2023 Mobile Crane A2
2023 Mobile Crane A2
NI M
K
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
MOBILE CRANE
Mobile Crane adalah jenis pesawat pengangkat yang dikonstruksi atau dibuat khusus untuk
mengangkat dan menurunkan beban secara tegak lurus serta memindahkannya secara
mendatar yang dapat bekerja pada areal yang luas (tetapi dalam satu areal pabrik atau lokasi
konstruksi).
Mobile crane digunakan untuk memindahkan muatan satuan (unit load) dengan tingkat
mobilitas tinggi, sesuai untuk operasi jarak jauh dan berpindah-pindah tempat, serta dapat
dijalankan sebagai kendaraan sendiri. Kapasitas angkat yang besar untuk pengangkatan biasa
(light duty crane) dan disamping untuk lifting juga dapat dipergunakan untuk pilling, shovel,
dragline, clamshell, dll (heavy duty crane), dan jenisnya yang bermacam-macam telah
menjadikan mobile crane secara luas digunakan sebagai mesin pengangkat.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum
Modul ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa untuk dapat
mendeskripsikan jenis dan fungsi, perlengkapan utama, dan prosedur pengoperasian Mobile
Crane.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti modul ini mahasiswa akan dapat:
− Menjelaskan tentang fungsi dan jenis Mobile Crane
− Menjelaskan prinsip kerja dan prosedur pengoperasian Mobile Crane
− Menjelaskan tentang perlengkapan utama sebuah Mobile Crane
− Menjelaskan dan mengaplikasikan istilah yang dipergunakan dalam menangani sebuah
Mobile Crane
1. CRAWLER CRANE
Merupakan crane yang menggunakan crawler (kelabang), umumnya dipakai bila
diperlukan gesekan antara roda dan permukaan tanah (tidak terjadi slip) karena bidang
kontak yang luas sehingga tenaga yang diperoleh dapat maksimum. Crane terdiri dari
rotating superstructure dengan power plant, operating machinery, dan sebuah boom (baik
lattice maupun telescopic) yang bisa dinaikkan dan diturunkan. Semuanya terpasang di
atas base dilengkapi dengan crawler treads untuk perpindahan.
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Crawler crane dilengkapi dengan mekanisme: pengangkatan (hoisting), pendongak
(luffing), pemutar (slewing), dan penjalan (travelling). Crawler crane mempunyai
kemampuan untuk menggabungkan keempat mekanisme sambil melakukan pemindahan
material dengan kecepatan jalan dibatasi maksimal 10 - 12 km/jam.
(a) (b)
Gambar 1. Crawler Crane (http://www.infodotinc.com./content/engine/18081/index)
Bagian utama sebuah crawler crane (gambar 1b) adalah: (1) Front end attachment, (2)
Cab, (3) Gantry or A frame, (4) Counterweight, (5) Crawler tread belt, (6) Crawler side
frame, (7) Carbody or crawler base, (8) Running board, (9) Revolving superstructure,
(19) Swing circle or roller path, dan (20) Axis of rotation.
DIMENSIONS
X. Boom length from boom foot
pin to boom head sheave pin
X1. Jib length from jib foot pin to
jib head sheave pin
Y. Radius of load (also applies
to jib hook load)
Z. Boom angle
Z1. Offset angle of jib
Peralatan utama sebuah Crawler Crane jenis Lattice Boom sebagaimana ditunjukkan pada
gambar 2 adalah: (12) Derricking or live boom hoist rope, (13) Floating harness or bridle,
(14) Pendants, guys or boom backstays, (15) Crane boom, (16) Jib backstay lines, (17) Jib
mast, (18) Jib front stay lines, (19) Jib, (20) Concrete bucket, (21) Clamshell bucket, (22)
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Dragline bucket, (23) Pile driver leads, (24) Magnet, (25) Grapple, (26) Main lift-hook
block, (27) Main hoist line, (28) Jib or whipline hook, (29) Jib or auxiliary hoist line, (30)
Dragline fairlead, (31) Tagline winder or magnet take-up reel, dan (32) Axis of rotation.
