Anda di halaman 1dari 31

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA/MA ………………………………….


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas / Semester : XI /2
Materi Pokok : Keragaman Budaya Indonesia sebagai Identitas Nasional
Sub Materi Pokok : Konsep Kebudayaan
 Arti dan Wujud Kebudayaan
 Unsur-Unsur dan Ciri-Ciri Kebudayaan
 Kebudayaan Nasional
Alokasi Waktu : ………………………………….. x Menit

A. KOMPETENSI INTI
KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI.4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


3.5 Menganalisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional dalam konteks interaksi
global.
Indikator
Peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional.
2. Menyebutkan contoh-contoh keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional.
4.5 Menyajikan analisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional pada konteks
interaksi global dalam bentuk gambar dan peta.
Indikator
Peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis terjadinya keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional.
2. Memetakan keragaman budaya yang terjadi di Indonesia.

C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. menunjukkan sikap sikap toleran terhadap keragaman budaya di Indonesia dan
melestarikan kebudayaan nasional;
2. menganalisis konsep kebudayaan;
3. menganalisis keragaman budaya sebagai identitas nasional di era globalisasi;
4. menyajikan analisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional pada konteks
interaksi global dalam bentuk gambar dan peta.

D. Materi Pembelajaran
1. Arti dan Wujud Kebudayaan
2. Unsur-Unsur dan Ciri-Ciri Kebudayaan
3. Kebudayaan Nasional
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan ilmiah (scientifict approach)
Model : Siklus Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi
Metode : 1. Ceramah Plus
2. Curah Pendapat
3. Inquiri
4. Pemecahan Masalah
5. Diskusi
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media
a. Laptop, CPU
b. LCD Projector
c. Film/Video
d. Gambar/Foto
e. Tabel/Diagram
2. Sumber Belajar
a. Buku teks pelajaran geografi kelas XI
b. Jurnal ilmiah
c. Informasi berkala instansi terkait
d. Media Visual
e. Peta tematik
f. Situs terkait di internet

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (… menit)
1. Guru memberi salam dan menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa bersama.
2. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses pembelajaran dengan
cara meminta peserta didik membersihkan papan tulis dan merapikan tempat duduk,
menyiapkan buku pelajaran dan buku referensi yang relevan serta alat tulis yang diperlukan.
3. Guru mengajak peserta didik agar selalu mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
dalam kehidupan sebagai tanda syukur kepada Tuhan.
4. Guru mengajak peserta didik untuk proaktif dalam pembelajaran yang dilaksanakan.
5. Guru memberi penjelasan tentang cakupan materi yang akan dipelajari beserta tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
6. Guru membuat kesepakatan dengan peserta didik terkait kegiatan yang akan dilakukan
(termasuk di dalamnya tentang pembagian kelompok kerja peserta didik).
7. Guru menampilkan beberapa permasalahan dalam kehidupan terkait materi pembelajaran
dalam bentuk gambar atau video.

Kegiatan Inti (… menit)


Mengamati
1. Membaca buku teks tentang konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan
waktu dalam geografi.
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca sebentar tentang arti dan wujud kebudayaan.
3. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati beberapa permasalahan
yang terkait dengan arti dan wujud kebudayaan.
4. Peserta didik mengamati gambar atau video tentang wujud kebudayaan.
Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada cek kemampuan
awal.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait hasil
pengamatan mereka tentang arti dan wujud kebudayaan.
3. Guru menampung pertanyaan peserta didik dan memberi kesempatan kepada tiap peserta
didik atau menunjuk secara acak peserta didik untuk menjawab pertanyaan temannya.
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait tentang arti dan wujud
kebudayaan.
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan pada cek kemampuan awal dengan membaca
buku ajar dan buku referensi lain.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya jawab yang dilakukan dan melengkapinya
dengan membaca buku ajar dan buku referensi terkait materi arti dan wujud kebudayaan.
3. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok untuk mengidentifikasi dan menganalisis
ragam informasi yang diperoleh, kemudian dijadikan bahan untuk menyimpulkan tentang
arti dan wujud kebudayaan.
Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi tentang arti dan wujud kebudayaan.
2. Peserta didik merumuskan tentang arti dan wujud kebudayaan.
3. Peserta didik menemukan hubungan tentang arti dan wujud kebudayaan dengan pertanyaan
konsep 5W + 1H.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik menuliskan laporan kerja kelompok.
2. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan peserta didik dari
kelompok lain memberikan tanggapan.
3. Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.
Kegiatan Penutup (… menit)
Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk:
1. mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung;
2. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya;
4. menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (… menit)
1. Guru memberi salam dan menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa bersama.
2. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses pembelajaran dengan
cara meminta peserta didik membersihkan papan tulis dan merapikan tempat duduk,
menyiapkan buku pelajaran dan buku referensi yang relevan serta alat tulis yang diperlukan.
3. Guru mengajak peserta didik agar selalu mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
dalam kehidupan sebagai tanda syukur kepada Tuhan.
4. Guru mengajak peserta didik untuk proaktif dalam pembelajaran yang dilaksanakan.
5. Guru memberi penjelasan tentang cakupan materi yang akan dipelajari beserta tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
6. Guru membuat kesepakatan dengan peserta didik terkait kegiatan yang akan dilakukan
(termasuk di dalamnya tentang pembagian kelompok kerja peserta didik).
7. Guru menampilkan beberapa permasalahan dalam kehidupan terkait materi pembelajaran
dalam bentuk gambar atau video.

