Anda di halaman 1dari 2

Sinjai Dalam Satu Kesatuan Peradaban,

Kebudayaan Dan Pembangunan

Husbang

Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Ahmad Dahlan Sinjai

Rumah Adat Karampuang, Kab.Sinjai (Sumber foto: profil.digitaldesa.id)

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan berbagai macam sumber daya alam.

Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara yang hijau, dan hutannya termasuk sebagai

salah satu pemasok oksigen terbesar di dunia. Indonesia juga merupakan salah satu negara

berkembang, yang terdiri dari kepulauan terbesar di dunia dan juga memiliki koneksi lansung

dengan pasar terbesar dunia dengan selat malaka sebagai jalur laut paling aktif di dunia dan

menjadi rute utama pelayaran global. Hal tersebut tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi

negara Indonesia untuk sebuah perkembangan kedepan yang lebih maju.

Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan bangsa, beserta budaya, yang terhampar

luas pada daratan kepulauan dan juga berdiri kokoh di atas lautan. Tercatat mulai dari sabang

sampai marauke, menjadi saksi perjuangan beserta perkembangan negara Indonesia sehingga
bisa mandiri dan berdiri di kaki sendiri, dengan segala macam kekayaan sumber daya alam

berserta kebudayaan, sebagai sebuah penopang dalam berdirinya suatu bangsa.

Diantara dari sekian banyaknya kepulauan, Sinjai merupakan salah satu daerah yang juga

kaya akan kebudayaan dan tinggi akan rasa kesatuan dan persatuan. Hal tersebut dapat kita lihat

pada salah satu kebudayaan lokal masyarakat Sinjai, tepatnya pada salah satu kecamatannya,

yakni Bulupoddo, dengan kebudayaan adat MAPPOGAU SIHANUA, yang diadakan satu kali

dalam setahun, sebagai bentuk kesyukuran atas rezki yang diberikan oleh alam dan yang maha

kuasa. Dan juga MARIMPA SALO yang juga merupakan salah satu kebudayaan masyarakat

Sinjai, tepatnya pada kecamatan Sinjai Timur, Takkalala, yang dipercaya sebagai bentuk

ungkapan rasa syukur kepada tuhan yang maha esa atas segala bentuk keberhasian LAO RUMA

atau panen padi dan jagun, atau keberhasilan mappaenre bale atau tangkapan ikan bagi

masyarakat nelayan.

Dalam setiap aktivitas kebudayaan yang dilakukan, rasa kesatuan dan persatuan amat

begitu kental dirasakan oleh masyarakat. Perasaan demikian diturunkan secara turun temurun ke

setiap generasi, yang menjadi salah satu penopang pembangunan masyarakat Sinjai yang cinta

akan kebudayaan baik secara lokal tradisional dan juga modern.

Pada hari jadi Sinjai yang ke 459, menjadi momentum yang hangat bagi seluruh

masyarakat Sinjai sekaligus sebagai hari dimana masyarakat beserta jajaran pemerintahan

Sinjai,untuk membangun dan juga mempertahankan kearifan budaya local yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai