Anda di halaman 1dari 25

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN NEGERI 001

BALIKPAPAN BARAT PADA MATERI SIKLUS AIR MELALUI METODE


DISCOVERY LEARNING DAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO INTERAKTIF

ADI ISMAIL

NIM. 858409138

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023.1

0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada SD Negeri 015 Balikpapan utara Balikpapan merupakan sekolah yang berada di
daerah Cukup Jauh Dari Kota yang mayoritas pekerjaan orang tua peserta didik adalah
sebagai buruh, Supir Angkot, Nelayan,Pedagang kecil serta sebagian besar latar belakang
pendidikannya hanya lulusan SLTA ke bawah. Hal ini menyebabkan kurangnya
kesadaran serta perhatian terhadap kegiatan dan prestasi belajar putra-putrinya.
Pendidikan sepenuhnya diserahkan kepada sekolah dan pendidik yang mengajar di
kelasnya.
Pada proses pembelajaran IPA tahap prasiklus yang penulis lakukan, dapat dilihat
hasil yang diperoleh peserta didik kelas V SDN Negeri 015 Balikpapan utara masih
rendah dan peserta didik masih terlihat mengalami kesulitan dalam memahami materi
pelajarannya. Selain itu, peserta didik cenderung pasif, tidak bersemangat dalam proses
pembelajaran serta enggan untuk bertanya ataupun mengungkapkan pendapatnya. Ketika
dilakukan evaluasi hanya 40 % yang mampu mendapatkan nilai di atas KKM dengan nilai
rata-rata hanya 80.00.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, kondisi tersebut disebabkan karena
pendidik hanya menggunakan metode Discovery Learning dalam menjelaskan materi
pelajarannya, sehingga peserta didik Cenderung bosan dan tidak bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengatasi masalah ini
peranan pendidik sangatlah penting dan hendaknya pendidik kreatif dalam menggunakan
metode, strategi, media, dan pendekatakan dalam melaksanakan pembelajaran IPA.
Pembelajaran yang digunakan hendaknya inovatif, sesuai dengan materi pelajaran yang
disampaikan dan mampu diterima oleh peserta didik.
Oleh karena itu, permasalahan di atas jika tidak segera ditangani maka akan
berpengaruh pada kurang efektifnya proses pembelajaran yang mengakibatkan hasil atau
prestasi belajar IPA peserta didik secara berkelanjutan. Untuk menyikapi hal tersebut
penulis berusaha untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan
Kelas dengan mengkondisikan pembelajaran yang memudahkan, menyenangkan serta

1
memberikan pengalaman secara langsung bagi peserta didik. Usaha tersebut akan
diwujudkan dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas yang akan menerapkan metode
Discovery Learning dan Pengunaan Media Video Interaktif.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran pada kelas V SD
Negeri 015 Balikpapan Utara, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut
:
a. Dalam Proses Pembelajaran Siswa Belum Memahami apa itu siklus air.
b. Guru Melakukan Metode Pembelajaran yang membosankan.
c. Guru dalam Menjelaskan Materi tidak melibatkan siswa.
d. Media Pembelajaran yang tidak memadai.
e. Hasil nilai dari tes formatif banyak yang belum mencapai nilai KKM, yaitu dari
26 peserta didik hanya 10 peserta didik (40%) yang memenuhi KKM. Sedangkan
16 peserta didik (60%) belum memenuhi KKM.

2. Analisis Masalah
Faktor yang menyebabkan peserta didik kurang memahami materi pelajaran
serta sulit mencapai hasil pembelajaran secara maksimal, adalah sebagai berikut :
a. Guru sudah menerapkan beberapa metode mengajar tetapi tidak efektif
b. Siswa hanya sebagai pendengar informasi dan mengerjakan tugas yang kurang
dipahami
c. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran;
d. Kurang nya respon dari siswa baik mengenai materi pembelajaran maupun dalam
kegiatan pembelajaran

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis masalah diatas, Langkah selanjutnya peneliti merencanakan


alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki proses pembelajaran maka peneliti
mengambil beberapa alternatif pemecahan masalah diantaranya:

a. Penerapan Discovery Learning dan media pembelajaran berupa Video


interaktif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2
b. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk ikut serta memberikan
tanggapan dan melibatkan secara langsung.
Membiasakan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahapan-tahapan pada
metode pembelajaran discovery learning
Dari berbagai alternatif tersebut, prioritas pemecahan masalah yang akan penulis
terapkan yaitu dengan mengubah metode pembelajaran yaitu dengan menerapkan
metode Discvery Learning dan Pengunaan Media Video Interaktif pada perbaikan
pembelajaran IPA tentang materia Siklus Air. Metode demonstrasi diharapkan mampu
mendorong pendidik menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata peserta
didik serta memberikan pemahaman peserta didik terhadap materi yang abstrak
menjadi nyata.
Suasana pembelajaran yang diharapkan mampu mendorong peserta didik
untuk mencari tahu apa yang dipelajarinya dengan mengalami pengalaman belajar
secara langsung, melainkan bukan diberi tahu oleh pendidik. Peserta didik akan
berperan aktif dan pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi mereka.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian
ini adalah ; “Bagaimana cara menerapkan metode “discovery learning” dengan
menggunakan media video interaktif Agar mampu meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 015 Balikpapan Utara dalam materi Siklus Air?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan dari penelitian perbaikan perbaikan pembelajaran ini adalah untuk
memperbaiki suatu model pembelajaran, agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat
sesuai dengan hasil yang diharapkan. Adapun tujuan perbaikan yang ingin dicapai dalam
kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pendidik
a. Untuk meningkatkan keterampilan pendidik dalam menerapkan metode
demonstrasi dalam menjelaskan mata pelajaran IPA materi pembulatan hasil
pengukuran panjang.
b. Untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar
pembelajaran selanjutnya menjadi lebih baik dan efektif.

3
2. Bagi Peserta didik
a. Untuk menigkatkan pemahaman peserta didik khususnya pada mata pelajaran IPA
tentang materi Siklus Air kelas V SD Negeri 015 Balikpapan Utara .
b. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik setelah proses perbaikan
pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Manfaat diadakannya penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Secara Teoritis


a. Untuk perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran berupa terwujudnya
pembelajaran IPA yang bermakna.
b. Sebagai bahan pustaka untuk pendidik dalam menambah wawasan dan
pengetahuan terhadap pengelolaan pembelajarannya, terutama pada layanan
pembelajaran IPA.
c. Mendorong peserta didik untuk memahami masalah dengan meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif dalam menyelesaiakan soal-soal IPA.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1.) Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep pembulatan hasil
pengukuran panjang serta memudahkan dalam mempelajarinya sehingga
diharapkan dapat berpengaruh pada hasil belajarnya.
2.) Menumbuhkan keaktifan, motivasi, dan minat peserta didik dalam kegiatan
belajarnya, sehingga pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan bagi
mereka.
3.) Mendorong peserta didik untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal-soal
IPA.
b. Bagi Pendidik
1.) Mengembangkan wawasan peserta didik dalam menentukan pendekatan dan
metode pembelajaran yang tepat, sesuai kebutuhan materi pelajaran
khususnya pembelajaran IPA maupun kebutuhan peserta didik.

4
2.) Membantu seorang pendidik untuk berkembang secara profesional, karena
mampu menilai serta memperbaiki pembelajaran IPA melalui tindakan yang
dilakukannya.
3.) Meningkatkan kemampuan pendidik untuk berpikir secara ilmiah melalui
penelitian tindakan kelas.

c. Bagi Sekolah
1.) Memberikan sumbangan yang positif untuk lebih mengembangkan
manajemen kegiatan belajar mengajar atau strategi belajar mengajar.
2.) Sebagai acuan untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran sehingga
tercapai hasil yang optimal.
3.) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan memperbaiki citra sekolah di
masyarakat sebagai sekolah yang terakreditasi baik.
d. Bagi Institusi Pendidikan Secara Umum
1.) Memberikan sumbangsih pemikiran pembelajaran khususnya bagi pendidik
yang mengajar mata pelajaran IPA dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. KARAKTERISTRIK SISWA
1. Pengertian Karakteristik Siswa
Siswa sekolah dasar merupakan anak yang paling banyak mengalami
perubahan sangat drastis baik mental maupun fisik. Gerakangerakan organ tubuh anak
juga menjadi lincah dan terarah seiring dengan munculnya keberanian mentalnya.
Keberanian dan kemampuan ini, disamping karena perkembangan kapasitas mental,
juga disebabkan oleh adanya keseimbangan dan keselarasan gerakan organ-organ
tubuh anak.
Menurut Nasution (1993:44) dalam (Syaiful, 2008: 123) masa usia sekolah
dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga
kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk
sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan
mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Guru mengenal masa ini sebagai “masa
sekolah”, oleh karena itu pada usia inilah anak untuk pertama kalinya menerima
pendidikan formal.
Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto dalam (Syaiful, 2008: 124)
sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Namun Suryosubroto tidak
berani mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk ke sekolah
dasar. Hal tersebut ditentukan oleh kematangan anak tersebut bukan ditentukan oleh
umur semata, namun pada umur antara 6 atau 7 tahun biasanya anak memang telah
matang untuk masuk sekolah dasar. Sifat-sifat khas anak dapat di lihat sebagai
berikut:

6
a. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah seperti yang
disebutkan di bawah ini :
 Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan
pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah
 Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan
permainan yang tradisional
 Adanya kecenderungan memuji sendiri
 Suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain kalau hal itu
dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain
 Suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain kalau hal itu
dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
 Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya
tidak penting
 Pada masa ini (terutama pada umur 6-8) anak menghendaki nilai (angka
rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas
diberi nilai baik atau tidak
b. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut:
 Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal
ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan
pekerjaan-pekerjaan yang praktis
 Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar
 Menjelang masa akhir ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai
menonjolnya faktor-faktor
 Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-
orang dewasa lainnya
 Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
karakteristik siswa sekolah dasar merupakan semua watak yang nyata dan timbul
dalam suatu tindakan siswa dalam kehidupannya setiap saat. Sehingga dengan

7
demikian, watak dan perbuatan manusia tidak akan lepas dari kodrat dan sifat serta
bentuknya yang berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga
berbeda-beda.

B. KARAKTERISTIK IPA
1. Ilmu Pengetahuan Alam
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik
sangat dipengaruhi oleh sifat keilmuan yang terkandung pada masing-masing mata
pelajaran. Perbedaan karakteristik pada berbagai mata pelajaran akan menimbulkan
perbedaan cara mengajar dan cara siswa belajar antar mata pelajaran satu dengan
yang lainnya. IPA memiliki karakteristik tersendiri untuk membedakan dengan mata
pelajaran lain. Harlen (Patta Bundu, 2006: 10) menyatakan bahwa ada tiga
karakteristik utama Sains yakni: Pertama, memandang bahwa setiap orang
mempunyai kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah
meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis. Teori dan prinsip
hanya berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada. Kedua, memberi pengertian
adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan
penyusunan prediksi sebelum sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus
didukung oleh fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya. Ketiga, memberi
makna bahwa teori Sains bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas
dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada
kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan
perubahan di masa depan, serta pengertian tentang perubahan itu sendiri.
2. Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi transaksional antara
guru dan siswa dimana dalam proses tersebut bersifat timbal balik. Menurut Oemar
Hamalik bahwa “Pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh
pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan
8
belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran” (Hamalik : 1994,
hal 69).Sedangkan Mohammad Surya (2003 : 11) menjelaskan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Berdasarkan KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tujan dari


mata pelajaran IPA adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa


berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkanmasalah dan membuat keputusan.
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
danmelestarikan lingkungan alam.

4. Peranan IPA di SD
Pemahaman terhadap peranan pengajaran IPA di Sekolah Dasar sangat
membantu para pendidik untuk memberikan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
secara proporsional sesuai dengan tujuannya, sebagaimana tercantum dalam
dokumen Standar Kompetensi mata pelajaran matematika untuk satuan SD dan MI
pada kurikulum 2004 disebutkan fungsi Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai
berikut: “Ilmu Pengetahuan Alam berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat
pemecahan masalah melalui pola pikir dan model Ilmu Pengetahuan Alam serta
sebagai alat komunikasi melalui Lingkungan Sekitar.

9
Selain fungsi di atas, Ipa berfungsi mengembangkan kemampuan mengukur,
menamakan pemikiran sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
melalui materi Siklus air” IPA juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram,
dan media lain” (Depdiknas, 2008:134).

C. Materi Siklus Air


1. Pengertian Siklus air
Pengertian Daur Air / Siklus Air
Pembelajaran tentang daur air merupakan bagian dari pembahasan tentang bumi dan
alam semesta dari kajian IPA. Daur hidrologi sering juga dipakai istilah water cycle
atau siklus air. Suatu sirkulasi air yang meliputi gerakan mulai dari laut ke atmosfer,
dari atmosfer ke tanah, dan kembali ke laut lagi atau dengan arti lain siklus hidrologi
merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukaan bumidari suatu tempat ke
tempat lainnya hingga kembali ketempat asalnya.