Kegiatan Inti (… menit)


Mengamati
1. Membaca buku teks tentang konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan
waktu dalam geografi.
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca sebentar tentang unsur dan ciri kebudayaan.
3. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati beberapa permasalahan
yang terkait dengan unsur dan ciri kebudayaan.
4. Peserta didik mengamati gambar atau video tentang unsur dan ciri kebudayaan.
Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada cek kemampuan
awal.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait hasil
pengamatan mereka tentang unsur dan ciri kebudayaan.
3. Guru menampung pertanyaan peserta didik dan memberi kesempatan kepada tiap peserta
didik atau menunjuk secara acak peserta didik untuk menjawab pertanyaan temannya.
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait tentang unsur dan ciri
kebudayaan.
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan pada cek kemampuan awal dengan membaca
buku ajar dan buku referensi lain.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya jawab yang dilakukan dan melengkapinya
dengan membaca buku ajar dan buku referensi terkait unsur dan ciri kebudayaan.
3. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok untuk mengidentifikasi dan menganalisis
ragam informasi yang diperoleh, kemudian dijadikan bahan untuk menyimpulkan tentang
unsur dan ciri kebudayaan.
Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi tentang unsur dan ciri kebudayaan.
2. Peserta didik merumuskan tentang unsur dan ciri kebudayaan.
3. Peserta didik menemukan hubungan tentang unsur dan ciri kebudayaan dengan pertanyaan
konsep 5W + 1H.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik menuliskan laporan kerja kelompok.
2. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan peserta didik dari
kelompok lain memberikan tanggapan.
3. Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.
Kegiatan Penutup (… menit)
Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk:
1. mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung;
2. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya;
4. menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
Pertemuan ke-3
Pendahuluan (… menit)
1. Guru memberi salam dan menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa bersama.
2. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses pembelajaran dengan
cara meminta peserta didik membersihkan papan tulis dan merapikan tempat duduk,
menyiapkan buku pelajaran dan buku referensi yang relevan serta alat tulis yang diperlukan.
3. Guru mengajak peserta didik agar selalu mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
dalam kehidupan sebagai tanda syukur kepada Tuhan.
4. Guru mengajak peserta didik untuk proaktif dalam pembelajaran yang dilaksanakan.
5. Guru memberi penjelasan tentang cakupan materi yang akan dipelajari beserta tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
6. Guru membuat kesepakatan dengan peserta didik terkait kegiatan yang akan dilakukan
(termasuk di dalamnya tentang pembagian kelompok kerja peserta didik).
7. Guru menampilkan beberapa permasalahan dalam kehidupan terkait materi pembelajaran
dalam bentuk gambar atau video.
Kegiatan Inti (… menit)
Mengamati
1. Membaca buku teks tentang konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan
waktu dalam geografi.
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca sebentar tentang kebudayaan nasional.
3. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati beberapa permasalahan
yang terkait dengan kebudayaan nasional.
4. Peserta didik mengamati gambar atau video tentang kebudayaan nasional.
Menanya
1. Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada cek kemampuan
awal.
2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait hasil
pengamatan mereka tentang kebudayaan nasional.
3. Guru menampung pertanyaan peserta didik dan memberi kesempatan kepada tiap peserta
didik atau menunjuk secara acak peserta didik untuk menjawab pertanyaan temannya.
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait tentang kebudayaan nasional.
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan pada cek kemampuan awal dengan membaca
buku ajar dan buku referensi lain.
2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari tanya jawab yang dilakukan dan melengkapinya
dengan membaca buku ajar dan buku referensi terkait kebudayaan nasional.
3. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok untuk mengidentifikasi dan menganalisis
ragam informasi yang diperoleh, kemudian dijadikan bahan untuk menyimpulkan tentang
kebudayaan nasional.
Mengasosiasikan
1. Peserta didik menyusun hasil diskusi tentang kebudayaan nasional.
2. Peserta didik merumuskan tentang kebudayaan nasional.
3. Peserta didik menemukan hubungan tentang kebudayaan nasional dengan pertanyaan
konsep 5W + 1H.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik menuliskan laporan kerja kelompok.
2. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan peserta didik dari
kelompok lain memberikan tanggapan.
3. Guru memberikan penegasan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.
Kegiatan Penutup (… menit)
Guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk:
1. mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung;
2. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya;
4. menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
H. Penilaian
No. Kompetensi Teknik Instrumen Keterangan
1. KI 2 Observasi  Lembar observasi Terlampir

2. KI 3 Tes tertulis  Pilihan ganda Terlampir


 Uraian
 Tugas (mandiri atau
kelompok)
3. KI 4 Proyek  Lembar laporan tugas praktik Terlampir
 Lembar laporan tugas proyek

Mengetahui, Kab. Bogor, 7 Juli 2017


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Ir. Mohana Ir. Mohana


Lampiran
Penilaian KI 2

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL


(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi.
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Berdasarkan pengamatan Anda selama dua minggu terakhir, nilailah sikap tiap peserta didik Anda
dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi dengan ketentuan sebagai berikut:
4 = apabila SELALU melakukan perilaku yang diamati
3 = apabila SERING melakukan perilaku yang diamati
2 = apabila KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati
1 = apabila TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati
C. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI

Kelas : ….
Semester : ….
TahunAjaran : ….
Periode Pengamatan : Tanggal … s.d. ….
Butir Nilai : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Indikator Sikap :
Indikator Sikap Deskripsi Skor
1. Toleran terhadap Selalu bersikap toleran terhadap keragaman di 4
keragaman yang ada di masyarakat.
masyarakat.
Sering bersikap toleran terhadap keragaman di 3
masyarakat.
Kadang-kadang bersikap toleran terhadap keragaman 2
di masyarakat.
Tidak pernah bersikap toleran terhadap keragaman di 1
masyarakat.
2. Mempertahankan Selalu mempertahankan identitas nasional dalam era 4
identitas nasional dalam globalisasi.
era globalisasi.
Sering mempertahankan identitas nasional dalam era 3
globalisasi.
Kadang-kadang mempertahankan identitas nasional 2
dalam era globalisasi.
Tidak pernah mempertahankan identitas nasional 1
dalam era globalisasi.
Selalu mengerjakan tugas-tugas dengan jujur dan 4
penuh tanggung jawab.
Indikator Sikap Deskripsi Skor
3. Mengerjakan tugas- Sering mengerjakan tugas-tugas dengan jujur dan 3
tugas dengan jujur dan penuh tanggung jawab.
penuh tanggung jawab.
Kadang-kadang mengerjakan tugas-tugas dengan 2
jujur dan penuh tanggung jawab.
Tidak pernah mengerjakan tugas-tugas dengan jujur 1
dan penuh tanggung jawab.

Lembar Penilaian :
Skor Aspek yang
Dinilai
Jumlah Tuntas/
NamaPeserta (1 – 4) SkorAkhi
No. Perolehan Tidak
Didik r
Indikator Skor Tuntas
1 2
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Guru Mata Pelajaran

Ir. Mohana

PETUNJUK PENENTUAN NILAI SIKAP

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir


JumlahPerolehanSkor
Skor Akhir = 4
SkorMaksimal
Skor Maksimal = BanyaknyaIndikator x4
2. Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu:
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh Skor Akhir: 3,33<Skor Akhir ≤ 4,00
Baik (B) : apabila memperoleh Skor Akhir: 2,33<Skor Akhir ≤ 3,33
Cukup (C) : apabila memperoleh Skor Akhir: 1,33<Skor Akhir ≤ 2,33
Kurang (K) : apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
Penilaian KI 3
Uji Kompetensi

Kerjakan soal-soal pilihan ganda berikut ini dengan membubuhkan tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang tepat! Kerjakan dengan jujur! Yakinlah pada kemampuan Anda!

