN SINAPS SEJAK LAHIR SAMPAI 14 TAHUN

03-012

LAHIR 6 Tahun 14 Tahun

51
Sumber: Rima Shore, Rethinking the Brain, Families and Work Institute, 1997.

Sumber: Rima Shore, Rethinking the Brain, Families and Work Institute, 1997 15
SINAPS YANG SUDAH TERBENTUK

Sumber: http//www.willamette.edu/~gorr/classes/cs449/figs/neurons.jpg 16
Tujuan Pendidikan Anak Usia
Dini
• Tujuan Umum
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah
mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini
sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
(8) Meningkatkan (1) Kesiapan anak (2) Mengurangi
Indeks Pembangunan memasuki pendidikan Angka mengulang kelas
Manusia (IPM) lebih lanjut (repeater)

(7) Memperbaiki (3) Mengurangi


derajat kesehatan & Angka putus Sekolah
gizi anak usia dini (DO)

(5) Meningkatkan (4) Mempercepat


(6) Mengurangi
Mutu Pencapaian
Angka Buta
Pendidikan Wajib belajar 18
Huruf muda
1. Alasan Pendidikan: PAUD merupakan
pondasi awal dalam meningkatkan
kemampuan anak untuk menyelesaikan
pendidikan lebih tinggi, menurunkan angka
mengulang kelas dan angka putus sekolah.
2. Alasan Ekonomi: PAUD merupakan investasi
yang menguntungkan baik bagi keluarga
maupun pemerintah
3. Alasan sosial: PAUD merupakan salah satu
upaya untuk menghentikan roda kemiskinan
4. Alasan Hak/Hukum: PAUD merupakan hak
setiap anak untuk memperoleh pendidikan
yang dijamin oleh undang-undang.
19
TUJUAN PAUD
 PAUD juga bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab

 Melalui PAUD, anak diharapkan dapat mengembangkan


segenap potensi yang dimilikinya antara lain: agama, kognitif,
sosial-emosional, bahasa, motorik kasar dan motorik halus, serta
kemandirian; memiliki dasar-dasar aqidah yang lurus sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-
kebiasaan perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah
pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan
dan tingkat perkembangannya, serta memiliki motivasi dan sikap
belajar yang positif.
Tujuan
Pendidikan Anak Usia Dini
• Tujuan Khusus
1.Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta
mencintai sesamanya.
2.Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan
motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan
sensorik.
3.Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif
dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat
untuk berpikir dan belajar.
4.Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan
masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.
5.Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan social, peranan
masyarakat dan menghargai keragaman social dan budaya serta
mampu mngembangkan konsep diri yang positif dan control diri.
6.Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta
menghargai karya kreatif.
Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

• Berorientasi pada Kebutuhan Anak


• Belajar melalui bermain
• Menggunakan lingkungan yang kondusif
• Menggunakan pembelajaran terpadu
• Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
• Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber
belajar
• Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber
belajar
Prinsip perkembangan
Anak Usia Dini (1)
1. Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kgnitif
anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama
lain.
2. Perkembangan fisik/motorik, emosi, social, bahasa, dan
kgnitif anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relative
dapat diramalkan.
3. Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi
antar anak dan antar bidang pengembangan dari masing-
masing fungsi.
4. Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan
tertunda terhadap perkembangan anak.
5. Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin
kompleks, khusus, terorganisasi dan terinternalisasi.
6. Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi
oleh konteks social budaya yang majemuk.
Prinsip perkembangan
Anak Usia Dini (2)
7. Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun
pemahamannya tentang tentang lingkungan sekitar dari
pengalaman fisik, social, dan pengetahuan yang diperolehnya.
8. Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan
biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial.
9. Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan social,
emosional, dan kognitif anak serta menggambarkan perkembangan
anak.
10. Perkembangan akan mengalami percepatan bila anak
berkesempatan untuk mempraktikkan berbagai keterampilan yang
diperoleh dan mengalami tantangan setingkat lebih tinggi dari hal-
hal yang telah dikuasainya.
11. Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif,
kinestetik, atau gabungan dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui
sesuatu sehingga dapat belajar hal yang berbeda pula dalam
memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya.
12. Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar adalam dalam
komunitas yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya,
dan aman secara fisik dan fisiologis.
Tokoh Pendidikan Anak Usia
Dini
• Johan Heinrich Pestalozzi
• Maria Montessori
• Friendrich Wilheim August Froebel dan Jean Jacques
Rousseau
• Konstruktivis :Jean Piaget dan Lev Vigotsky
• Ki Hadjar Dewantara
• Berdasarkan Keilmuan Islam
LANDASAN FILOSOFI
TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Pestalozzi (1746-1827)
• Anak pada dasarnya memiliki pembawaan
yang baik
• Masing-masing tahap partumbuhan dan
perkembangan seorang individu haruslah
tercapai dengan sukses sebelum berlanjut
pada tahap berikutnya
• Segala bentuk pendidikan adalah
berdasarkan pengaruh panca indera, dan
melalui pengalaman-pengalaman tersebut
potensi-potensi yang dimiliki oleh seorang
individu dapat dikembangkan
• Tujuan pendidikan ialah memimpin anak
menjadi orang yang baik dengan jalan
mengembangkan semua daya yang
dimiliki oleh anak
Pestalozzi (1746-1827)