Gambar 2.1 Siklus Air

Air naik ke udara dari permukaan laut atau dari daratan melalui evaporasi. Air di
atmosfer dalam bentuk uap air atau awan bergerak dalam massa yang besar di
atas benua dan dipanaskan oleh radiasi tanah. Panas membuat uap air lebih
naik lagisehingga cukup tinggi/dingin untuk terjadi kondensasi.

10
Uap air berubah jadi embun dan seterusnya jadi hujan atau salju. Curahan
(precipitation) turun ke bawah, ke daratan atau langsung ke laut. Air yang tiba di
daratan kemudian mengalir di atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke
laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir di atas permukaan sebagai
sungai, terus kembali ke laut melengkapi siklus air.

Dalam perjalanannya dari atmosfer ke luar, air mengalami banyak


interupsi. Sebagian dari air hujan yang turun dari awan menguap sebelumtiba di
permukaan bumi, sebagian lagi jatuh di atas daun tumbuh-
tumbuhan(intercception) dan menguap dari permukaan daun-daun. Air yang tiba
di tanah dapat mengalir terus ke laut, namun ada juga yang meresap dulu ke
dalam tanah (infiltration) dan sampai kelapisan batuan sebagai air tanah.
Sebagian dari air tanah dihisap oleh tumbuh-tumbuhan melalui daun-daunan lalu
menguapkan airnya ke udara (transpiration). Air yang mengalir di atas
permukaan menuju sungai kemungkinan tertahan dikolam, selokan, dan
sebagainya (surface detention), ada juga yang sementara tersimpan di danau,
tetapi kemudian menguap atau sebaliknya, sebagian air mengalir di atas
permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut ( surface run off ),
sebagian lagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung di dalam tanah
sebagai air tanah yang pada akhirnya keluar sebagai mata air.

Siklus hidrologi dibedakan kedalam tiga jenis yaitu:

(1) Siklus Pendek: Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah
menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh
ke laut dan akan kembali berulang.

(2) Siklus Sedang : Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan
melalui proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di
daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui
sungai-sungai atau saluran-saluranair.

(3) Siklus Panjang : Air laut menguap, setelah menjadi awan melalui proses
kondensasi, lalu terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan
terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkah-
bongkah es mengendap di puncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur ke
tempat yang lebih rendah, mencair terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-
sungaikembali ke laut.
Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi:

11
(a) Evaporasi: penguapan dari badan air secara langsung.

(b) Transpirasi:penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan.

(c) Respirasi: penguapan air dari tubuh hewan dan manusia.


(d) Evapotranspirasi: perpaduan evaporasi dan transpirasi.

(e) Kondensasi: proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air
sebagaihasil pendinginan.

(f) Presipitasi: segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi
yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju.

(g) Infiltrasi : air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke


dalamtanah.

(h) Perkolasi: air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu


hingga mencapai air tanah atau groundwater.

(i) Run off: air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit,
sungai,hingga menuju ke laut.

b) Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Siklus Air


Air tidak akan habis meskipun terus digunakan. hal ini dikarenakan air mengalami
proses pendauran. Daur air akan terus berlangsung selama ada sinar matahari.

Kegiatan manusia sangat berpengaruh pada daur air. Misalnya penebangan hutan secara
berlebihan dapat menyebabkan tanah kering dan tandus. Jika hujan terjadi, air hujan
langsung mengalir ke tempat yang lebih rendah. Air ini terus mengalir hingga sampai
ke laut. Air yang mengalir akan mengikis tanah lapisan atas bahkan dapat
menyebabkan bencana banjir.

c) Manfaat Air dan Cara Menghematnya


Air sangat penting bagi manusia. Sembilan puluh persen tubuh manusia terdiri dari air.
Air digunakan untuk minum. Tanpa air manusia tidak akan hidup.

Mata air banyak ditemukan di kaki gunung. Untuk memudahkan dalam pemanfaatan
air, dibuatlah bendungan. Bendungan berfungsi untuk mengatur pembagian air.

