Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : SUKMA TRI WIDIA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 855717079

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4505/Pembaharuan dalam Pembel. di


SD

Kode/Nama UPBJJ : POKJAR SIDOMULYO

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
NO 1 .
LKPD

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Mata Pelajaran:


Pertemuan Ke:

Judul Pembelajaran: Eksplorasi Bahan dan Permainan Tradisional Tujuan


Pembelajaran:
1) Siswa dapat mengidentifikasi asal pembuatan berbagai benda tradisional yang
terbuat dari kayu atau bagian tumbuhan.
2) Siswa dapat menjelaskan jenis permainan yang dapat dimainkan dengan
benda-benda tersebut.
3) Siswa dapat merancang permainan lompat bambu berdasarkan pengetahuan
yang diperoleh.

A. Eksplorasi Benda-Benda Tradisional


1) Pak Titok membawa mainan-game watch, pistol mainan, kayu pate lele, dan
ketapel. Coba identifikasi benda-benda tersebut.
2) Catat asal pembuatan masing-masing benda dan jenis permainan yang dapat
dimainkan dengan benda- benda tersebut.

B. Koneksi dengan Materi Pelajaran


1) Diskusikan bersama: Bagaimana benda-benda tersebut terkait dengan materi
pelajaran kita?
2) Guru menunjukkan 4 batang bambu. Bagaimana kita bisa menghubungkannya
dengan benda-benda yang terbuat dari bagian tumbuhan/kayu?

C. Kerja Kelompok
1) Siswa akan dibagi menjadi kelompok-kelompok heterogen.
2) Setiap kelompok akan mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
berisi panduan untuk merancang permainan lompat bambu.
3) Gunakan pengetahuan tentang benda-benda tradisional dan bahan
tumbuhan untuk merancang permainan kreatif.
D. Presentasi dan Refleksi
1) Setiap kelompok akan mempresentasikan permainan lompat bambu yang
mereka rancang.
2) Guru dan siswa lainnya akan memberikan umpan balik positif dan saran untuk
perbaikan.
3) Siswa akan merenungkan apa yang mereka pelajari selama pembelajaran ini.

E. Tugas Rumah
1) Buatlah sebuah esai singkat tentang peran benda-benda tradisional dalam
melestarikan budaya dan kearifan lokal.
2) Kumpulkan tugas rumah pada pertemuan berikutnya.
No. 2

a) Model-pembelajaran yang umumnya mencakup strategi instruksional untuk


mengembangkan civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), civic
dispositions (kebajikan kewarganegaraan), civic skills (keterampilan
kewarganegaraan), civic confidence (kepercayaan diri kewarganegaraan),
civic commitment (komitmen kewarganegaraan), dan civic competence
(kompetensi kewarganegaraan) yang berakhir dengan well-informed,
reasoned, and responsible decision making adalah "Pembelajaran
Berwawasan Demokrasi" atau "Civic Education" dalam konteks pendidikan.

b) Langkah-langkah pembelajaran dalam model "Pembelajaran Berwawasan


Demokrasi" biasanya mencakup:

1) Identifikasi Tujuan: Guru dan siswa bersama-sama mengidentifikasi


tujuan pembelajaran terkait pengetahuan, sikap, keterampilan,
kepercayaan, komitmen, dan kompetensi kewarganegaraan yang
ingin dicapai.

2) Diskusi Konsep Dasar: Guru memberikan penjelasan dan diskusi


tentang konsep dasar demokrasi, hak asasi manusia, serta isu-isu
kewarganegaraan yang relevan.

3) Pengembangan Pengetahuan: Siswa belajar tentang sejarah, prinsip-


prinsip, dan lembaga-lembaga demokrasi, serta hak asasi manusia.

4) Pembentukan Sikap dan Disposisi: Siswa diajak untuk merenungkan


nilai-nilai demokrasi, toleransi, dialog, keadilan, dan hak asasi
manusia. Mereka memahami pentingnya berpikir kritis dan
berempati.

