Epidemiologi 2
Epidemiologi 2
EPIDEMIOLOGI
DISUSUN OLEH :
Khairunnisa ( 0801183505 )
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah nya serta kesempatan kepada kelompok kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah epidemiologi yang berjudul Konsep Penyebab Penyakit
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini, dan terutama kepada dosen pengampu
kami yang bernama dr. Nofi Susanti, M.Kes. yang telah membimbing serta
mengajarkan kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini tentu masih banyak kekurangannya, maka dari itu kami menerima
saran dan kritikan dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini.
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada semua orang
termasuk bagi pembaca dan pendengarnya terutama untuk mahasiswa dan penyusun
dalam membantu proses pembelajaran.
Medan, 30 September
2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Segitiga Distribusi Epidemiologi...........................................................................3
B. VARIABEL ORANG.............................................................................................3
C. VARIABEL WAKTU............................................................................................5
D. VARIABEL TEMPAT...........................................................................................8
E. Hadist....................................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bila hari ini tidak diperhatikan, kesimpulan yang ditarik akan bias. Kini akan
dibahas ketiga variabel tersebut satu demi satu dan akan diawali dengan variabel
“orang” karena “orang” merupakan variabel yang paling terpenting antara ketiga
variabel tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1
1. Untuk mengetahui segitiga distribusi epidemiologi
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan variabel orang
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan variabel waktu
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan variabel tempat
5. Untuk mengetahui ayat dan hadist mengenai otw dalam kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Segitiga atau tiga faktor yang dapat di pakai untuk menerangkan distribusi
epidemiologi adalah orang, tempat, dan waktu. Ketiga faktor ini yang membentuk
gambaran distribusi masalah atau penyakit. Informasi PPT (person, place, time) berguna
untuk menggambarkan adanya perbedaan dalam PPT maka itu dapat menjadi petunjuk
adanya perbedaan paparan (exposure) agen dan kepekaan (susceptibility) penjamu.
Perbedaann ini dapat dipakai sebagai petunjuk tentang sumber, agen, yang bertanggung
jawab, transmisi, dan penyebaransuatu penyakit.
B. VARIABEL ORANG
Variabel orang adalah untuk mengidentifikasi seseorang terdapat variabel yang tak
sehingga banyaknya, tetapi hendaknya dipilih variabel yang dapat digunakan sebagai
indikator untuk menentukan ciri seseorang. Untuk menentukan variabel nama yang
dapat digunakan sebagai indikator, hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan serta sarana yang ada. Secara umum, variabel penting yang akan dibahas
adalah umur, jenis kelamin, dan suku bangsa.1
1. Umurr
1
Budiarto Eko dan Anggraeni Dewi, Pengantar Epidemiologi,(Jakarta:Buku Kedokteran EGC,2001), hlm.
112
3
Alat diagnostik
Fenomena kohort.
2. Jenis Kelamin
3. Ras
Ras Negro secara genetik mempunyai sel darah merah yang berbentuk oval,
sehingga ras Negro disebut menderita “sickle cell anemia”. Ras Negro secara sosio-
ekonomis termasuk golongan berpendapatan rendah, sehingga mereka rentan untuk
menderita penyakit infeksi yang disebut misalnya penyakit TBC.
4
Non-Islam Makan babi Trichiniasis
Non-Yahudi Suami tak disunat Kanker leher rahim
Bila jumlah kelahiran meningkat, segitu pula jumlah anak, maka besar
kemungkinan untuk mendapatkan penyakit, begitu pula kalau umur ibu di bawah atau
lebih tinggi daripada yang sudah ditentukan.
6. Status Perkawinan
Janda atau mereka yang belum kawin lebih sering menderita penyakit karena faktor
tekanan fisiologis atau psikologis. Namun mereka yang janda dan tak kawin itu
biasanya dengan tingkat sosial ekonomi rendah, yang juga merangsang kejadian
penyakit.
Status Perkawinan
C. VARIABEL WAKTU
Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan ketika melakukan
analisis morbiditas dalam studdi epidemiologi karena pencatatan dan laporan insedensi
dan prevalensi penyakit selalu didasarkan pada waktu, apakah mingguan, bulanan atau
tahunan.
5
Laporan morbiditas ini mnjadi sangat penting artinya dalam epidemiologi karena
didasarkan pada kejadian yang nyata dan bukan berdasarkan perkiraan atau estimasi.
Selain itu, dengan pencatatan dan laporan morbiditas dapat diketahui adanya perubahan-
perubahan insidensi dan prevalensi penyakit hingga hasilnya dapat digunakan untuk
menyusun perencanaan dan penanggulangan masalah kesehatan.
1. Endemi
Endemi adalah suatu keadaan di mana frekuensi penyakit atau masalah kesehatan
hampir sama sepanjang tahun. Ada endemis penyakit yang termasuk kategori tinggi
seperti Schistosomiasis di Lembah Nil Mesir, kategori medium seperti frekuensi malaria
pada beberapa daerah di Indonesia, dan kategori rendah seperti tifus abdominalis di
Indonsia.
Contoh:
Epidemi adalah suatu keadaan di mana frekuensi penyakit lebih tinggi dari pada
biasanya. Kalau frekuensi penyakit lebih tinggi dari keadaan endemis, maka itu disebut
endemic epidemic atau epidemi endemis. Bila suatu penyakit terjadi dan menular di
suatu tempat dimana sebelumnya tak ada penyakit yang bersangkutan, maka disebut
exotic epidemic. Bila epidemi berlangsung dalam waktu singkat maka itu disebut point
2
Ibid, 115
6
epidemic. Bila epidemi terjadi pada beberapa negara yang meluas hampir seluruh dunia,
maka disebut pandemic.
Jenis Epidemi:
Endemic Epidemic
Exotic Epidemic (dari tak ada menjadi ada)
Point Epidemic (waktu pendek)
Pandemic (meluas ke seluruh dunia)
3. Periodisitas
Periodisitas:
Secular Trend:
7
5. Menilai Program Intervensi
Intervensi mulai dilaksanakan waktu frekuensi masalah sudah menurun: Yang
diukur perubahan dari kecenderungan keadaan.
Intervensi dilaksanakan bersamaan dengan fluktuasi penurunan masalah
smentara, misalnya program KB di beberapa suku indian.
Efek intervensi tergantung pada sikap dan tingkah laku penduduk sehingga ada
masa laten di antara permulaan pelaksanaan program dan perubahan
kecenderungan masalah.
Intervensi misalnya KB kelihatannya tak berhasil karena adanya faktor lain yang
menghalangi keberhasilan intervensi, misalnya kemakmuran meningkatkan
fertilitas sehingga seakan-akan intervensi KB tak berhasil.
Intervensi kelihatannya tak berhasil untuk menurunkan frekuensi suatu masalah
karena kemajuan diagnostik masalah itu.
Intervensi untuk suatu masalah tertentu tidak dapat dinilai dari keberhasilannya
dalam kecenderungan angka kematian umur. Harus dikaji hubungan faktor risiko
dengan penyakit tertentu. Misalnya di London terjadi KLB penyakit infeksi
saluran pernapasan karena faktor polusi yang dihasilkan industri pada akhir abad
XVIII.
D. VARIABEL TEMPAT
1. Peta Epidemiologi
2. Spot-Map
3
Ibid, 117.
8
Spot-map berguna dalam surveilens tingkat puskesmas, di mana digambarkan setiap
kasus penyakit dalam bentuk satu titik di masing-masing desa yang ada dalam peta
kecamatan. Setiap titik kasus penyakit itu disertai dengan tanggal kejadian penyakit.
Spot seperti ini menjadi sangat penting kalau kemudian dianggap terjadi KLB dalam hal
ini informasi yang dianggap KLB dibandingkan dengan data yang ada dalam spot-map
dalam rangka penyelidikan epidemi.
Yang dimaksud dengan fokus adalah di mana suatu kuman penyakit berasal, seperti
kuman kolera berasal dari India, virus influenza berasal dari Hong Kong, dan sapi gila
berasal dari Inggris.4
5. Receptive Area
Penyakit terjadi tergantung pada adanya reservoir, vektor, penduduk rentan, dan
iklim, “Receptive area”: vektor +, iklim +, reservoir (sumber infeksi)-, misalnya demam
kuning hanya terbatas di Jepang dan Lembah Nil, endemic goiter hanya terbatas di
4
Lapau Buchari dan Birwin Alib, Prinsip Dan Metode Epidemiologi,(Depok:Kharisma Putra
Utama,2017),hlm.37
9
daerah kekurangan yodium. Penyakit-penyakit tersebut tidak terdapat di daerah lain
karena tak ada reservoir atau sumber infeksinya.
