1. Informasi Umum
A. Identitas Modul
B. Kompetensi Awal
Sebelum mempelajari materi ini peserta didik diingatkan kembali materi mengenai
konflik sosial. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan untuk mengaktifkan
prapengetahuan siswa:
Sebutkan faktor penyebab terjadinya konflik sosial !
Apa dampak dari konflik dan kekerasan!
C. Profil Pelajar Pancasila
Di akhir pembelajaran ini siswa dapat mencerminkan sikap:
Beriman, bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
Peserta didik diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai agama yang dianutnya
dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat enam elemen kunci dalam profil ini yaitu
akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam
dan akhlak bernegara.
Berkebinekaan Global
Peserta didik diharapkan mampu memiliki wawasan global namun tetap
mempertahankan nilai-nilai budaya luhur bangsa. Elemen ini dapat
menumbuhkan rasa toleransi dan terbentuknya budaya baru namun tidak
bertentangan dengan nilai luhur bangsa. Oleh karena itu, peserta didik perluh
mengenal dan menghargai budaya, membangun hubungan interkultural, dan
bertanggungjawab terhadap pengalaman kebinekaan.
Bernalar Kritis
Peserta didik diharapkan mampu berpikir secara objektif dalam memproses
berbagai informasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Oleh karena itu,
aktivitas yang mendorong kemampuan menalar untuk mengevaluasi, merefleksi,
dan mengambil keputusan harus memperoleh porsi yang berimbang dalam
setiap aktivitas.
Mandiri
Peserta didik diharapkan memiliki kemandirian yaitu bertanggungjawab atas
proses dan hasil belajarnya, seperti dapat mengerjakan tugas-tugas belajar yang
diberikan guru secara mandiri.
Kreatif
Peserta didik diharapkan memiliki kreativitas dalam memodifikasi atau
menghasilkan suatu karya yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan memberi
dampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, ruang untuk menghasilkan
gagasan orisinal, karya, dan tindakan yang orisinal perlu difasilitasi dalam proses
pembelajaran.
Bergotong Royong
Peserta didik diharapkan mampu melakukan berbagai kegiatan bersama-sama
dan sukarela agar terbentuk prinsip-prinsip kolaborasi, kepedulian sosial, dan
berbagi.
D. Sarana dan Prasarana
Sarana : Laptop, LCD, Spidol, whiteboard
Prasarana : Buku Sosiologi SMA Kelas XI
E. Target Peserta Didik
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya
satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan
pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka
panjang, dsb.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir arah tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin.
F. Model Pembelajaran
Tatap muka langsung
Pembelajaran Jarak jauh (Daring)
Pembelajarn Jarak jauh (Luring)
2. Komponen Inti
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pengamatan, bertanya, mengumpulkan informasi, bernalar/
mengasosiasi dan diskusi/mengomunikasikan, peserta didik dapat:
1 Mengidentifikasi komponen konflik sosial secara sistematis dan kontekstual.
2 Mengumpulkan data penelitian konflik menggunakan berbagai teknik yang
relevan.
3 Memetakan dan menganalisis data menggunakan alat bantu analisis konflik yang
tepat.
4 Melakukan penyelidikan kasus berorientasi pemecahan konflik.
5 Mengkomunikasikan laporan hasil penyelidikan yang memuat rekomendasi
pemecahan konflik sosial di lingkungan.
B. Pemahaman Bermakna
Manfaat bagi peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
Mampu menerapkan teknik penelitian berbasis pemecahan konflik dalam kehidupan
sehari-sehari.
C. Pertanyaan Pemantik
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar bahkan mengungkapkan istilah
penelitian. Apakah arti penelitian itu? Untuk memahami hal itu, pelajarilah materi
ini dengan saksama.
D. Materi Pembelajaran (Terlampir)
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang tepat digunakan dalam penelitian
berbasis konflik, yaitu:
1. Observasi
Observasi bisa dilakukan dengan langsung mengunjungi lokasi konflik itu terjadi.
Peneliti akan mencatat kondisi dan semua hal yang berkaitan dengan penelitian di
lokasi tersebut. Pada tahap ini, peneliti perlu memperhatikan keselamatan kerja
di lapangan, misalnya dengan menggunakan peralatan keamanan yang memadai,
menghindari lokasi yang berbahaya, dan menjaga etika selama melakukan
pengamatan. Selain itu juga, Observasi bisa dilakukan setelah terjadinya konflik,
yaitu untuk mengamati kondisi kehidupan masyarakat yang terlibat konflik.
2. Wawancara
Berbagai pihak yang penting untuk diwawancarai antara lain pelaku utama, saksi,
korban, pihak berwenang, tokoh masyarakat, dan pejabat terkait yang menangani
kasus tersebut. Peneliti membutuhkan pedoman atau instrumen butir pertanyaan
sebelum melakukan wawancara.
Akan tetapi, saat di lapangan penggalian data sebagian informan akan lebih
nyaman jika wawancara berlangsung natural dan mengalir apa adanya. Dengan
begitu, data-data berupa pemaparan perasaan, pengalaman, dan persepsi
informasi bisa digali secara spesifik dan mendalam.
Dengan demikian, peneliti tetap perlu membuat garis besar pertanyaan agar data
yang diperoleh bisa fokus dan kelengkapannya bisa diidentifikasi dengan baik.
Panduan tersebut dinamakan interview guide (pedoman wawancara).
3. Diskusi Kelompok Terarah
Diskusi kelompok terarah dalam bahasa Inggris disebut dengan Focus Grup
Discussion atau FGD. FGD juga bisa diartikan sebagai wawancara kelompok yang
bertujuan untuk mengeksplorasi masalah yang spesifik. Dalam sesi FGD, baiknya
tidak menghadirkan banyak pihak, idealnya 7-15 orang agar mereka mendapatkan
kesempatan berpendapat yang memadai. FGD ini bisa dipandu oleh seorang
notulen, moderator, dan dapat difasilitasi oleh pemateri.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mencari sumber-sumber sekunder yang terkait
dengan konflik dan catatan kegiatan selama pengumpulan data. Dokumentasi ini
berfungsi sebagai data yang mendukung hasil observasi dan wawancara. Alat yang
dibutuhkan dalam dokumentasi yaitu buku catatan, kamera, dan perekam suara.
Alat-alat itulah yang nantinya dapat memudahkan peneliti dalam proses
pengumpulan data berbasis konflik.
E. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi waktu : 15 x 45 menit (3 x pertemuan)
Tahap Aktivitas Belajar Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa peserta didik dengan mengucap salam 30’
lalu berdoa bersama.
2. Guru mencatat kehadiran peserta didik.
3. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan Bagaimana sikap Anda
terhadap konflik sosial yang terjadi? Bagaimana upaya
Anda untuk berkontribusi dalam penyelesaian konflik?
Inti 1 Guru menyampaikan topik dan peserta didik 615’
mengajukan pertanyaan mendasar tentang cara
pemecahan masalah dalam topik.
2 Guru menjelaskan tentang petunjuk kerja dan tugas
dari LKPD mengenai penelitian berbasis pemecahan
konflik kepada peserta didik dan memberikan pijakan
mengenai kegiatan belajar yang hendak dilakukan
pada pertemuan ini.
3 Guru membagi peserta didik dalam kelompok untuk
mengidentifikasi masalah dan membimbing peserta
didik memahami pembuatan/prosedur produk yang
dihasilkan.
4 Guru membimbing dan mengarahkan proses belajar
peserta didik dan membuat kesepakatan deadline
penyelesaian project.
5 Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya.
6 Guru memberikan feedback/ulasan tentang
presentasi siswa.
7 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengajukan pendapat atau pertanyaan
Penutup 1. Peserta didik merefleksi penguasan materi yang telah 30’
dipelajari dengan membuat catatan penguasan
materi.
2. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil
refleksi yang dilakukan.
3. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk
materi pada pembelajaran berikutnya.
F. Asesmen
1) Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian
teman sebaya,
2) Performa (presentasi, pameran hasil karya, jurnal)
3) Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian singkat, benar-salah).
H. Refleksi
Refleksi Guru
a. Apakah ada peserta didik yang tidak mencapai tujuan pembelajaran
mengalami kendala ?
b. Bagaimana membantu peserta didik tersebut?
c. Apakah alokasi waktu dalam pembelajaran sesuai ?
d. Apakah peserta didik terlihat nyaman dengan pengelolaan kelas dalam
pembelajaran ?
Refleksi untuk Peserta Didik
a. Apakah kamu memahami intruksi yang ada dalam pembelajaran?
b. Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu
memahami materi dalam pembelajaran?
c. Apakah materi yang disampaikan, didiskusikan, memudahkanmu
mengerjakan kuis?
d. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran ini ?
e. Apa saja yang bisa kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik ?
Lampiran LKPD untuk Pertemuan 3, 4, dan 5
Petunjuk:
1 Pilihlah salah satu jenis konflik sosial yang terjadi di lingkungan kalian!
2 Lakukan penyelidikan terhadap jenis konflik yang sudah kalian pilih!
3 Identifikasi faktor penyebab terjadinya konflik!
4 Kapan dan di mana konflik itu terjadi!
5 Siapa saja yang terlibat dalam konflik!
6 Apa saja dampak yang ditimbulkan dari konflik tersebut!
7 Bagaimana cara penyelesaian konflik tersebut!
8 Nilai positif yang bisa kalian ambil dari konflik tersebut!
MATERI AJAR
PENELITIAN BERBASIS PEMECAHAN KONFLIK
Konflik sosial yang terjadi di masyarakat perlu mendapatkan penanganan yang serius agar
hubungan masyarakat bisa kembali berjalan dengan baik. Sebuah solusi tentu memerlukan
data ataupun informasi yang relevan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memperoleh data terkait konflik tersebut bisa
dilakukan melalui sebuah penelitian. Penelitian dalam pemecahan konflik menggunakan
beberapa alat bantu analisis
1 Identifikasi Komponen Konflik
Penelitian pada umumnya diawali dengan topik dan merumuskan fokus masalah yang
akan diteliti. Tahap merumuskan fokus ini bisa diawali dengan membaca literatur dan
melakukan prasurvei lapangan. Kondisi tersebut berbeda ketika kalian melakukan
penelitian sosial berbasis pemecahan konflik. Penelitian berbasis pemecahan konflik,
topik dan tujuan yang akan diteliti tentu sudah lebih jelas. Hanya saja kita akan lebih
fokus kepada identitas berbagai komponen kasus konflik yang akan diteliti.
Konflik sosial dapat dianalogikan seperti fenomena gunung es yang muncul di
permukaan. Ketika peristiwa tersebut muncul, maka hanya ada beberapa komponen
yang terlihat. Misalnya, peristiwa yang terjadi, pihak yang terlibat, dan dampak manifes
dari konflik sosial. Sementara pihak yang memprovokasi, dampak laten, dan akar masalah
konflik tidak tampak. Oleh karena itu, penelitian berbasis pemecahan masalah konflik
tidak boleh hanya melihat permukaannya saja. Peneliti perlu melihat akar masalah yang
melatarbelakanginya.
Langkah awal yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian berbasis konflik adalah
mengidentifikasi komponen-komponen konflik yang akan diteliti. Upaya tersebut dapat
dilakukan dengan cara merefleksikan kembali apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana konflik terjadi.
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang tepat digunakan dalam penelitian
berbasis konflik, yaitu:
1. Observasi
Observasi bisa dilakukan dengan langsung mengunjungi lokasi konflik itu terjadi.
Peneliti akan mencatat kondisi dan semua hal yang berkaitan dengan penelitian di
lokasi tersebut.
