Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KKP

Kajian Qur’an Surat Al Ma’aarij Ayat 19 – 35


Ayat dan Terjemahan QS Al Ma’arij 19 – 35

 Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.  Apabila


ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah;  dan apabila ia mendapat kebaikan,
ia amat kikir,  kecuali orang-orang yang mengerjakan salat,  yang mereka
itu tetap mengerjakan salatnya,  dan orang-orang yang dalam hartanya
tersedia bagian tertentu,  bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang
tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),  dan orang-orang yang
mempercayai hari pembalasan,  dan orang-orang yang takut terhadap azab
Tuhannya.  Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang
merasa aman (dari kedatangannya).  Dan orang-orang yang memelihara
kemaluannya,  kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang
mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. 
Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas.  Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya.  Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.
 Dan orang-orang yang memelihara salatnya.  Mereka itu (kekal) di surga
lagi dimuliakan. 
Tafsir QS Al Ma’arij 19 – 35
Allah Swt. menceritakan perihal manusia dan watak-watak buruk yang telah menjadi
pembawaannya
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah. Yang hal ini ditafsirkan oleh
firman selanjutnya: Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Yakni apabila
tertimpa kesusahan, ia kaget dan berkeluh kesah serta hatinya seakan-akan copot
karena ketakutan yang sangat, dan putus asa dari mendapat kebaikan sesudah musibah
yang menimpanya. dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir Yaitu apabila ia
mendapat nikmat dari Allah Swt., berbaliklah ia menjadi orang yang kikir terhadap
orang lain, dan tidak mau menunaikan hak Allah yang ada padanya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman, telah
menceritakan kepada kami Musa ibnu Ali ibnu Rabah, bahwa ia pernah mendengar
ayahnya menceritakan hadis berikut dari Abdul Aziz ibnu Marwan ibnul Hakam yang
mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah
Saw. telah bersabda: Sifat terburuk yang ada pada diri seorang lelaki ialah kikir yang
keterlaluan dan sifat pengecut yang parah.
Imam Abu Daud meriwayatkannya dari Abdullah ibnul Jarah, dari Abu Abdur Rahman
Al-Muqri dengan sanad yang sama, dan ia tidak mempunyai hadis dari Abdul Aziz selain
dari hadis ini.
Tafsir QS Al Ma’arij 19 – 35
Kemudian dalam firman berikutnya disebutkan: kecuali orang-orang yang
mengerjakan salat Yakni manusia itu ditinjau dari segi pembawaannya
menyandang sifat-sifat yang tercela, terkecuali orang yang dipelihara oleh Allah
dan diberi-Nya taufik dan petunjuk kepada kebaikan dan memudahkan baginya
jalan untuk meraihnya. Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan salat. yang
mereka itu tetap mengerjakan salatnya.
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah orang-orang yang
memelihara salat dengan menunaikannya di waktunya masing-masing dan
mengerjakan yang wajib-wajibnya. Demikianlah menurut Ibnu Mas'ud, Masruq,
dan Ibrahim An-Nakha'i. Menurut pendapat yang lain, yang dimaksud dengan
tetap dalam ayat ini ialah orang yang mengerjakan salatnya dengan tenang dan
khusyuk, semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-
Nya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang
khusyuk dalam salatnya. (Al-Mu’minun: 1-2)
Tafsir QS Al Ma’arij 19 – 35
Demikianlah menurut Uqbah ibnu Amir. Dan termasuk ke dalam pengertian ini
kalimat al-ma-ud da-im, artinya air yang tenang dan diam, tidak beriak dan tidak
bergelombang serta tidak pula mengalir. Makna ini menunjukkan wajib tuma-
ninah dalam salat, karena orang yang tidak tuma-ninah dalam rukuk dan sujudnya
bukan dinamakan orang yang tenang dalam salatnya, bukan pula sebagai orang yang
menetapinya, bahkan dia mengerjakannya dengan cepat bagaikan burung gagak yang
mematuk, maka ia tidak beroleh keberuntungan dalam salatnya.
Menurut pendapat yang lain, apabila mereka mengerjakan suatu amal kebaikan, maka
mereka menetapinya dan mengukuhkannya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis
sahih diriwayatkan melalui Siti Aisyah r.a., dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda:
Amal yang paling disukai oleh Allah ialah yang paling tetap, sekalipun sedikit. Menurut
lafaz yang lain disebutkan: yang paling tetap diamalkan oleh pelakunya
Selanjutnya Aisyah r.a. mengatakan, Rasulullah Saw. adalah seorang yang apabila
mengamalkan suatu amalan selalu menetapinya. Menurut lafaz yang lain disebutkan
selalu mengukuhkannya.
Tafsir QS Al Ma’arij 19 – 35
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: yang mereka itu
tetap mengerjakan salatnya. (Al-Ma'arij: 23), Telah diceritakan kepada kami bahwa Nabi