• Segala usaha yang dilakukan oleh orang dewasa harus


disesuaikan dengan perkembangan anak menurut kodratnya,
sebab pendidikan pada hakekatnya adalah suatu usaha pemberian
pertolongan agar anak dapat menolong dirinya sendiri di kemudian
hari
• Perkembangan anak berlangsung secara teratur, maju setahap
demi setahap, implikasi atau pengaruhnya adalah bahwa
pembelajaranpun harus maju teratur selangkah demi selangkah
• Lingkungan terutama lingkungan keluarga memiliki andil yang
cukup besar dalam membentuk kepribadian seorang anak pada
awal kehidupannya
• Kecintaan yang diberikan ibu kepada anaknya akan memberikan
pengaruh terhadap keluarga, serta menimbulkan rasa terima kasih
dalam diri anak. Pada akhirnya, rasa terima kasih tersebut akan
menimbulkan kepercayaan anak terhadap Tuhan
Maria Montessori (1870-1952)

• Pentingnya kondisi lingkungan yang


bebas dan penuh kasih agar potensi yang
dimiliki anak dapat berkembang secara
optimal
• Pendidikan merupakan aktivitas diri yang
mengarah pada pembentukan disiplin
pribadi, kemandirian dan pengarahan diri
• Persepsi anak tentang dunia merupakan
dasar dari ilmu pengetahuan.
• Pendidikan merupakan suatu upaya untuk
membantu perkembangan anak secara
menyeluruh dan bukan sekedar mengajar
Maria Montessori (1870-1952)
• Dalam perkembangan anak terdapat masa peka, suatu
masa yang ditandai dengan begitu tertariknya anak
terhadap suatu objek atau karakteristik tertentu serta
cenderung mengabaikan objek yang lainnya.
• Pentingnya kondisi lingkungan yang bebas dan penuh
kasih agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang
secara optimal.
• Anak memiliki kemampuan untuk membangun sendiri
pengetahuannya, dan hal tersebut dilakukan oleh anak
mulai dari awal sekali. Gejala psikis atau kejiwaan yang
memungkinkan anak membangun pengetahuannya sendiri
dikenal dengan istilah jiwa penyerap (absorbent mind).
Friendrich Wilheim August Froebel (1782-
1852)
• Anak sebagai individu yang pada kodratnya
bersifat baik. Sifat yang buruk timbul karena
kurangnya pendidikan atau pengertian yang
dimiliki oleh anak tersebut.
• Masa anak merupakan fase yang sangat
fundamental bagi perkembangan individu karena
pada fase inilah terjadinya peluang yang cukup
besar untuk pembentukan dan pengembangan
pribadi seseorang.
Friendrich Wilheim Froebel
• Apabila anak mendapatkan pengasuhan yang (1782-1852)
tepat, maka seperti halnya tanaman muda akan
berkembang secara wajar mengikuti hukumnya
sendiri. Pendidikan taman kanak-kanak harus
mengikuti sifat dan karakteristik anak.
• Bermain dipandang sebagai metode yang tepat
untuk membelajarkan anak, serta merupakan cara
anak dalam meniru kehidupan orang dewasa di
sekelilingnya secara wajar.
Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
• Konsep “kembali ke alam” dan pendekatan yang
bersifat alamiah dalam pendidikan anak.
Pendekatan alamiah berarti anak akan
berkembang secara optimal, tanpa hambatan.
• Menurutnya pula bahwa pendidikan yang
bersifat alamiah menghasilkan dan memacu
berkembangnya kualitas semacam kebahagiaan,
spontanitas dan rasa ingin tahu.
• Walaupun kita telah melakukan kontrol terhadap
pendidikan yang diperoleh dari pengalaman J.J. Rousseau (1712-1778)