(a) (b)
Gambar 3. Crawler Crane (a) Lattice Boom dan (b) Telescopic Boom
(http://www.liebner.com)
Crawler Crane jenis Lattice Boom biasanya menggunakan penggerak sistem mekanis atau
kombinasi mekanis dan pneumatis dengan panjang boom tetap (fixed).
Crawler Crane jenis Telescopic Boom biasanya menggunakan penggerak sistem hidrolis,
kombinasi mekanis dan hidrolis, atau kombinasi hidrolis dan listrik dengan boom yang
dapat dipanjangkan (extended).
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
(a) (b)
Gambar 4. Wheel Crane (a) Lattice Boom dan (b) Telescopic Boom
(a. Rudenko 1996: 380), (b. http://www.gov.ab.ca/hre/whs/publications/pdf/sh005.pdf)
(a) (b)
Gambar 5. Truck Mounted Crane (O’Brien 1996: B10-9)
Bagian utama sebuah truck mounted crane (gambar 5b) adalah: (1) boom, (2) cab,
(9) revolving superstructure, (10) carrier cab, (11) front axle, (12) carrier frame, (13)
front outrigger box, (14) rear axle, (15) rear outrigger box, (16) outrigger beam, (18)
outrigger float, (19) swing circle atau roller path, dan (20) axis of rotation.
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
Berdasarkan tipe boom, Crawler Crane dibedakan kombinasi Lattice Boom - Telescopic
Boom dan Telescopic Boom.
(b)
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
− Menjamin semua personil yang terlibat didalam pekerjaan mengerti atas pekerjaan dan
tanggung jawab serta aspek keselamatan kerjanya.
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
sedapat mungkin. Pada kenyataannya, tetap tidak mungkin untuk mendapatkan kunci
kemudi (steering lock) yang baik,karena proses selip balik pada roda gigi (backlash) yang
terlalu tinggi,sehingga dianggap membahayakan.
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Konstruksi dari roda gigi kemudi terlihat pada gambar di bawah ini:
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Pada Crane ini, semua proses kemudi terpusat pada suatu susunan gearbox yang terdapat
di dalam mesin utamanya.Gambaran sederhananya adalah sebagai berikut:
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
dikarenakan kemampuan dari suspensi ini adalah membuat beban yang
diangkut/dipindahkan akan terdistribusi secara merata pada semua roda.
Masalah yang sering terjadi saat sebuah Crane mengangkat sebuah beban yang berat,
adalah bahwa roda tengah traksinya menjadi semakin kecil. Ini terjadi karena Outrigger
Beam nya terletak disisi luar dari Crane bagian depan dan belakang saja. Jadi agar sebuah
beban tetap terdistribusi secara merata pada semua roda (depan, tengah, dan belakang)
adalah dengan cara membuat suspensi ayun roda tengah lebih keras dari kedua roda yang
lain. Dengan cara ini, maka distribusi beban dapat merata pada semua roda.
Suspensi pada roda depan seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini:
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Suspensi pada roda tengah adalah seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini:
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
beratnya beban akan semakin besar jika panjang tumpuan diperbesar. Sehingga, Crane
tidak akan terbalik dalam mengimbangi momen yang terjadi.
Konsekuensi yang harus diambil dengan memakai sebuah Outrigger Beam adalah, bahwa
semua reaksi momen dari beban yang diangkat akan terdistribusi pada Outrigger
Beamnya. Ini akan menimbulkan tekanan yang sangat besar pada tanah/landasan dimana
Crane tersebut beroperasi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibuatlah landasan
Outrigger (Outrigger Pad) yang permukaannya lebih luas. Dengan demikian, akan
mencegah melesaknya sebuah Outrigger pada tanah.
Konsekuensi yang serupa juga akan terjadi pada chassis dari Crane tersebut. Saat sebuah
Outrigger diturunkan, distribusi reaksi beban akan terjadi pada sebuah luasan yang
dikelilingi oleh Outrigger tadi. Untuk itu, bahan yang dipilih untuk membuat suatu chassis
haruslah bahan yang mempunyai resistansi yang besar terhadap beban dinamis atau
berulang.