5) Pengembangan Keterampilan: Siswa dilatih untuk menggunakan


keterampilan seperti berpikir kritis, berdebat, berkolaborasi, dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan demokratis.

6) Peningkatan Kepercayaan Diri dan Komitmen: Siswa diberikan


peluang untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek sosial, debat,
pemilihan umum sekolah, atau organisasi siswa. Ini membantu
meningkatkan kepercayaan diri dan komitmen mereka dalam hal
kewarganegaraan.

F. Evaluasi dan Refleksi: Guru dan siswa bersama-sama mengevaluasi hasil


pembelajaran, baik dalam hal pengetahuan maupun pengembangan sikap,
keterampilan, kepercayaan, komitmen, dan kompetensi. Siswa merenungkan
dampak pembelajaran ini pada kemampuan mereka mengambil keputusan
berwawasan, bernalar, dan bertanggung jawab.

No. 3

Dalam persiapan kelas yang partisipatif sesuai dengan model Projek Belajar
Kewarganegaraan Kami Bangsa Indonesia (PKKBI), guru harus mengikuti beberapa
langkah penting. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diambil oleh guru:

1) Penentuan Tema atau Masalah: Guru harus memilih tema atau masalah
yang relevan dan bermakna bagi siswa. Tema atau masalah ini harus
berkaitan dengan isu-isu kebijakan publik dalam masyarakat.

2) Identifikasi Tujuan Pembelajaran: Guru harus mengidentifikasi tujuan


pembelajaran yang jelas. Tujuan ini harus mencakup pemahaman siswa
tentang peran sentral pemerintahan dalam merumuskan kebijakan, serta
pemahaman siswa tentang peran serta warga negara dalam merumuskan
kebijakan publik.

3) Penyediaan Materi Pendukung: Guru perlu mengumpulkan materi


pendukung yang diperlukan, seperti artikel, laporan, data statistik, dan
informasi terkait masalah yang akan dibahas. Materi ini akan menjadi
dasar diskusi dan penelitian siswa.

4) Pembentukan Kelompok: Siswa dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok


kecil untuk mengkaji masalah secara lebih mendalam. Guru perlu
memastikan bahwa kelompok-kelompok ini heterogen, sehingga siswa
dengan beragam latar belakang dapat berkolaborasi.

5) Pemberian Panduan Tugas: Guru memberikan panduan tugas kepada


masing-masing kelompok. Panduan ini harus mencakup langkah-langkah
konkret yang harus diambil oleh siswa dalam menyelidiki masalah,
merumuskan kebijakan, dan mendiskusikan solusi.

6) Diskusi Kelas: Selama proses pembelajaran, guru memfasilitasi diskusi kelas


tentang masalah yang dibahas, peran sentral pemerintahan, dan peran serta
warga negara dalam merumuskan kebijakan. Siswa diajak untuk berbagi hasil
penelitian mereka dan ide-ide mereka.

7) Proses Penelitian dan Analisis: Siswa melakukan penelitian terkait masalah


yang dipilih, menganalisis data, dan merumuskan kebijakan atau solusi yang
dapat diterapkan.
8) Presentasi dan Diskusi Hasil: Setelah penelitian selesai, setiap kelompok siswa
mempresentasikan temuan mereka kepada seluruh kelas. Ini adalah
kesempatan untuk berdiskusi lebih lanjut, memberikan umpan balik, dan
membandingkan pendekatan yang berbeda.

9) Tindak Lanjut: Guru dapat membantu siswa dalam merencanakan tindakan


lanjut yang dapat diambil dalam masyarakat untuk menerapkan kebijakan
atau solusi yang telah mereka rumuskan.

10) Evaluasi: Guru dan siswa bersama-sama mengevaluasi proses


pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran. Ini juga melibatkan
refleksi tentang bagaimana siswa dapat lebih aktif dalam merumuskan
kebijakan publik.

