Anda di halaman 1dari 25

PANDUAN PELAYANA2f

KOMUNIKASI EPEKTIF
RUMAH 8AKIT UMUM DAERAH JOHAR BARU

Rumah Sehat •
untuk Jakarta
RSUD Johar Baru

RUMAHSAIWTUMUMDAERAHJOHARBARU
KOTAADMINISTRASłJAKARTAPUSAT

2023
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOHAR BARU
DINAS KK5EHATAfl
PROVINSI DAERA£t KHUSUS IBU2£OTA
JAKARTA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOHAR BARU

NOMOR TAHUN 2023

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN KOMUNIKASI EFEKTIF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOHAR BARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOHAR BARU


PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


a. Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru bermutu,
profesional, bertangggung jawab, efektif, efisien dan
berkelanjutan;

b. bahwa agar terstrukturnya disetiap unit pelayanan


Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru dalam
pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Johar Baru dan agar sesuai dengan ketetuan yang
berlaku;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a dan b, maka perlu menetapkan
Keputusan Direktur tentang Pemberlakuan Panduan
Pelayanan Komunikasi Efektif Rumah Sakit Umum
Daerah Johar Baru;

Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun


2004 tentang Praktik Kedokteran;
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang—Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;

4. Undang—Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun


2009 tentang Rumah Sakit;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2014 tentang Tenaga Kesehatan;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun


2020 tentang Cipta Kerja;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun


2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;

8. Peraturan Pemeriiitah Republik Indonesia Nomor 47


Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Perumahsakitan;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneeia Nomor


612 Tahun 2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


290/Menkes/Per/111/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedol‹teran;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republil‹ Indonesia Nomor


26 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktik Tenaga Gizi;

14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Rekam Medis;
15 Peraturan Menteri I€esehatan Republik Indonesia Nomor
71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada
Jaminan Kesehatan Nasional sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional;

16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit;

17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;

18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


18 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Kesehatan;

19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan
Kewajiban Pasien;

20 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit,

21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


12 Tahun 2020 tentang Akreditasi Rumah Sakit;

22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


129/Menkes/SK/11/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;

23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/312/2020 tentang Standar Profesi
Pereliam Medis dan Informasi Kesehatan;

24. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/ MENKES /313/2020 tentang Standar Profesi
Ahli Teknologi Laboratorium Medik;
25 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/314/2020 tentang Standar Profesi
Elektromedis;

26. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/316/2020 tentang Standar Profesi
Radiografer;

27. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENIIES/342/2020 tentang Standar Profesi
Nutrisionis;

28. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07-MENKES-4788-2021 tentang Standar Profesi
Tenaga Sanitasi Lingkungan;

29 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit;

30. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota


Jakarta Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan
Daerah;

31. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota


Jakarta Nomor 165 Tahun 2012 tentang Pola Pengelolaan
Badan Layanan Umum Daerah;

32. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibul‹ota


Jakarta Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal;

33. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota


Jakarta Nomor 54 Tahun 2020 tentang Budaya Kerja;

34 Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota


Jakarta Nomor 114 Taliun 2021 tentang Organisasi dan
Tata I4eria Rumah Sakit Umum Daerah;

35. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota


Jakarta Nomor 922 Tahun 2019 tentang Rumah Sakit
Umum Daerah Johar Baru sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Provinst Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Yang h4enerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan layanan Umum Daerah;

36. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah


Khusus Ibukota Jakarta Nomor 407 Tahun 2021
tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Yang
Mengedepankan ffospitaft ¥ Di Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;

37. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah


Ithusus Ibukota Jakarta Nomor 602 Tahun 2021 tentang
Pengembangan Pelayanan Unggulan dan Jejaring
Layanan Rujukan Rumah Sakit Umum Daerah dan
Rumah Sakit Khusus Daerah Dinas Kesehatan Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

38. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Johar


Baru Nomor 76 Tahun 2021 tentang Peraturan Internal
Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru (Hospital By
Lau›n{;

39. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Johar


Baru Nomor 22 Tahun 2022 tentang Tata Naskah Dinas
Di Rumah Sakit Umum Daerah Johar Bam;

40. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Johar


Bam Nomor 60 Tahun 2022 tentang Struktur Organisasi
Tata Keıja Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


JOHAR BARU TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN
PELAYANAN KOMUNIKASI EFEKTIF RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH JOHAR BARU.

