Anda di halaman 1dari 17

SIFAT KIMIA TANAH (KOMPOSISI TANAH DAN UNSUR HARA TANAMAN

DALAM TANAH,KANDUNGAN BAHAN ORGANIK,KOMPLEK KOLOID TANAH)


DOSEN PENGAMPU:DWI WAHYUNI NURWIHASTUTI S.PD M,SI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


FISKA AGUS WIDAR GULO (3212431008)
ISNAINI (3213131047)
SRI ARFINA SARI (3212331001)
NINA MAYURA RANGKUTY (3211131007)
ZAINAH (3212131007)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai tepat waktu.Dalam menyelesaikan salah satu tugas
mata kuliah ilmu tanah .Penulis banyak berterimakasih kepada dwi wahyuni S.Pd., M.Si
selaku dosen pengampu yang telah menugaskan dan memberikan prosedur penyelesaian
makalah ini.Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman
bagi para pembaca.Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,kami yakin masih banyak
kekurangan dalam masalah ini.Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 13 oktober 2022

Penulis
Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
1.1Latar belakang..........................................................................................................................4
1.2Rumusan masalah.....................................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Komposisi Kimia Tanah............................................................................................................5
2.2 Sifat Kimia Tanah.....................................................................................................................7
2.3 Materi Organik dalam Tanah...................................................................................................9
2.4 ANALISA KADAR BAHAN ORGANIK TANAH............................................................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................17

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Sifat kimia merupakan karakteristik yang dimiliki oleh suatu zat ataupun senyawa
dimana sifat ini dapat diketahui dengan adanya perubahan kimiawi ataupun reaksi kimia
tertentu. Sifat kimia ini juga yang menyebabkan suatu zat dapat mengalami reaksi tertentu
ataupun tidak dapat mengalami reaksi tertentu. Tentunya sifat kimia ini sangat penting untuk
dipelajari dalam kita menganalisis suatu objek yang berkaitan dengan zat dan senyawa kimia.
Sedangkan sifat kimia tanah merupakan karakteristik kimia yang dimiliki oleh tanah di suatu
daerah. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa tanah menjadi tempat
keberlangsungan banyak makhluk hidup. Dengan hal tersebut sudah pasti ada sesuatu yang
membuat tanah memiliki kemampuan tersebut.
Tanah memiliki kandungan banyak zat kimia yang dibutuhkan oleh makhluk hidup sehingga
membuatnya dapat bertahan dalam tanah. Kandungan zat kimia tersebut yang membuat tanah
juga memiliki sifat kimia yang unik.
Banyak masalah lingkungan yang berkaitan dengan sifat kimia dari tanah itu sendiri.
Bagaimana yang terjadi jika suatu tanah terpapar bahan kimia terlalu lama, lalu apa yang
terjadi jika banyak sampah plastik yang tidak dapat terurai di tanah, dan lain sebagainya.

1.2Rumusan masalah
1.apa itu sifat kimia tanah?
2. apa saja Komposisi Kimia?
3. apa saja Unsur Hara Tanaman dalam Tanah?
4. bagaimana Kandungan Bahan Organik, ?
5. apa saja Komplek Koloid Tanah?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu
tanah , dan juga diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai “kimia tanah
,Komposisi Kimia, Unsur Hara Tanaman dalam Tanah,Dan Kandungan Bahan
Organik, serta Komplek Koloid Tanah

