Anda di halaman 1dari 4

LOGBOOK PEMBUATAN ECO ENZYME

Nama : Rizki Amalya Syajidah


NIM : 32102000047
Kelas : Reguler 2020

1. Wadah yang digunakan:


a. Nama wadah : Ember
b. Ukuran wadah: 10 liter
2. Jenis gula yang digunakan: gula merah atau molase 1 bagian
3. Bahan Organik yang digunakan:
a. Sisa buah
Jenis buah, sebutkan apa saja: kulit mangga
b. Sisa sayuran
Jenis sayuran, sebutkan apa saja: bayam, lembayung, kol, wortel, gambas, labu siyam,
terong, timun, daun so
4. Air yang digunakan: PDAM
5. Jumlah komposisi bahan yang digunakan:

Gula Sisa buah/sayuran Air


1 3 10
1 bagian 3 bagian 10 bagian
6 ons 18 ons (6 liter)

6. Kesimpulan:
Alat-alat yang digunakan adalah timbangan atau takaran, alat pemotong (pisau atau gunting),
wadah fermentasi, corong dan saringan untuk memanen hasil EE serta botol plastik bekas
yang sudah dibersihkan untuk menampung hasil EE. Bahan yang digunakan meliputi gula
merah atau molase 1 bagian, sampah organik yang berupa kulit buah dan sisa sayuran mentah
3 bagian, serta air 10 bagian. Perbandingan molase, sampah organik, dan air adalah 1: 3 :10.
Jumlah air maksimal yang harus ditambahkan adalah 60% dari kapasitas wadah. Sebagai
contoh jika akan membuat EE menggunakan wadah jerigen berukuran 5 liter, maka jumlah
air yang diperlu kan adalah 60% dari 5liter yaitu 3liter atau 3 kg (10 bagian), gula merah 3
ons (1 bagian) dan sampah organik 9 ons (3 bagian). Berat jenis air adalah 1 sehingga 3liter
air dianggap 3 kg. Namun apabila menggunakan sampah organik berupa kulit buah buahan
dan limbah sayuran secara bersamaan maka perbandingan antara kulit buah dan sayur adalah
80% berbanding 20%. Penggunaan sayur yang terlalu banyak akan membuat larutan EE
beraroma kurang segar. Bahan - bahan yang telah disiapkan untuk pembuatan EE
dimasukkan ke dalam wadah fermentasi, kemudian diaduk secara perlahan sampai gula larut
di dalam air. Wadah ditutup rapat dan disimpan di tempat kering dalam suhu ruangan. Cairan
dibiarkan terfermentasi selama 3 bulan atau lebih. Lama pembuatan EE adalah tiga bulan di
wilayah tropis dan enam bulan di wilayah sub-tropis. mulut wadah ditutup rapat dengan
plastik transparan, diikat sampai kencang, dibiarkan selama 3 bulan fermentasi atau sampai
siap dipanen dan tidak perlu membuka atau menutup wadah untuk mengeluarkan gas.
Penggunaan bahan yang terbuat dari kaca sangat dihindari karena dapat menyebabkan wadah
pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi. Pemanenan EE dilakukan setelah 3 bulan masa
fermentasi. Ciri EE yang sudah siap dipanen adalah cairan sudah beraroma asam segar, terasa
licin di tangan, terkadang berbau harum dan sisa bahan organik banyak yang mengapung di
permukaan cairan. Hasil fermentasi kemudian disaring guna memisahkan cairan dengan
residu (ampas). Cairan inilah yang disebut EE. Hasil panen dimasukkan dalam botol atau
wadah lain yang bersih, untuk disimpan atau dimanfaatkan lebih lanjut. Ampas padat sisa
saringan diblender dan dikeringkan. Ampas yang sudah kering dapat ditaburkan di
permukaan tanah secara langsung untuk pupuk tanaman. Namun demikian jika tidak sempat
memanen pada waktu tersebut, tidak menjadi masalah. Karena semakin lama kualitas EE
semakin baik.
7. Business plan:
a. Nama produk
“Al Fresco” diambil dari bahasa italia yang berati udara yang segar.
b. Latar belakang produk
Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),
Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah setiap tahun, yang didominasi oleh sampah
organik sebanyak 60%, hanya 1,2% telah didaur ulang pada tingkat rumah tangga.
sisanya menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) atau dibuang dan mencemari
lingkungan sehingga dikategorikan sebagai illegal dumping (Larasati et al., 2020). Hasil
studi di tempat pembuangan akhir sampah menunjukkan bahwa emisi yang dihasilkan
dari sampah rumah tangga sebesar 1,35 Gg CH4 dan 3,72 Gg CO2, 21 kali lebih besar
dari sampah non domestik yaitu 0,264 Gg CH4 dan 0,728 Gg CO2 (Rini et al., 2020).
Oleh karena itu limbah organik rumah tangga harus diusahakan seminimal mungkin.
Salah satu cara adalah dengan mengolah limbah tersebut menjadi EE.
Pada tahun 2023 Indonesia juga berdampak pada pencemaran polusi udara yang
sangat meningkat. Berdasarkan laporan AQLI, polusi udara yang berisi
partikel halus (PM 2.5) berpotensi mengurangi usia hidup rata-rata
warga Indonesia hingga 1,4 tahun dibandingkan jika kualitas udara di
Indonesia memenuhi standar WHO, yakni 5 µg/m³. Namun dalam
beberapa minggu terakhir, polusi udara di Jakarta telah mencapai
kisaran 35 µg/m³ hingga melebihi 50 µg/m³, khususnya pada periode
Mei hingga September, menurut data terbaru dari AirNow. Padahal jika
dibandingkan dengan situasi saat 2021, saat tingkat polusi udara
Kambodia dan Thailand meningkat 15,8% dan 5,5%, Indonesia justru
mengalami penurunan sebesar 18,7% dengan rata-rata polutan halus
dalam udara 30 µg/m³.
Maka dari itu produk ini hadir guna mengurangi polusi yang ada
dilingkungan sekitar, dimana tidak hanya mengurangi polusi tetapi juga
dapat mengurangi limbah dalam pemanfaatan bahan organik sebagai
bentuk menyayangi lingkungan sekitar.

c. Tujuan bisnis
1. Mengurangi polusi di limgkungan sekitar dimulai dari lingkungan kecil seperti rumah
2. Meningkatkan volume daur ulang sampah organik menuju status zero waste.
d. Deskripsi produk
Produk ini dikemas dalam botol plastik 5 liter yang dapat di daur ulang agar dapat
bertahan lama dan penjualan yang lebih efisien jika di pasarkan. Produk dikemas
semenarik mungkin agar dapat menjadi daya tarik minat masyarakat untuk membelinya.
e. Perencanaan pemasaran
Pemasaran akan dilakukan di sekitar rumah dan akan dikembangkan ke seluruh
indonesia melalui platform penjualan online agar lebih dapat mudah dijangkau oleh
konsumen dan produsen. Promosi akan dilakukan melalhi media sosial demi menunjang
ketertarikan masyarakat dalam membelinya dan dilengkapi dengan berbagai konten
edukasi kemanfaatan dari produk ini.
f. Proyeksi keuangan
Biaya StarUp
No Jenis Biaya Jumlah Harga Per Satuan Total Biaya
.
1 Timbangan 3 Rp. 150..000 Rp. 450.000
2 Pisau 4 Rp. 50.000 Rp. 200.000
3 Gunting 2 Rp. 45.000 Rp. 90.000
4 Wadah 5 Rp. 85.000 Rp. 425.000
5 Corong 5 Rp. 10.000 Rp. 50.000
Total Rp. 1.215.000

Biaya Tetap
No Jenis Biaya Jumlah Biaya per Satuan Total Biaya
1 Gaji Karyawan 2 orang Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000
2 Listrik 1 bulan Rp. 500.000 Rp. 500.000
3 Air 1 bulan Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000
4 Sewa Tempat 1 ruko Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
5 Gula Aren 20 kg Rp. 18.000 Rp. 360.000
6 Botol Packaging 150 pcs Rp. 2.000 Rp. 300.000
Total Rp. 7.160.000

a. Proyeksi Laba/Rugi
Proyeksi Pendapatan Per Bulan
No Jenis Item Jumlah
1 Jumlah pelanggan per bulan 150 orang
2 Jumlah unit pertransaksi 1
3 Rata-rata harga perunit Rp. 75.000
Total penjualan (dalam unit) 150
Total pendapatan penjualan Rp. 11.250.000

Profit Per Bulan


No Jenis Item Jumlah
1 Total Pendapatan Rp. 11.250.000
2 Total Pengeluaran (per bulan) Rp. 7.160.000
Total Laba Rp. 4.090.000

g. Analisis resiko
1. Resiko yang didapatkan bisa berupa terjadinya pesaing yang lebih unggul dalam segi
harga.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai eco enzym
3. Daya minat berkurang karena dapat dibuat mandiri

Anda mungkin juga menyukai