KESATU Memberlakukan Panduan Pelayanan Komunikasi Efektif


di Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru, dalam
pelaksanaanya, kewenangan-keu enangan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
KEDUA Panduan Pelayanan Komunikasi Efektif di Rumah Sakit di
Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru yang dimaksud
pada Dilctum KESATU dalam pelaksanaanya terdapat
Pembinaan dan Pengawasan oleh Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Johar Baru.

I£ETIGA Panduan Pelayanan Komunikasi Efektif di Rumah Sakit


Umum Daerah Johar Baru yang dimaksud pada Diktum
KESATU akan diadakan evaluasi secara berkala sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KEEMPAT : Kepiitusan irii mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,


apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini, akan dilakukan pembetulan
' sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
AR BARU, J’

GAGAH DARU SETIAWAN


NIP. 196609081993031003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan ridho-Nya maka panduan Komunikasi Efektif RSUD Johar Baru ini dapat
selesai.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan Komunîkasi Efektif di RSUD Johar Baru. Dalam buku
panduan ini diuraikan tentang definisi, ruang lingkup, tatalaksana Komunikasi Efektif
RSUD Johar Baru serta dokumentasi yang menyertainya.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan
Komunikasi Efektif di RSUD Johar Baru.

Jakarta, Januari 2023

Penyusun
DAFTAR !SI

KATA PENGANTAR.... . .... ....... ........... ...... ...... ............ ............. 2

DAFTAR ISI.............................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN..................... ............ ...... ...... .................. 4

.4. LAT.^.R BELAKANG.......................................... ......... ........ 4

B. DEFINlSl... ......... ...... ............... ...... ...... ...... ...... ............ ...... 4

C. TUJUAN... ............ ...... ...... ............ .................................... 5

BAB II RUANG LINGKUP... ......... ..................... ...... ...... ...... ...... ... 6

BAB III TATA LAKSANA... ......... ..................... ...... ........................ 7

BAB IV DOKUMENTASI.............................. ...... ............ ...... ........ 15

DAFTAR PUSTAKA... ........................ ...... ........................ ............ 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kegagalan (jeleknya) komunikasi verbal dan tertulis diantara pelayanan
kesehatan menjadi keprihatinan organisasi pelayanan kesehatan. Komunikasi
yang kurang baik sering terjadi yang diikuti oleh kejadian yang tidak diharapkan.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat
perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon. Komunikasi yang mudah
terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis,
seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon ke unit
pelayanan.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/
atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk : mencatat perintah
yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah (write back);
kemudian penerima perintah membacakan kembali (read back) perintah atau
hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan
dibaca ulang adalah akurat (repeat back).
B. DEFlNlSl
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan dipahami oleh resipien/ penerima pesan akan mengurangi potensi
terjadinya kesalahan serta meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi
dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan elektronik. Kerangka komunikasi
efektif yang digunakan di rumah sakit adalah komunikasi SBAR (Situation-
Background-Assessment-Recommendation), yaitu suatu metode
menyampaikan informasi antar tenaga kesehatan baik melalui telepon maupun
secara lisan yang dilakukan secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi
dan tepat kepada penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan
dan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Metode SBAR digunakan saat
melaporkan nilai kritis, serah terima pasien, melaporkan pasien baru masuk
rawat kepada DPJP, dan ketika ada instruksi pemberian obat NORUM/ LASA.
C. T!JJL!AN
1. Meningkatkan komunikasi yang efektif melalui telepon atau media
komunikasi lain antar PPA (Profesional Pemberi Asuhan)
2. Meningkatkan efektivitas komunikasi saat proses pelaporan hasil kritis
pada pemeriksaan diagnostic dan saat proses komunikasi serah terima
(hand over).
3. Mengurangi potensi terjadinya kesalahan sehingga tercapai pelayanan
medis yang bermutu serta mengutamakan keselamatan pasien.
B.4B ll
RUANG LINGKUP

Komunikasi di RSUD Johar Baru digunakan dalam kegiatan yang bersifa!


informasi (pendaftaran, asuhan medis dan asuhan keperawatan) serta kegiatan
edukasi (pelayanan pendidikan pasien dan keluarga serta upaya promosi RSUD
Johar Baru itu sendiri).

