Anda di halaman 1dari 5

Nomor Dokumen : KAK/MM/PPI/002/2023

Tanggal Terbit : 02/FEBRUARI/2023

Revisi : 00

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KEBERSIHAN TANGAN

DISAHKAN OLEH :

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Kuta II Ketua Tim PPI

dr. Ni Nyoman K. Kusumayani dr. I Dewa Made Dwi Surya R


NIP. 199701032006042004 NIP. -
2

KERANGKA ACUAN KEGIATAN / PROGRAM


KEBERSIHAN TANGAN PPI

a. Pendahuluan
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated
Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai negara di
dunia, termasuk Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC)
atau Global health Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan
kesehatan telah menjadi agenda yang dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs
yang ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan
kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada
setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum
dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pelayanan
kesehatan, perawatan pasien tidak hanya dilayani di rumah sakit saja tetapi juga di
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan di rumah (home care). Dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan sangat
penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan memahami konsep
dasar penyakit infeksi. Oleh karena itu perlu disusun acuan pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan agar terwujud pelayanan
kesehatan yang bermutu dan dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di dalam fasilitas
pelayanan kesehatan serta dapat melindungi masyarakat dan mewujudkan patient
safety yang pada akhirnya juga akan berdampak pada efisiensi pada manajemen
fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan.

b. Latar Belakang
Tanpa disadari tangan adalah perantara bagi bakteri masuk ke dalam tubuh.
Penyakit seperti diare, cacingan, dan tipes dapat menular dari tangan yang tidak
bersih. Mencuci tangan menjadi salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk
mencegah penyebaran penyakit oleh bakteri tersebut. Mencuci tangan adalah
membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung jari sampai siku dan
lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan. Namun, sayangnya tidak semua
masyarakat membudayakan cuci tangan dalam setiap aktivitas mereka. Sebagai
salah satu bentuk perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan sebenarnya
sudah dikenal sejak abad ke-19. Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan
3

sejumlah lembaga, semua sepakat bahwa mencuci tangan menjadi bagian dari
upaya pencegahan penyakit yang efektif.

Mencuci tangan menjadi langkah preventif yang mudah dan murah namun
efektif dalam mencegah banyak penyakit di masyarakat. Mencuci tangan secara
benar, yaitu dengan menggunakan air dan sabun atau cairan antiseptik lainnya
ternyata dapat memutuskan mata rantai penularan kuman penyakit yang dibawa
tangan masuk ke mulut. Interaksi yang terjadi dan berbagai aktivitas telah membuat
tumpukkan bakteri, kuman, dan lain sebagainya siap menghantarkan berbagai
penyakit ke dalam tubuh.

Untuk membudayakan cuci tangan ini, badan dunia akhirnya menetapkan 15


Oktober sebagai hari cuci tangan sedunia (CTPS). Direktur Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Tjandra Y. Aditama
Tjandra menyebut kegiatan CTPS dapat menurunkan kasus diare hingga 47 persen
, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan flu burung hingga 50 persen, serta
direkomendasikan untuk pencegahan flu babi (H1N1). Di Indonesia telah terjadi
peningkatan perilaku CTPS dari 11 persen di tahun 2007 menjadi 23 persen di
tahun 2010, berdasarkan Kajian Diare Ditjen P2PL. Namun data itu juga
menyebutkan bahwa masih ada 77 persen orang Indonesia yang belum
menerapkan CTPS sehingga diharapkan melalui penyuluhan kesehatan dari tenaga
kesehatan yakni perawat, mampu berkontribusi terhadap penurunan angka orang
Indonesia yang belum menerapkan CTPS.

Mencuci tangan sebenarnya merupakan kebiasaan yang sederhana, namun


memang harus ditumbuhkan sebagai bagian dari gaya hidup sehat masyarakat.
Anak-anak membutuhkan contoh untuk membiasakan anak membangun budaya
mencuci tangan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pemberian promosi
kesehatan berupa penyuluhan kepada anak usia sekolah mengenai pentingnya
mencuci tangan dengan memberikan demonstrasi cara mencuci tangan yang benar
dan sehat.

c. Tujuan umum dan tujuan khusus


a. Tujuan Umum
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi di UPTD Puskesmas Kuta II.
b. Tujuan Khusus
- Membudayakan tenaga medis dan non medis tentang kepatuhan cuci
tangan di UPTD Puskesmas Kuta II.
4

- Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepada petugas atau


para medis mengenai pentingnya pencegahan dan pengendalian infeksi
dengan cuci tangan di UPTD Puskesmas Kuta II.

d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan adalah :
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Sosialisasi kebersihan tangan Buat jadwal tim
2 Penilaian kebersihan tangan Input hasil penilaian pada INM
3 Evaluasi Pengetahuan tentang Buat ceklist evaluasi dan dinilai
kebersihan tangan secara personal
4 Monitoring fasilitas kebersihan Buat ceklist pemantauan
tangan
5 Pelaporan Buat laporan rutin bulanan

e. Cara melaksanakan kegiatan


1. Sosialisasi / Penyuluhan
2. Pemantauan Fasilitas
3. Evaluasi pengetahuan berupa tes lisan kepada Paramedis
f. Sasaran
Sasaran kegiatan sosialisasi cuci tangan adalah :
1. Seluruh Staf UPTD Puskesmas Kuta II
2. Pasien dan Keluarga Pasien

g. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Kegiatan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Pokok Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Sosialisasi
Kebersihan
Tangan
Penilaian
kebersihan
tangan
Evaluasi
Pengetahuan
tentang
kebersihan
tangan
Monitoring
fasilitas
5

kebersihan
tangan
Pelaporan

h. Monitoring Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


1. Monitoring kegiatan dilakukan sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan
2. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan
yaitu setiap bulan dalam bentuk laporan kegiatan
i. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
1. Pencatatan kegiatan dalam bentuk ceklist penilaian, foto kegiatan dan laporan
bulanan.
2. Pelaporan hasil kegiatan ditujukan kepada Ketua Tim lalu Penanggung Jawab
Program kemudian Kepala Puskesmas
3. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap triwulan ( 4 bulan sekali dalam setahun )
Adapun pembiayaan kegiatan dari BLUD Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai