Anda di halaman 1dari 15

Lampiran 3

BAHAN BACAAN

A. Konsep Proposal Usaha


Sebelum memulai usaha, anda di haruskan untuk mempersiapkan
Proposal Usaha terlebih dahulu sebagai langkah awal untuk memulai
usaha yang akan anda jalani. Penyusunan proposal membuka usaha,
kini telah menjadi media komunikasi yang penting bagi para
wirausahawan untuk menerangkan profil usaha atau bisnis yang akan
dikembangkan. Seorang pelaku usaha dalam membuat proposal usaha
tentu haruslah original buatan sendiri dan harus berbeda cara
penyusunannya, dan bukan hanya sekedar menyalin proposal usaha
dari orang lain

1. Pengertian proposal usaha


Proposal usaha merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausahawan yang
menggambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun eksternal mengenai usaha atau
proyek baru. Proposal usaha digunakan sebagai bahan pertimbangan dan penilaian untuk
memperoleh dana investasi yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha yang direncanakan. Dalam
menyusun proposal usaha perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu :
a) Tujuan yang realistis
Tujuan yang hendak dicapai hendaknya disesuaikan dengan kemampuan, spesifik dan dapat
diukur serta ada kesatuan antara waktu dan parameternya.
b) Fleksibilitas
Harus mudah disesuaikan dengan perkembangan usaha dan memungkinkan munculnya
alternatif strategi yang dapat diformulasikan
c) Batasan waktu
Sub-sub tujuan porposal usaha harus secara berkesinambungan dan adanya evaluasi waktu
atau kemajuan yang akan dicapai di dalam usaha
d) Komitmen
Usaha perlu mendapat dukungan dari seluruh pihak yang terlibat, baik itu dari pihak keluarga,
mitra bisnis, karyawan dan pihak-pihak lainnya.

Adapun kegunaan dari proposal usaha diantaranya :


☞ Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan usaha
☞ Sebagai alat untuk menentukan kelayakan kegiatan usaha ( feasibility study)
☞ Sebagai alat untuk meyakinkan penanam modal dan pemberi kredit (kreditur)
☞ Sebagai pedoman penilaian kegiatan usaha

Ada dua faktor yang menunjang isi proposal usaha yaitu :


1. Analisis situasi persaiangan
Wirausaha harus mengidentifikasi faktor-internal dan eksternal yang sekiranya akan mendukung
serta menghambat pencapaian usaha, wirausaha juga harus dapat menentukan sumber-sumber
lain yang bisa digunakan untuk menilai para pesaingnya.
Pengetahuan mengetai peta persaingan usaha akan berguna untuk memperkirakan kekuatan
dan kelemahan produk yang ada di pasar dan daya saingnya terhadap produk lain.
2. Strategi dan kebijakan
Proposal usaha akan menunjang strategi dan kebijakan dalam bidang pemasaran terutama
dalam penetapan harga. Penetapan harga harus tepat agar bisa diterima dan menghasilkan
keuntungan.

2. Manfaat proposal usaha


Ada beberapa manfaat/keuntungan yang dapat diperoleh seorang wirausaha dengan penyusunan
proposal usaha diantaranya :
a) Memberikan gambaran kepada pihak lain tentang profil perusahaan
b) Mengundang orang-orang yang potensial untuk bergabung dan bekerja sama
c) Memperoleh kesempatan mengembangkan usaha
d) Mengatur pembentukan kerja sama yang saling menguntungkan dengan perusahaan lain,
serta mendapatkan calon relasi usaha yang lebih luas
e) Membantu wirausaha memahami persaingan dalam faktor ekonomi dan anlisis keuangan yang
masuk dalam subjek proposal usaha sehingga dapat mendekati asumsi-asumsi secara cermat
tentang seberapa besar tingkat keberhasilan yang dicapai
f) Dapat memperoleh pinjaman maupun penyertaan modal dari investor, bank dan pihak
potensial lainnya
g) Memperjelas sumber-sumber dana pengelolaan usaha karena proposal usaha dapat :
 Memberikan gambaran awal akan kemampuan manajerial wirausaha
 Mengidentifikasi risiko kritis pada saat-saat penting, sehingga mempermudah penentuan
langkah antisipasi
 Memberikan informasi potensi pasar dan perkiraan pangsa pasar yang mungkin diraih
 Memberikan keterangan mengenai sumber-sumber keuangan
 Memberikan gambaran tentang kemampuan wirausaha dalam memenuhi kewajibannya

3. Pihak-pihak yang membutuhkan proposal usaha


Ada beberapa pihak yang memerlukan proposal usaha diantaranya :
a) Pengusaha
Bagi pengusaha, proposal usaha merupakan dokumen tertulis lengkap dan rinci tentang
perencanaan usaha (bussiness plan) yang akan dilakukan dan digunakan sebagai alat untuk
mengevaluasi pelaksanaan dari usaha yang direncanakan.
b) Investor
Bagi investor, porposal usaha merupakan gambaran tentang prospek usaha dan
kemungkinan-kemungkinan keuntungan yang dapat diperoleh, dapat djadikan bahan
pertimbangan dalam menentukan kemungkinan berinvestasi dalam usaha yang direncanakan.
c) Perbankan/lembaga keuangan
Melalui proposal usaha, pihak perbankan dapat menilai mengenai prospek kesinambungan
dan kemampuan usaha yang direncanakan dalam membayar semua kewajiban finansialnya,
digunakan sebagai dasar penilaian dalam menentukan penyaluran kredit.
d) Pemerintah
Melalui proposal usaha, pemerintah dapat menilai mengenai sumbangan usaha yang
dilaksanakan terhadap kegiatan ekonomi maupun dampak sosial yang ditimbulkan bagi
masyarakat secara keseluruhan.
4. Petunjuk penyusunan proposal usaha
Menetapkan jenis usaha yang diinginkan sekaligus menguntungkan adalah pekerjaan yang tidak
mudah. Seorang wirausaha harus mencari informasi selengkap-lengkapnya, kira-kira usaha apa
paling cocok dan menguntungkan di kemudian hari. Setelah memiliki keyainan yang mantap dan
keterampilan yang sesuai, langkah selanjutnya adalah menyusun proposal usaha. Proposal usaha
harus dibuat dan disusun berdasarkan analisis wirausahawan dengan menggunakan analisis
SWOT. Analisis ini meliputi kekuatan usaha, kelemahan yang harus diantisipasi, pelluang yang
harus diambil dan ancaman yang akan dihadapi terutama para pesaing. Dalam menyusun proposal
usaha, wirausahawan harus memperhatikan petunjuk-petunjuk diantaranya :
a) Menetapkan jenis usaha yang dinginkan
b) Menetapkan aspek produk yang akan dibuat
c) Menetapkan aspek pemasaran produk
d) Menetapkan aspek teknis penyaluran produk (distribusi)
e) Menetapkan aspek organisasi dan manajemen
f) Menetapkan aspek yuridis
g) Melaksanakan aspek administrasi
h) Mengetahui aspek sumber keuangan
i) Mempelajari aspek kebijakan pemerintah daerah
j) Mempelajari aspek AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

Selain hal tersebut, saat wirausaha menyusun proposal usaha juga harus mengetahui isi proposal
yang pada umumnya memuat hal-hal berikut ini :
Halaman depan, memuat nama dan alamat perusahaan dan wirausahanya
Daftar isi, kerangka proposal dan nomor halaman
Penjelasan perusahaan, strategi dan tim manajemen pengelola perusahaan
Pemsaran, pasar yang dituju, potensi pasar, strategi tentang target konsumen
Produk yang dihasilkan, kualitas, kuantitas dan keistimewaan produk
Peningkatan omset penjualan, teknik promosi, tenaga penjual, perwakilan penjualan di daerah
permodalan, rencana permodalan dan proyeksinya, neraca pendahuluan serta aliran kas dan
pendapatannya.
Apendiks, keterangan yang diperlukan seperti surat-surat klengkapan Akta Pendirian, Nomor
Induk Berusaha (NIB), AMDAL dan surat perizinan lainnya.

5. Sistematika penyusunan Proposal Usaha


Sebenarnya tidak ada sitematika baku dalam penyusunan proposal usaha tetapi yang paling
penting, proposal usaha harus dapat menarik investor menanamkan modalnya atau pihak
perbankan mau memberikan kredit guna membiayai investasi yang dibutuhkan untuk
merealisasikan usaha yang direncanakan. Meskipun belum ada bentuk baku, secara umum
proposal disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Sistematika Proposal I
Ringkasan
Bab I Deskripsi Perusahaan
A. Deskripsi Umum Perusahaan
B. Riwayat dan Dokumen Perusahaan
C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
D. Jenis Usaha yang Dikelola
E. Jenis Usaha yang direncanakan dan produk yang akan dihasilkan

Bab II Pasar dan Pemasaran


A. Gambaran Industri dan Lingkungan Usaha
B. Kondisi Pasar
1. Pasar Sasaran
2. Peluang Pasar
3. Estimasi Pangsa Pasar
C. Rencana Pemasaran
1. Penetapan Harga Produk
2. Strategi Pemasaran
3. Estimasi Penjualan

Bab III Aspek Produksi


A. Analisis Lokasi Usana
B. Fasilitas dan Peralatan Produksi
C. Kebutuhan Bahan Baku
D. Kebutuhan Tenaga Kerja
E. Proses Porduksi
F. Kapasitas Produksi
G. Struktur Biaya Produksi

BAB IV Aspek Keuangan


A. Tahapan Pelaksanaan Usaha yang Direncanakan
B. Biaya Pra Investasi : Biaya persiapan dan Studi Kelayakan
C. Biaya Investasi
D. Biaya Pemasaran, Administrasi dan Umum
E. Sumber Pembiayaan dan Penggunaan Dana
F. Proyeksi Laba Rugi
G. Proyeksi Aliran Kas
H. Analisis Manfaat Finansial Usaha

Bab V Kesimpulan
Dafar Rujukan dan Lampiran

Sistematika Proposal II
Bagian I Pendahuluan
A. Nama dan alamat perusahaan
B. Nama dan alamat pemilik
C. Nama dan alamat penanggung jawab
D. Informasi tentang bisnis yang dilaksanakan
Bagian II Rangkuman EKsektutif
Bagian III Analisis Industri
A. Perspektif masa depan usaha
B. Analisis persaingan
C. Segmentasi pasar yang akan dimasuki
Bagian IV Deskripsi usaha
A. Produk yang dihasilkan
B. Jasa pelayanan
C. Ruang lingkup usaha
D. Personalia dan perlengkapan kantor
E.Latar belakang identitas perusahaam
Bagian V Rencana Produksi
A. Proses produksi
B. Keadaan gedung dan perlengkapannya
C. Sumber-sumber bahan baku
Bagian VI Rencana Pemasaran
A. Penetapan Harga
B. Pelaksanaan distribusi
C. Promosi yang akan dilakukan
D. Pengembangan produk
Bagian VII Perencanaan Organisasi
A. Informasi tentang partner (rekan bisnis)
B. Uraian tentang jabatan (job description)
C. Latar belakang anggota tim manajemen
D. Peranan dan tanggung jawab personalia
Bagian VIII Risiko
A. Evaluasi tentang kelemahan usaha
B. Gambaran tentang teknologi
Bagian IX Perencanaan Permodalan
A. Neraca Permulaan perusahaan
B. Proyeksi Arus Kas
C. Analisis Break Even Point (BEP)
D. Sumber-sumber permodalan
Bagian X Apendiks
A. Surat-surat
B. Data Penelitian Pasar
C. Surat Kontrak dan dokumen lainnya
D. Daftar harga dan pemasok barang

Sistematika Proposal III


Cover dan Halaman Judul
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang/ Dasar Pemikiran
b. Tujuan Usaha
BAB II ASPEK PERENCANAAN USAHA
a. Aspek Pemasaran
b. Aspek Teknis dan Produksi
c. Aspek Ekonomi Sosial
d. Aspek Lingkungan
e. Aspek Manajemen
f. Aspek Keuangan
BAB III PENUTUP
Lampiran

B. Menghitung Break Eeve Point (BEP)


1. Konsep Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) atau disebut juga titik pulang pokok adalah keadaan usaha tidak untung
juga tidak rugi karena penerimaan total (Total Revenue=TR) besarnya sama dengan biaya total
(total cost=TC). Analisis BEP merupakan perencanaan keuntungan yang berorientasi pada
hubungan antara biaya dan penghasilan produksi. Sasaran analisis BEP untuk mengetahui tingkat
volume titik pulang pokok/impas berada. Dalam kondisi lain, analisis BEP digunakna untuk
membantu pemilihan jenis produk atau proses dengan mengidentifikasi produk atau proses yang
mempunyai total biaya terendah untuk suatu volume harapan.
Unsur-unsur dalam perhitungan analisis Break Even Point (BEP) adalah sebagai berikut :
 Penggolongan biaya dalam perusahaan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
 Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah sebanding dengan volume penjualan
 Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun terdapat volume produksi
 Selama periode pelaksanaan analisis harga jual per unit tidak berubah
 Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk.