Namun berbeda dengan penyakit demam berdarah, yang sebelum tahun 1968 tak
ada di Indonesia , di mana ada vektor Aedes aegypti untuk menularkan demam berdarah
dan adanya iklim yang cocok untuk hidup Aedes aegypti. Pada tahun 1968 penyakit
deemam berdarah mulai ada di Indonesia, karena ada penderita demam berdarah yang
mungkin berasal dari Filifina atau Thailand.
10
2) The World Health Statistics Annual
Buku ini berisi data penyebab kematian lebih terperinci, jumlah kasus penyakit
infeksi dan kematian, jumlah vaksinasi, jumlah tenaga kesehatan.
3) The Compendium of Social Statistics (berkala):
Buku ini berisi informasi demografis, sosial, dan statistik kesehatan.
E. Hadist
Ada sebagian kecil kaum muslimin percaya bahwa wabah atau penyakit menular tidak ada. Hal
ini mereka dasarkan pada hadits:
َو ُأِح ُّب اْلَفْأَل الَّصاِلَح, َو َال ِط َيَر َة, َال َع ْد َو ى: َقاَل الَّنبُّي: َع ْن َأِبْي ُهَر ْيَر َة َقاَل
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Tidak ada penyakit menular dan thiyarah
(merasa sial dengan burung dan sejenisnya), dan saya menyukai ucapan yang baik”.
Hal ini tentu kelihatannya bertentangan dengan kenyataan yang ada di mana kita melihat banyak
sekali wabah dan penyakit yang menular, wabah ini bahkan bisa merenggut nyawa sekelompok
orang dengan cepat.
Perlu diketahui ada dalil-dalil lain yang menunjukkan bahwa Islam juga mengakui adanya
wabah penyakit menular.
Maka kompromi hadits ini:maksud dari hadits pertama yang menafikan penyakit menular
adalah penyakit tersebut tidak menular dengan sendirinya, tetapi menular dengan kehendak dan
takdir Allah. Berikut keterangan dari Al-Lajnah Ad-Daimah (semacam MUI di Saudi):
وأما النهي عن الدخول في البلد الذي، ما كان يعتقده أهل الجاهلية من أن العدوى تؤثر بنفسها:العدوى المنفية في الحديث هي
وقع بها الطاعون فإنه من باب فعل األسباب الواقية.
11
Wabah yang dinafikan dari hadits tersebut yaitu apa yang diyakini oleh masyarakat jahiliyah
bahwa wabah itu menular dengan sendirinya (tanpa kaitannya dengan takdir dan kekuasaan
Allah). Adapun pelaranan masuk terhadap suatu tempat yang terdapat tha’un (wabah menular)
karena itu merupakan perbuatan preventif (pencegahan).
Hal ini diperkuat dengan hadits bahwa Allah yang menciptakan pertama kali penyakit tersebut.
Ia tidak menular kecuali dengan izin Allah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , bahwa seorang lelaki yang berkata kepada
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa onta yang berpenyakit kudis ketika berada di antara
onta-onta yang sehat tiba-tiba semua onta tersebut terkena kudis, maka beliau bersabda:
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Segitiga atau tiga faktor yang dapat di pakai untuk menerangkan distribusi
epidemiologi adalah orang, tempat, dan waktu. Ketiga faktor ini yang membentuk
gambaran distribusi masalah atau penyakit. Variabel orang adalah untuk
mengidentifikasi seseorang terdapat variabel yang tak sehingga banyaknya, tetapi
hendaknya dipilih variabel yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan
ciri seseorang. Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan ketika
melakukan analisis morbiditas dalam studdi epidemiologi karena pencatatan dan
laporan insedensi dan prevalensi penyakit selalu didasarkan pada waktu, apakah
mingguan, bulanan atau tahunan. Variabel tempat merupakan salah satu variabel
penting dalam epidemiologi deskriptif karena pengetahuan tentang tempat atau lokasi
kejadian luar biasa atau lokasi penyakit-penyakit endemis sangat dibutuhkan ketika
melakukan penelitian dan mengetahui sebaran berbagai penyakit di suatu wilayah.
B. Saran
Pada penulisan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan karena pada
dasarnya manusia adalah tempatnya salah. Maka dari itu penulis berharap
bagi pembaca khususnya untuk dapat menyempurnakan penulisan makalah ini guna
untuk pengembangan pengetahuan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Buchari Lapau dan Alib Birwin, Prinsip Dan Metode Epidemiologi,Depok,Kharisma Putra
Utama,2017
14