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komposisi Kimia Tanah
Sifat kimia tanah berupa berbagai transformasi kimia meliputi perubahan-perubahan di dalam
fase padat, cair dan gas, di dalam koloid dan sistem-sistem koloidal, di dalam mineral dan
bahan organik yang semuanya terjadi di dalam tanah, membentuk esensi sifat-sifat kimianya.
Sifat kimia tanah dipengaruhi oleh fenomena kimia yang terutama terjadi antara fase padat
dan fase cairnya. Menurut hukum aksi masa berbagai bahan dibentuk menjadi larutan.
Kesetimbangan terjadi di dalam tanah antara bagian padat dan larutannya, bila kadarnya di
dalam larutan mengecil, sebagian bahan yang dalam fase padat masuk kedalam larutan dan
sebaliknya bila kadar dalam larutan meningkat sebagian bahan mengendap dan bergabung
lagi dalam fase padat di dalam tanah.
Pada umumnya komposisi tanah diketahui berdasarkan 3 fase yaitu :
1. Fase padat (50%) : bahan anorganik (45%) dan bahan organic (5%)
2. Fase cair (25%)
3. Fase gas (25%)
A. FASE PADAT:
1. BAHAN ANORGANIK (MINERAL)
Bahan ini merupakan kerangka tanah. Bahan ini berasal dari mineral hasil pelapukan bahan
induk (biasa disebut sebagai mineral primer).
2. BAHAN ORGANIK
Bahan organik tanah terdiri dari sisa-sisa tumbuhan maupun hewan yang berada di dalam
tanah. Bahan organik ini termasuk dalam fase padat karena berbentuk koloid. Bahan
organik tanah berdasarkan pengetahuan kimia yaitu: senyawa karbonat, protein, lignin,
humus serta sejumlah kecil senyawa lain. humus merupakan hasil perombakan bahan
organik dalam tanah. Humus ini terbentuk melalui proses biokimia majemuk yang rumit,
dalam proses inipun peranan jasad renik ternyata penting.
3. PARTIKEL TANAH :
Fase padat terdiri atas PARTIKEL TANAH yang merupakan butir-butir bahan yang
menyusun tanah dalam berbagai ukuran yang disebut FRAKSI.
4. FRAKSI TANAH adalah :
Sekelompok partikel-partikel tanah yang mempu-nyai kisaran ukuran sama, dibagi menjadi 3
macam :
1. Fraksi pasir
5
2. Fraksi debu
3. Fraksi lempung
Secara umum fase padat merupakan campuran mineral dan bahan organik dan membentuk
jaringan kerangka tanah. Dalam jaringan ini terbungkus sistim ruang pori yang ditempati
bersama fase cairan dan gas. Komposisi, perilaku kimia fase cairan dan gas ditentukan oleh
interaksi dengan fase padat. Fase gas atau udara tanah merupakan campuran dari berbagai
gas. Kandungan dan komposisi udara tanah ditentukan oleh hubungan air tanah-tanaman.
Kebanyakan reaksi biologi di dalam tanah menggunakan oksigen yang menghasilkan karbon
dioksida yang memuat aerasi tanah penting bagi tanaman
FASE CAIR
Fase cair penyusun tanah adalah air yang menempati pori mikro tanah dan biasa disebut
sebagai larutan tanah. Fase cairan terdiri atas air dan zat-zat terlarut. Zat-zat terlarut ini
kadang-kadang berupa garam bebas, bahan-bahan koloid lainnya dan kaloid zat oranik
terlarut. Larutan tanah adalah air yang terdapat diantara pori-pori tanah, larutan ini
mengandung ion-ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman diantaranya terdapat juga
ion-ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman seperti aluminium. Larutan
tanah identik larutan garam yang mudah berubah konsentrasinya (kepekatan) dan susunan
kimianya.
Bagian cair tanah mengacu pada tanah yang mengandung zat larut. Juga secara ketat
didefinisikan sebagai kelembaban tanah. Zat larut, zat gas, garam-garam anorganik organik
dan sederhana, beberapa di antaranya fase padat terserap oleh tanah. Sistem tanah-fase dalam
larutan tanah dipadatkan dan fase cair pada antarmuka, beberapa proses kimia tanah,
termasuk transformasi hara dan proses migrasi yang dilakukan dalam hal ini.
B.Komposisi dan konsentrasi larutan tanah
Tergantung pada fase tanah padat dan komposisi fasa gas dari materi, tetapi juga karena
pemupukan, irigasi dan kualitas air, kualitas air tanah, curah hujan, serapan tanaman dan
pencucian dampak perubahan tersebut, dan fase tanah padat dan fase gas dalam kuasi-
ekuilibrium. Biasanya, konsentrasi larutan tanah sangat tipis, umumnya sekitar 200 ~
1000ppm, tekanan osmotik lebih rendah dari tekanan atmosfer, dan oleh karena itu bisa
mendapatkan air yang diperlukan oleh tanaman. Tapi di daerah gersang atau semi-kering,
tanah mengandung sejumlah besar garam larut, konsentrasi larutan tanah sampai 0,1% atau
lebih, juga meningkatkan tekanan osmotik, dimana tanaman dalam menyerap air sangat sulit
dan mempengaruhi pertumbuhan normal .
FASE GAS
Fase gas adalah udara yang menempati pori makro tanah dan berfungsi dalam respirasi akar.