Setelah memahami dasar-dasar analisis titik impas ini, perlu untuk memahami tujuan analisis BEP
ini. BEP melayani berbagai fungsi dalam organisasi. Berikut ini adalah empat fungsi mengetahui
analisis BEP:
a. Mengetahui nilai BEP memungkinkan pengusaha untuk memperkirakan volume kapasitas
produksi yang akan tetap ada setelah BEP tercapai. Dengan menentukan nilai BEP, Anda dapat
menentukan proyeksi keuntungan maksimum yang mungkin terjadi.
b. Nilai BEP memungkinkan untuk menentukan langkah-langkah efisiensi yang dapat perusahaan
ambil. Misalnya, otomatisasi tenaga kerja. Ketika kegiatan manufaktur dilakukan secara
otomatis, biaya tetap dan variabel berubah. Ini karena biaya variabel yang terkait dengan
tenaga kerja digantikan oleh biaya tetap yang terkait dengan mesin.
c. Nilai BEP membantu pengusaha untuk mengetahui perubahan nilai keuntungan jika terjadi
perubahan harga produk. Hubungan antara nilai BEP, biaya produk, dan keuntungan adalah
paralel, jadi jika salah satu nilai elemen meningkat, elemen lain juga akan meningkat, dan
sebaliknya.
d. Karena BEP berfungsi untuk mengetahui perubahan laba, BEP juga dapat menentukan
kerugian. Bagi pengusaha, dengan mengetahui nilai BEP, pengusaha dapat mengantisipasi nilai
kerugian ketika terjadi penurunan penjualan.
Sementara itu, BEP memiliki tiga manfaat yang berfungsi sebagai dasar untuk analisis titik impas.
Berikut ketiga manfaat dari perhitungan BEP:
a. Sebagai pedoman bagi pemilik usaha untuk memberikan nilai investasi yang sesuai sehingga
dapat mengimbangi biaya produksi awal;
b. Menggunakan hasil perhitungan tersebut sebagai analisis bagi perusahaan untuk menentukan
nilai pembelian dan penjualan saham, perencanaan anggaran dan proyeksi keuangan
perusahaan;
c. Sebagai tolak ukur penentuan margin agar usaha memperoleh keuntungan, bukan kerugian.

2. Perhitungan Break Even Point (BEP)


Ada 4 komponen yang berkontribusi terhadap nilai BEP yaitu biaya tetap, biaya variabel, harga jual
dan Pendapatan
Biaya tetap (Fixed Cost)
Fixed cost adalah biaya yang tetap konstan terlepas dari perubahan dalam proses produksi.
Perubahan yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dari
waktu ke waktu. Contoh biaya tetap adalah penyusutan, tenaga kerja, sewa bangunan
atau gudang.

Biaya Variabel (Variable Cost)


Biaya variabel adalah biaya yang nilainya bervariasi per unit. Terjadinya perubahan biaya
karena seiring volume kapasitas produksi yang dapat berubah dalam menanggapi permintaan
pasar. Volume produksi dengan variabel cost berkaitan karena jika satu meningkat, yang lain
akan mengikuti. Contoh biaya variabel termasuk listrik, bahan baku, dan transportasi.
Harga jaul (Price)
Harga jual adalah jumlah dari semua biaya yang terkait dengan memproduksi item ditambah
nilai keuntungan atau margin yang akan perusahaan peroleh. Biasanya, penentuan harga jual
per unit terjadi setelah produksi.
Pendapatan (Revenue)
Dalam bisnis, pendapatan berasal dari terjadinya penjualan produk. Untuk menghitung
keuntungan, kalikan harga jual dengan jumlah produk yang dijual. Perusahaan membutuhkan
nilai pendapatan untuk memperkirakan pendapatan periode mendatang berdasarkan margin
dan/atau variasi margin dan unit dan harga.
Penghitungan titik impas terdiri dari 2 jenis yaitu sebagai berikut :
a. Biaya tetap dibagi marjin kontribusi per unit (hasilnya dalam unit)
Marjin kontribusi per unit adalah harga jual per unit dikurangi dengan biaya variabel per unit,
dihitung dengan Rumus sebagai berikut :

Marjin kontribusi per unit=Harga jual per unit ( P )−Biaya variable per unit (V )

Biaya tetap (FC )


Maka BEP=
Marjin kontribusi per unit (P−V )

Ilustrasi perhitungan BEPunit :


Sebuah perusahaan menghasilkan produk setiap harinya sebanyak 1.000 unit. Biaya varabel
yang dibutuhkan untuk membuat 1 unit produk adalah sebsar Rp. 1.500,00 dan biaya tetapnya
sebesar Rp. 500.000,00. Perusahaan tersebut menjual produknya dengan harga Rp. 2.500,00
per unit. Hitunglah jumlah produk yang harus diproduksi agar perusahaan mencapai titip impas!
Marjin kontribusi per unit = Harga jual per unit (P) – Biaya variabel per unit (VC)
= Rp. 2.50000 – Rp. 1.500,00
= Rp. 1.000,00

Biaya tetap(FC )
EP=
Marjin kontribusi per unit (P−V )
500.000
EP=
1.000
EP=500 bungkus

Pembuktian titik impas :


Hasil penjualan : 500 bungkus x Rp. 2.500,00 = Rp. 1.250.000,00
Biaya variabel : 500 bungkus x Rp. 1.500,00 = Rp. 750.000,00
Marjin Kontribusi = Rp. 500.000,00
Biaya tetap = Rp. 500.000,00
Laba perusahaan = Rp. 0
b. Biaya tetap dibagi rasio margin kontribus terhadap penjualan (hasilnya dalam Rupiah)
Rasio marjin kontribusi adalah marjin kontribusi dibagi dengan nilai penjualan. Yang dimaksud
dengan rasio marjin kontribusi adalah penjualan dikurangi biaya variabel, hasilnya dibagi
dengan penjualan dikali seratus persen
penjualan−biaya variabel
Rasio margin kontribusi=
penjualan x 100 %

Biaya tetap
BEP=
Rasio marginkontribusi
Biaya tetap
BEP=
Biaya variabel
1−( )
penjualan

3. Tingkat keamanan (safety margin)


Tingkat keamanan (safety margin) adalah besarnya rasio selisih penjualan aktual dikurangi
penjualan titik impas terhadap penjualan aktual. Dengan kata lain, tingkat keamanan adalah
tingkat kemampuan penjualan terhadap kemungkinan kerugian. Setiap pimpinan perusahaan selalu
memperhatikan tingkat keamanan perusahaannya. Agar pimpinan bisa mengantisipasi kerugian
yang mungkin akan datang menimpa perusahaan mereka.
Penjualan Aktual−titik impas
Tingkat keamanan=
Penjualan aktual

Berdasarkan ilustrasi sebelumnya, apabila bulan ini perusahaan tersebut berhasil menjual sebanyak
800 unit maka,
800−500
Tingkat keamanan=
800
= 0,375
= 37,5%

Makin tinggi tingkat kemanan perusahaan, maka perusahaan itu dalam kondisi makin aman.
Perusahaan mendekati kondisi bahaya apabila tingkat keamanan mendekati 1%. Maka dari itu, jika
kamu memiliki sebuah usaha, maka kamu perlu menghitung tingkat keamanan usahamu agar
kamu bisa membuat strategi penjualan lain untuk menaikkan penjual actual usahamu.

4. Periode Balik Modal


Periode balik modal merupakan titik balik modal usaha, yaitu perbandingan antara total investasi
dengan keuntungan yang diperoleh (Soeprapto, 2004). Estimasi jangka waktu pengembalian
investasi suatu industry dapat ditunjukkan dengan perhitungan Payback Period (Fazwa dkk, 2002).
Payback period adalah waktu minimum untuk mengembalikan investasi awal dalam bentuk aliran
kas yang didasarkan atas total penerimaan dikurangi semua biaya (Erina, 2006).

total biayainvestasi
Periode balik modal=
Laba bersih

Analisis periode balik modal memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Kelebihan dari analisis periode
balik modal ini yaitu dapat mengetahui tingkat risiko sebuah usaha. Semakin kecil nilai
penghitungannya maka semakin kecil pula tingkat risiko kerugiannya karena pemilik usaha sudah
mendapatkan modalnya kembali dalam tempo yang relatif singkat.
Kelemahan dari penghitungan analisis ini adalah tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uan
(time value of money). Uang yang ada saat ini bisa berbeda nilainya dibandingkan saat periode
balik modal berakhir. Hal itu dipengaruhi oleh tingkat inflasi yang ada. Semakin tinggi inflasi, maka
periode balik modalnya harus relative lebih pendek.
Aset tetap adalah jumlah barang-barang yang dimiliki daam proses produksi. Pembelian asset tetap
biasanya hanya sekali per umur barang. Misalnya, untuk membuat usaha donat, maka asset tetap
yang harus dimiliki kompor, tabung LPG, penggorengan, spatula dan lain-lain. Pemilik usaha baru
membeli kembali asset tetap jika barang-barang tersebut sudah rusak atau sudah tidak efisien lagi
untuk digunakan. Pembelian asset tetap harus penuh perhitungan, jangan sampai terjadi
pemborosan pembelian atau membeli barang yang salah. Aset tetap memang tidak termasuk untuk
menghitung HPP namun penjumlahan asset tetap yang dimiliki penting untuk diketahui agar kita
tahu kapan balik modal.

Cara menghitung periode balik modal adalah sebagai berikut :


Sebuah toko kelontong yang baru dibangun menghabiskan biaya pembangunan toko sebesar Rp.
350.000.000,00 pembeli;an etalase kaca dan rak Rp. 5.000.000,00 pembelian kulkas Rp.
5.500.000,00 pembelian mesin kasir Rp. 12.000.000,00 dan peralatan untuk mengangkut barang-
barang sebesar Rp. 10.000.000,00. Pemilik toko juga membeli barang-barang isi toko Rp.
50.000.000,00 dan terakhir pemilik toko membeli AC ruangan sebanyak 2 buah yang masing-
masing seharga Rp. 5.000.000,00 sudah termasuk biaya pasang AC. Toko kelontong tersebut rata-
rata mendapatkan laba bersih Rp. 20.000.000,00/bulan.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka bisa kita ketahui bahwa hanya pembelian isi toko saja yang
tidak termasuk investasi pemilik toko. Pengeluaran lain seperti pendirian bangunan, etalase, rak,
kulkas AC dan lain-lain termasuk dalam investasi yang dikeluarkan pemilik toko. Perhitungan
periode balik modal dari usaha tersebut adalah
total biayainvestasi
Periode balik modal=
laba bersih
391.500.000
¿
10.000.000
¿ 19,625
Berdasarkan perhitungan diatas, modal toko kelontong kembali pdaa bulan ke-20. Periode balik
modal bisa digunakan sebagai pengingat perusahaan, bahwa jika memiliki laba bersih lebih kecil
dari yang ditargetkan, maka periode balik modal bisa mundur waktunya. Periode balik modal juga
perlu diketahui agar pemilik usaha tahu kapan waktu yang tepat untuk memulai strategi usaha
baru

C. Menghitung Return on Investment


1. Pengertian Return on Investment (RoI)
Salah satu keharusan bagi setiap pebisnis adalah memahami ROI ( return on investment) atau
tingkat pengembalian investasi secara keseluruhan dalam bisnis yang mereka jalankan. Alasan
utama dari pentingnya memahami ROI adalah karena merupakan tolok ukuran keuntungan bisnis
yang paling tepat. Dengan mengetahui tingkat pengembalian investasi, segala kegiatan
operasional dapat dievaluasi tingkat pengembalian investasinya.
Return on Investment (RoI) adalah rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manejemen. Rasio ini
menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan dengan mengabaikan pendanaan, rasio ini
biasanya diukur dengan persentase. Menghitung potensi atau Return on Investment keuangan
actual perusahaan biasanya melibatkan pembagian pendapatan atau laba tahunan perusahaan
dengan jumlah investasi awal atau saat ini.
Return on Investment atau ROI adalah besar persen profit yang bisa didapat dari total jumlah aset
investasi. Dari definisinya, bisa dikatakan juga bahwa ROI adalah perhitungan yang bisa
menunjukkan tingkat seberapa efektif seseorang atau perusahaan mempertaruhkan dana dalam
tanam modal berupa investasi.
Jika seorang pemilik bisnis menginvestasikan uang mereka di pasar saham, mereka dapat
mengharapkan untuk menerima pengembalian tahunna minimal 5%. Dengan menginvestasikan
uang yang sama di sebuah perushaaan, pemilik akan mengharapkan untuk melihat Return on
Investment (RoI) yang serupa, jika tidak lebih tinggi untuk uang mereka. Perusahaan bahkan
menggunakan Return on Investment (RoI) untuk mengukur keberhasilan proyek tertentu.