Untuk menjaga agar Crane tetap stabil saat memutar (slewing) sampai 3600, maka semua
Outrigger Beam haruslah melalui proses levelling terlebih dahulu. Untuk beberapa tipe
Crane terbaru, sudah dilengkapi dengan alat levelling otomatis. Operator hanya tinggal
memencet sebuah tombol, dan Outrigger akan menyesuaikan ketinggiannya dibawah
kendali sebuah komputer.
Prinsip kerja Outrigger Beam pada umumnya adalah, bahwa Outrigger dapat dikontrol
untuk bergerak naik atau turun, keluar atau masuk, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
medan.
Proses penurunan Outrigger Beam adalah seperti ditunjukkan gambar di bawah ini:
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Gambar 5, menunjukkan sebuah Outrigger diturunkan secara bersamaan. Meskipun
terlihat kecil, keempat Outrigger tersebut mampu menahan seluruh body Crane beserta
beban yang diangkat.
Dalam sebuah Crane yang tidak menggunakan sebuah alat levelling outrigger otomatis,
outrigger diturunkan secara mekanis dan ada kalanya sebuah outrigger harus diberi
landasan tambahan pada saat mengangkat sebuah beban. Realisasinya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Keterangan:
Sabuk yang berwarna merah pada gambar di atas berfungsi untuk indikator.Jika Outrigger
telah menyentuh tanah dengan kuat,maka sabuk akan selip dan tidak akan timbul
penurunan Outrigger yang berlebihan.
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Sedangkan struktur/konstruksi roda gigi pendukung bearingnya adalah seperti gambar di
bawah ini:
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Sedangkan susunan roda gigi reduksi penggerak boomnya adalah sebagai berikut :
Pada truck Mounted Crane model AC 50-1 dari Demag, sistem pendongaknya
menggunakan sistem pendongak hidrolik karena sistem ini mengangkat beban lebih berat.
Contoh proses saat boom luffing seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
3.6 Proses Memanjangnya Boom (Boom Telescoping)
Adalah suatu proses yang harus dijalankan saat beban yang akan diangkat dan
dipindahkan letaknya cukup jauh/tinggi. Dengan pendekatan ini, proses boom luffing
maupun boom telescoping dapat diperkirakan mempunyai sistem penggerak yang sama.
Pada kenyataannya, sangat sulit untuk mengadopsi sistem penggerak hidrolik seperti
proses boom luffing pada proses boom telescoping ini. Alasannya adalah, bahwa
menciptakan suatu sistem hidrolik untuk jarak yang sangat panjang merupakan kesulitan
tersendiri. Berbeda dengan boom luffing yang panjangnya tidak lebih dari 4 meter. Pada
boom telescoping ini, panjang boom dapat mencapai 46 meter.
Setelah memperhitungkan beberapa faktor diatas, maka proses boom telescoping ini
menggunakan sistem penggerak ulir yang dikontrol oleh sebuah motor dan dihubungkan
dengan beberapa roda gigi reduksi.
Pada gambar 23, menunjukkan proses boom telescoping adalah sebagai berikut:
Seperti yang ditunjukkan gambar diatas, yang pertama kali memanjang adalah boom
paling dalam (terkecil), kemudian boom yang lain memanjang relatif terhadap boom
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
pertama. Pada proses tersebut pasti akan timbul suatu pertanyaan tentang bagaimanakah
cara kerja dari motor penggeraknya dan peranan roda giginya.
Untuk menjawab pertanyaan itu, perhatikan gambar 24 :
Keterangan:
o Saat motor berputar, putarannya diteruskan oleh sebuah sabuk, sedemikian rupa
sehingga bagian boom yang akan memanjang dapat bergerak dengan batang berulir
sebagai pusat perpanjangannya.
o Saat boom sudah memanjang pada panjang maksimalnya, dengan otomatis,sabuk itu
akan selip dan ini merupakan indikator bahwa motor dapat dimatikan.
