Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

Identifikasi Risiko Infeksi - ICRA


(Infection Control Risk
Assessment) AKIBAT
KONSTRUKSI

Dibuat Oleh : Tim PPI

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP “RAJA HUSADA”

TAHUN 2022
LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk
Assessment) Di Ruang Rawat inap
Bulan Desember 2022

A. Pendahuluan
Draf Standar Akreditasi FKTP mengharuskan FKTP untuk melaksankan identifikasi
resiko infeksi terhadap kegiatan proyek/bangunan di FKTP. Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Klinik Pratama Rawat inap “Raja Husada”turut berperan dalam
memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari
tahap perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian
Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan
oleh Tim PPI pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan,dan pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan
dan resiko terhadap pengunjung
3. Meminimalkan resiko infeksi yang ditimbulkan dari proses proyek/bangunan

C. Perencanaan
1. Tanggal : Desember 2022
2. Lokasi : Ruang Rawat Inap
3. Kegiatan : Renovasi Pintu Ruang Rawat inap

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE A
2. Kelompok Resiko : Resiko sedang
3. Level ICRA : Level I

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi

Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D

Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV


Kelompok Resiko Medium I II III IV

Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV

Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV

Tipe proyek Pembangunan Gedung Farmasi termasuk dalam : Level I


dimana terdapat hal– hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum Melakukan Renovasi :
a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas
konstruksi.
b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu.
c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke
udara.
2. Selama Renovasi :
a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas kaki/sepatu.
Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi oleh K3 dan Tim PPI
c. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong.
d. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip.
e. Memblok dan menutup ventilasi udara.
f. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi.
g. Lepaskan atau lakukan isolasi di area kerja.

3. Sesudah Renovasi
a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
b. Pindahkan material dengan hati hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan
debu terkait konstruksi
4. Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial

NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO


INFEKSI

1. Lateral kiri Pos security Debu

3. Lateral kanan IPAL, Debu

4. Belakang Jalan raya,rumah penduduk Bising, debu, getaran

5. Depan Ruang Rawat inap ,mushola Bising,debu,getaran

5. Kesimpulan
Renovasi pintu diruang rawat inap bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan potensi
risiko infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan Klinik.

6. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan pembangunan.

Adipala, 14 desember 2022

Tim PPI Pimpinan Proyek

( ) ( )
BUKTI RENOVASI PINTU RUANG RAWAT INAP

Anda mungkin juga menyukai