Air yang ditampung oleh bendungan dapat dimanfaatkan untuk irigasi. Irigasi sangat
penting bagi petani. Petani akan lebih mudah mengairi lahan pertaniannya.selain itu, air

12
bendungan dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik.air tersebut bisa
digunakan untuk memutar turbin. Turbin berfungsi untuk mengubah energi air menjadi
energi listrik. Meskipun air tidak akan habis, kita harus senantiasa menghematnya.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk menghemat air adalah sebagai berikut:

(1) Gunakan air secukupnya ketika mandi, mencuci piring, dan mencucipakaian.
(2) Ketika menyiram tanaman, air jangan sampai menggenangi
(3) Sebaiknya mandi menggunakan pancuran.

D. Metode Discovery Learning


1. Pengertian Metode Discovery Learning
Model Pembelajaran Discovery Learning a. Pengertian Model Discovery Learning
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan oleh guru. Apabila antara pendekatan, strategi, metode,
teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang
utuh maka terbentuklah apa yang disebut model pembelajaran. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa model pembelajaran merupakan satu kesatuan dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Kegiatan belajar-mengajar
hendaknya tidak hanya berfokus pada guru, tetapi juga harus melibatkan siswa.
Artinya pembelajaran harus melibatkan kemampuan siswa secara maksimal untuk
menggali dan mengidentifikasi sehingga mereka dapat menemukan pengetahuan
dengan sendiri. Pembelajaran ini disebut pembelajaran penemuan (Discovery
Learning) Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Discovery
Learning merupakan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada
siswa melalui praktek atau percobaan sehingga siswa akan menemukan sendiri
informasi yang sedang diajarkan dan dapat menarik suatu kesimpulan dari informasi
tersebut. Sehingga pemahaman suatu konsep informasi akan bertahan lama
dikarenakan siswa menemukan sendiri informasi tersebut .
2. Tujuan dan Manfaat Metode Discovery Learning
Beberapa tujuan dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut:
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran.

13
b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola
dalam situasi konkret maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan informasi
tambahan yang diberikan.
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan.
d. Pembelajaran dengan penemuan menbantu siswa membentuk cara kerja
bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan
menggunakan ide-ide orang lain.
e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilanketerampilan,
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih
bermakna.
f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa
kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi
belajar yang baru.
Serta Manfaat discovery learning adalah pemahaman peserta didik tentang suatu
konsep dalam pembelajaran bisa bertahan lebih lama karena mereka memahami
konsep tersebut secara mandiri, melalui keaktifannya dalam menggali informasi.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Discovery Learning

Kelebihan Model Discovery Learning


Model discovery mempunyai beberapa kelebihan sehingga perlu adanya
pemahaman dalam melaksanakan model tersebut. Suryosubroto (2009)
memaparkan beberapa kelebihan model penemuan sebagai berikut:

1. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan


penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.
2. Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin
merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari
pengertian; retensi, dan transfer.
3. Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan
jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang
kegagalan.

14
4. Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri.

Sadikin (2010) memaparkan kelebihan model discovery learning sebagai berikut:

1. Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia


lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar.
2. Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan
3. Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan kepada mereka dan
guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.
4. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan
kebenaran akhir dan mutlak.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa model discovery


learning memiliki banyak kelebihan. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman yang
mendalam mengenai metode ini sebagai berikut :

1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan


dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,
seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan kecepatannya sendiri

Kekurangan Model Discovery Learning


Menurut Suryosubroto (2009) memaparkan beberapa kekurangan model Discovery sebagai
berikut:

1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.


2. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar.
3. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa
yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.

15
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa model discovery learning
tidak hanya memiliki banyak kelebihan, tetapi juga beberapa kelemahan. Oleh karena itu
model pembelajaran ini menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat
konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

4. Langkah- Langkah Pembelajaran Metode Discovery Learning

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah


memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada
suatu kesimpulan.Proses Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan
proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.Discovery dilakukan
melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas
disebut cognitive process.
1) Pemberian rangsangan (stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3) Pengumpulan data (data collection);
4) Pengolahan data (data processing);.
5) Pembuktian (verification); dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).

E. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Anni (2006:5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku
yang dilakukan pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.
Sedangkan pendapat dari Arikunto (1993:133) yang menjelaskan hasil belajar
merupakan hasil belajar yang diperoleh dari proses belajar, dimana tingkah laku
tersebut terlihat dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan diukur.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan perubahan dari tingkah laku siswa setelah menjalankan aktivitas
belajar, yang mana terlihat dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan diukur.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

16
Menurut Muhibbin Syah (2006:145), secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu keadaan/ kondisi jasmani atau
rohani siswa.
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.

17
Dokumentasi foto pembelajaran PKP

Anda mungkin juga menyukai