1. Kebudayaan menjadi bagian dari fokus kajian para ahli untuk mengetahui peradaban manusia.
Hasil dari kajian tersebut muncul beragam pengertian kebudayaan. Jika dilihat dari asal katanya,
kebudayaan berasal dari kata cultura dalam bahasa Inggris atau colere dalam bahasa Latin, yang
berarti ….
a. memelihara, memajukan, memujamuja
b. mengekspresikan
c. mengembangkan
d. identitas
e. ciri khas
2. Kebudayaan tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia, hal ini disebabkan kebudayaan
merupakan produk dari pemikiran dan aktivitas manusia di dalam menjalankan kehidupannya.
Kebudayaan yang berupa pemikiran penduduk atau warga masyarakat, sehingga bersifat abstrak
dan tidak dapat disentuh secara fisik adalah kebudayaan yang berwujud ….
a. adat istiadat
b. ide/gagasan
c. kesenian
d. aktivitas
e. artefak
3. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) wujud kebudayaan yang paling abstrak,
(2) berupa benda atau hal-hal yang dapat diraba,
(3) dapat didokumentasikan.
Pernyataaan-pernyataan tersebut merupakan karakteristik dari wujud kebudayaan berupa ….
a. artefak
b. gagasan
c. pemikiran
d. adat istiadat
e. budaya daerah
4. Kebudayaan merupakan buah hasil pemikiran manusia. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat
memiliki unsur, antara lain ….
a. peralatan dan perlengkapan hidup manusia serta sistem mata pencaharian
b. budaya nenek moyang dan teknologi
c. teknologi dan ilmu pengetahuan
d. pengetahuan dan agama leluhur
e. sistem kasta dan gotong royong
5. Kebudayaan memiliki ciri-ciri tertentu. Salah satu cirinya adalah kebudayaan merupakan produk
manusia. Ciri ini mengandung makna bahwa ….
a. kebudayaan merupakan hasil karya manusia bukan ciptaan Tuhan
b. kebudayaan tidak pernah dihasilkan secara individu
c. kebudayaan diturunkan dari generasi ke generasi
d. kebudayaan diwariskan melalui proses belajar
e. kebudayaan bersifat simbolik
6. Kebudayaan yang berkembang di masyarakat dapat mencerminkan sebuah ekspresi atau
ungkapan manusia mewujudkan jati dirinya. Hal ini merupakan ciri kebudayaan, yaitu ….
a. kebudayaan bersifat sosial
b. kebudayaan bersifat simbolik
c. kebudayaan menjadi produk manusia
d. kebudayaan diwariskan lewat proses belajar
e. kebudayaan merupakan sistem pemenuhan kebutuhan
7. Kebudayaan akan terus mengalami dinamika yang terjadi karena perubahan di dalam diri
manusia. Salah satu hal yang dapat menyebabkan perubahan kebudayaan, yaitu adanya kontak
dengan suatu kelompok lain yang berbeda kebudayaan. Berikut yang mencerminkan perubahan
kebudayaan kebudayaan karena hal tersebut adalah ….
a. pedagang dari negara lain membawa masuk budaya dari negaranya ke Indonesia melalui
pelabuhan yang menyebabkan perubahan budaya penduduk di pesisir
b. perubahan iklim memaksa penduduk untuk beradaptasi dalam bercocok tanam
c. banjir menyebabkan penduduk membangun rumah yang tinggi berlantai 2 lebih
d. pemahaman ilmu yang dipengaruhi oleh penemuan teori baru
e. penggunaan teknologi yang diadaptasi dari negara lain
8. Penciptaan bentuk baru dengan mengombinasikan kembali pengetahuan dan materi-materi yang
ada terkait kebudayaan disebut ….
a. migrasi
b. adaptasi
c. discovery
d. invention
e. alih teknologi
9. Manusia menghasilkan beragam kebudayaan. Kebudayaan tersebut berkembang di tengah-
tengah kehidupan yang memiliki fungsi, di antaranya ….
a. sebagai pedoman dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
b. sebagai landasan hukum pemerintahan
c. sebagai simbol kesepakatan bersama
d. sebagai dasar berorganisasi
e. sebagai dasar negara
10. Bangsa Indonesia dikenal memiliki beragam sumber-sumber kebudayaan nasional. Sumber-
sumber tersebut harus senantiasa dipelihara, agar kebudayaan nasional terus hidup di tengah-
tengah modernisasi dunia. Permasalahan yang menjadi tantangan dalam mewujudkan
kebudayaan nasional dapat berasal dari pengaruh kebudayaan asing. Berikut pengaruh
kebudayaan asing yang menjadi permasalahan dan mengganggu kebudayaan nasional adalah ….
a. konsumerisme dan materialisme
b. keterbukaan dalam berpikir
c. ketepatan dan kedisiplinan
d. komunikasi yang luas
e. penyerapan iptek
Penilaian KI 4

Job Sheet

Nama : ..........................................................
Kelas : ..........................................................
No. Absen : ..........................................................

A. Tugas
Mengidentifi kasi keberadaan atau eksistensi budaya daerah sebagai bagian dari kebudayaan
nasional.
B. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Kertas HVS
3. Buku Geografi XI
4. Buku referensi yang relevan
5. Internet
C. Bentuk Kegiatan
Pengamatan tentang eksistensi kebudayaan sekitar yang dilakukan secara berkelompok.
D. Cara Kerja
1. Bentuklah kelompok beranggotakan empat orang!
2. Amati salah satu bentuk budaya yang masih ada di sekitar daerah Anda!
3. Buatlah deskripsi tentang budaya-budaya tersebut dan arti pentingnya bagi
4. kehidupan penduduk!
5. Susunlah hasil pekerjaan Anda dalam selembar kertas dengan rapi!
6. Presentasikan hasilnya di depan kelas secara bergantian!
7. Adakan tanya jawab dengan saling memberi pertanyaan dan pendapat dan
8. saling menghargai perbedaan pendapat satu sama lain!

E. Bentuk Laporan
Laporan tertulis dalam selembar kertas yang disusun secara rapi, dan dipresentasikan di depan
kelas secara bergantian.

Mengetahui, Kab. Bogor, 7 Juli 2017


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Ir. Mohana Ir. Mohana


PENGERTIAN KEBUDAYAAN,UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN,WUJUD KEBUDAYAAN
DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN

A. Pengertian kebudayaan

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola
hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam
berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam”
d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna
dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang
menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi
ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya
sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1. Kesenian
2. Sistem teknologi dan peralatan
3. Sistem organisasi masyarakat
4. Bahasa
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor
dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini.
Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk
mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan
hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita
tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak
faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2. Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
3. Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai
makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan
bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
6. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan
agar yang lain juga mengerti.
7. Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran
bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
C. WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal
mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

