Pemukiman KLP 5
Pemukiman KLP 5
DI SUSUN OLEH
Kelompok V
DOSEN PEMBINGBING
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................8
3.2 Saran.........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Penyehatan
Pemukiman di poltekkes kemenkes padang. Selain itu makalah ini saya juga berharap dapat
berguna dan menambah wawasan bagi pembaca tentang “Pengawasan Kualitas Udara Di
Pemukiman"
Penulis menucapkan terima kasih karena tugas yang diberikan ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan pengetahuan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis sangat
menyadari betul makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran pembaca akan sangat membantu mengobarkan semangat kami untuk membuat makalah
selanjutnya.
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa
seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga muncul
dengan UU No 32 tahun 2004 dalam derajat tertentu memberi harapan baru terhadap
para
pejabat daerah pada publiknya. Adalah suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa
akan dapat lebih cepat diwujudkan mengingat lebih dekatnya pemerintah daerah
Pencemaran udara yang bersumber dari emisi gas buang kendaraan bermotor
seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), serangan jantung, darah tinggi dan
akibat lain yaitu menurunnya kualitas Intelektual Quetiont (IQ) pada anak-anak serta
Organization (WHO), 70% sumber pencemar berasal daeri emisi gas buang
kendaraan bermotor. WHO memperkirakan setiap tahun sekitar 0,5 juta penduduk
perkotaan meninggal akibat partikel udara kotor (WHO, 2003 dalam Ruktiningsih et
al, 2005). Adapun kajian Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun
Indonesia adalah kendaraan pribadi. Sumber pencemaran transportasi yang berasal dari
kendaraan bermotor dapat di klasifikasiakn menjadi:
a. Kendaraan bermotor ringan, meliputi sedan, oplet, pick-up, mini bus dan
mini truk
b. Kendaraan bermotor berat : bus besar, truk dengan as lebih dari dua.
Efek yang akan ditimbulkan jika konsentrasi Karbon Monoksida (CO) berada
pada kondisi tertentu seseorang akan mengalami kerusakan otot jantung dan Susunan
Syaraf Pusat dengan keluhan yang dapat dirasakan yaitu merasa pusing, penglihatan
menjadi kabur. Bahkan pada konsentrasi yang tinggi sampai berujung pada kematian.
tetapi dari semua hasil pengukuran Karbon Monoksida (CO) yang dilakukan,
konsentrasi untuk setiap titiknya belum melebihi nilai ambang batas yang ditentukan,
Udara Ambien
kadar NO₂ yaitu 16,8-21,6 g/m3, menunjukkan bahwa semakin banyaknya aktivitas
yang dilakukan masyarakat maka peningkatan oleh parameter pencemar udara pun
benda dapat menjadi rusak atau hancur karena adanya polutan yang bersifat
terdeteksi antara 36–78 g/m3. Kadar ozon yang terdeteksi merupakan hasil yang
terbentuk ketika sinar matahari berinteraksi dengan gas buang dari kendaraan
(Balihristi, 2012). Hal ini dapat di lihat bahwa pertumbuhan masyarakat, aktivitas-
Gorontalo khususnya di Kota Gorontalo semakin pesat, dan akan terus meningkat
setiap tahunnya. Jika tidak dilakukan pembenahan yang baik, maka beberapa tahun
kedepan akan terjadi penurunan kualitas udara yang sama dengan kota–kota besar
lainnya, dimana tingkat pencemaran udaranya telah melebihi baku mutu yang di
syaratkan.
lain adalah:
a. Kendaraan bermotor
serta perawatan yang tidak baik dari mesin kendaraan itu sendiri
gangguan kesehatan akibat pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan
organ penglihatan. Salah satu dampak kronis dari pencemaran udara adalah
N0 Peraturan Isi
bermotor.
di atas. Dari tabeldi atas ada termasuk peraturan mngenai uji emisi di antaranya Kep-
mengikuti proses harmonisasi standar di dunia yang telah diikuti oleh hampir semua
negara di ASEAN. Keputusan Menteri ini dikeluarkan sebagai salah satu usaha untuk
bermotor yang menggunakan teknologi yang ramah lingkungan (EURO 2). Dan yang
kendaraan bermotor dan tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang di produksi.
yang di anggap efektif berdampak luas antara lain adalah melalui uji emisi kendaraan
bermotor yang di laksanakan oleh tim penguji emisi yang terdiri dari Dinas
dipemukiman?
tersebut.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak
berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu
dibawah -192oC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil dengan udara, berupa gas buangan (Wardhana, 2004).
Menurut Liu dan Liptak (2000), Salah satu faktor utama yang
mempengaruhi dispersi polutan adalah kecenderungan polutan-polutan
tersebut untuk berdifusi. Model Gauss menerangkan konsentrasi
polutan searah dengan arah angin dari sumber. Beberapa penyelidikan
empiris dilakukan untuk menguji validasi model Gauss dari satu titik
sumber. Selanjutnya hasil pendugaan model dibandingkan dengan data
pengukuran di lapangan.
2.6 Baku Mutu Udara Ambien
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999, baku mutu
udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau
komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Baku mutu udara
ambien nasional diatur dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun
1999 tentang pencemaran udara. Sedangkan untuk di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta baku mutu udara daerah diatur dalam Peraturan
Gubernur DIY nomor 153 tahun 2002 tentang baku mutu udara ambien
daerah seperti tabel 2.1.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengertian pencemaran udara sendiri menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41
tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara adalah masuknya atau dimasukkannya
zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya. Udara yang tercemar partikel dan gas dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang terutama terjadi pada fungsi faal dari organ tubuh seperti paru-paru dan
pembuluh darah atau menyebabkan iritasi pada mata dan kulit.
3.2 SARAN
Kualitas udara lingkungan permukiman dipengaruhi oleh kualitas lingkungan
fisik,kimia dan mikrobiologi serta keberadaan tingkah laku sosial masyarakat. Untuk
dapat mewujudkan permukiman yang bersih dan sehat maka dimulai dari
masyarakat itu sendiri. Hal tersebut agar dalam pelaksanaan dan pemeliharaan
prasarana permukiman menjadi bagian dari kegiatan komunitas.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6215361/polusi-udara-di-tangsel-utara-tak-
seburuk-di-selatan-inikah-penyebabnya
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6213515/kata-warga-soal-polusi-udara-di-
tangsel-konon-lebih-buruk-dari-dki
18
19
LAMPIRAN
N PERTANYAAN JAWABAN
O
a. Ya
b. Tidak
2. Jika Ya, apa jenis pencemar udara yang
beredar disekitar anda?
a. Debu
b. Asap
c. suara
3. Bagaimana tata ruang dalam rumah ?
a. bersekat
b. tidak bersekat
4. Apakah ada Dinding/ sekat pemisah dapur?
a. Ada
b. Tidak ada
5. Bagaimana kondisi dinding rumah ?
a. Permanen
b. Semi permanen
c. Bilik/papan
d. Lain lain
6. Bagaimana luas ventilasi/lubang angin di
ruang tempat berkumpulnya keluarga?
a. Ya
b. Tidak 19
20
a. Ada
b. Tidak ada
20