2. Faktor yang dapat mempengaruhi Return on Investment (RoI)


Berikut ini faktor yang dapat mempengaruhi Return on Invenstment (RoI) adalah sebagai berikut :
a. Turnover dari operating assets atau tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk kegiatan
operasional, yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu.
b. Profit margin, adalah besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam bentuk prosentase
dan jumlah penjualan bersih. Profit margin dapat mengukur tingkat keuntungan perusahaan
dan dihubungkan dengan penjualannya.
Return on Investment (RoI) sebagai bentuk teknik analisa rasio profitabilitas sangat penting dalam
suatu perusahaan. Pengusaha dapat mengetahui seberapa efisien perusahaan guna
memanvaatkan aktiva untuk kegiatan operasional dan dapat memberikan informasi ukuran
profitabilitas perusahaan.

3. Manfaat atau kegunaan Analisis Return on Inevstment (RoI)


Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi yang baik, maka manajemen dengan
menggunakan teknik analisa ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja,
efisiensi produksi, dan efisiensi bagian penjualan.
Apabila perusahaan mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan
analisa ROI dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan
perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada di bawah,
sama, atau di atas rata-rata. Dengan demikian akan dapat diketahui di mana kelemahan dan
kekuatan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
masing-masing divisi atau bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam
bagian yang bersangkutan. Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.ROI selain berguna untuk keperluan
kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya return on investment adalah dapat
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan jika perusahaan akan mengadakan
ekspansi.

4. Kelebihan dan kelemahan Analisis Return on Invenstment (RoI)


Bagi para pebisnis, mnegetahui dan menghitung RoI akan menghabiskan data yang akurat dan
tetunya bermanfaat untuk berbagai aspek. Namun ternyata terdapat beberapa kekurangan dalam
analisa RoI. Berikut penjelasan kelebihan dan kekurangan Analisis Return on Investment (RoI) :
a. Kelebihan Analisis RoI
Salah satu manfaat utama dari analisa RoI adalah perusahaan dapat mengukur efisiensi
penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi bagian penjualan. Selain itu, dengan
menganalisa RoI berarti perusahaan menjalani praktik akuntansi dengan baik. Berikut beberapa
macam manfaat Return on Investment (RoI) yitu :
Data ini berguna untuk mendapatkan rasio industry (bagi perusahaan industry) sehingga
diketahui efisiensi penggunaan modal perusahaan. Selain itu, diketahui pula posisi
perusahaan apakah di bawah, sama atau di atas rata-rata.
Analisis RoI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh suatu divisi yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian
yang besangkutan, sehingga dapat mengurangi investasi pada penggunaan asset yang
berlebihan.
Analisa RoI dapat digunakan untuk pengukuran profitabilitas dari masing-masing produk
yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan “ product cost system”´yang baik,
modal dan biaya dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh
perusahaan yang bersangkutan sehingga akan dapat dihitung profitabilitas dari masing-
masing produk.
RoI berguna untuk keperluan control, juga berguna untuk perencanaan. Misalnya RoI
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ketika perusahaan akan
mengadakan ekspansi.
b. Kelemahan Analisis RoI
Meski menguntungkan, ternyata analisis ROI juga memiliki beberapa kelemahan. Karena itu,
perusahaan yang sudah cukup besar biasa menggunakan laporan keuangan lengkap untuk
menganalisis kesehatan perusahaan, mengetahui laba-rugi, pendapatan dan lain sebagainya.
Analisis ini sulit membandingkanantara perusahaan sendiri dengan perusahaan lain. Hal ini
disebabkan praktik akuntansi yang diadaptasi berbeda-beda. Iu sebabnya kita bisa
mendapat gambaran yang salah dari hasil RoI perusahaan sendiri dengan perusahaan lain.
Teknik analisis ini tidak bisa diukur dengan adanya fluktuasi nilai tukar uang dan daya beli

5. Cara menghitung Return On Investment (RoI)


RoI adalah hsail pendapatan yang didapat dari investasi atau tanam modal yang melibatkan
perusahaan negara. Dalam arti lain, harus ada keterlibatan bayar pajak di dalamnya. Pada
transaksi saham secara umum, pajak yang dikenakan sebesar 0,1% dari bruto penjualan saham,
maka rumus RoI adalah sebagai berikut :