1. Komunikasi yang bersifat infomasi pendaftaran di dalam rumah sakit adalah:


• Jam pelayanan
• Pelayanan yang tersedia
• Cara mendapatkan pelayanan
• Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.

Akses informasi ini dapat di percleh melalui pendaftaran/ loket dan Website.

2. Komunikasi yang bersifat informasi asuhan medis di dalam rumah sakit adalah:
• Pelaporan medis dokter — perawat di Rawat Inap
• Pelaporan medis dokter — perawat di UGD
• Pelaporan medis laboratorium dan radiologi — dokter untuk hasil-hasil kritis
(critical result)
• Pelaporan medis DPJP — dokter lain yang ikut merawat

Komunikasi yang bersifat informasi asuhan keperawatan di dalam rumah sakit:


• Informasi asuhan keperawatan untuk hal-hal yang memerlukan perhatian
khusus saat pergantian shift (hand over)
• Informasi asuhan keperawatan saat transfer pasien ke bagian/ unit lain di
dalam rumah sakit
• Informasi asuhan keperawatan saat transfer pasien ke rumah sakit lain
(rujukan)
R.*.B !!l
TATA LAKSANA

Komunikasi dianggap efektif bila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak mendua
(ambiguous), dan diterima oleh penerima informasi yang bertujuan mengurangi
kesalahan-kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Prosesnya adalah:
1. Setiap komunikasi medis yang bersifat lisan (komunikasi langsung atau melalui
telepon) dan melibatkan pemberi layanan di RSUD Johar Baru harus memenuhi
kriteria berikut ini.
2. Pesan secara lisan diberikan harus jelas dengan bahasa yang langsung (tidak
berputar-putar).
3. Penyampaian pesan menggunakan mekanisme SBAR (Situation-Background-
Assessment-Recommendation)
Situation : pemberi pesan menceritakan secara singkat dan padat
kondisi kesehatan atau situasi pasien saat ini (current
situation).
• Sehutkan nama petugas dan unit
• Sebutkan identitas pasien, umur, dimana pasien
tersebut dirawat
• Sebutkan diagnosa medis
• Ceritakan dengan jelas kondisi/ apa yang terjadi
pada pasien yang membuat anda khawatir
• Kata kunci “Apa yang terjadi pada pasien?” (misal,
sesak nafas, nyeri dada, dsb)

Background pemberi pesan menggambarkan latar belakang yang


mungkin menyebabkan kondisi/ situasi tersebut terjadi.
Sebutkan data klinis pasien sesuai kebutuhan '
• Tanda-tanda vital terbaru
• Temuan klinis terbaru, meliputi '
Status kardiovaskuler (contoh : nyeri dada, tekanan
darah, EKG, dsb)
Status respirasi (contoh : frekuensi pernafasan,
SPO2, analisis gas darah, dsb)
Status gastro-intestinal (contoh : nyeri perut,
muntah, perdarahan, dsb)
Neurologis (contoh : GCS, pupil, kesadaran, dsb)
• Terapi saat ini
• I-iasil laboratorium/ pemeriksaan penunjang lainnya
tanggal dan waktu pemeriksaan dilakukan, dan hasil
sebelumnya untuk perbandingan
• Riwayat medis pasien

Assesmen Pemberi pesan melaporkan penilaian berdasarkan hasil


pemeriksaan saat itu.
Sebutkan problem pasien, misal : problem kardiologi
(syok kardiogenik, aritmia maligna, dsb), problem
gastro-intestinal (perdarahan masif, syok, dsb)

Recommendation : pemberi pesan menyampaikan hal-hal atau tindakan-


tindakan yang telah dilakukan dalam rangka mengatasi
sementara kondisi/situasi tersebut sekaligus
mengkonsulkan tindakan lanjutan yang harus dilakukan
guna menyelesaikan/mengatasi kondisi/situasi tersebut.
Rekomendasi: (pilih sesuai kebutuhan)
a. Saya meminta untuk:
• Memindahkan pasien ke HCU?
• Segera datang melihat pasien?
• Mewakilkan dokter lain untuk datang?
b. Pemeriksaan atau terapi apa yang diperîukan:
• Foto Rontgen?
• Pemeriksaan EKG?
• Pemberian oksigenasi?
• Bete 2 agonis nebulizer?
c. Apabila ada perubahan terapi, tanyakan
• Seberapa sering diperlukan pemeriksaan tanda
vital?
• Bila respon terapi tidak ada kapan harus
menghubungi dokter lagi?
d. Konfirmasi '
• Saya telah mengerti rencana tindakan pasien
• Apa yang harus saya lakukan, sebelum dokt°r
sampai disini?

4. Jika isi pesan mengandung nama obat LASA/ NORUM, maka nama obat
tersebut harus dieja (dijabarkan hurufnya satu persatu) menggunakan alphabet
sebagai berikut :

CHARACTER MORSE CODE PENYEBUTAN

A - Alfa

B -. . Bravo

Charlie

D -.. Delta

E Echo

F Foxtrot

-- Golf “

H Hotel

India

Juliet

K Kilo

L - Lima

M -- Mike

N -. November

0 --- Oscar

Papa
CHARACTER MORSE CODE PENYEBUTAN

Sierra

T - Tango

U Uniform

v - VictoF

Whiskey

Xray

Y --- Yankee

Zulu

1 ---- Satu

--- Dua

3 --

4 Empat

5 Lima

6 Enam

7 - Tujuh

8 Delapan
Quebec

Romeo

Sembilan

5. Seluruh proses SBAR dilakukan dengan metode TBaK (Tulis BaGa ulang
Konfirmasi)
6. Pesan/ instruksi ditulis secara lengkap di dalam lembar catatan terintegrasi
(CPPT) dan dimasukkan dalam Rekam Medis pasien (Tulis)
7. Isi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima pesan (Baca ulang)
8. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan (Konfirmasi)
9. DILARANG menggunakan singkatan-singkatan yang tidak masuk dalam Daftar
Singkatan Baku RSUD Johar Baru.
10.Verifikasi dan penandatanganan seluruh dokumentasi komunikasi selambat-
lambatnya dilakukan dalam 1 x 24 jam atau saat visite hari berikutnya setelah
hari libur.

Lokasi-lokasi atau situasi-situesi yang menjadi Area Fokus Komunikasi:


1. Penerimaan hasil/ nilai-nilai pemeriksaan yang kritis. Hal ini harus langsung
dilaporkan kepada si Pengirim.
Pemeriksaan diagnostik kritis, meliputi:
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan radiologi
c. Prosedur ultrasonografi (kebidanan)
d. EKG
e. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur pasien, seperti hasil
tanda-tanda vital (berikut pulse oksimetri)
2. ”Hand-of’ communication/ hand over, harus dilakukan komunikasi pada saat
serah terima antar perawat dan staf medis. Hand over merupakan salah satu
bentuk komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien. Hand over pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk
memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift,
sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien,
tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan
yang dilakukan secara tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, sehingga dapat
dipahami, dan akan mengurangi kesalahan, serta menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien.
3. Serah terima pasien juga dilakukan pada saat akan dilakukan tindakan operasi
dengan menggunakan formulir “Verifikasi Pra Operasi” sedangkan pada pasien
yang dilakukan pemeriksaan radiologi tidak dilakukan serah terima pasien karena
selama proses pemeriksaan pasien didampingi oleh perawat unit asal.
4. Kondisi pasien yang memburuk atau didapati kondisi yang yang tidak lazim (tidak
seperti biasa).
5 Unit kerja yang memiliki risiko medical eror yang tinggi: UGD, Kamar Bersalin,
Kamar Operasi.

DAFTAR NILAI KRITIS YANG HARUS SEGERA DIKOMUNIKASIKAN

1. Pemeriksaan Tanda Vital


Nilai Kritis
Usia Parameter Nilai Kritis Tinggi
Rendah
Denyut Jantung (Heart
û 110x/mnt > 160x/mnt
Rate)
Neonatus Pernapasan (Respiratory
‹ 10x/mnt > 30x/mnt
Rate)
Suhu <36’C * 38° C
Tekanan Darah Sistolik s 80 mmHg * 140 mmHg

Denyut Jantung (Heart s s0x/ mnt * 150 x/mnt


Usia 1 bin - < Rate)
16 tahun
Pernapasan (Respiratory . 10x/mnt *50x/mnt
Rate)
Suhu 35° C z 38,5° C
Tekanan Darah Sistolik 190 mm Hg * 220 mmHg
Denyut Jantung (Heart û 40x/ mnt * 131 x/mnt
Usia * 16 Rate)
tahun Pernapasan (Respiratory . 8 /mnt > 25x/ mnt
Rate)
Suhu ñ 35° C > 39“ C
Tekanan Darah Sistolik < 90 mmHg > 180 mmHg
Tekanan Darah Diastolik > 100 mmHg
Ibu hamil Denyut Jantung (Heart
Rate) < 40x/mnt > l20x/mnt
Pernapasan (Respiratory
‹ 10x/mnt > 30x/mnt
Rate) < 35° C > 38° C
Suhu

2. Pemeriksaan Laboratorium

1.1. Hematoloqi
No Parameter Nilai Kritis Nilai Kritis Tinggi
Rendah
Kuantitatif
1 Hemoglobin * < 7 g/dL >18 g/dL
Hemoglobin (neonatus) <8,5 g/dL >23 g/dL
2 Hematokrit <20% >60%
Hematokrit (neonatus) <40% >65%
3 Jumlah Leukosit < 2000/mm >50.000/mm
4 Jumlah trombosit <50.000/mm >1.000.000/mm
Jumlah trombosit (pasien <10.000/mm Tidak ada
keganasan)
Kua itatif / semikuantitatif
1 Tersangka leukemia baru (ditemukan blast pada apus darah)
2 Ditemukan sickle cells pada apus darah
3 Ditemukan parasit malaria

1.2. Kimia Klinik


No Parameter Nilai Kritis Nilai Kritis Tinggi
Rendah
Bahan Pemeriksaan Serum
1 Glukosa <50 mg/dL >500 mg/dL
Glukosa (neonatus) <30 mg/dL >325 mg/dL
2 ’ Ureum Tidak ada >214 mg/dL
3 Kreatinin Tidak ada >4 mg/dL
4 Natrium <120 mEq/L >160 mEq/L
5 Kalium <2,8 mEq/L >6 mEq/L
Kalium >7mEq/L
neonatus/CKD)
6 Kalsium ion <3,2 >6,3
7 Klorida 70 mEq/L * 120 mEq/L mg/dL
8 Bilirubin >12 mg/dL
Bilirubin (neonatus) >15 mg/dL
9 Albumin 1,5 g/dL z 15 g/dL

1.3. Analisa Gas Darah


No Parameter Nilai kritis Nilai Kriiis Tinggi
rendah
1 pH <7,2 >7,6
2 pCO2 <20 mmHg >60 mmHg
3 ' pO2 <40 mmHg

1.4. Mikrobioloqi

No Pararneter NF: his Nilai Kritis Tinggi


FIda
1 BTA - Positif +++/3

1.5. Imunoserologi
No Parameter Nilai kritis rendah Nilai Kritis Tinggi
1 Anti HIV Tidak ada Reaktif

3. Pemeriksaan Radiologi
Area anatomi Kondisi Kategori Kritis
Fraktur linier dengan perdarahan intrakranial
Sistem Saraf Pusat
Fraktur/ trauma vertebra servikal
Tension pneumothoraks
Dada Effusi pleura
Fraktur costae disertai dengan perdarahan pada
paur-paru
Udara bebas di abdomen (tanpa riwayat
pembedahan dalam waktu dekat)
Abdomen Ileus obstruksi
Akut abdomen
Kehamilan ektopik
Urogenital Abruptio placenta
Placenta previa menjelang aterm
Torsio ovarium
Kematian Fetus (IUFD)