Danial a.s. menyebutkan sifat umat Muhammad Saw. Maka ia mengatakan bahwa
mereka selalu mengerjakan salat yang seandainya kaum Nuh mengerjakannya, niscaya
mereka tidak ditenggelamkan; dan seandainya kaum 'Ad mengerjakannya, niscaya
mereka tidak tertimpa angin yang membinasakan mereka; atau kaum Samud, niscaya
mereka tidak akan tertimpa pekikan yang mengguntur. Maka kerjakanlah salat, karena
sesungguhnya salat itu merupakan akhlak orang-orang mukmin yang baik.
Firman Allah Swt.: dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,
bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang
tidak mau meminta). Yakni orang-orang yang di dalam harta mereka terdapat bagian
tertentu bagi orang-orang yang memerlukan pertolongan. Masalah ini telah diterangkan
di dalam tafsir surat Az-Zariyat.
Firman Allah Swt.: Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan. Yaitu
meyakini adanya hari kiamat, hari penghisaban, dan pembalasan; maka mereka
mengerjakan amalnya sebagaimana orang yang mengharapkan pahala dan takut akan
siksaan.
Tafsir QS Al Ma’arij 19 – 35
Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan: dan orang-orang yang takut
terhadap azab Tuhannya. Maksudnya, takut dan ngeri terhadap azab Allah Swt.: Karena
sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari
kedatangannya). Yakni tiada seorang pun yang merasa aman dari azab-Nya dari
kalangan orang yang mengetahui akan perintah Allah Swt. kecuali hanya bila mendapat
jaminan keamanan dari Allah Swt.
Firman Allah Swt.: Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, Yaitu
mengekangnya dari melakukan hal yang diharamkan baginya dan menjaganya dari
meletakkannya bukan pada tempat yang diizinkan oleh Allah Swt. Karena itulah maka
disebutkan dalam firman berikutnya: kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-
budak yang mereka miliki. Maksudnya, budak-budak perempuan yang dimiliki oleh
mereka. maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barang siapa mencari
yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampauibatas. Tafsir ayat ini
telah disebutkan di dalam permulaan surat Al-Mu’minun, yaitu pada firman-Nya:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Al-Mu’minun: 1), hingga
beberapa ayat berikutnya. sehingga tidak perlu diulangi lagi dalam surat ini.
Tafsir QS Al Ma’arij 19 – 35
Firman Allah Swt.: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya. Yakni apabila mereka dipercaya, mereka tidak khianat; dan
apabila berjanji, tidak menyalahinya. Demikianlah sifat orang-orang mukmin dan
kebalikannya adalah sifat-sifat orang-orang munafik, sebagaimana yang disebutkan di
dalam sebuah hadis sahih yang mengatakan: Pertanda orang munqfik itu ada tiga, yaitu
apabila berbicara, dusta; apabila berjanji, menyalahi; dan apabila dipercaya, khianat.
Menurut riwayat yang lain disebutkan: Apabila berbicara, dusta; dan apabila berjanji,
melanggar; dan apabila bertengkar, melampaui batas.
Firman Allah Swt: Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Yakni bersikap
hati-hati dalam bersaksi, tidak menambahi dan tidak mengurangi, tidak pula
menyembunyikan sesuatu. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya. Kemudian Allah Swt. berfirman:
Dan orang-orang yang memelihara salatnya. Yakni waktu-waktunya, rukun-rukunnya,
wajib-wajibnya, dan sunat-sunatnya. Pembicaraan dimulai dengan menyebutkan salat
dan diakhiri dengan menyebutkannya pula, hal ini menunjukkan perhatian yang besar
terhadap masalah salat dan mengisyaratkan tentang kemuliaannya.
Tafsir QS Al Ma’arij 19 – 35
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam permulaan surat Al-Mu’minun :
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman Maka di penghujung
pembahasannya disebutkan hal yang sama dengan di sini, yaitu firman-Nya: Mereka
itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni ) yang akan mewarisi surga Firdaus.
Mereka kekal di dalamnya. (Al-Mu’minun: 10-11)
Dan dalam surat Al-Ma'arij ini disebutkan oleh firman-Nya: Mereka itu (kekal) di surga
lagi dimuliakan. Yakni dimuliakan dengan berbagai macam kenikmatan dan kesenangan
surgawi.
Tadabbur QS Al Ma’arij 19 – 35
Sifat manusia sebelum beriman
1. Mengeluh ketika mendapatkan balak dan kikir bila mendapatkan nikmat (QS Al
Ma’arij 19 – 21)
2. Bodoh menghadapi masalah bahkan berbuat zalim (QS. Al-Ahzab: 72)
3. Manusia mengingkari nikmat Allah (QS. Al-Adiyat: 6)
4. Manusia mempunyai sifat curang (QS. Al-Alaq: 6)
5. Menilai nikmat hanya dari sisi keduniaan (QS. Al-Fajr: 15-16)
6. Senang durhaka kepada Penciptan-Nya (QS. Al-Infithar: 6)
7. Sangat kufur kepada Tuhannya (QS. ‘Abasa: 6)
8. Suka putus asa (QS Fussilat : 6)
9. Tergesa-gesa (QS. Al-Anbiya’: 19-21)
10. Sering membantah (QS. Al-Kahfi : 54)
11. Manusia sangat kikir (QS. Al-Isra’: 54)
Tadabbur QS Al Ma’arij 19 – 35
Cara Menghilangkan Sifat Keluh Kesah berdasarkan QS Al Ma’arij 19 – 35

