KGD FR Femur
KGD FR Femur
MAKASSAR
Disusun Oleh:
INDAYANI
SENEN,S.kep 20.04.022
Disusun Oleh:
INDAYANI
SENEN,S.kep 20.04.022
Disusun Oleh :
INDAYANI SENEN, S.Kep
20.04.022
emo’ bing
Mangatahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing
Mengesahkan,
Penguji I
Penguji II
Hasnia AG M.Ke
ah Muhammad Tabil S.Ke
NIK. 093 152 02 03
007 NIP. 193138149012016098
Ketua
Sit nakkukang Makassar Ketua Program Studi Profesi Ners
Ns. Su a e e
NIK. 093 152 02 03 048
KATA PENGANTAR
usaha satu orang tanpa bantuan orang lain, begitu pula dengan
karya ilmiah akhir ini tidak dapat terselesaikan tanpa dorongan dan
orang tua peneliti tercinta Senen dg Pagala dan Sarni Sabela yang
maupun moril sehingga penulis dapat berdiri dan hidup di dunia ini.
iv
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan
3. Seluruh dosen dan staf Program Studi Profesi Ners yang telah
memberikan motivasi.
Makassar,
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................10
A. Latar Belakang....................................................................10
B. Tujuan Umum.....................................................................11
C. Tujuan Khusus....................................................................11
D. Manfaat Penulis..................................................................12
E. Sistemika Penulis................................................................13
A. Tinjauan Teori.....................................................................16
1.1 Pengertian..............................................................16
1.3 Etiologi....................................................................23
1.4 Patofisiologi............................................................26
2.1 Pengkajian..............................................................30
vi
2.3 Intervensi................................................................43
2.4 Implementasi..........................................................49
2.5 Evaluasi.................................................................50
B. Tinjauan Kasus...................................................................51
3.1 Pengkajian.............................................................51
3.6 Evaluasi.................................................................68
4.1 KESIMPULAN........................................................94
4.2 SARAN...................................................................95
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................96
vii
DAFTAR
Tabel Halaman
keperawatan.......................................................................................43-49
viii
DAFTAR
ix
DAFTAR
x
BA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dapat terjadi akibat dari faktor manusia. Salah satu penyebab
2018)
29 tahun di dunia dan jika tidak ditangani dengan serius pada tahun
kematian kelima di dunia. Pada tahun 2011- 2012 terdapat 5,6 juta9
11
1
et al., 2017).
insidens tinggi pada awal usia 2-3 tahun dikarenakan, femur pada
paramita.,2017)
bisa terjadi kapan dan di mana saja, tanpa bisa diprediksi. Hal
D’silva, 2015).
(Safitri, 2015).
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
Sina Makassar.
1
Makassar.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pendidikan
Bedah.
Femur.
Femur
4. Bagi penulis
5. Sistematika Penulisan
2. Waktu
19 Desember 2021
pemeriksaan X-ray.
BAB II
A. Tinjauan Teori
1.1 Pengertian
(Helmi, 2019).
16
1
(Muttaqin, 2017).
2017).
bagian posteomedial.
1
a) Tingkat 0
fraktur.
b) Tingkat I
c) Tingkat II
pembengkakan.
d) Tingkat III
sindroma compartment.
kelompok :
a. Grade 1
14
b. Grade 2
sedang.
c. Grade 3
tiga yaitu :
pembuluh darah.
trabecular) .
2
tulang concellous.
Fisiologi Tulang
putih, trombosit.
(Helmi, 2019)
a. Femur
2019).
panggul.
(kolagendan proteoglikan).
dan proteoglikan.
tulang.
proteoglikan.
1.3 Etiologi
menyebabkan fraktur
1.4 Patofisiologi
femur.
(Rosyidi, 2017)
2019).
1) Deformitas
2) Bengkak/edema
3) Ekimosis (memar)
4) Spasme otot
5) Nyeri
6) Kurang/hilang sensasi
7) Krepitasin
8) Pergerakan abnormal
1.6 Penatalaksanaan
yaitu :
pasien dipindahkan.
dengan mitela.
usia muda.
pengobatan
1) Terapi konservatif.
otot.