D. FAKTOR YANG MENDORONG DAN MENGHAMBAT PERUBAHAN KEBUDAYAAN

1. Mendorong Perubahan Kebudayaan


adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah,terutama unsur-unsur teknologi
dan ekonomi.adanya individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan
terutama generasi muda.
2. Menghambat perubahan kebudayaan
adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti : adat
istiadat,dan keyakinan agama,adanya individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur
perubahan terutama generasi kolot.
1. FAKTOR INTERNAL
a. PERUBAHAN DEMOGRAFIS
perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah,akan
mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan,contohnya : bidang
perekonomian, pertambahan peduduk akan persediaan kebutuhan pangan,sandang dan
papan.
b. KONFLIK SOCIAL
konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan dalam suatu
masyarakat,contohnya : konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk
setempat didaerah transmigrasi,untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan
penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
c. BENCANA ALAM
bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan contohnya
: banjir,bencana longsor,letusan gunung berapi masyarakat akan dievakuasi dan
dipindahkan ketempat yang baru,disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi
lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilisasi maupun
alkuturasi.
d. PERUBAHAN LINGKUNGAN ALAM
ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk
delta,rusaknya hutan karena erosi,perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan
hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan
setempat.
2. FAKTOR EKSTERNAL
a. PERDAGANGAN
indonesia terletak pada jalur perdagangan asia timur dengan india,timur tengah bahkan
eropa barat,itulah sebabnya indonesia sebagai persinggahan pendagang pendagang
besar,selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat
setempat sehingga terjadilah perubahan budaya.
b. PENYEBARAN AGAMA
masuknya unsur-unsur agama hindu dari india atau budaya arab bersamaan proses
penyebaran agama hindu dan islam ke indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur
budaya barat melalui proses penyebaran agama kristen dan kalonialisme.
c. PEPERANGAN
kedatangan bangsa barat ke indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras
dalam bentuk peperangan,dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur unsur budaya
bangsa asing ke indonesia.
sumber :
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html#pengertian
http://muhamadganifharuman.blogspot.com/2012/03/pengertian-kebudayaan-dan-7-unsur.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
Definisi Budaya – Pengertian Kebudayaan
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html#pengertian

Pengertian Kebudayaan – Banyak berbagai definisi tentang kebudayaan yang telah di paparkan oleh para
ahli. Dari berbagai definisi dapat diperoleh kesimpulan mengenai pengertian kebudayaan yaitu sesuatu
yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kata budaya
atau kebudayaan itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Secara lebih rinci, banyak hal-hal yang dapat kita pelajari tentang definisi kebudayaan.
Bagaimana cara pandang kita terhadap kebudayaan, serta bagaimana cara untuk menetrasi kebudayaan
yang faktanya telah mempengaruhi kebudayaan lain.
1. Definisi Budaya
2. Pengertian Kebudayaan
3. Cara Pandang Terhadap Kebudayaan
3.1 Kebudayaan sebagai peradaban
3.2 Kebudayaan sebagai “sudut pandang umum”
3.3 Kebudayaan sebagai Mekanisme Stabilisasi
4. Penetrasi kebudayaan
4.1 Penetrasi damai (penetration pasifique)
4.2 Penetrasi Kekerasan (penetration violante)

1. Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang
memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar”
di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra
budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai
perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-
anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup
mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
2. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu
yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

3. Cara pandang terhadap kebudayaan

3.1 Kebudayaan Sebagai Peradaban

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad
ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan
antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap ‘kebudayaan’
sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”. Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan
kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan
lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang “elit” seperti
misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata
berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari
aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah
musik yang “berkelas”, elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik
yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah
“berkebudayaan”.
Orang yang menggunakan kata “kebudayaan” dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain
yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai
di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan
mereka yang “berkebudayaan” disebut sebagai orang yang “tidak berkebudayaan”; bukan sebagai orang
“dari kebudayaan yang lain.” Orang yang “tidak berkebudayaan” dikatakan lebih “alam,” dan para
pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk
menekan pemikiran “manusia alami” (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan
dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat
menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan
“tidak alami” yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik
tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan “jalan hidup
yang alami” (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan
alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang
sebelumnya dianggap “tidak elit” dan “kebudayaan elit” adalah sama – masing-masing masyarakat
memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa
kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas
yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.

3.2 Kebudayaan sebagai “sudut pandang umum”

Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap
gerakan nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan
perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria – mengembangkan
sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya
dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak
dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara
“berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang
lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan
berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan – kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari
kebudayaan induknya – mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula,
terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan – perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi
atau tempat bekerja.

3.3 Kebudayaan sebagai Mekanisme Stabilisasi

Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari
stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu
masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.

4. Penetrasi kebudayaan

Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:


4.1 Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan
Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan
konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun
tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan
perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua
kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua
kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan
kebudayaan asli.

4.2 Penetrasi Kekerasan (penetration violante)


Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya
kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga
menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya
dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya
warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.

---o0o---

Pengertian Kebudayaan dan 7 Unsur Kebudayaan Universal

Istilah kebudayaan merupakan tejemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata culture berasa
dari bahasa latin colore yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah,
perawatan dan pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk mengola dan mengembangkan tanaman
dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai culture.

Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, buddhayah yang merupakan bentuk
jamak dari kata buddhi. Kata buddhi berarti budi dan akal. Kamu besar Bahasa Indonesia mengartikan
kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, dan adat – istiadat.

E.B. Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai hal yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adapt-istiadat, kebiasaan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Koentjaningrat (1985) kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Definisi lebih singkat terdapat pada pendapat Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964),
menurut mereka kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Bila disimak lebih seksama, definisi Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi lebih menekankan pada
aspek hasil material an kebudayaan. Sementara Koentjaraningrat menekankan dua aspek kebudayaan
yaitu abstrak (non material) dan konkret (material. Pada definisi Koentjaraningrat, tampak bahwa
kebudayaan merupakan suatu proses hubungan manusia dengan alam dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dalam proses tersebut manusia berusaha
mengatasi permasalahan dan tantangan yang ada dihadapannya.

Terlepas dari perbedaan yang ada di antara pendapat di atas. Tampak bahwa belajar merupakan unsur
penting dari pengertian kebudayaan. Seperti terlihat pula pada definisi kebudayaan menurut Kroeber
(1948). Menurutnya, kebudayaan adalah keseluruhan realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan
nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang ditimbulkannya.

Unsur-unsur kebudayaan

Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi
pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah (1) Sistem Religi, (2) Sistem
Organisasi Masyarakat, (3) Sitem Pengetahuan, (4) Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem
Ekonomi, (5) Sistem Teknologi dan Peralatan, (6) Bahasa, (7) Kesenian

Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya
luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak
muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti
perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus
mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan
mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya
universal, berikut ini adalah uraiannya :

1. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada
zat yang lebih dan Maha Kuasa.

2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan


Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang
paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu
sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.

3. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain
juga mengerti.

4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi


Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.

5. Sistem Teknologi dan Peralatan


Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar
dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.

6. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa
universal seperti bahasa Inggris.

7. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.

---o0o---
BUDAYA
Dari Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal
manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang,
dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek
budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya
lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Tiongkok.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan
hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat.
Menurut M.Selamet Riyadi, Budaya adalah suatu bentuk rasa cinta dari nenek moyang kita yang di
wariskan kepada seluruh keturunannya
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara
lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
 alat-alat teknologi
 sistem ekonomi
 keluarga
 kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan 4 unsur pokok kebudayaan meliputi:
 sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
 organisasi ekonomi
 alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga
pendidikan utama)
 organisasi kekuatan (politik)
C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture)
yaitu:
 bahasa
 sistem pengetahuan
 sistem teknologi, dan peralatan
 sistem kesenian
 sistem mata pencarian hidup
 sistem religi
 sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan
Wujud dan komponen
Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak yaitu tidak dapat diraba atau disentuh.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada
dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut
pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud
kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya,
sistem sosial, dan kebudayaan fisik.
Nilai-nilai Budaya
Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur
yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini,
sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang diciptakan
oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkah lakunya.
Sistem Budaya
Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami.
Kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.
Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku
manusia yang dilakukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga
dapat diabadikan.

Kebudayaan Fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah
seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas, kancing
baju, dan lain-lain
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli
antropologi Cateora, yaitu :
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam
kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi:
mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-
barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin
cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi,
misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Lembaga sosial
Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran banyak dalam konteks berhubungan dan
berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang terbentuk dalam suatu negara akan menjadi dasar
dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Contoh di Indonesia pada kota, dan desa di
beberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada suatu instansi atau
perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar jika seorang wanita memiliki karier.
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan, dan membangun sistem kepercayaan atau keyakinan terhadap
sesuatu akan mempengaruhi sistem penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem kepercayaan ini akan
mempengaruhi kebiasaan, pandangan hidup, cara makan, sampai dengan cara berkomunikasi.
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama, dan tari–tarian, yang
berlaku, dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai
estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran agar pesan yang akan disampaikan
dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah, dan bersifat kedaerahan, setiap akan
membangun bangunan jenis apa saja harus meletakkan janur kuning, dan buah-buahan sebagai simbol,
dimana simbol tersebut memiliki arti berbeda di setiap daerah. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang,
mungkin, terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap wilayah, bagian, dan
negara memiliki perbedaan yang sangat kompleks. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan
komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sifat unik dan kompleks yang hanya dapat
dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan, dan kekompleksan bahasa ini harus dipelajari,
dan dipahami agar komunikasi lebih baik serta efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari
orang lain.
Hubungan Antara Unsur-Unsur Kebudayaan
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala
peralatan, dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan
masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil
kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling
sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur
kebudayaan fisik), yaitu:
 alat-alat produksi
 senjata
 wadah
 alat-alat menyalakan api
 makanan
 pakaian
 tempat berlindung dan perumahan
 alat-alat transportasi
Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata
pencaharian tradisional saja, di antaranya:
 Berburu dan meramu
 Beternak
 Bercocok tanam di ladang
 Menangkap ikan
Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes
mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan
struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah
atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak,
adik, paman, bibi, kakek, nenek, dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya
relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat
umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga
bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bangsa, dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama,
manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.
Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau
berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan
maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat
menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah
membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum, dan fungsi khusus. Fungsi
bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan
hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan
untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kesenian

Karya seni dari peradaban Mesir kuno.


Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan
keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa
tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan
kesenian yang kompleks.
Sistem Kepercayaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai, dan
mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya
penguasa tertinggi dari sistem jagat raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian
jagat raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak
dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama, dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa
Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah
unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion
(Kamus Filosofi, dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan
menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh
individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.[3]
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam"
dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya
dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.
Agama Samawi
Tiga agama besar, Yahudi, Kristen, dan Islam, sering dikelompokkan sebagai agama Samawi[4] atau
agama Abrahamik.[5] Ketiga agama tersebut memiliki sejumlah tradisi yang sama namun juga
perbedaan-perbedaan yang mendasar dalam inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang
besar dalam kebudayaan manusia di berbagai belahan dunia.
Yahudi adalah salah satu agama, yang jika tidak disebut sebagai yang pertama, adalah agama
monotheistik dan salah satu agama tertua yang masih ada sampai sekarang. Terdapat nilai-nilai, dan
sejarah umat Yahudi yang juga direferensikan dalam agama Abrahamik lainnya, seperti Kristen dan
Islam. Saat ini umat Yahudi berjumlah lebih dari 13 juta jiwa.[6]
Kristen (Protestan dan Katolik) adalah agama yang banyak mengubah wajah kebudayaan Eropa dalam
1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern pun banyak terpengaruh oleh para filsuf Kristen
semacam St. Thomas Aquinas dan Erasmus. Saat ini diperkirakan terdapat antara 1,5 s.d. 2,1 miliar
pemeluk agama Kristen di seluruh dunia.[7]
Islam memiliki nilai-nilai, dan norma agama yang banyak mempengaruhi kebudayaan Timur Tengah,
Afrika Utara dan sebagian wilayah Asia Tenggara. Saat ini terdapat lebih dari 1,6 miliar pemeluk agama
Islam di dunia.[8]
Agama dan filsafat dari Timur

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama dari timur dan Filosofi Timur
Agama, dan filosofi seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia. Agama, dan filosofi
di Asia kebanyakan berasal dari India, dan China, dan menyebar di sepanjang benua Asia melalui difusi
kebudayaan, dan migrasi.
Hinduisme adalah sumber dari Buddhisme, cabang Mahāyāna yang menyebar di sepanjang utara, dan
timur India sampai Tibet, China, Mongolia, Jepang, dan Korea, dan China selatan sampai Vietnam.
Theravāda Buddhisme menyebar di sekitar Asia Tenggara, termasuk Sri Lanka, bagian barat laut China,
Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.
Agama Hindu dari India, mengajarkan pentingnya elemen nonmateri sementara sebuah pemikiran India
lainnya, Carvaka, menekankan untuk mencari kenikmatan di dunia.
Konghucu, dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari Tiongkok, memengaruhi baik religi, seni, politik,
maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.
Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran filosofi politik tercipta.
Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru tentang Ahimsa, inti dari kepercayaan Hindu maupun
Jaina, dan memberikan definisi baru tentang konsep antikekerasan, dan antiperang. Pada periode yang
sama, filosofi komunisme Mao Zedong menjadi sistem kepercayaan sekuler yang sangat kuat di China.
Agama tradisional
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama tradisional
Agama tradisional, atau kadang-kadang disebut sebagai "agama nenek moyang", dianut oleh sebagian
suku pedalaman di Asia, Afrika, dan Amerika. Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap
telah menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya agama
Shinto.
Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab kebutuhan rohani manusia akan
ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah, dan menyediakan ritual yang
ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.
"American Dream"
American Dream, atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah kepercayaan,
yang dipercayai oleh banyak orang di Amerika Serikat. Mereka percaya, melalui kerja keras,
pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan
kehidupan yang lebih baik.[9]
Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah "kota di atas bukit"
(atau city upon a hill"), "cahaya untuk negara-negara" ("a light unto the nations"),[10] yang memiliki
nilai, dan kekayaan yang telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya.
Pernikahan
Agama sering kali mempengaruhi pernikahan, dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen
memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara
pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima
pernikahan mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya.
Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah perbuatan tercela yang disebabkan
oleh sikap egoistis dari individu masing-masing. Alasan perceraian umumnya beragam mulai dari
perselingkuhan, ketidak sesuian sifat, perlakukan kasar pasangan, fundamental paham yang sudah tidak
sejalan yang dalam pandangan Gereja Katolik Roma sebuah alasan yang mengada-ada. Gereja Katolik
Roma berdasarkan ajaran Yesus Kristus beranggapan bahwa seseorang yang terikat dalam intitusi
pernikahan melakukan perceraian adalah bagian dari bentuk dari perjinahan kepada Tuhan, dan umat.
Berdasarkan pemikiran ini, maka seseorang yang telah bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja
terkecuali bercerai karena salah satu pasangannya telah dipanggil ke hadapan Tuhan. Sementara Agama
Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan
perceraian, namun memperbolehkannya.
Sistem ilmu dan pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat,
keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau
percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
pengetahuan tentang alam
pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat, dan tingkah laku sesama manusia
pengetahuan tentang ruang dan waktu
Perubahan sosial budaya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perubahan sosial budaya