4. Pemeriksaan EKG
Kriteria hasi! kritis p°meriksaan EKG jika ditemukan gambaran EKG sebagai
berikut :
a. ST-EIevasi lebih dari 1 kod yang bersesuaian > 1mm (infark akut)
b. ST-Depresi lebih dari 1 kod yang bersesuaian > 1 mm (iskemia)
c. Takiaritmia dengan NR > 100x/menit
d. Bradikardia dengan HR < 50x/menit dengan AV-BIok
e. Ekstrasistole > 5x/menit
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Sistem Pelaporan
1. Pencatatan dan pelaporan insiden mengaGu pada Pedoman
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien RSUD Johar Baru.
2. Hal yang dilaporkan
• Kejadian Nyaris Cedera
• Kejadian Tidak Diharapkan
• Sentinel Events
• Insiden Keselamatan Pasien
3. Alur dan waktu pelaporan
a. Apabila terjadi suatu insiden (KTD/ KNC/ Sentinel events), wajib
segera ditindak lanjuti (dicegah atau ditangani) untuk mengurangi
dampak/ akibat yang tidak diharapkan.
b. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan dengan mengisi formulir
laporan maiden Keselamatan Pasien kepada Penanggung Jawab Unit
paling lambat 2x24 jam, ateu 1x24 jam untuk kejadian Sentinel.
C. Penanggung Jawab unit memeriksa laporan dan melakukan investigasi
sederhana melakukan grading resiko terhadap insiden yang dilaporkan
kepada Tim Sub Komite KPRS
d. Penanggung Jawab Unit bersama Sub Komite KPRS melakukan
investigasi komprehensif / analisis akar masalah (RCA) untuk hasil grading
kuning/ merah
e. Laporkan hasil grading dan rekomendasi kepada Tim Sub Komite KPRS
DAFT#.R P!JSTAKA

1. Alo Lliweri. Dasar Dasar Komunikasi Kesehatan. Penerbit Pustaka Pelajar.


Cetakan I, Januari 2007. Yogyakarta.
2. Patient Safety Solution, WHO collaborating centre for patient safety solutions,
volume 1, 2007.
3. SBAR for improved communication.
htt ://www.cdha.nsheaIth.ca/default.as e=DocumentRender&doc.Id=100
0
4. Mark M. SBAR : a structured human factors communication technique. Heatlh
Beat. American Society of Safety Engineers.
httjD://www.asse.org/practicespecialties/healthcare/docs/HealthBeat Newsletter
Sprinq2006%20for%20Web.pdf
5. Handoffs and Transitions Learning Network.
http://www.marylandpatientsafety.orq/html/learninq network/hts/materials/resou
rces/handoffs/HandoffsStrateqiesChart.pdf
6. Strategies and tools to improve healthcare handoffs and transitions
http://www.unmc.edu/rural/patient-safety/tool-time/TT2-053006-DOD-SBAR-
SafetyBriefinqs/DOD%20Handoff%20-%20l%20Pass%20the%20Baton.pdf
7. Handoff of care frequently asked questions
http://www.healthsystem.virqinia.edu/internet/e-learninq/handoff faq.pdf
8. Arora V., Julie Johnson. A model for building a standardized hand-off protocol.
Joint Commission on Quality and Patient Safety 2006; 22:11
http://www.aorn.org/docs assets/55B250E0-9779-5C0D-
1DDC8177C9B4C8EB/44F543CC-17A4-49A8-
865FDDF56132C37B/HandOff Recommendations.pdf
9. Pallas, LOB, et al 2005, Nurse-Physician Relationship Solutions and
Recommendation for Change, Nursing Health Services Research Unit,
Ontario.database
10. dr. J.B. Suharjo B. Cahyono, Sp.PD, 2009, Menuju Pelayanan Kesehatan yanp
Annan, Kapita Selekta Keselamatan Pasien di Rumah Sakit, Penerbit Kanisius

Anda mungkin juga menyukai