2.1 Pengkajian
(Silvia, 2018)
1. Primary Survey
Exposure (ABCDE).
a. Airway
( Krisanty p, 2018)
b. Breating
1) Look
b) Retraksi intercostal
2) Listen
lain)
rales, dll)
3) Feel
b) Frekuensi napas
c. Circulation
paha 3
d. Disability
2017).
4
cedera spinal.
e. Exposure
di ekstremitas.
trauma arterial.
Akut.
a. Penyebab
neoplasma)
iritan)
Objektif
1) Tampak meringis
nyeri)
3) Gelisah
5) Sulit tidur
Objektif
5) Menarik diri
7) Diafroses
d. Kondisi Klinis
terkait
1) Kondisi pembedahan
2) Cederah
trauma
3) Infeksi
5) Glaukoma
a. Penyebab
2) Perubahan metabolism
7) Keterlambatan perkembangan
Mayor Subjektif
Objektif
Subjektif
bergerak Objektif
1) Sendi kaku
3) Gerakan terbatas
4) Fisik lemah
1) Stroke
3) Trauma
4) Fraktur
5) Osteoarthinitis
6) Ostemalasia
7) Keganasan
4
a. Faktor Resiko
3) Malnutrisi
1) AIDS
2) Luka bakar
4) Diabetes miletus
5) Tindakan infasif
7) kanker
8) gagal ginjal
9) imonosupresi
11)Penyalahgunaan obat
4
a. Penyebab
1) Perubahan sirkulasi
4) Penurunan mobilitas
Objektif
Minor Objektif
1) Nyeri
2) Perdarahan
3) Kemerahan
4) Hematoma
1) Imobilisasi
3) Gagal ginjal
4
4) Diabetes miletus
Diagnosa V: Ansietas
a. Definisi
menghadapi ancaman.
b. Penyebab
1) Krisis emosional
3) Krisi maturasional
9) faktor keturunan
Subjektif
1) Merasa bingung
3) Sulit berkosentrasi
4
Objektif
1) Tampak gelisah
2) Tampak tegang
3) Sulit tidur
Minor Subjektif
1) Mengeluh pusing
2) Anoreksia
3) Palpitasi
Objektif
4) Diaforesia
5) Tremor
6) Muka pucat
7) Suara bergetar
8) Sering berkemih
2) Penyakit akut
5
3) Hospitalisasi
4) Rencana operasi
6) Penyakit neurologis
2.2 Intervensi
o keperawatan
Hasil: pasien
nyeri memperingan
nyeri
5
nonfarmakologis tehnik
misalnya nonfarmakologis
hangat untuk
memperingan
nyeri
5. Ajarkan tehnik
5. Mengajarkankan
nonfarmakologis
tehnik
untuk
nonfarmakologis
mengurangi
untuk
nyeri
mengurangi
nyeri
6. Pasien diberikan
6. Kolaborasi
analgesik
pemberian
sebagai pereda
analgetik
nyeri untuk
mengurangi skala
nyerinya
2 Gangguan Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk Mengetahui
1) Pergerakan pergerakan
pergerakan
2) Nyeri infeksi
agar mengurangi
resiko infeksi
4. Ajarkan cara
4. Untuk
memeriksa luka
mengidukasikan
dan luka operasi.
kepada keluarga
yang benar
menurun dialami
5) Konsentrasi
membaik
yang sesuai
5
menurun antiseptik
6) Peradangan kencang
tidak tertekut
5. Untuk Kunci jahitann
5. Kunci jahitann
dengan simpul
dengan simpul
6. Untuk Informasikan
6. Informasikan
kepada keluarga
tentang waktu
pasien tentang waktu
pelepasan
pelepasan jahitan
jahitan
7.Unruk memberikan
7. Ajarkan cara
edukasi kepada
merawat luka
5
benar
keperawatan
2.4 Implementasi
E. Doenges, 2019).
2.5 Evaluasi
catatan perkembangan.
