Anda di halaman 1dari 4

Menentukan Solusi :

 Mencari masalah yang ingin diselesaikan (missal kesulitan membedakan huruf)


 Mencari penyebab masalahnya (kemiripan pada huruf b,d,p,q)
 Solusi yang dipilih (mengenalkan huruf melaluikartu huruf bergambar)
 Deskripsi: Tindakan atau menjelaskan solusi yang diambil secara rinci (pilih kartu haruf yang sesuai)
 Kelebihan: Membantu anak dalam mengenal huruf, bunyi,gambar
 Kekurangan: Terbatasnya kreativitas karna kartu huruf membatasi ruang kreativitas anak
 Mitigasi: Tindakan atau upaya yang diambil untuk mengurangi atau meminimalkan masalah yang terjadi

Kemampuan membuat rencana aksi :


 Menentukan Tujuan : Menentukan elemen, Capaian pembelajaran,Tujuan pembelajaran
 Membuat bukti penilaian : checklist(bb,mb,bsh,bsb), Hasil karya, catatan anekdot, foto berseri
 Kegiatan belajar (menggunakan kartu huruf bergambar) dan asesmen formative (pengamatan,tanya
jawab,aktivitas bermain)

Kemampuan membuat rencana evaluasi :


 Metode: observasi pembelajaran, refleksi guru, instrumen murid
 Kebutuhan instrumen : lembar checklist, lembar refleksi dan daftar pertanyaan,lembar instrumen
 Rencana pengembangan : pengembangan dari modul ajar terlaksana dan tidak terlaksana, pertanyaan
reflektif untuk guru (kemampuan , merenungkan,intropeksi) , untuk anak

Penguasaan materi yang mendukung HOTS ( HIGHER ORDER THINKING SKILLS) kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
pemahaman yang mendalam dan kemampuan untuk menerapkan,menganalisis,mengevaluasi,dan menciptakan
pengetahuan :
Penguasaan materi yang mendukung High Order Thinking Skills (HOTS), atau Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi, melibatkan pemahaman yang lebih dalam, analisis, sintesis, evaluasi, dan kreativitas. Beberapa faktor
yang mendukung penguasaan materi yang mendukung HOTS adalah:

1. Pengertian yang Mendalam: Siswa perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep dan materi
pelajaran. Ini termasuk memahami dasar-dasar dan hubungan antar konsep.
2. Kemampuan Analisis: Siswa harus mampu menganalisis informasi, data, atau situasi dengan cara yang lebih
kompleks. Mereka dapat mengidentifikasi pola, perbedaan, dan kesamaan, serta menguraikan informasi
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3. Kemampuan Sintesis: Siswa harus dapat menggabungkan informasi dari berbagai sumber atau konsep untuk
membuat pemahaman yang utuh. Ini melibatkan kemampuan mengintegrasikan ide-ide yang berbeda menjadi
suatu keseluruhan yang koheren.
4. Evaluasi Kritis: Siswa perlu mampu menilai informasi, argumen, atau pendekatan dengan kritis. Ini mencakup
kemampuan untuk mengidentifikasi kelemahan, mempertanyakan asumsi, dan merumuskan pendapat
berdasarkan bukti yang kuat.
5. Kreativitas: Kemampuan untuk berpikir kreatif sangat penting dalam HOTS. Siswa harus dapat menciptakan
solusi baru, melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, dan menghasilkan ide-ide inovatif.
6. Keterampilan Komunikasi: Siswa juga perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik untuk
menyampaikan ide-ide mereka dengan jelas dan efektif kepada orang lain.
7. Latihan dan Praktik: Penguasaan materi yang mendukung HOTS memerlukan latihan dan praktik yang
berkelanjutan. Siswa perlu diberi kesempatan untuk memecahkan masalah yang kompleks dan berpartisipasi
dalam diskusi yang mendorong berpikir kritis.

Penguasaan literasi numerasi :


Literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, memahami, dan menginterpretasikan teks
dalam berbagai bentuk, seperti tulisan, gambar, grafik, dan media lainnya. Literasi juga mencakup kemampuan
berpikir kritis, menganalisis informasi, dan membuat keputusan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Literasi
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan, dan karier seseorang, karena membantu individu
untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang
dunia di sekitarnya.