Dengan menggunakan transmisi sabuk, diharapkan motor tidak akan rusak jika boom
sudah memanjang maksimal,padahal motor harus tetap berputar.Kalau hanya
menggunakan roda gigi saja,maka roda giginya dapat rusak seketika,begitu juga dengan
motornya.
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Tali kawat ini dapat diatur konfigurasinya sesuai berat beban yang akan diangkat. Untuk
selanjutnya, pengontrolan panjang pendeknya tali dilakukan oleh sebuah drum
penggulung yang terletak di dasar boom. Sistem penggulungan ini digerakkan oleh sebuah
motor yang kemudian dihubungkan dengan transmisi sabuk. Transmisi sabuk ini
diharapkan akan selip pada saat panjang tali yang akan digunakan untuk mengangkat
beban sudah ditentukan/ditetapkan.Tentunya, motor dapat dimatikan untuk menghemat
energi.
Dengan konstruksi transmisi ini, secara otomatis tali yang tergulung dapat tertata rapi
pada drum penggulungnya. Ini sangat penting untuk menghindari terjadinya kejutan jika
salah satu tali yang telah digulung tiba-tiba meleset dari tempat yang seharusnya, jika tali
tidak tertata rapi.
Gambar dibawah ini menunjukkan sistem penggulungan yang benar pada Mobile Crane
jenis Truck Mounted Crane type AC 50-1 DEMAG, dimana tali tertata secara tepat.
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Keteraturan dari tali yang tergulung dipengaruhi oleh kekencangan tali itu sendiri,
sehingga dapat menempatkan diri pada tempat yang seharusnya.
Gambar yang menunjukkan susunan sistem penggulung adalah sebagai berikut:
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
Working Radius:
Jarak antara titik tengah putar (center of rotation) ke titik berat pancing (hook) atau
beban diukur secara mendatar.
Outreach:
Jangkauan luar, merupakan jarak antara titik pancing atau beban ke bagian yang terdekat
dengan Crane kecuali boom diukur secara mendatar.
Tail Radius:
Jarak antara titik tengah putar (center of rotation) ke bagian belakang Crane atau
pemberat (counterweight) diukur secara mendatar.
Tipping Load:
Beban dan pengimbang (counter balanced) dalam keadaan seimbang
Panjang Boom:
Jarak yang diukur dari titik tengah poros engsel boom (boom pivot shaft) pada boom
pangkal ke titik tengah poros puli pada ujung boom
Hight of Lift:
Jarak antara permukaan landasan ke titik bagian bawah pancing pada posisi tertinggi
diukur secara mendatar.
Swing atau Swinging:
Gerakan berputar bagian atas Crane mencapai 360o ke kiri maupun ke kanan.
Part Lines atau Phase Lines:
Jumlah langkah tali angkat beban (load hoist) yang terpasang pada ujung boom dan
pancing blok (hook block).
Rope Reeving:
Pemasangan tali melewati satu atau beberapa puli.
Main Hoist Ropes:
Tali pengangkat beban pada boom utama.
Auxiliary Hoist Ropes:
Tali pengangkat beban pada boom tambahan (fly jib atau auxiliary jib).
Hoisting:
Tali angkat beban bergerak naik.
Lowering:
Tali angkat beban bergerak turun.
Dericking atau Luffing:
o Dericking in adalah boom bergerak naik atau mendekati bagian crane.
o Dericking out adalah boom bergerak turun atau menjauhi bagian crane.
Briddle atau Harness:
Sekumpulan puli yang dilewati tali derek baik berada diatas maupun dibawah.
A
IT
Politeknik Negeri Malang
LA
P OL
NG
Pendant Ropes:
Tali yang menghubungkan ujung boom dengan briddle atas (upper briddle)
Bobby atau Overhauling Weight atau Headache Ball:
Pemberat yang menjadi kesatuan dari pancing untuk tali tunggal (single line).
Hook Block atau Main Block:
Pancing utama dan menjadi kesatuan dengan blok puli.
Free Falls:
Gerakan jatuh bebas sebuah pancing tanpa kendali dari engine.