5
B. Tinjauan Kasus
Makassar 90231
FORMAT IGD
Tahun) Alamat :
Lainnya ……………
Alamat :
Alasan masuk: Pasien masuk IGD dengan riwayat kecelakaan bermotor dengan keluhan nyeri di
bagian paha sebelah kiri dan pipi sebelah kanan dengan skala nyeri 8 GCS 15 nampak luka robek
Bebas Tersumbat 25 – 35
3
> 35
Trachea di tengah : Ya Tidak 2
< 10
Resusitasi: Pemberian bronkodilator 0 1
3. Evaluasi:- Dangkal
1
B. Breathing C. Tekanan darah
0
1. Fungsi pernapasan ❒ > 89 mmHg
70 – 89 mmHg
Dada simetris : Ya Tidak
50 – 69 mmHg 4
Sesak nafas : Ya Tidak
1 – 49 mmHg 3
Respirasi : 26 x / mnt 0
2
Krepitasi : Ya Tidak
1
Suara nafas :
Wheezing
E. Glasgow Coma Score (GCS)
Tidak Ada
❒ 14 – 15 5
11 – 13 4
Saturasi O2 : 98 %
8 – 10 3
Pada : Suhu ruangan Nasal canule ; -
5–7 2
NRB Lainnya …………….
3–4 1
Assesment : pasien mengatakan nyeri
Resusitasi :-
TOTAL TRAUMA SCORE ( 4 + 1 + 4 + 2
Re-evaluasi :-
+ 5) = 16
2. Masalah Keperawatan: -
3. Intervensi/implementasi: -
C. Circulation
1.Keadaan sirkulasi
REAKSI PUPIL
Tensi : 120/80 mmHg
Kanan Ukuran (mm)
Nadi :94 x / mnt
Kiri Ukuran (mm)
Kuat Lemah Regular Irregular
Cepat 2,5
Suhu Axilla : 36.5 C o o
Suhu Rectal : - C
2,5
Temperatur Kulit : Hangat Panas
6
4.tanda-tanda vital
5.Evaluasi : -
D. Disability
Alert :
ditanya
nyeri
Unresponsive :-
2.Masalah Keperawatan:-
3. Intervensi Keperawatan:-
4. Evaluasi:-
6
E. Exposure
1. Penilaian
Hipothermia/hiperthermia
Hipothermia : -
Hiperthermia :-
3. Intervensi / Implementasi: -
4. Evaluasi:-
PENILAIAN NYERI :
Nyeri : Tidak Ya, lokasi: paha sebelah kiri, tangan dan wajah sebelah kanan (0-10): 8
Jenis : Akut Kronis
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. RIWAYAT KESEHATAN
paha dan pipi sebelah kanan dan terdapat luka lecet di tangan
b. A : Allergies (alergi)
maupun obat-obatan
6
c. M : Medications (pengobatan)
sebelum sakit)
injuri/sakit)
Kecelakaan bermotor
OPQRST)
5 menit
P : Provokatif (penyebab)
Q : Quality (kualitas)
R : Radiation (paparan)
2. TANDA-TANDA VITAL
a. Kepala
b. Mata :
kacamata
ada lesi,
lembab, tidak ada bau mulut, tidak ada lesi, dan tidak ada
benih.
ICS 2-3
m. Neurologis :
4. HASIL LABORATORIUM: -
shortening 5,5 cm
Hasil:
6. PENGOBATAN :
- Ranitidin
- Ketorolac
- Lidocaine
6
ANALISA DATA :
MASALAH
NO DATA
KEPERAWATAN
1. DS :
Nyeri Akut
DO :
2. Tampak gelisah
2. DS :
bekas jahitan
DO :
3. TTV:
TD : 120/80 mmHg,
N: 94x/menit,
S: 36,5 ºC,
P: 26x/menit
3. Resiko Infeksi
(26 jahitan)
Resiko Infeksi
2. Tampak kemerahan pada luka
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3 Resiko infeksi
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
3. Identifikasi 3. Untuk
memperberat yang
memperingan memperingan
nonfarmakologi memberikan
7
s misalnya tehnik
relaksasi nonfarmakologis
mengurangi nyeri
nonfarmakologi tehnik
s untuk nonfarmakologis
dalam untuk
mengurangi
nyerinya
untuk mengurangi
skala nyerinya.
7
4) Penyatuan permukaan
5) Penyatuan kencang
perdarahan
berkelanjutan
infeksi n kepada
keluarga pasien
tentang waktu
pelepasan jahitan
cara merawat
infeksi.
