Perkembangan Peserta Didik Tondang
Perkembangan Peserta Didik Tondang
Disusun Oleh :
KAJIAN KASUS:
Pada kasus ini dipaparkan tentang sistem persekolahan modern yang tidak dapat dijadikan
acuan pembelajaran setiap pelajar karena setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda.
Oleh karena itu sistem persekolahan seharusnya menggunakan metode pembelajaran baru
yang yang tidak terlalu kaku dan formal. Pada pemaparan prince Ea saya mendapat suatu
pembahasan dimana Prince Ea menerapkan Aliran Filsafat Pendidikan Eksistensialisme yaitu
aliran ini memfokuskan pada pengalaman pengalaman individu, Eksistensialisme memberi
individu suatu jalan berpikir mengenai kehidupan, apa maknanya bagi saya, apa yang benar
untuk saya. Secara umum, eksistensialisme menekankan pilihan kreatif, subyektivitas
pengalaman manusia dan tindakan konkret dari keberadaan manusia atas setiap skema
rasional untuk hakikat manusia atau realitas. Eksistensialisme merupakan filsafat yang
memandang segala gejala berpangkal pada eksistensi
Eksistensi adalah cara manusia berada di dunia. Pusat perhatian ini ada pada manusia
Pemahaman eksistensialisme terhadap nilai, menekankan kebebasan dalam tindakan.
Kebebasan bukan tujuan atau suatu cita cita dalam dirinya sendiri, melainkan merupakan
suatu potensi untuk suatu tindakan. Pada pendidikan eksistensialisme sebagai filsafat, sangat
menekankan individualitas dan pemenuhan diri secara pribadi. Setiap individu dipandang
sebagai makhluk unik, dan secara unik pula ia bertanggung jawab pada nasibnya. Dalam
hubungannya dengan pendidikan, Sikun Pribadi (1971) mengemukakan bahwa
eksistensialisme berhubungan erat sekali dengan pendidikan, karena keduanya bersinggungan
satu dengan yang lainnya pada masalah-masalah yang sama, yaitu manusia, hidup, hubungan
antar manusia, hakikat kepribadian, dan kebebasan (kemerdekaan). Pusat pembicaraan
eksistensialisme adalah keberadaan, manusia, sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh
manusia. Tujuan pendidikan adalah untuk mendorong setiap individu agar mampu
mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri. Setiap individu memiliki
kebutuhan dan perhatian yang spesifik berkaitan dengan pemenuhan dirinya, sehingga dalam
menentukan kurikulum tidak ada kurikulum yang pasti dan ditentukan berlaku secara umum.
ALTERNATIF PENYELESAIAN:
Untuk menyelesaikan kasus ini perlu adanya perubahan kurikulum pada pengajaran sekolah-
sekolah yang belum menerapkan sistem ini seperti sekolah di luar sana yang sudah maju
dalam pendidikan. Peran pemimpin sekolah dan guru guru tenaga pengajar sangat berperan
penting dalam mengatasi kasus ini. Para guru harus memberikan kebebasan kepada siswa
memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu mereka
menemukan makna dari kehidupan mereka. Pendekatan ini berlawanan dengan keyakinan
banyak orang, tidak berarti bahwa para siswa boleh melakukan apa saja yang mereka sukai:
logika menunjukkan bahwa kebebasan memiliki aturan, dan rasa hormat akan kebebasan
orang lain itu penting. Guru menanyakan tentang ide-ide yang dimiliki siswa, dan
mengajukan ide-ide lain, kemudian membimbing siswa untuk memilih alternatif-alternatif,
sehingga siswa akan melihat, bahwa kebenaran tidak terjadi pada manusia, melainkan dipilih
oleh manusia. Lebih dari itu, siswa harus menjadi faktor dalam suatu drama belajar, bukan
penonton. Siswa harus belajar keras seperti gurunya. Power (1982) mengemukakan beberapa
implikasi filsafat pendidikan eksistensialisme sebagai berikut:
1) Tujuan pendidikan
Memberi bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan
2) Status siswa
Makhluk rasional dengan pilihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya. Suatu
komitmen terhadap pemenuhan tujuan pribadi.
3) Kurikulum
4) Peranan guru
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, di mana mungkin guru pada hari ini, besok
lusa mungkin menjadi murid.
5) Metode
Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai
harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik.