KOMUNIKASI EPEKTIF
RUMAH 8AKIT UMUM DAERAH JOHAR BARU
Rumah Sehat •
untuk Jakarta
RSUD Johar Baru
RUMAHSAIWTUMUMDAERAHJOHARBARU
KOTAADMINISTRASłJAKARTAPUSAT
2023
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOHAR BARU
DINAS KK5EHATAfl
PROVINSI DAERA£t KHUSUS IBU2£OTA
JAKARTA
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
AR BARU, J’
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan ridho-Nya maka panduan Komunikasi Efektif RSUD Johar Baru ini dapat
selesai.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan Komunîkasi Efektif di RSUD Johar Baru. Dalam buku
panduan ini diuraikan tentang definisi, ruang lingkup, tatalaksana Komunikasi Efektif
RSUD Johar Baru serta dokumentasi yang menyertainya.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan
Komunikasi Efektif di RSUD Johar Baru.
Penyusun
DAFTAR !SI
DAFTAR ISI.............................................................................. 3
B. DEFINlSl... ......... ...... ............... ...... ...... ...... ...... ............ ...... 4
BAB II RUANG LINGKUP... ......... ..................... ...... ...... ...... ...... ... 6
A. LATAR BELAKANG
Kegagalan (jeleknya) komunikasi verbal dan tertulis diantara pelayanan
kesehatan menjadi keprihatinan organisasi pelayanan kesehatan. Komunikasi
yang kurang baik sering terjadi yang diikuti oleh kejadian yang tidak diharapkan.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat
perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon. Komunikasi yang mudah
terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis,
seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon ke unit
pelayanan.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/
atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk : mencatat perintah
yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah (write back);
kemudian penerima perintah membacakan kembali (read back) perintah atau
hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan
dibaca ulang adalah akurat (repeat back).
B. DEFlNlSl
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan dipahami oleh resipien/ penerima pesan akan mengurangi potensi
terjadinya kesalahan serta meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi
dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan elektronik. Kerangka komunikasi
efektif yang digunakan di rumah sakit adalah komunikasi SBAR (Situation-
Background-Assessment-Recommendation), yaitu suatu metode
menyampaikan informasi antar tenaga kesehatan baik melalui telepon maupun
secara lisan yang dilakukan secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi
dan tepat kepada penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan
dan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Metode SBAR digunakan saat
melaporkan nilai kritis, serah terima pasien, melaporkan pasien baru masuk
rawat kepada DPJP, dan ketika ada instruksi pemberian obat NORUM/ LASA.
C. T!JJL!AN
1. Meningkatkan komunikasi yang efektif melalui telepon atau media
komunikasi lain antar PPA (Profesional Pemberi Asuhan)
2. Meningkatkan efektivitas komunikasi saat proses pelaporan hasil kritis
pada pemeriksaan diagnostic dan saat proses komunikasi serah terima
(hand over).
3. Mengurangi potensi terjadinya kesalahan sehingga tercapai pelayanan
medis yang bermutu serta mengutamakan keselamatan pasien.
B.4B ll
RUANG LINGKUP
Akses informasi ini dapat di percleh melalui pendaftaran/ loket dan Website.
2. Komunikasi yang bersifat informasi asuhan medis di dalam rumah sakit adalah:
• Pelaporan medis dokter — perawat di Rawat Inap
• Pelaporan medis dokter — perawat di UGD
• Pelaporan medis laboratorium dan radiologi — dokter untuk hasil-hasil kritis
(critical result)
• Pelaporan medis DPJP — dokter lain yang ikut merawat
Komunikasi dianggap efektif bila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak mendua
(ambiguous), dan diterima oleh penerima informasi yang bertujuan mengurangi
kesalahan-kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Prosesnya adalah:
1. Setiap komunikasi medis yang bersifat lisan (komunikasi langsung atau melalui
telepon) dan melibatkan pemberi layanan di RSUD Johar Baru harus memenuhi
kriteria berikut ini.
2. Pesan secara lisan diberikan harus jelas dengan bahasa yang langsung (tidak
berputar-putar).
3. Penyampaian pesan menggunakan mekanisme SBAR (Situation-Background-
Assessment-Recommendation)
Situation : pemberi pesan menceritakan secara singkat dan padat
kondisi kesehatan atau situasi pasien saat ini (current
situation).