8. Informasikan 8. Untuk
pelepasan jahitan
agar mencegah
risiko infeksi.
9. Kolaborasi 9. Untuk
fraktur femur
perdarahan dan
risiko infeksi
keperawatan Infeksi
infeksi. Untuk
mempertahankan
Teknik aseptic
pada pasien
berisiko tinggi
Infeksi
3. Pertahankan 3. Untuk
memeriksa luka
secara hati-hati
agar mencegah
terjadinya
perdarahan dan
risiko infeksi.
EVALUASI
tangan.
3. Perdarahan aktif
250 cc
4. TTV TD : 120/80
mmHg
N : 94x/mnt
RR : 22 x/mnt
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
7
1. Identifikasi skala
nyeri.
2. Identifikasi faktor
yang
memperberat
dan
memperingan
nyeri
3. berikan tehnik
nonfarmakologis
misalnya
relaksasi napas
dalam.
4. Kolaborasi
pemberian
analgesik.
2. Mengidentifikasi jenis O :
7
sesuai 26 jahitan
absorbable 5. TTV :
antiseptik N : 94x/mnt
jahitan
Hasil : pasien
mengatakan mengerti
7. Mengajarkan cara
mengatakakan mengikuti
instruksi dokter
8. Menginformasikan
03.15 jahitan
Hasil: memberitahu
9. Berkolaborasi pemberian
Obat
8
Hasil:pasien di berikan
Asam mefenamat
3.pertahankan Teknik
berisiko tinggi
4. Ajarkan cara
memeriksa luka.
PEMBAHASAN
An. I dengan diagnosa medis open fraktur femur telah dilakukan upaya
dan evaluasi.
1. Pengkajian
76
7
Kasus:
x / menit.
1) Look: Look
b. Retraksi intercostal
Listen
dll)
Feel
b. Frekuensi napas
Kasus:
Look:
tambahan Feel:-
C. Sirkulasi (Circulation )
mengindikasikan sepsis
Kasus:
banyak darah
D. Disabilitas (Disability)
E : Exposure
radiologi
8
(Paul, 2018)
terpantau 36.5ºC
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(PPNI,2017)
(PPNI,2017) Menyatu
diagnose yang
untuk mengangkat
berhubungan dengan
8
ditandai dengan
Batasan karakteristik
nyeri, ekspresi
meringis, sikap
kesulitan tidur.
diagnose tersebut.
mengangkat diagnose
Gangguan Mobilitas
Fisik berhubungan
dengan kerusakan
8
ditandai dengan
pembatasan
karakteristik seperti
adanya keluhan
pergerakan ekstremitas
gerkak (ROM)
kesenjangan antara
penulis mengangkat
diagnose yang
penulis untuk
mengangkat Resiko
Batasan karakteristik
adanya keluhan
yang menurun.
diagnose tersebut.
mengangkat diagnosa
Ansietas berhubungan
terpenuhi. harus
ditandai dengan
Batasan karakteristik
seperti adanya
verbalisasi kebingungan
8
yang meningkat,
meningkat, perilaku
kosentrasi yang
mengangkat diagnosa
Gangguan Integritas
Kulit/jaringan
berhubungan dengan
karateristik. seperti
adanya kerusakan
jaringan yang
meningkat, kerusakan
meningkat, adanya
tampak adanya
perdarahan.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
pemberian analgetik.
antibiotic.
pemberian antibiotik.
8
c. Resiko Infeksi
luka operasi.
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
kasus.
5. EVALUASI
terdapat open fraktur pada bagian femur. Selain itu klien juga
PENUTUP
A. KESIMPULAN
risiko perdarahan.
94
9
1x8 jam dan dalam hasil evaluasi SOAP, masalah nyeri akut
B. SARAN
2. Untuk profesi
pasien.
95
9
menganalisa kasus.
96
DAFTAR PUSTAKA
medika
Femur.
Riskesdas. (2018)
97
98
Salemba medika
Kesehatan RI.
LEMBAR KONSUL KARYA ILMIAH AKHIR (KIA) PROGRAM STUDI NERS STIKES PANAK
NIM 20.04.022
DIKONSULKAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nim : 20.04.022
Agama : Islam