Pada tahap ini, peneliti perlu memperhatikan keselamatan kerja di lapangan, misalnya
dengan menggunakan peralatan keamanan yang memadai, menghindari lokasi yang
berbahaya, dan menjaga etika selama melakukan pengamatan.
Selain itu juga, Observasi bisa dilakukan setelah terjadinya konflik, yaitu untuk
mengamati kondisi kehidupan masyarakat yang terlibat konflik.
2. Wawancara
Berbagai pihak yang penting untuk diwawancarai antara lain pelaku utama, saksi,
korban, pihak berwenang, tokoh masyarakat, dan pejabat terkait yang menangani
kasus tersebut.
Peneliti membutuhkan pedoman atau instrumen butir pertanyaan sebelum
melakukan wawancara.
Akan tetapi, saat di lapangan penggalian data sebagian informan akan lebih nyaman
jika wawancara berlangsung natural dan mengalir apa adanya.
Dengan begitu, data-data berupa pemaparan perasaan, pengalaman, dan persepsi
informasi bisa digali secara spesifik dan mendalam.
Dengan demikian, peneliti tetap perlu membuat garis besar pertanyaan agar data
yang diperoleh bisa fokus dan kelengkapannya bisa diidentifikasi dengan baik.
Panduan tersebut dinamakan interview guide (pedoman wawancara).
3. Diskusi Kelompok Terarah
Diskusi kelompok terarah dalam bahasa Inggris disebut dengan Focus Grup
Discussion atau FGD.
FGD juga bisa diartikan sebagai wawancara kelompok yang bertujuan untuk
mengeksplorasi masalah yang spesifik.
Dalam sesi FGD, baiknya tidak menghadirkan banyak pihak, idealnya 7-15 orang agar
mereka mendapatkan kesempatan berpendapat yang memadai.
FGD ini bisa dipandu oleh seorang notulen, moderator, dan dapat difasilitasi oleh
pemateri.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mencari sumber-sumber sekunder yang terkait
dengan konflik dan catatan kegiatan selama pengumpulan data.
Dokumentasi ini berfungsi sebagai data yang mendukung hasil observasi dan
wawancara.
Alat yang dibutuhkan dalam dokumentasi yaitu buku catatan, kamera, dan perekam
suara.
Alat-alat itulah yang nantinya dapat memudahkan peneliti dalam proses
pengumpulan data berbasis konflik.
Agar seorang peneliti dapat menganalisis konflik maka dibutuhkan suatu metode atau alat
bantu. Alat bantu analisis konflik ini dapat berupa peta konflik, pohon konflik, dan
segitiga sikap, perilaku, dan kontradiksi(SPK). Selain itu, beberapa alat analisis konflik
yaitu piramida konflik, gunung es, dan bentuk irisan bawang.
KUNCI JAWABAN
NO JAWABAN
1 B
2 D
3 E
4 B
5 C
6 A
7 C
GLOSARIUM
Analisis konflik : Proses memahami konteks masalah, dinamika, pihak, faktor, hingga
rekomendasi pemecahan konflik.
Peta konflik : Alat analisis konflik yang menggambarkan para pihak yang terlibat serta
hubungannya dalam konflik.
Pohon konflik : Alat analisis konflik yang menggambarkan akar sebagai penyebab konflik,
batang sebagai inti masalah, dan daun sebagai dampak yang ditimbulkan.
Segitika SPK : Alat analisis yang memuat gambaran sikap, perilaku, dan kontradiksi dalam
konflik sosial.
Daftar Pustaka
Seli Septiana Pratiwi; Joan Hesti Gita Purwasih. 2021: Pusat Perbukuan Badan Standar,
Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan
Teknologi Republik Indonesia, 2021 untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Link Literasi:
https://adjar.grid.id/read/543644984/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-
berbasis-konflik-materi-sosiologi-kelas-11-kurikulum-merdeka?page=all
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,