Kelompok 5 Trauma Muskuloskeletal
Kelompok 5 Trauma Muskuloskeletal
TRAUMA MUSKULOSKELETAL
TRAUMA MUSKULOSKELETAL
A. PENDAHULUAN
2. Fraktur terbuka (open fraktur) bila ada hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit
Luka terbuka
Kontaminasi
lingkungan luar
Resiko infeksi
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis fraktur tergantung pada tingkat keparahan trauma serta lokasi
fraktur. Menurut Smeltzer dan Bare (2002), yaitu :
a. Nyeri
b. Bengkak (edema)
c. Echimosis (memar)
d. Deformitas
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Rontgen
Syarat foto rontgen pada fraktur :
1. Patah tulang dipertengahan foto
2. Persendian proksimal dan distal terlihat pada foto
3. Dua foto dua arah bersilangan 900
4. Sinar menembus tegak lurus
5. Bila ada keraguan anggota gerak yang sehat untuk perbandingan
b. Pemeriksaan penunjang lain dilakukan bila terdapat indikasi misal persiapan
tindakan operasi, pathologic fracture, etc.
c. Lab darah : Darah Lengkap (Hb, leukosit, Hct, Trombosit), BUN, Kreatinin
Serum, Faal hemostasis, Serum Elektrolit, BGA, Blood glucose.
d. ECG
e. Radiologic : Thorax Plain, MRI, bone window CT Scan, etc
6. Penatalaksanaan
a. Fraktur terbuka
Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh
bakteri dan disertai perdarahan ( golden period ) 6-8 jam
1. Proteksi diri, Respon, ABCD
2. Hentikan perdarahan ( bebat tekan / heacting situasi)
3. Imobilsasi ( pasang bidai )
4. observasi TTV (bila px syok pasang infus )
5. Analgesik+Antibiotik+ Antitetanus
b. Seluruh Fraktur
1. Resusitasi dan stabilisasi dilakukan bila ditemukan tanda – tanda life &
limb threatening
2. Pasien fraktur akibat kecelakaan sering disertai kegawatdaruratan
mengancam nyawa yang lebih membutuhkan pertolongan daripada cedera
patah tulangnya.
3. Tata laksana fraktur dilakukan pada secondary survey setelah ABCD stabil
4. Identifikasi komplikasi atau penyulit patah tulang terutama immediate dan
early complication
Terapi simptomatik
1. Analgesic
2. jenis, dosis, dan cara pemberian sesuai indikasi klinis
3. Immobilisasi (splinting dan bandaging) sesuai indikasi
4. Pemberian antitetanus sesuai dengan indikasi terutama pada open fraktur
5. Simptomatik lain sesuai klinis
7. Komplikasi
a. Komplikasi awal
1. Kerusakan arteri
2. Kompartement Syndrom (gangguan tualang yang terjadi saat tekanan pada
otot meningkat dan mencapai batasyang berbahaya)
3. Fat Emboli syndrome (emboli lemak bersirkulasi dan menyebabkan
disfungsi multisistem)
4. Infeksi
5. Avaskuler Nekrosis (kondisi jaringan tulang matikarena kekuranganpasokan
darah)
6. Shock
b. Kompikasi dalam waktu lama
1. Delayet Union (patah tulang tidak bisa sembuh setelah selang waktu 3-5
bulan)
2. Non Union (patah tulang tidak bisa sembuhsetelah selang waktu 6-8 bulan
dan tidak didapatkan pseudoarthrosis atau sendi palsu)
3. Malunion (fraktur sembuh pada saatnya tetapi terdapat deformitas)
8. Asuhan Keperawatan
TRIASE ( P1,P2.P3)
1. PENGKAJIAN
A. Survey Primer
1. Airway dan C Spine Immobilization : bebas/sumbatan
2. Breathing :Kontrol ventilasi , nafas spontan /tidak ,RR .
3. Circulation : Kontrol perdarahan,Nadi,akral,Tensi
4. Disability : Kesadaran / GCS/pupil
5. Exposur : paparan
B. Survey Sekunder
1. Riwayat Trauma
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Riwayat alergi
4. Pemeriksaan fisik (Kepala dan wajah, Cervikal Spine/penyempitan saraf
leher, thorax, abdeomen, extermitas)
Raba
Pemeriksaan sirkulasi
9. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d spasme otot,gerakan frakmen tulang,cedera jaringan
lunak
2. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka
3. Resiko infeksi b/d ketidak adekuatan pertahanan primer
B. KESIMPULAN
C. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang konsep trauma musculoskeletal. Kami selaku penulis
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar
makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Teima kasih.