SISTEM DISPERS
• Fase padat, cair dan gas dalam satu kesatuan biasanya disebut sebagai satu sistem dispers.

6
• Didalam sistem dispers ini fase cair mengelilingi/menyelimuti fase padat sebagai lapisan
yang tipis, dengan adanya gaya tarik menarik antara partikel tanah dengan air (H2O), dimana
semakin dekat letak lapisan air dengan permukaan partikel tanah ikatan antara keduanya
semakin kuat dan sebaliknya semakin jauh letak lapisan air dengan permukaan partikel tanah
maka ikatan antara keduanya semakin lemah.
• Fase gas menempati ruang pori yang kosong, secara bebas, karena udara tidak dapat
berikatan dengan partikel tanah maupun air, gas selalu menempati ruang-ruang yg kosong.
• Sedangkan fase padat mendominasi dalam sistem tersebut.

2.2 Sifat Kimia Tanah


Sifat kimia merupakan karakteristik yang dimiliki oleh suatu zat ataupun senyawa dimana
sifat ini dapat diketahui dengan adanya perubahan kimiawi ataupun reaksi kimia tertentu.
Sifat kimia ini juga yang menyebabkan suatu zat dapat mengalami reaksi tertentu ataupun
tidak dapat mengalami reaksi tertentu. Tentunya sifat kimia ini sangat penting untuk
dipelajari dalam kita menganalisis suatu objek yang berkaitan dengan zat dan senyawa kimia.
Sedangkan sifat kimia tanah merupakan karakteristik kimia yang dimiliki oleh tanah di suatu
daerah. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa tanah menjadi tempat
keberlangsungan banyak makhluk hidup. Dengan hal tersebut sudah pasti ada sesuatu yang
membuat tanah memiliki kemampuan tersebut.
Tanah memiliki kandungan banyak zat kimia yang dibutuhkan oleh makhluk hidup sehingga
membuatnya dapat bertahan dalam tanah. Kandungan zat kimia tersebut yang membuat tanah
juga memiliki sifat kimia yang unik.
Banyak masalah lingkungan yang berkaitan dengan sifat kimia dari tanah itu sendiri.
Bagaimana yang terjadi jika suatu tanah terpapar bahan kimia terlalu lama, lalu apa yang
terjadi jika banyak sampah plastik yang tidak dapat terurai di tanah, dan lain sebagainya.

Contoh Sifat Kimia Tanah


Adapun contoh sifat kimia dalam tanah, antara lain sebagai berikut;
Kandungan pada Tanah
Sebelum kita membahas mengenai sifat kimia tanah lebih jauh, sebaiknya kita mengetahui
terlebih dahulu apa saja kandungan yang ada di dalam tanah. Kandungan ini merupakan
penyedia makanan bagi makhluk hidup yang ada di tanah. Kita mengenal dua jenis
kandungan tanah yaitu elemen makro dan elemen mikro.

Sesuai namanya, elemen makro merupakan jenis kandungan yang berperan sebagai nutrisi
penting untuk tumbuhan. Kandungan ini secara alami berada di dalam tanah namun ada juga
yang dapat disuplai secara eksternal seperti menggunakan pupuk.

7
Kandungan elemen makro pada tanah diantaranya adalah kalsium, magnesium, kalium,
sulfur, fosfat, nitrogen, dan natrium.
Sedangkan kandungan elemen mikro, merupakan elemen yang digunakan sebagai nutrisi oleh
tumbuhan namun hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Contoh elemen mikro tanah
adalah boron, tembaga, mangan, kobalt, silikon, zink, besi, dan molybdenum.

Tanah yang Seimbang


Dengan kita mengetahui kandungan kandungan dalam tanah, maka kita dapat simpulkan
bahwa dalam tanah terdapat berbagai jenis mineral yang seimbang.
Penggunaan pupuk pada umumnya bertujuan untuk menyeimbangkan tanah secara kimia dan
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Kandungan tanah yang seimbang adalah tanah dengan
60-70% kalsium, 10-20% magnesium, dan 2 sampai 5 kalium.

Keasaman atau pH
pH merupakan ukuran keasaman dan kebasaan suatu zat dimana nilai pH diukur dalam skala
1-14. Nilai pH dibawah 7 dimiliki oleh zat yang bersifat asam, pH diatas 7 dalam zat bersifat
basa dan pH 7 pada zat yang bersifat netral.Keasaman suatu zat juga ditentukan oleh
kandungan ion hidrogen (H+) dalam suatu zat. Tentunya kandungan elemen makro maupun
mikro yang terjadi secara alami pada tanah terbentuk karena adanya reaksi kimia. pH akan
menentukan bagaimana suatu elemen makro dan mikro tersebut terbentuk dan berada di
dalam tanah.Oleh karena itu pH merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
pertumbuhan tanaman. Hal itu karena pH menentukan bagaimana suatu reaksi dapat terjadi
dan seberapa cepat reaksi itu terjadi dalam tanah.Sebagai contoh, elemen besi memiliki
ketahanan yang rendah dalam pH asam. Oleh karena itu, ketika suatu tanah memiliki pH
rendah maka akan membuat kandungan besi dalam tanah tersebut rendah. Hal ini akan
menyebabkan kekurangan zat besi bagi tanaman.Hujan asam merupakan peristiwa yang dapat
menyebabkan nilai pH di tanah menjadi turun. Itulah mengapa hujan asam sangat berbahaya
bagi tanaman.

Pertukaran Ion
Seperti yang kita ketahui bahwa ion adalah suatu atom yang kehilangan atau menerima
elektron sehingga akan memiliki muatan positif (kation) atau negatif (anion). Dalam tanah,
terjadi proses pertukaran yang melibatkan pergerakan kation (seperti Ca2+, Mg2+, atau Na+)
dan juga anion (seperti Cl– ataupun ion nitrat).

Pertukaran kation kation terjadi antara kation yang berada dalam larutan di air yang berada di
bawah tanah. Tanah memiliki nilai kapasitas pertukaran kation (KPK) yang menunjukkan
seberapa besar kemampuan tanah tersebut untuk menangkap suatu kation dari air di dalam
tanah.

8
Penyerapan dan Pengendapan
Partikel tanah memiliki kemampuan untuk menangkap berbagai nutrisi dan ion. Proses
penyerapan dalam tanah terjadi dimana satu senyawa akan mengikat zat lainnya. Dalam
kasus ini, tanah memiliki kapasitas penyerapan yang tinggi sehingga dapat menyimpan
kandungan tertentu dengan jumlah yang besar.Sedangkan pengendapan merupakan satu jenis
reaksi kimia yang terjadi dalam tanah dimana dalam reaksi ini suatu zat cair bereaksi
membentuk suatu padatan atau disebut endapan.
Pengendapan terjadi pada reaksi antar nutrien serta bahan kimia yang ada dalam air tanah
sehingga membentuk endapan solid. Pengendapan ini sering terjadi pada tanah kandungan
garam yang tinggi dalam suatu tanah. Tingkat laju reaksi atau kecepatan reaksi pengendapan
ini ditentukan oleh banyak kondisi sehingga setiap daerah dapat berbeda.

2.3 Materi Organik dalam Tanah


Senyawa organik merupakan senyawa kimia yang terbentuk dari makhluk hidup dan
memiliki struktur yang tersusun oleh atom karbon dan hidrogen. Tanah memiliki kemampuan
untuk mendekomposisi suatu senyawa organik.Proses dekomposisi tersebut termasuk reaksi
penataan ulang ataupun pemecahan suatu senyawa kimia organik menjadi lebih kecil. Oleh
karena itu jika kita membiarkan suatu bahan organik di dalam tanah, maka semakin lama
bahan tersebut akan terdekomposisi secara otomatis oleh tanah.

Reaksi Reduksi dan Oksidasi


Reaksi reduksi dan oksidasi atau lebih dikenal dengan istilah reaksi redoks merupakan salah
satu jenis reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron dalam reaksinya.Tanah ternyata juga
mengalami reaksi reduksi dan oksidasi. Keberadaan oksigen di dalam tanah yang membuat
tanah dapat mengalami reaksi redoks tersebut. Reaksi oksidasi terjadi ketika satu spesi
mengalami kehilangan elektron, sedangkan reduksi terjadi jika spesi tersebut menangkap
elektron.Reaksi redoks terjadi setiap hari pada tanah sehingga jika menyimpan sebuah besi di
dalamtanah. Jika tanah tersebut memiliki kandungan air dan oksigen yang tinggi maka dapat
dipastikan bahwa besi tersebut akan berkarat. Tentu kita telah mengetahui bahwa proses
berkaratnya besi merupakan suatu reaksi reduksi oksidasi.
Adanya kandungan air dan oksigen dalam tanah akan mempercepat reaksi berkarat pada besi
dan akan membuat besi menjadi berubah warna.

Kandungan Garam
Kandungan garam dalam tanah akan ditentukan dengan keberadaan mineral dalam tanah
tersebut. Jika kandungan garam pada tanah tinggi, hal itu tidak baik untuk tanaman karena
akar tanaman dapat mengalami osmosis. Dalam keadaan tersebut, kandungan air dalam akar

9
tanaman akan tertarik keluar dari sel tanaman tersebut sehingga akan menyebabkan akar
tanaman menjadi kekeringan.
Osmosis terjadi dimana suatu zat akan bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
melalui suatu membran semipermeabel. Dalam kasus ini, air dalam akar tanaman memiliki
konsentrasi yang rendah sedangkan dalam tanah memiliki konsentrasi garam yang tinggi.
Oleh karena itu air akan bergerak menuju ke yang memiliki konsentrasi tinggi. Air tersebut
akan menembus membran sel sehingga membuat sel tersebut kekurangan air dan akar
menjadi kering. Hal ini tentu tidak baik untuk tanaman karena seperti yang kita ketahui
bahwa akar menjadi salah satu bagian utama tumbuhan dimana akar akan menyerap nutrisi
serta air dari dalam tanah untuk pertumbuhannya.
Unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yang berada dalam tanah yang dibedakan atas
unsur hara makro (primer) sekunder dan unsur hara mikro.

Unsur Hara makro

a) Unsur Nitrogen 👎

Sumber utama adalah bahan-bahan organik dan senyawa Netrogen lainnya. Diambil oleh akar
dalam bentuk omonium (NH4+) dan nitrat NO3-. Peranan untuk tanaman adalah merangsang
pertumbuhan vegetatif dan memberi warna hijau pada daun, sebagai bahan pembentuk hijau
daun protein dan lemak. Nitrogen ini bila terlalu banyak diberikan akan menghambat
pembungaan dan pembuahan. Gejala-gejala yang timbul bila kekurangan N daun berwarna
hijau kekuning-kuningan sampai menguning seluruhnya.
b) Unsur Fosfor (P)
Sumber utama dalam tanah berasal dari bahan organik dan mineral apatit dan kalsium fosfat
diambil akar dalam bentuk ion HPO4-2 dan H2PO4-. Peranan fosfor untuk merangsang
pertumbuhan dari benih atau tanaman muda, mempercepat pembungaan dan pemasakan
buah. Fosfor sebagai penyusun inti lemak dan protein. Gejala-gejala yang timbul bila
kekurangan P pada tepi-tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah agak ungu
selanjutnya tanaman menjadi kuning. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, pemasakan buah
lambat, produktivitas buah biji merosot.
c) Unsur Kalium (K)
Sumber dalam tanah berasal dari mineral-mineral Ortoklas, leusit, muskovit dan biotit
diambil oleh akar dalam bentuk ion K+. Peranan K :
1) Membantu pembentukan protein dan karbohidrat

2) Mengeraskan jerami dan bagian kayu dan tanaman


3) Meninggikan mutu buah-buahan
4) Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit

10
Gejala-gejala yang timbul bila kekurangan K adanya bercak-bercak atau keriput- keriput pada
daun kemudian mengering.
d) Unsur Calsium (Ca) Unsur Hara Sekunder
Sumber dalam tanah berasal dari mineral hipertin, horn blendo dan Calait, diambil oleh akar
dalam bentuk ion Ca++. Peranan Ca untuk merangsang pembentukan bulu- bulu akar,
mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman dan merangsang pembentukan biji-bijian.
Peranan yang penting pula dari unsur Ca untuk perbaikan struktur tanah dan mengurangi
keasaman tanah. Gejala-gejala yang timbul bila kekurangan Ca pada daun-daun muda dan
kuncup berkeriput dan akhirnya mengering.
Belajar Materi Geografi ini juga
Proses Terbentuknya Bumi
Proses Terbentuknya Bumi
Perkembangan Tatanan Tektoknik Lempeng di Indonesia
Perkembangan Tatanan Tektoknik Lempeng di Indonesia
Bagian-bagian Alur Sungai
Bagian-bagian Alur Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS)
e) Unsur magnesium (Mg) Unsur Hara Sekunder
Sumber dalam tanah adalah mineral biotit, chlorit dan dlomit; diambil akar dalam bentuk ion
Mg. Peranannya sebagai penyusun utama hijau daun, pembentukan karbohidrat, lemak dan
sebagai pembawa unsur hara fosfor. Gejala yang timbul bila kekurangan Mg :
1) Menghilangkan warna hijau tua pada daun mula dari daun bagian bawah terus ke atas.
2) Batang menjadi kurus.
3) Permukaan daun terdapat garis-garis hijau kekuningan, kering muda, putih.
f) Unsur belerang (S) Unsur Hara Sekunder
Sumber dalam tanah mineral gips, basit pirit. Diambil akar dalam bentuk ion sulfat (SO4-2).
Peranan (S) membantu dalam pembentukkan bintil-bintil akar (kedelai, kacang tanah),
merangsang hasil tanaman biji-bijian dan mempercepat pertumbuhan. Gejala kekurangan S
pertumbuhan menjadi lambat dan kerdil, batang pendek, kurus dan berwarna kuning.

Unsur Hara Mikro


a) Chlor (Cl)
Sumber: mineral holit (NaCl), Silvit (KCl)

11
Peranan: meninggikan hasil dan mutu tanaman tembakau sayur-sayuran.
Gejala kekurangan Cl: pertumbuhan tidak normal.
b) Besi (Fe)
Sumber: mineral hematit, magnetit. Peranan: dalam pembentukan hijau daun
Gejala kekurangan Fe : daun berwarna kekuning-kuningan.
c) Mangan (Mn)
Sumber : mineral peralusit (MnO2), mangamit MnO (OH) dan braumit (MO7SiO12)
Peranan : pembentukan hijau daun, proses asimilasi merangsang perkecambahan biji dan
pemasukan buah.
Gejala kekurangan Cu : pertumbuhan kerdil, terdapat warna kuning/ merah pada daun.
d) Tembaga (Cu)
Sumber : mineral-mineral sekunder
Peranan : membantu proses-proses enzim
Gejala kekurangan Cu : pertumbuhan tidak normal
e) Seng (Zn)
Sumber: mineral-mineral sekunder
Peranan: Pembentukan hijau daun.
Gejala kekurangan Zn: pertumbuhan tidak normal. Timbul warna abnormal pada daun seperti
warna kekuningan coklat kemerahan dan akhirnya daun berlubang-lubang. Unsur Cu dan Zn
biasanya diperlukan pada tanah bereaksi alkalir (basa) dan tanah-tanah organik.
f) Borium (BO)
Sumber : mineral termalin dan borat diambil akar dalam bentuk CO3-2
Peranan : menaikkan hasil dan mutu tanaman sayur-sayuran.
Gejala kekurangan BO : gangguan pada proses fisiologi tanaman menyebabkan tongkol
jagung berbiji jarang.
g) Molibdin (MO)
Sumber: mineral granit, diambil oleh akar dalam bentuk MO O4-2
Peranan: membantu proses penyerapan Nitrogen
Gejala kekurangan MO: perubahan warna daun menjadi keriput.
Pada umumnya kekurangan unsur mikro terdapat pada tanah-tanah organik (gambut) tanah-
tanah alkalis atau tanah kapur.

12
Tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan pada umumnya sensitif/peka terhadap kekurangan
unsur mikro dan berakibat produksi merosot

2.4 ANALISA KADAR BAHAN ORGANIK TANAH


Bahan organik tanah adalah bahan yang ada di dalam atau di permukaan tanah yang berasal
dari sisa tumbuhan,hewan, dan manusia yang telah mengalami dekomposisi sebagian atau
seluruhnya. Bahan organik biasanya berwarna coklat dengan sifat koloid yang dikenal dengan
humus. Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik
kasar dan senyawa - senyawa baru yang terbentuk dari peristiwa tersebut melalui aktivitas
mikroorganisme dalam tanah. Humus terdiri dari asam humat, asam fulvik dan humin.
( Siradz, 2003 ).
Bahan organik tanah terdiri dari bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan hewan, baik
yang masih hidup maupun yang sudah mati, pada berbagai tatanan dekomposisi. Pada bahan
organik terdapat bahan yang telah mengalami dekomposisi baik sebagian atau seluruhnya,
yang telah mengalami humifikasi maupun belum ( Fontaine, 2004 )

Faktor - faktor yang mempengaruhi besarnya bahan organik tanah antara lain :
Iklim. Iklim berpengaruh pada kelajuan dekomposisi tanah
Tipe penggunaan lahan. Tipe penggunaan lahan mempengaruhi ketersediaan sumber bahan
organik, sehingga tiap lahan akan mempunyai kandungan bahan organik yang berbeda-beda.
Relief dan bentuk lahan. Relief dan bentuk lahan mempengaruhi proses akumulasi dan
pencucian bahan organik pada tanah.
Kegiatan manusia. Kegiatan manusia seperti penambahan pupuk dan bahan ameliorasi
mempengaruhi kandungan bahan organik tanah. Apabila kandungan bahan organik tanah
diketahui, maka jenis tanaman yang akan ditanam dapat disesuaikan dan diketahui kondisi
kesuburan suatu tanah. ( Siradz, 2003 ).
Kandungan bahan organik tanah berkisar antara 0,5 - 5% pada tanah mineral dan mencapai
98% pada tanah gambut/organik. Untuk menetapkan kualitas bahan organik maka salah
satunya digunakan parameter nisbah C/N. Kandungan bahan organik dalam tanah dapat
diukur berdasarkan kandungan C -Organik. Kandungan C-Organik antara 45-60%, dan
konversi C-Organik menjadi bahan organik adalah %C-Organik x 1,724. Tanah pertanian
biasanya mengandung C/N antara 8-10 ( Foth et al, 1972).

PENETAPAN KADAR BAHAN ORGANIK TANAH

13
Metode yang digunakan dalam penetapan bahan organik tanah adalah dengan metode
Walkley and Black. Tahapan yang dilakukan dalam metode ini adalah tahapan antara yaitu
kandungan bahan organik ditentukan oleh C-organik hasil titrasi kemudian dikalikan dengan
konstanta tertentu.
Hal yang perlu disiapkan pertama kali adalah alat dan bahan kimia.
Alat :
1. Timbangan analitis ( 4 angka dibelakang koma )
2. Labu takar 50ml
3. Pipet tetes
4. Pipet ukur 10 ml dan 5 ml
5. Pipet volum 5ml
6. Erlenmeyer 100 ml
7. Buret 25 ml dan statis
8. Gelas ukur 25ml
9. Botol semprot
10. Gelas piala 50 ml

Bahan :
1. Contoh tanah kering angin diameter 0.5 mm
2. Aquadest
3. Diphenyl amine
0.5 gram diphenyl amine + 20 ml aquadest + 100 ml H2SO4 pekat
4. K2Cr2O7 1N
Untuk membuat K2Cr2O7 1 N bisa dilihat di Cara membuat larutan Kalium dikromat 1 N
5. H2SO4 pekat ( 96% )
6. H3PO4 ( 85% )
7. FeSO4 1 N
Untuk membuat FeSO4 1 N bisa dilihat di Cara membuat larutan FeSO4 1 N
Cara Kerja :
1. Timbang contoh tanah 0,1- 0,5 gram ( tergantung jenis tanah/sampel )
2. Masukkan contoh tanah ke dalam labu takar, tambahkan 10 ml K2Cr2O7 1N dan 10 ml
H2SO4 pekat dengan menggunakan pipet ukur 10 ml.

14
3. Dikocok dengan gerakan mendatar dan memutar. Warna harus tetap merah jingga
(orange), jika warna berubah biru atau hijau maka ulangi penimbangan sampel ( langkah 1).
Penimbangan sampel dikecilkan dari sebelumnya. Misal penimbangan awal 0,5gram menjadi
0,3gram.
4. Larutan tanah didiamkan kurang lebih 30 menit sampai larutan dingin.
5. Setelah dingin tambahkan 5 ml H3PO4 85% dan tambahkan 1ml diphenylamine dengan
menggunakan pipet ukur.
6. Kemudian tambahkan aquadest sampai tanda batas ( 50 ml ).
7. Larutan tanah dikocok dengan cara membolak-balik sampai homogen dan biarkan
mengendap.
8. Ambil 5 ml larutan yang jernih dengan menggunakan pipet volum, masukkan ke dalam
erlenmeyer dan tambahkan 15 ml aquadest.
9. Kemudian dititrasi dengan FeSO4 1N hingga warna berubah menjadi kehijauan, dan
catat volume titrasinya.
10. Langkah 1 – 9 diulangi tanpa contoh tanah untuk blanko.
( Fungsi blanko untuk koreksi alat maupun bahan/reagensia murni tidaknya dan untuk
mempermudah hitungan ).
Perhitungan :
C-Organik = ((B – A )x N FeSO4 x 3 x10 x100/77x100%) / (fak.koreksi x berat tanah mg)
Bahan Organik = C-Org x 100/58
Keterangan :
B = Hasil titrasi blanko
A = Hasil titrasi sampel
Fak Koreksi = 100/(100+KL)
KL = kadar lengas diameter 0,5mm

Kriteria Nilai C-Organik Tanah :


<1 Sangat Rendah
1-2 Rendah
2-3 Sedang
3-5 Tinggi
>5 Sangat Tinggi

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sifat kimia tanah didefinisikan sebagai keseluruhan reaksi kimia yang berlangsung antar
penyusun tanah serta antar penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan dalam bentuk pupuk
ataupun pembenah tanah lainnya. Faktor kecepatan semua bentuk reaksi kimia yang
berlangsung dalam tanah mempunyai kisaran agak lebar, yakni sangat singkat dan luar biasa
lamanya. Pada umumnya, reaksi-reaksi yang terjadi didalam tanah diimbas oleh tindakan dan
faktor lingkungan tertentu (Sutanto, 2005).Sifat kimia tanah merupakan sifat tanah yang
berkaitan dengan unsur-unsur kimia. Sifat Kimia tanah meliputi Ph tanah dan unsur-unsur
makronutrien tanah. Peran pH tanah bagi tanaman adalah memudahkan tanaman untuk
menyerap unsur hara, sedangkan unsur-unsur makronutrien tanah berperan mempercepat
pertumbuhan tanaman. kandungan bahan organik tanah di lahan kering Madura umumnya
didominasi oleh klas sangat rendah (< 2%) sebanyak 88,57% dan rendah (>2%) sebanyak
11,43%. Kandungan karbon juga berkorelasi dengan kapasitas tukar kation (KTK) tanah,
kandungan N total tanah, dan % liat. Kondisi yang ada menunjukkan bahwa potensi tanah
untuk mendukung produksi pertanian kurang optimal, karena kondisi fidikokimia tanah yang
kurang ideal. Kondisi ini harus menjadi perhatian utama dalam pengelolaan tanah di Madura
peningkatkan kandungan karbon dalam tanah merupakan suatu keharusan dalam pengelolaan
lahan. Koloid tanah dan organik tanah mempunyai peran terhadap ketersediaan hara di dalam
tanah melalui jumlah koloid dan organik tanah yang sesuai dengan tanah tersebut. Koloid
tanah dan bahan organik mempunyai pertukaran kation dan pertukaran anion yang mampu
memberikan pengaruh terhadap kesuburan tanah. Koloid tanah dan bahan organik tanah
membentuk agragat dan struktur tanah yang baik, sehingga secara tak langsung akan
memperbaiki kondisi fisik tanah, dan pada gilirannya akan mempermudah penetrasi,
penyerapan air, perkembangan akar, meningkatkan ketahanan terhadap erosi, serta dapat
mempertahankan ketersediaan hara.

3.2 Saran
Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, sehinggadisampaikan kepada
pembaca untuk lebih mengembangkan materi yangterdapat dalam makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Jagad Kimia. 2017. "Analisis Kadar Bahan Organik


Tanah"",https://www.jagadkimia.com/2017/05/penetapan-kadar-bahan-organik-tanah.html?
m=1#:~:text=Kandungan%20bahan%20organik%20tanah%20berkisar%20antara
%200%2C5%20-,dalam%20tanah%20dapat%20diukur%20berdasarkan%20kandungan
%20C%20-Organik, diakses pada 12 Oktober 2022 pukul 15.33

Aji Pangestu. 2022. "Pengertian Sifat Kimia Tanah dan 8 Contohnya",


https://www.pakarkimia.com/sifat-kimia-tanah/, diakses pada 12 Oktober 2022 pukul 15. 40

Diana Nana. 2022. "Komposisi Kimia


Tanah",https://dianananastory.blogspot.com/2014/11/komposisi-kimi-tanah.html?m=1,
diakses pada 12 Oktober pukul 15.45

Muttaqin. 2018. "4 Profil Tanah (Pengertian Komposisi, Proses Terbentuknya, & Profil)",
https://www.muttaqin.id/2018/12/profil-tanah-pengertian-komposisi-proses-
terbentuknya.html?m=1, di akses pada 12 Oktober 2022 pukul 16.01

17

Anda mungkin juga menyukai