sosial dan melalui indera, tetapi kita tetap tidak


dapat mengontrol pertumbuhan yang sifatnya
alami.
• Tujuan pendidikan adalah membentuk anak
menjadi manusia yang bebas.
Jean Piaget dan Lev Vigotsky
• Anak membangun pengetahuannya sendiri karena
mereka memiliki begitu banyak gagasan yang
sesungguhnya tidak pernah diajarkan kepada mereka.
• Pengetahuan pada dasarnya dibangun oleh anak
melalui interaksi dengan lingkungannya.
• Pada dasarnya paham konstruktivis mempunyai
asumsi bahwa anak adalah pembangun pengetahuan
yang aktif. Anak mengkonstruksi pengetahuannya
berdasarkan pengalamannya. Pengetahuan tersebut
diperoleh anak dengan cara membangunnya sendiri
secara aktif melalui interaksi yang dilakukannya
dengan lingkungan.
• Lev Vigotsky berpandangan bahwa konteks sosial
merupakan hal yang sangat penting dalam proses
belajar seorang anak. Pengalaman interaksi sosial ini
sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan
berfikir anak. Interaksi antara anak dengan lingkungan
sosialnya akan menciptakan bentuk-bentuk aktivitas Lev S. Vygotsky (1896 – 1934)
mental yang tinggi.
Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
• Anak sebagai kodrat alam yang memiliki pembawaan
masing-masing serta kemerdekaan untuk berbuat
serta mengatur dirinya sendiri. Akan tetapi
kemerdekaan itu juga sangat relatif karena dibatasi
oleh hak-hak yang patut dimiliki oleh orang lain.
• Pamong hanya boleh memberikan bantuan apabila
anak menghadapi hambatan yang cukup berat dan
tidak dapat diselesaikan.
• Pengajaran harus memberi pengetahuan yang
berfaedah lahir dan batin, serta dapat memerdekakan
diri.
Ki Hajar Dewantoro
• Anak sebagai individu yang memiliki potensi untuk (1889-1959)

berkembang, sehingga pemberian kesempatan yang


luas bagi anak untuk mencari dan menemukan
pengetahuan, secara tidak langsung akan memberikan
peluang agar potensi yang dimiliki anak dapat
berkembang secara optimal.
Hakekat PAUD berdasarkan
Ilmu Keislaman
Pentingnya mendidik anak sejak usia dini, dapat di renungkan hadist-hadist
berikut ini:

• ‫ل هللا ِصلَّى هللا ُِ عليْهَ وسلَّ َم‬


َُ ‫سو‬ ْ ‫ن م ْولُ ْودَ إالَّيُ ْولدُعلى ْالف‬
ُ ‫قالَ ر‬: َ‫طرةفأَبواَهُ يُهودانهَ أ ْويُنصرانه‬ َْ ‫قالَ مام‬
َ‫)رواه البخارى(أ ْويُمجسانه‬
• Artinya : “ Setiap anak dilahirkan atas fitrah (kesucian agama yang sesuai
dengan naluri), sehingga lancar lidahnya, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan dia beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (H.R. Bukhori)
• َ‫وأ ْحسنُواأدب ُه ْم‬،‫أ ْكر ُمواأ ْوالد ُك ْم‬
• Artinya : “Muliakanlah anak-anak kalian
dan didiklah mereka dengan budi pekerti
yang baik.”

• َ‫حسن ُك ْم‬
َْ ‫ن أ ْخير ُك َْم أ‬ ََّ ‫ل هللاَ صلَّى هللا ُِعليْهَ وسَلَّمَ ا‬
َْ ‫ن م‬ َُ ‫سو‬
ُ ‫قالَ ر‬
‫)رواه البخارى ( ُخلُقًا‬
• Artinya : “ Paling baiknya kamu sekalian
adalah dari budi pekertinya. “ (H.R.
Bukhori)
• ‘Amru bin ‘Atabah pernah memberikan pegangan
kepada para pengasuh anaknya dengan berkata :