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial, dan pola budaya dalam suatu
masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.
Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat, dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:
tekanan kerja dalam masyarakat
keefektifan komunikasi
perubahan lingkungan alam.[11]
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan
baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada
ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam
kebudayaan.
Penetrasi kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke
kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Kpop,
Hollywood Movies, Bollywood Movies, dan lain-lain sebagainya ke Indonesia[butuh rujukan].
Penerimaan kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya
masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur
asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan
perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia, dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua
kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua
kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan
kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa, dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan
Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan
goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat[butuh rujukan].
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun
lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan
Indonesia.
Cara pandang terhadap kebudayaan
Kebudayaan sebagai peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-
18, dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara
kekuatan Eropa, dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya.
Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara
pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti
lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

Pada praktiknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda, dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya
memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan
digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-
aktivitas di atas.
Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit,
dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan, dan
ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang
eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu, dan menjadi tolak ukur norma, dan nilai di
seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan
mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang
"dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para
pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk
menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan, dan
tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan, dan tidak berkebudayaan- dapat menekan
interpretasi perbaikan, dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak, dan "tidak
alami" yang mengaburkan, dan menyimpangkan sifat dasar manusia.
Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap
mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu
kemunduran, dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam,
dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya
dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki
kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.
Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop
kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi, dan dikonsumsi oleh banyak orang.
Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan
nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan
nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah
gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum".
Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan, dan kekhasan
masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih
mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan
"primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih
luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh, dan berevolusi
bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan
induknya - mulai dijadikan subjek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi
popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan, dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau
tempat bekerja.
Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari
stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan, dan kesadaran bersama dalam
suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
Kebudayaan di antara masyarakat
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu
sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku, dan kepercayaan dari
kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena
perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran, dan kebudayaan yang
berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar
perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang,
watak dari penduduk asli, keefektifan, dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan
yang berkuasa.
Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat
yang berbeda kebudayaan menjadi satu, dan saling bekerja sama.
Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam
Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga, dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa
bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur, dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur
tangan pemerintah.
Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran, dan kelompok minoritas untuk
menjaga kebudayaan mereka masing-masing, dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
Kebudayaan menurut wilayah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kebudayaan menurut wilayah
Seiring dengan kemajuan teknologi, dan informasi, hubungan, dan saling keterkaitan kebudayaan-
kebudayaan di dunia saat ini sangat tinggi. Selain kemajuan teknologi, dan informasi, hal tersebut juga
dipengaruhi oleh faktor ekonomi, migrasi, dan agama.
Afrika
Beberapa kebudayaan di benua Afrika terbentuk melalui penjajahan Eropa, seperti kebudayaan Sub-
Sahara. Sementara itu, wilayah Afrika Utara lebih banyak terpengaruh oleh kebudayaan Arab, dan Islam.

Amerika
Kebudayaan di benua Amerika dipengaruhi oleh suku-suku Asli benua Amerika; orang-orang dari
Afrika (terutama di Amerika Serikat), dan para imigran Eropa terutama Spanyol, Inggris, Perancis,
Portugis, Jerman, dan Belanda.
Asia
Asia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari
kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan lain, seperti misalnya
pengaruh kebudayaan Tiongkok kepada kebudayaan Jepang, Korea, dan Vietnam.
Dalam bidang agama, agama Budha dan Taoisme banyak memengaruhi kebudayaan di Asia Timur.
Selain kedua Agama tersebut, norma dan nilai Agama Islam juga turut memengaruhi kebudayaan
terutama di wilayah Asia Selatan dan tenggara.
Australia
Kebanyakan budaya di Australia masa kini berakar dari kebudayaan Eropa dan Amerika. Kebudayaan
Eropa, dan Amerika tersebut kemudian dikembangkan, dan disesuaikan dengan lingkungan benua
Australia, serta diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua Australia, Aborigin.
Eropa
Kebudayaan Eropa banyak terpengaruh oleh kebudayaan negara-negara yang pernah dijajahnya.
Kebudayaan ini dikenal juga dengan sebutan "kebudayaan barat". Kebudayaan ini telah diserap oleh
banyak kebudayaan, hal ini terbukti dengan banyaknya pengguna bahasa Inggris, dan bahasa Eropa
lainnya di seluruh dunia. Selain dipengaruhi oleh kebudayaan negara yang pernah dijajah, kebudayaan
ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani kuno, Romawi kuno, dan agama Kristen, meskipun
kepercayaan akan agama banyak mengalami kemunduran beberapa tahun ini.
Timur Tengah, dan Afrika Utara
Kebudayaan didaerah Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini kebanyakan sangat dipengaruhi oleh nilai,
dan norma agama Islam, meskipun tidak hanya agama Islam yang berkembang di daerah ini.

Anda mungkin juga menyukai