D. LATIHAN
1. Tn. P berumur 65 tahun di antar ke IGD karena mengalami kecelakaan lalu
lintas, kaki terjepit. Patah tulang terbuka bagian kaki kiri. Saat di IGD Tn. P
menjerit nyeri kesakitan, dan banyak mengeluarkan banyak darah . TD:
90/60 mmHg , P: 85 X/menit, R:24X/menit T:37oC.
Berdasarkan kasus diatas diagnosa utama untuk pasien diatas adalah....
a. Nyeri akut berhubungan dengan
b. Gangguan rasan nyaman berhubungan dengan nyeri
c. Syok hipovolemik berhubungan dengan pendaraan
d. Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka
2. Seorang pemain sepak bola tiba-tiba terjatuh saat mencoba merebut bola dari
lawannya. Dia tampak kesakitan sambil memegang bahunya, lalu seorang
perawat dating & mengamati keadan manusia tersebut & didapatkan
hasil :lengan kaku & siku agak terdorong menjauhi sumbu tubuh. Ujung
tulang bahu nampak menonjol keluar, di bagian depan tulang bahu nampak
ada cekungan kedalam. Di bawah ini yg bukan tindakan kegawatdaruratan
buat menangani keadan tersebut ialah:
a. Ketiak yg cedera ditekan dgn telapak kaki (tanpa sepatu)
b. Lengan penderita ditarik sesuai dgn arah letak kedudukannya ketiak 1tu
c. Tarikan wajib dikerjakan dgn pelan & semakin lama semakin kuat
d. Lengan bagian bawah dipegang, lalu dihitungan ketiga dikerjakan tarikan
yg cepat & tiba-tiba
3. Pada penatalaksanaan dislokasi terdapat metode RICE, fungsi dari E
(elevation) yaitu :
a. Mempertahankan posisi
b. Mengurangi peradangan khususnya pembengkakan
c. Mempercepat penyembuhan
d. Menghambat aliran darah vena
4. Dari beberapa cedera yg amat berbahaya di bawah ini ialah…
a. Cidera medula spinalis
b. Cidera patah tulang femur
c. Cidera close patah tulang
d. Cidera open patah tulang humerus
5. Terjadinya kerusakan / destruksi saraf & pembuluh darah yg dikarenakan
karena pembengkakkan & edema di daerah patah tulang ialah salah satu
gejala komplikasi awal dari patah tulang yaitu
a. Infeksi
b. sindrom emboli lemak
c. sindroma kompartement
d. Avaskulernekrosis
6. Usaha & tindakan buat memanipulasi fragmen-fragmen tulang yg patah
sedapat mungkin kembali lagi seperti letak asalnya ialah salah satu prinsip
4R pada patah tulang yaitu:
a. Rekognisi
b. Reduksi
c. Retens
d. Rehabilitasi
7. Di bawah ini mewujudkan/adalah beberapa hal penyebab dari cidera medula
spinalis, kecuali…
a. Kecelakaan mobil, industri
b. Terjatuh karena olahraga
c. Luka tusuk, tembak
d. Keturunan/genetika
8. Skenario 1
Tn.P umur 65 tahun di antar ke IGD karena mengalami kecelakaan lalu
lintas kaki terjepit dan bagian leher terbentur. Patah tulang terbuka bagian
kaki kiri, saat di IGD Tn. P menjerit kesakitan, dan banyak mengeluarkan
darah.
Carpenito, L.J & Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 10.
Jakarta: EGC.
Lukman. Ns dan Ningsih Nurna. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem muskuloskeletal . Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Brunner and Sudart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. EGC. Jakarta.
Joyce, Black dan Jane Hakanson. 2004. Keperawatan Medical Bedah Manajemen
Klinis Untuk Hasil Yang Di Harapkan. CV. Pentasada Media Edukasi. Jakarta.