Ri Pancasila Kel.1 Nilai Ketuhanan
Ri Pancasila Kel.1 Nilai Ketuhanan
Disusun Oleh:
Nama : Reyfaldo Sinurat (5212411008)
Julia Simanullang (5212411011)
Adventina Zebua (5212111004)
Fakultas : TEKNIK
Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kelompok dapat menyelesaikan Rekayasa Ide tepat waktu. Adapun Rekayasa Ide
yang berjudul “IMPLEMETASI NILAI KETUHANAN DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA DI KELURAHAN SEI
KERA HILIR 1 KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA MEDAN
PROVINSI SUMATERA UTARA” merupakan tugas wajib bagi mahasiswa untuk
melengkapi dan memenuhi tugas pada Mata KuliahPendidikan Pancasila.
Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Halking,
M.Si., selaku Dosen Pengampu pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang telah
memotivasi dan memberi arahan kepada kelompok. kelompok menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kelompok mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar lebih baik ke depannya. Dan kelompok juga berharap agar
Rekayasa Ide ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Tim Penyusun
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………….…………………………………………………… i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila memiliki lambang dalam setiap silanya, termasuk juga sila Ketuhanan Yang
Maha Esa memiliki lambang bintang yang memiliki arti cahaya sedangkan 5 sudut sila
pancasila melambangkan jumlah sila serta di analogikan juga sebagai jumlah 5 agama besar di
Indonesia . Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan bentuk perwujudan dari kepercayaan
dan keyakinan nenek moyang bangsa Indonesia pada zaman dahulu . Sila Ketuhanan Yang
Maha Esa merupakan sila pertama dari Pancasila, dimana menjiwai ke empat sila yang lain.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki keterkaitan hubungan antara manusia dengan Sang
Pencipta, yang kemudian keempat sila lainnya merupakan pedoman untuk hubungan antar
manusia yang satu dengan yang lain. Dimana dalam berinteraksi dengan sesama manusia setiap
warga negara pasti sadar bahwa ada yang mengawasi mereka yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Ketuhanan yang Maha Esa pada dasarnya memuat pengakuan ekplisit akan eksistensi
Tuhan sebagai Sang Pencipta. Nilai ketuhanan dalam Pancasila menunjukkan bahwa eksistensi
negara, bangsa, dan manusia Indonesia berelasi dengan Tuhan yang diyakini sebagai sumber
segala kebaikan. Ia merupakan fundamen moral dan berdimensi religius yang menentukan pola
dasar bagi seluruh kehidupan negara.Dalam pemahaman di atas, Ketuhanan yang Maha Esa
bukan merupakan prinsip yang memasuki ruang akidah umat beragama, melainkan suatu
prinsip hidup bersama dalam suatu negara di tengah masyarakat dengan keragaman agama dan
keyakinan. The founding fathers tidak memaknai sila Ketuhanan dalam makna yang terlalu
teologis dan filosofis.
1
Ia tidak ditampilkan sebagai konsep Ilahiah menurut klaim agama dan filsafat tertentu.
Ketuhanan dimaknai dalam konteks kehidupan praksis, suatu kehidupan yang dicirikan
dengan bagaimana nilai-nilai ketuhanan itu dipraktikkan dalam kehidupan sehari- hari, seperti
bersikap adil terhadap sesama, berkata dan bertindak jujur, dan menyambung silaturrahmi,
sehingga perpecahan antar sesama dapat dihindari.
Dari sini jelas, dalam konteks Pancasila dan nilai ketuhanan, dapat dikatakan bahwa segala
sesuatu bersandar pada aspek ketuhanan. Inilah yang disebut oleh Yudi Latief sebagai
perspektif iluminasi. Maksudnya, masyarakat Indonesia berpandangan bahwa segala sesuatu
di jagad raya ini saling berpasangan dan saling tergantung yang merupakan pancaran dari satu
kekuatan yang tunggal, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai-nilai ketuhanan yang dijadikan
dasar atau jiwa penyelenggaraan negara tidak hanya berasal dari agama atau kepercayaan
tertentu, melainkan berdasarkan prinsip-prinsip ajaran agama dan kepercayaan yang sifatnya
universal. Semua agama dan kepercayaan di Indonesia sudah barang tentu mengajarkan nilai-
nilai kebaikan. Itulah esensi dari nilai-nilai ketuhanan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, sekaligus untuk memperjelas saat
mengumpulkan data, dirumuskan tujuannya untuk mendiskripsikan bagaimana penerapan nilai
keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2
BAB II
URAIAN MATERI TENTANG MAKNA NILAI KETUHANAN
Pancasila yang merupakan dasar Negara Republik Indonesia memiliki makna dan
nilai-nilai luhur dalam setiap sila-silanya, karena setiap butir pancasila itu dirumuskan dari
nilai-nilai yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan pribadi bangsa Indonesia.
Adapun makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama ketuhanan adadala
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu
yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan
sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni
membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai
ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.
3
Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu
adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama
dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa
suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman
kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama, apapun agama dan keyakinan mereka. Nilai
Ketuhanan.
Sila pertama memiliki nilai ketuhanan yang diambil dari bunyi silanya, “Ketuhanan
Yang Maha Esa”. Artinya, Indonesia adalah negara beragama yang menganut kepercayaan
akan keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Setiap warga negara bebas untuk memilih agama
dan keyakinannya. Ini sekaligus menjadi landasan konstitusi Indonesia yang menjamin hak
kebebasan beragama.
Contoh penerapan nilai Ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
-Beribadah sesuai dengan keyakinan yang dianut
-Toleransi antar umat beragama
-Tolong menolong demi kebaikan tanpa memandang keyakinannya.
- Memeluk Agama sesuai dengan kepercayaan masing masing.
-Tidak Melakukan segala perbuatan dimana itu merupakan larangan dari agama.
4
BAB III
PEMBAHASAN TENTANG REALITAS IMPLEMENTASI NILAI KEADILAN
DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA DI
KELURAHAN SEI KERA HILIR 1
Dalam hidup berbangsa dan bernegara, sebagai warga negara Indonesia kita harus
berpegang teguh pada Pancasila yang mana itu adalah ideologi dasar negara kita. Pancasila
sebagai pedoman bagi seluruh warga negara Indonesia seharusnya lebih dari cukup untuk
menjadi arah hidup kita dalam berbangsa dan bernegara. Namun sebelum menerapkan nya
kedalam bermasyarakat maka kita harus tau makna yang terkandung dalam simbol-simbol
sila pancasila. Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Pada sila pertama pancasila
bangsa Indonesia harus memiliki agama ataupun kepercayaan dalam memeluk dan beribadah
sesuai dengan iman agama masing-masing. Seharusnya dalam sila pertama ini, warga Negara
Indonesia sudah jelas dan mengerti tentang Tuhan Yang Maha Esa. Meyakini bahwa
perbuatan dan sikap kita pasti akan diperhatikan oleh Tuhan kita masing-masing. Bangsa
harus berusaha memberantas aliran aliran keagamaan yang menyimpang terhadap nilai-nilai
maupun moral pancasila.
Tetapi pada kenyataannya masih banyak orang yang melakukan penyimpangan dari
nilai-nilai pancasila tanpa pengawasan dari Tuhan Yang Maha Mengetahui. Kenyataannya
masih banyak kebohongan, kecurangan, konspirasi, dan masih banyak hal lainnya yang
diperbuat oleh manusia. Sebagai contoh kecil yaitu masih banyak pelajar yang berbuat
kecurangan dalam pembelajaran seperti mencontek, membuat cara apapun untuk
mendapatkan jawaban saat ujian,adanya tauran antar anak SMA di kelurahan Sei Kera Hilir 1
ini dan masih banyak lagi. Juga seperti pemerintah yang korupsi, yang berbuat seenaknya
merampas uang yang bukan haknya. Hal-hal tersebut menandakan bahwa orang tersebut
merasa tidak diawasi oleh Tuhan mereka. Kemudian mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Membina kerukunan hidup di antara sesama
umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Akur dalam bermasyarakat
sebagai umat beragama saling menghormati kehendak beribadah satu sama lain sesuai agama
yang sah di Indonesia. Tidak menghalang-halangi umat beragama lain untuk beribadah dan
berdakwah masing-masing asalkan masih dalam norma-norma yang berlaku,Tidak
memaksakan suatu agama kepada orang lain,percaya kepada agama yang dianutnya.
5
Ada beberapa masalah yang ditemukan dalam pengimplementasian nilai ketuhanan
pada kelurahan Sei Kera Hilir 1dan disini kami bisa memberikan beberapa masalah
tersebut:
Pada pembahasan ini yaitu BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat), kurangnya minat
masyarakat beribadah ke Masjid/Mushola, rendahnya keaktifan Remaja Masjid (RM) dan
Sebagian agama tidak percaya kepada ajaran agama yang dianutnya.Tempat ibadah di
Kelurahan Sei Kera Hilir 1 Itu Mayoritas agama islam,jadi sebagian warga dan masyarakat
tidak saling menghargai agama lain dan mau membeda bedakan agama yang di anutnya
masing masing.
6
BAB IV
Solusi pada implementasi sila ketuhanan yang bermasalahkan pada BKM (Badan
Keswadayaan Masyarakat). Kita dapat menerapkan disetiap anggota untuk memberikan
keputusan yang paling terbaik dari semua masukkan anggota. Jadi sebelum kita memutuskan
segala sesuatu yang membahas tentang perkembangan Masjid/mushola maka kita harus
melakukan musyawarah atau bahkan mendatangkan salah seorang masyarakat serta
pemimpin di Desa/Lingkungan tersebut untuk membantu atas pengambilan keputusan
bersama sehingga tidak ada kesalah pahaman. Banyak terdengar dimasyarakat bahwasannya
BKM banyak yang menjadikan itu menjadi suatu pekerjaan utama karena kita dapat
menghasilkan untuk kebutuhan hidup atau kebutuhan sehari-hari sehingga kita tidak perlu
bekerja diluar dan ini juga merupakan kendala atau kesalahpahaman dalam arti BKM setiap
anggota karena seperti diketahui bahwasannya uang itu semata-mata untuk kebutuhan
Masjid/Mushola bukan untuk konsumsi individu.