N0 4

Dalam situasi yang dijelaskan di sekolah SD Bhakti Agung di Sumba Timur, Bu Ajeng
akan perlu mengelola pembelajaran kelas III dan IV yang berjumlah 15 anak dalam
satu ruangan yang terbatas. Dalam kondisi ini, fleksibilitas dan efisiensi dalam
mengorganisasi tata ruang kelas sangat penting. Berikut adalah cara Bu Ajeng
dapat mengatur tata ruang kelas:

1. Penggunaan Meja dan Kursi: Meja dan kursi dapat diatur sedemikian
rupa sehingga siswa kelas III dan IV duduk berdekatan dalam satu
ruangan yang sama. Bu Ajeng bisa menyusun meja dan kursi dalam
bentuk kelompok kecil, seperti meja bundar atau meja kelompok,
sehingga siswa dari kelas III dan IV dapat berinteraksi dengan mudah.

2. Penyusunan Papan Tulis: Papan tulis bisa diletakkan di lokasi yang dapat
diakses oleh semua siswa, baik dari kelas III maupun kelas IV. Ini
memungkinkan guru untuk memberikan penjelasan yang sama kepada
seluruh kelas dan beralih antara materi kelas III dan IV.

3. Pemanfaatan Dinding dan Papan Pengumuman: Dinding kelas dapat


dimanfaatkan untuk menampilkan bahan ajar, grafik, atau poster yang
relevan dengan topik pembelajaran. Papan pengumuman dapat
digunakan untuk menampilkan jadwal pembelajaran dan tugas-tugas
siswa.

4. Penjadwalan: Bu Ajeng perlu merencanakan jadwal yang memadai untuk


memastikan bahwa siswa kelas III dan IV menerima waktu pembelajaran
yang seimbang. Mungkin ada saat-saat ketika satu kelompok bekerja
secara mandiri sementara yang lain menerima bimbingan langsung dari
guru.

5. Pemanfaatan Ruang Guru: Ruang guru dapat digunakan untuk persiapan,


penyimpanan bahan ajar, dan pertemuan individu dengan siswa. Ini
harus menjadi area yang tertata rapi dan efisien.

6. Kolaborasi Antar Siswa: Bu Ajeng dapat mempromosikan kolaborasi


antara siswa kelas III dan IV dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Ini
dapat membantu mereka belajar satu sama lain dan mengembangkan
keterampilan sosial.

No. 5

Dalam gambar ilustrasi diatas, terlihat bahwa bu Nani harus mengajar 3 kelas
secara bersamaan dalam satu waktu. Dalam kondisi seperti ini, model
pembelajaran yang dapat di aksanakan oleh guru tersebut adalah model
pembelajaran kelompok (group learning) atau cooperative learning.

Berikut adalah sintak pembelajaran yang dapat dilakukan oleh bu Nani agar
pembelajaran berjalan lancar tanpa hambatan

1) Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil;


Bu Nani membagi siswa jam dalam 3 kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari beberapa anggota pastikan setiap kelompok memiliki anggota yang
memiliki kemampuan yang beragam agar mereka dapat saling membantu dan
belajar satu sama lain

2) Memberikan tugas atau masalah kepada setiap kelompok;


Kapan memberikan tugas dan masalah yang relevan tadi yang sedang dipelajari
kepada setiap kelompok pastikan Tugas atau masalah tersebut dapat memacu
siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam mencari solusi

3) Memfasilitasi diskusi dan kerja kelompok;


Bu Nani perlu memfasilitasi diskusi dan kerja kelompok dengan memberikan
arahan dan bimbingan kepada setiap kelompok pastikan setiap anggota kelompok
aktif berpartisipasi dalam diskusi dan kerja kelompok

Memonitor dan memberikan umpan balik;

Bu Nani perlu memberikan monitor setiap kelompok dalam proses pembelajaran


dan memberikan umpan balik yang konstruktif setiap kelompok umpan balik ini
dapat membantu siswa untuk memperbaiki pemahaman mereka dan
meningkatkan kualitas kerja kelompok

Anda mungkin juga menyukai