Contoh kegiatan :
Pembelajaran literasi bagi anak usia dini adalah tahap awal dalam mengembangkan kemampuan membaca,
menulis, dan pemahaman bahasa. Beberapa pendekatan yang efektif dalam mengajar literasi kepada anak usia
dini meliputi:
1. Membaca bersama: Orang tua dan pengasuh dapat membacakan buku-buku dengan gambar dan cerita yang
sesuai usia anak. Ini membantu anak membangun kosakata dan pemahaman tentang narasi.
2. Bermain dengan kata: Permainan seperti teka-teki kata, balok huruf, dan permainan kata membantu anak
mengenal huruf, bunyi, dan struktur kata.
3. Mendongeng: Mendongeng adalah cara yang baik untuk memperkenalkan narasi kepada anak. Anak dapat
belajar tentang plot, karakter, dan bagaimana cerita berkembang.
4. Menulis bersama: Anak dapat diajak menulis dengan bantuan orang tua atau guru. Mereka bisa mulai dengan
mencoba menulis huruf dan kata-kata sederhana.
5. Buku bacaan yang sesuai: Pilih buku-buku yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dengan ilustrasi
menarik dan cerita yang relevan.
6. Mendengarkan dan berbicara: Latih anak untuk mendengarkan dan berbicara, karena ini merupakan dasar
dari literasi. Diskusikan cerita, tanya pertanyaan, dan biarkan mereka berbicara tentang pengalaman mereka.
7. Penggunaan teknologi pendidikan: Aplikasi dan permainan edukatif yang didesain untuk literasi anak usia dini
dapat menjadi alat yang berguna dalam pembelajaran.

Numerasi adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan berinteraksi dengan angka dan
konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup pemahaman tentang bilangan, operasi
matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, serta kemampuan untuk
memecahkan masalah matematika.
Numerasi melibatkan pemahaman tentang konsep-konsep matematika dasar, termasuk pengukuran, fraksi,
persentase, rasio, proporsi, geometri, dan statistik. Ini juga mencakup kemampuan untuk mengenali dan
menggunakan angka dalam berbagai konteks, seperti pengeluaran keuangan, perhitungan waktu, dan dalam
pemecahan masalah sehari-hari.

Berikut adalah beberapa contoh kegiatan numerasi yang cocok untuk anak usia dini:
1. *Bermain dengan Blok atau Kubus:*
- Anak-anak dapat menghitung berapa banyak blok atau kubus yang mereka miliki.
- Mereka dapat menggabungkan blok-blok tersebut untuk membentuk bentuk-bentuk sederhana seperti
segitiga atau persegi.
2. *Bermain dengan Kartu Angka:*
- Kartu angka dapat digunakan untuk mengenalkan bilangan dan mengajarkan urutan angka.
- Anak-anak dapat mencocokkan kartu dengan jumlah benda yang sesuai.
3. *Menghitung Benda-benda di Sekitar:*
- Anak-anak dapat menghitung berapa banyak mainan, buku, atau potongan makanan yang ada di sekitar
mereka.
- Ini membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang angka dan kuantitas.
4. *Kegiatan Berhitung Sederhana:*
- Menggunakan benda-benda sehari-hari seperti kancing, permen, atau koin, anak-anak dapat melakukan
kegiatan penjumlahan sederhana atau pengurangan.
- Contohnya, anak dapat ditanya berapa banyak kancing yang mereka miliki jika satu kancing diambil.
5. *Bermain Permainan Papan:*
- Beberapa permainan papan sederhana seperti permainan ular tangga atau permainan monopoli junior dapat
membantu anak-anak berlatih berhitung, berurusan dengan uang palsu, dan mengambil keputusan berdasarkan
angka.
6. *Menyanyikan Lagu Angka:*
- Lagu-lagu yang mengandung unsur angka seperti "Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima Kupukupu" dapat membantu
anak-anak mengingat urutan angka dengan cara yang menyenangkan.
7. *Menggunakan Puzzel Matematika:*
- Puzzle dengan bentuk-bentuk geometri sederhana seperti segitiga, persegi, atau lingkaran dapat membantu
anak-anak mengenal bentuk-bentuk tersebut dan mengasah kemampuan pemecahan masalah.
8. *Menggambar dengan Angka:*
- Anak-anak dapat mencoba menggambar gambar sederhana seperti wajah dengan menggunakan angka
sebagai panduan. Misalnya, mata bisa diwakili oleh angka 2.
Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya membantu anak-anak mengembangkan numerasi mereka, tetapi juga
menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif.

Kemampuan mengintegrasikan TPACK dalam pembelajaran :


Kemampuan mengintegrasikan TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) dalam pembelajaran
adalah keterampilan yang memungkinkan guru untuk menggabungkan pengetahuan tentang teknologi (T),
pendidikan (P), dan konten (C) dalam pengajaran mereka. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang cara
menggunakan teknologi untuk mendukung penyampaian materi pelajaran (content) secara efektif dan
memfasilitasi pembelajaran yang bermakna.

Dalam konteks TPACK, guru perlu memiliki kemampuan berikut:

1. *Pengetahuan Konten (CK):* Pemahaman yang kuat tentang materi pelajaran yang mereka ajarkan. Guru
perlu tahu apa yang harus diajarkan dan bagaimana materi tersebut berkaitan dengan kurikulum.
2. *Pengetahuan Pedagogis (PK):* Kemampuan dalam metode pengajaran yang efektif. Ini termasuk strategi
pengajaran, manajemen kelas, dan pemahaman tentang bagaimana siswa belajar.
3. *Pengetahuan Teknologi (TK):* Pemahaman tentang berbagai alat dan teknologi yang tersedia, termasuk
perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
4. *Pengetahuan Pedagogis Konten (PCK):* Kemampuan untuk menggabungkan pengetahuan tentang cara
mengajar dengan pemahaman tentang konten pelajaran. Ini berarti tahu bagaimana menyampaikan materi
pelajaran secara efektif.
5. *Pengetahuan Teknologi Konten (TPK):* Kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran
materi pelajaran secara spesifik. Guru harus tahu bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memahamkan
dan mengajar konten pelajaran.
6. *Pengetahuan Pedagogis Teknologi (TPACK):* Ini adalah puncak dari TPACK, yaitu kemampuan untuk
menggabungkan semua aspek di atas. Guru yang mampu mengintegrasikan TPACK dapat merancang
pengalaman pembelajaran yang memanfaatkan teknologi secara efektif untuk mengajar konten dengan cara
yang menarik dan bermakna.
Kemampuan ini penting dalam era pendidikan yang semakin canggih secara teknologi. Guru yang dapat
mengintegrasikan TPACK dengan baik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan
relevan bagi siswa mereka.

Kemampuan mengidentifikasi masalah adalah keterampilan untuk mengenali, memahami, dan merumuskan
masalah atau tantangan yang dihadapi dalam berbagai konteks. Ini merupakan langkah awal dalam proses
pemecahan masalah yang efektif. Untuk mengidentifikasi masalah dengan baik, Anda perlu melakukan hal
berikut:

1. *Pemahaman yang Mendalam:* Anda harus memiliki pemahaman yang baik tentang situasi atau konteks
yang Anda hadapi. Ini mencakup memahami fakta, informasi, dan aspek-aspek yang relevan.
2. *Pengamatan dan Analisis:* Anda perlu melakukan pengamatan dan analisis untuk mengidentifikasi tanda-
tanda atau gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Ini bisa berupa perubahan yang tidak biasa,
ketidaksesuaian dengan harapan, atau perbedaan antara situasi yang ada dengan yang diharapkan.
3. *Pertanyaan yang Tepat:* Ajukan pertanyaan yang relevan dan mendalam untuk menggali lebih dalam
tentang masalah yang dihadapi. Ini membantu Anda merumuskan masalah dengan lebih baik.
4. *Konsultasi dengan Orang Lain:* Terkadang, melibatkan pandangan orang lain dapat membantu
mengidentifikasi masalah yang mungkin Anda lewatkan.
5. *Menggunakan Alat atau Metode Analisis:* Dalam beberapa konteks, alat atau metode analisis khusus
seperti analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dapat membantu mengidentifikasi
masalah dengan lebih sistematis.
6. *Jurnalisme Lima W + 1 H:* Konsep jurnalisme "Lima W + 1 H" (Who, What, When, Where, Why, dan How)
dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini.
7. *Kemampuan Berpikir Kritis:* Berpikir kritis membantu Anda menganalisis informasi dengan lebih cermat dan
mengidentifikasi akar penyebab masalah.
Kemampuan mengidentifikasi masalah adalah langkah penting dalam pemecahan masalah yang efektif, baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks profesional. Setelah masalah teridentifikasi, langkah
selanjutnya adalah merumuskannya dengan jelas, mencari penyebabnya, dan mengembangkan strategi untuk
mengatasinya.

Anda mungkin juga menyukai