Solusi pada implementasi sila ketuhanan yang bermasalahkan pada kurangnya minat
masyarakat dalam beribadah ke Masjid/Mushola. Sudah dipastikan kurangnya keinginan
masyarakat untuk beribadah pasti kurang nyamannya fasilitas yang diberikan kepada
masyarakat. Maka dari itu kita harus meningkatkan fasilitas serta seringnya melakukan
perkembangan pada suatu Masjid atau Mushola. Kita juga dapat membuat suatu kerjasama
dengan donatur dari warga sekitar untuk membuat bagi-bagi sarapan pagi setiap hari minggu
setelah sholat subuh serta mendatangkan seorang yang ahli ibadah untuk meneruskan atau
menyampaikan pesan tentang agama. Dari sini kita dapat mengundang perhatian serta
membiasakan masyarakat untuk bangun lebih awal dan membiasakan diri untuk sering
beribadah di Masjid/Mushola.
7
Solusi pada implementasi sila ketuhanan yang bermasalahkan pada keaktifan Remaja
Masjid (RM) pada daerah sekitar untuk membantu berkembangnya suatu Masjid/Mushola.
Solusi pada implementasi sila ketuhanan yang bermasalahkan pada mayoritas agama
islam dan memiliki tempat ibadah gereja yang sedikit dibanding dengan tempat ibadah
masjid untuk masyarakat yang non-muslim sehingga mengharuskan untuk seluruh
masyarakat mau membeda bedakan agama daerah desa tersebut dan untuk dapat melakukan
ibadah dengan baik tanpa adanya rasa rasis akan agama. Salah satu solusi yang dapat
dilakukan ialah kita memperbaiki fasilitas ataupun membangun banyak gereja sesuai
penganut agamanya di kelurahan tersebut. Kita juga harus menghargai masyarakat non-
muslim jika ingin beribadah serta menerapkan sifat toleransi agar jika ada hari-hari besar
maka kita harus dapat menghargainya. Adapun cara kita untuk tidak membeda-bedakan
mereka sehingga mereka juga beranggapan bahwasannya kita memperlakukan mereka sama
halnya memperlakukan masyarakat mayoritas.
8
BAB V
A. Uraian Gambar
9
Gambar kegiatan gotong royong,acara gereja dan kegiatan Masjid.
Gambar sketsa masyarakat yang saling tolong menolong dan menghargai antar umat
beragama
https://youtu.be/htNzWvGvxG8
https://youtu.be/WInRCGkdrAk
https://youtu.be/LKKLAnk64uQ
https://youtu.be/mS240Wu6XbY
10
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan yaitu kita melakukan rapat terhadap BKM dan menyertakan
Remaja Masjid untuk berkontribusi untuk memberikan masukan agar mengaktifkan kegiatan
beribadah di masjid. Kegiatan yang dapat kita lakukan ialah kita berbagi makanan yang
dananya dari beberapa donator serta berbagi berupa sembako sebagai rasa perhatian untuk
anak yatim/piatu/orang yang lebih tua, kita dapat melakukan pengajian rutin setiap
minggunya serta melakukan gotong royong untuk kebutuhan bersama dan sebagai bukti
perhatian kita terhadap lingkungan sekitar. Jika kita melaksanakan kegiatan secara rutin maka
kemungkinan besar masyarakat akan antusias serta memperhatikan perkembangan tersebut
sehingga masyarakat dapat menilai bahwasannya mereka dapat berkontribusi untuk dapat
mengaktifkan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan ibadah. Dan karena mayoritas
masyarakat di Desa Cengkeh Turi itu adalah Islam maka kita sebagai masyarakat yang saling
menghargai antar umat beragama maka kita harus tetap saling tolong menolong dan
menghargai jika ada hari-hari besar atau segala sesuatu yang menyangkut dengan
agama.Serta dapat membangun rumah ibadah gereja sesuai dengan penganut agamnya,agar
dapat saling menghargai sesama agama dan tidak membeda bedakannya.
B. Saran
Menumbuhkan rasa sadar diri terhadap masing-masing individu agar terjalinnya kerja sama
yang baik dan agar kegiatan yang sudah direncanakan dapat berjalan dengan lancar.
Memberikan perhatian terhadap lingkungan sekitar agar menimbulkan lingkungan yang
nyaman, aman serta damai. Jika kita melakukan hal-hal positif maka sudah dipastikan kita
dapat menjalankan tugas-tugas pada implementasi nilai ketuhanan dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13
14
15