( Pendapatan investasi−biayainvestasi)
RoI = x 100%
biayainvestasi

Laba bersih setelah dipotong pajak


RoI = x 100%
totak aktiva

Contoh perhitungan RoI


1. Pak Hakim merupakan investor perseorangan yang akan menanamkan modal pada sebuah
restoran ayam goring cepat saji. Diperkirakan keuntungan bersih yang didapatkan bulan
November mendatang adalah sebesar Rp. 40.000.000,00. Sedangkan total asset dana yang
diberikan Pak Hakim adalah Rp. 500.000.000,00. Maka besarnya Return on Investment yang
didapat adalah …
Laba bersih setelah dipotong pajak
RoI = x 100%
totak aktiva

40.000.000
RoI = x 100%
500.000 .000

RoI =8 %

Dari hasil cara perhitungan RoI diatas terlihat bahwa hasil persentase mencapai angka 8%,
artinya investasi yang dilakukan Pak Hakim kemungkinan besar menghasilkan profit dan
menambah pendapatan sebesar 8% atau setara dengan Rp. 40.000.000,00. Maka ada baiknya
tanam modal tersebut tetap dilakukan untuk periode mendatang.

2. Sebuah perusahaan produksi konten audio visual “B Production” memberikan sejumlah data
kepada agensi hiburan ternama di Indonesia yaitu “H Agendy”. Investasi ini dilakukan untuk
membangun kerjasama kedepannya, sehingga saham H. Agency terpaksa menurun sebanyak
Rp. 200.000.000,00 maka RoI yang didapat adalah ….

Laba bersih setelah dipotong pajak


RoI = x 100%
totak aktiva

−50.000 .000
RoI = x 100%
150.000 .000

RoI =−0 , 33 x 100 %

RoI =−33 %

Berbeda dengan contoh No. 1 yang mendapat profit, penurunan pendapatan bisa
mengakibatkan minus pada penghitungan lama. Dalam arti lain, B Production mengalami
kerugian, sehingga didapat angka RoI pada -33% maka tidak perlu mempertahankan
penanaman modal yang dilakukan.

3. Sebuah perusahaan ingin membeli suatu alat yang dapat melakukan pekerjaan yang mulanya
dilakukan 12 pekerja manusia. Harga alat ini Rp. 250.000.000,00, sementara gaji masing-
masing pekerja yang ingin dihilangkan sebesar Rp. 3.600.000,00. Untuk menghitung RoI
selama setahun, maka perhitungannya adalah sebagai berikut :
Pendapatan investasi adalah besarnya gaji yang bisa dihilangkan. Berarti perhitungannya 12 x
3.600.000 x 12 = Rp518.400.000,-. Sementara biaya investasi adalah harga beli alat, yaitu
Rp250.000.000,-.

( Pendapatan investasi−biayainvestasi)
RoI = x 100%
biayainvestasi
(518.400 .000−250.000 .000)
RoI = x 100%
250.000 .000

268.400 .000
RoI = x 100%
250.000 .000

RoI =107 , 36 % atau 1,0736

Nilai ROI melebihi angka 100% yang berarti namun bisa menutupi modal yang dikeluarkan
terhadap alat tersebut. Artinya, pembelian alat tersebut bisa dipertimbangkan. Karena, menurut
perhitungan ROI itu bisa memberikan keuntungan.

Lampiran 4
GLOSARIUM

Break Even point : Titik keseimbangan hasil dari pendapatan dan modal yang dikeluarkan,
sehingga tidak terjadi kerugian atau keuntungan.
Estimasi : Metode pengukuran yang digunakan untuk memperkirakan jalannya suatu
pekerjaan atau proyek yang akan dilakukan.
Fleksibilitas : Aset bagi sebagian besar pemberi kerja dan pekerja yang siap menunjukkan
kemampuan mereka untuk secara cerdas merespons lingkunan yang berubah
sangat dihargai
Komitmen : Suatu keterikatan diri yang sangat kuat dalam melakukan sesuatu
tanggungjawab untuk mempertahankan usaha dalam kondisi apapun
Return on Invesment : Perhitungan yang bisa menunjukkan tingkat seberapa efektif seseorang atau
perusahaan mempertaruhkan dana dalam tanam modal berupa investasi .
Safety margin : Selisih dari nilai intrinsik suatu aset dan harga pasar aset tersebut. Konsep
margin keamanan mempertimbangkan dua faktor dalam pembelian suatu
aset, yakni nilai intrinsik aset dan harga jualnya.

Anda mungkin juga menyukai