َ ‫عيُ ْون ُه َْم م ْعقُ ْودةٌبعيْن‬


• ‫ك‬ ُ ‫ن‬ ََّ ‫صالحكَ لن ْفسكَ فإ‬ ْ ‫صالحكَ لولدى إ‬ َْ ‫لي ُك‬, ‫ن‬
َُ ‫ن أ َّو‬
ْ ‫لإ‬ ْ ‫ف‬
َُ ‫االحس‬
َ‫ح ع ْند ُه َْم ماتر ْكت‬ َُ ‫ع ْند ُه َْم ماصن ْعتَ و ْالقب ْي‬
• Artinya : “ Hendaklah tuntunan perbaikan yang pertama
bagi anak-anakku, dimulai dari perbaikan anda terhadap
diri anda sendiri. Karena mata dan perhatian mereka
selalu terikat kepada anda.Mereka menganggap baik
segala yang anda kerjakan, dan mereka menganggap
jelek segala yang anda jauhi.”
Pendidikan Anak Usia Dini didasarkan atas
prinsip-prinsip berikut:
1. Berorientasi pada kebutuhan anak.
2. Sesuai dengan perkembangan anak
Garis Waktu Perkembangan Anak

Percaya Menguasai Diri Prakarsa Menghasilkan


vs vs vs vs
Tidak Percaya Malu & Ragu Bersalah Hasil yg rendah
Sensorimotor Pra-Operasional Kongkrit
Tubuh Mainan Bermain Kerja
3. Mengembangkan Kecerdasan Anak

9 Dimensi Kecerdasan Jamak


(Multiple Intelligences)

1. Kecerdasan linguistik (cerdas kosakata)


2. Kecerdasan logika dan matematika (cerdas angka dan rasional)
3. Kecerdasan spasial (cerdas ruang/tempat/gambar)
4. Kecerdasan kinestetika-raga (cerdas raga)
5. Kecerdasan musik (cerdas musik)
6. Kecerdasan interpersonal (cerdas orang)
7. Kecerdasan intrapersonal (cerdas diri)
8. Kecerdasan naturalis (cerdas alam)
9. Kecerdasan Spritual (cerdas kalbu/religi)

39
4. Belajar melalui bermain
5. Belajar dari kongkrit ke abstrak, sederhana ke
kompleks,
gerakan ke verbal, dan dari sendiri ke sosial.

6. Anak sebagai pebelajar


aktif
7. Anak belajar melalui interaksi sosial dengan
orang
dewasa dan teman sebaya di lingkungannya
8. Menggunakan lingkungan yang kondusif

9. Merangsang kreativitas dan inovatif


10. Mengembangkan kecakapan hidup

11. Memanfaatkan potensi lingkungan


12. Sesuai dengan kondisi sosial budaya

13. Stimulasi secara holistik


IMPLEMENTASI FILOSOFI, TEORI DAN
PENDEKATAN DALAM PELAKSANAAN PAUD

• BERKAITAN DENGAN ANAK


 Anak akan belajar dengan baik ketika mereka
menggunakan sensori
 Semua anak dapat dididik
 Setiap anak harus dioptimalkan potensinya
 Pendidikan harus dimulai sejak dini
 Anak tidak dapat dipaksa belajar jika belum siap
belajar
 Mempersiapkan anak bagi perkembangan
selanjutnya dalam belajar
 Kegiatan pembelajaran harus menarik dan
bermakna
 Interaksi sosial dengan guru dan kelompok usia
penting bagi perkembangannya
• BERKAITAN DENGAN GURU
Guru harus menyayangi dan menghargai semua
anak
Guru harus memiliki dedikasi untuk mengajar
secara profesional
Pengajaran yang baik harus berdasarkan teori,
filosofi, tujuan dan sasaran
Mengajar anak menggunakan materi sebenarnya
Pengajaran dimulai dari yang konkret sampai
abstrak
Observasi penting guna mengetahui proses belajar
anak
Pengajaran harus berpusat pada anak bukan
berpusat pada guru
Peran Guru PAUD
1. Sebagai Pengelola
– Melaksanakan administrasi kelompok

2. Sebagai Pendidik dan Fasilitator


– Menjadi model
– Menciptakan lingkungan yang menyenangkan
– Menyiapkan sarana dan bahan bermain yang beragam
– Mendukung anak waktu belajar
– Memperkuat kemampuan/ pengalaman positif anak
– Mencatat perkembangan belajar anak

3. Sebagai peneliti
- mengamati perkembangan anak
- memahami kebutuhan anak
BERKAITAN DENGAN ORANG
TUA
• Keluarga merupakan lembaga yang paling penting dalam
pendidikan dan pengembangan anak
• Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak
MEMBACA 10%

MENDENGAR 20%

MELIHAT 30%

MELIHAT & MENDENGAR 50%

BERDISKUSI 70%

MENGALAMI 80%

MENGAJAR KE ORANG LAIN 95%

PIRAMIDA BELAJAR
Ya Allah,
Sehatkan tubuhku
Cerdaskan otakku
Bersihkan hatiku
Indahkan akhlakku

Anda mungkin juga menyukai