1. Senantiasa mendirikan sholat


2. Membelanjakan harta untuk fi sabilillah
3. Yakin dengan hari pembalasan dan takut siksa
4. Orang yang senantiasa menjaga syahwatnya
5. Menjaga amanat dan janji
6. Menjadi saksi yang benar
Tadabbur QS Al Ma’arij 19 – 35
Akhirnya, untuk menikmati kehidupan yang indah, penuh dengan hati yang lapang,
bersih dari sifat yang buruk dan menanti surga Allah, mari kita simak pesan Syaikh
Abdur Rahman bin Nasir As-Sa’di:
“Kesimpulannya, bahwa Allah mensifati orang yang bahagia lagi baik ialah yang
memiliki sifat yang sempurrna, akhlaq yang mulia , baik berupa ibadah badaniyah
seperti shalat yang dilakukan dengan terus-menerus, dan ibadah hati seperti takut
kepada Allah yang mendorong dia untuk berbuat baik, serta ibadah maliyah (berupa
menginfakkan sebagian harta), mengikat perjanjian yang bermanfaat, berakhlak yang
mulia, bermuamalah kepada Allah dan kepada semama manusia dengan sebaik-baik
muamalah, berbuat adil dan menjaga hak-hak dan amanat, menjaga kehormatan
dirinhya dengan menjaga hawa nafsunya dari hal yang dibenci oleh Allah.” (Lihat Tafsir
Al-Karimir Rahman 5/303)

Anda mungkin juga menyukai