• Sehutkan nama petugas dan unit
• Sebutkan identitas pasien, umur, dimana pasien
tersebut dirawat
• Sebutkan diagnosa medis
• Ceritakan dengan jelas kondisi/ apa yang terjadi
pada pasien yang membuat anda khawatir
• Kata kunci “Apa yang terjadi pada pasien?” (misal,
sesak nafas, nyeri dada, dsb)
4. Jika isi pesan mengandung nama obat LASA/ NORUM, maka nama obat
tersebut harus dieja (dijabarkan hurufnya satu persatu) menggunakan alphabet
sebagai berikut :
A - Alfa
B -. . Bravo
Charlie
D -.. Delta
E Echo
F Foxtrot
-- Golf “
H Hotel
India
Juliet
K Kilo
L - Lima
M -- Mike
N -. November
0 --- Oscar
Papa
CHARACTER MORSE CODE PENYEBUTAN
Sierra
T - Tango
U Uniform
v - VictoF
Whiskey
Xray
Y --- Yankee
Zulu
1 ---- Satu
--- Dua
3 --
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 - Tujuh
8 Delapan
Quebec
Romeo
Sembilan
5. Seluruh proses SBAR dilakukan dengan metode TBaK (Tulis BaGa ulang
Konfirmasi)
6. Pesan/ instruksi ditulis secara lengkap di dalam lembar catatan terintegrasi
(CPPT) dan dimasukkan dalam Rekam Medis pasien (Tulis)
7. Isi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima pesan (Baca ulang)
8. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan (Konfirmasi)
9. DILARANG menggunakan singkatan-singkatan yang tidak masuk dalam Daftar
Singkatan Baku RSUD Johar Baru.
10.Verifikasi dan penandatanganan seluruh dokumentasi komunikasi selambat-
lambatnya dilakukan dalam 1 x 24 jam atau saat visite hari berikutnya setelah
hari libur.
2. Pemeriksaan Laboratorium
1.1. Hematoloqi
No Parameter Nilai Kritis Nilai Kritis Tinggi
Rendah
Kuantitatif
1 Hemoglobin * < 7 g/dL >18 g/dL
Hemoglobin (neonatus) <8,5 g/dL >23 g/dL
2 Hematokrit <20% >60%
Hematokrit (neonatus) <40% >65%
3 Jumlah Leukosit < 2000/mm >50.000/mm
4 Jumlah trombosit <50.000/mm >1.000.000/mm
Jumlah trombosit (pasien <10.000/mm Tidak ada
keganasan)
Kua itatif / semikuantitatif
1 Tersangka leukemia baru (ditemukan blast pada apus darah)
2 Ditemukan sickle cells pada apus darah
3 Ditemukan parasit malaria
1.4. Mikrobioloqi
1.5. Imunoserologi
No Parameter Nilai kritis rendah Nilai Kritis Tinggi
1 Anti HIV Tidak ada Reaktif
3. Pemeriksaan Radiologi
Area anatomi Kondisi Kategori Kritis
Fraktur linier dengan perdarahan intrakranial
Sistem Saraf Pusat
Fraktur/ trauma vertebra servikal
Tension pneumothoraks
Dada Effusi pleura
Fraktur costae disertai dengan perdarahan pada
paur-paru
Udara bebas di abdomen (tanpa riwayat
pembedahan dalam waktu dekat)
Abdomen Ileus obstruksi
Akut abdomen
Kehamilan ektopik
Urogenital Abruptio placenta
Placenta previa menjelang aterm
Torsio ovarium
Kematian Fetus (IUFD)
4. Pemeriksaan EKG
Kriteria hasi! kritis p°meriksaan EKG jika ditemukan gambaran EKG sebagai
berikut :
a. ST-EIevasi lebih dari 1 kod yang bersesuaian > 1mm (infark akut)
b. ST-Depresi lebih dari 1 kod yang bersesuaian > 1 mm (iskemia)
c. Takiaritmia dengan NR > 100x/menit
d. Bradikardia dengan HR < 50x/menit dengan AV-BIok
e. Ekstrasistole > 5x/menit
BAB IV
DOKUMENTASI
A. Sistem Pelaporan
1. Pencatatan dan pelaporan insiden mengaGu pada Pedoman
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien RSUD Johar Baru.
2. Hal yang dilaporkan
• Kejadian Nyaris Cedera
• Kejadian Tidak Diharapkan
• Sentinel Events
• Insiden Keselamatan Pasien
3. Alur dan waktu pelaporan
a. Apabila terjadi suatu insiden (KTD/ KNC/ Sentinel events), wajib
segera ditindak lanjuti (dicegah atau ditangani) untuk mengurangi
dampak/ akibat yang tidak diharapkan.
b. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan dengan mengisi formulir
laporan maiden Keselamatan Pasien kepada Penanggung Jawab Unit
paling lambat 2x24 jam, ateu 1x24 jam untuk kejadian Sentinel.
C. Penanggung Jawab unit memeriksa laporan dan melakukan investigasi
sederhana melakukan grading resiko terhadap insiden yang dilaporkan
kepada Tim Sub Komite KPRS
d. Penanggung Jawab Unit bersama Sub Komite KPRS melakukan
investigasi komprehensif / analisis akar masalah (RCA) untuk hasil grading
kuning/ merah
e. Laporkan hasil grading dan rekomendasi kepada Tim Sub Komite KPRS
DAFT#.R P!JSTAKA